Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita Wulansari
Abstrak :
On May 2003, the Government start the divestment of Bank Danamon's share. First, the divestment process through a strategic sale mechanism of 51% share divestment of Bank Danamon Indonesia (BDI) and second, the divestment process through market placement of 20% shares of BDI. On June 2003, the Asia Financial Indonesia Pte.Ltd Consortium (AFI Consortium) acquired 51% of IBRA shareholdings in Bank Danamon Indonesia. First divestment of 51% Bank Danamon's share invite a lot of the debates particularly concerning price offer of Bank share of Danamon by strategic investor which assessed was lower than market share. To know do offer price given by the strategic investor lower or high, hence in this thesis will be conducted by assessment of Bank Danamon;s share. This assessment is conducted by using fundamental analysis which have the character of topdown analysis, started with macro economic analysis, last industry and company analysis. Fair value of Bank Danamon `s share calculated by using Two Stage Dividend Discount Model and Ratio Earning Price These datas to do assessment taking from secondary data through publicized financial statement, data of IHSG, rate of SBI level and other relevant publication. Assessment the intrinsic value of Bank Danamon's share use Two Stage Dividend of Discount Model was higher than offer price by Asian Financial Indonesia ( AFL) as a winner of tender so that Bank Danamon's share was undervalued or assessed too low. While result using PER still is higher than PER actual of Bank Danamon Indonesia, this matter also indicate that Bank Danamon's share was undervalued. Because of the intrinsic value of share residing above market value hence Bank Danamon's share was good investment choice for investor candidate and investor during his value still undervalued to be bought by because it price will close to and over the intrinsic value of it. While for government, divestment of rest share for the next bank like Bank Mandiri, Bank Lippo, Bank Bali and the other bank is better not to sell until the share value of those bank more increase to get the better feedback return.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Hidayat
Abstrak :
Saham sektor perbankan ketika sebelum krisis cukup menarik minat investor sebagai instrumen investasi. Tapi kondisi kemudian berbalik arah ketika krisis moneter mendera ekonomi Indonesia. Keadaan ini berpengaruh terhadap peta perbankan nasional dan juga berpengaruh langsung terhadap penurunan performance perbankan. Hal ini mengakibatkan saham perbankan juga kena imbasnya, dan anjlok hingga titik terendah. Upaya pemerintah dalam mengatasi krisis ekonomi dan menyehatkan iklim dunia perbankan diharapkan bisa mengembalikan pamor perbankan yang selama krisis praktis hilang. Untuk itulah penelitian ini melihat bagaimana pengaruh variabel ekonomi makro, return pasar dan tingkat kesehatan perbankan terhadap kinerja atau return saham perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Variabel ekonomi makro tadi meliputi perubahan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah, tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI) untuk satu bulan, jumlah uang beredar (M2) dan perubahan tingkat inflasi. Sedangkan variabel pasar diwakili oleh MSG BEJ. Sementara variabel tingkat kesehatan bank meliputi nilai total aset, nilai total modal sendiri, nilai laba bersih dan likuiditas yang dalam hal ini diukur dengan perbandingan antara kredit yang dikucurkan (loan) dengan dana pihak ke tiga (deposito) atau Loan to Deposit Ratio (LDR). Analisa dilakukan dengan menggunakan model regresi berganda yang dilakukan melalui empat tahapan. Pertama, regresi terhadap untuk melihat pengaruh pasar (IHSG). Kedua, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dengan variabel ekonomi makro. Ketiga, regresi untuk melihat pengaruh IHSG dengan tingkat kesehatan perbankan, dan keempat regresi untuk melihat pengaruh bersama-sarna variabel ekonomimakro, pasar (IHSG) dan tingkat kesehatan bank. Tehnik penarikan sample menjaring ada 12 bank publik yang akan dianalisis. 12 bank itu adalah PT Bank Panin Tbk (PNBN), PT Bank Lippo Tbk (LPBN), PT Bank NISP Tbk (NISP), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Global International Tbk (BGIN), PT Bank CIC Tbk (BCIC), PT Bank BNI Tbk (BBNI), PT Bank BE Tbk (BNII), PT Bank Bali Tbk (BNLI), PT Bank Interpac Tbk (INPC), PT Bank Pikko Tbk (BNPK) dan PT Bank Niaga Tbk (BNGA). Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa variabel-variabel independen tersebut diatas mempunyai pengaruh yang beragam terhadap kinerja saham perbankan. Sebagian variabel independen mempunyai pengaruh, tapi sebagian yang lain tidak berpengaruh terhadap return saham perbankan. Pengaruhnyapun - jika ada - bervariasi, ada yang negatif dan ada yang positif.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20160
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Sarah Maretha
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk meneliti pengaruh perubahan tak terduga (unexpected change) dari imbal hasil pasar, tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi terhadap imbal hasil saham sub-sektor perbankan yang terdaftar di BEI selama periode 2007-2013 dengan menggunakan metode Autoregresive Integrated Moving Average (ARIMA). Penelitian dilakukan dengan model ARIMA untuk melakukan peramalan nilai expected dari imbal hasil pasar, tingkat suku bunga, dan tingkat inflasi. Berdasarkan peramalan dengan metode ARIMA terhadap ketiga variabel makroekonomi yang kemudian diolah ke dalam regresi, maka hasil yang diperoleh adalah faktor imbal hasil pasar memiliki pengaruh yang positif terhadap imbal hasil saham sub-sektor perbankan, sedangkan tingkat suku bunga memiliki pengaruh yang negatif. Ternyata, untuk tingkat inflasi tidak memiliki pengaruh terhadap imbal hasil saham
ABSTRACT
This study focuses on observing the impact of unexpected changes in market return, interest rate, and inflation on bank stock return listed on the Indonesian Stock Exchange during the period 2007-2013 using the Autoregresive Integrated Moving Average (ARIMA) method. The study was conducted with the ARIMA model for forecasting the expected value of market return, interest rate, and inflation rate. Based on the forecast of these three variables of macroeconomics with ARIMA method which then calculated into regression, the result of the calculation is the unexpected change of market return has a positive influence on bank stock return, while the interest rate has a negative effect. Meanwhile, the inflation rate has no impact on bank stock returns
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chr. Kris Budiwardoyo
Abstrak :
ABSTRAK Bank BCA, siapa orang Indonesia yang tidak kenal bank satu ini. Hampir bisa dipastikan setiap orang yang mengenal tabungan akan tahu BCA, bahkan tidak mustahil memakai BCA sebagai tempat untuk menyimpan uangnya. Bank satu ini memang mempunyai track record yang unik, setelah tidak berdaya menghadapi rush yang dilakukan oleh 5 juta nasabahnya di tahun 1998 lalu, yang mengakibatkan Bank BCA berada di pangkuan BPPN dengan status bank take over (BTO), pada tanggal 31 Mei 2000 Bank ini melakukan penjualan perdana sahamnya sebanyak 22,5 % dan keseluruhan saham yang ada.

Lebih hebat lagi, penawaran saham tersebut dilakukan pada saat kondisi pasar dan perekonomian Indonesia penuh ketidakpastian dengan adanya guncangan rupiah yang mengakibatkan kemerosotan nilai tukar. Bahkan di Bursa Efek Jakarta sendiri sedang terjadi penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang amat tajam. Akankah ini menjadi momentum yang bisa memberikan keuntungan bagi investor, bagaimanakah prospek saham Bank BCA kedepan?

Sebelum sampai pada satu keputusan investasi, seorang investor membutuhkan analisis yang matang. Biasanya digunakan bentuk analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental dilakukan dengan menggunakan top down approach, dimulai dengan melakukan analisis ekonomi makro dengan memperhatikan indikator-indikator moneter yang ada serta memperkirakan kecenderungan perubahan perekonomian, dilanjutkan dengan melakukan analiis pada industri perbankan dengan memperhatikan struktur industri pada saat ini serta prospek industri di masa datang, dan yang terakhir melakukan analisis terhadap Bank BCA dengan melihat strategi yang diterapkan okh perusahaan, kinerja keuangannya serta dilakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan di masa datang. Sedangkan analisis teknikal lebih menekankan pada pemanfäatan harga saham di masa lalu untuk memprediksikan harga saham di masa yang akan datang dengan bantuan berbagai bentuk grafik.

Berdasarkan analisis terhadap ekonomi makro, diketahui kondisi perekonomian Indonesia menunjukkan masih terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi, dengan terjadìnya peningkatan aktifitas ekonomi meskipun masih terus clibayangi oleh tekarnin inflasi dan melemahnya nilai tukar rupiah.

Berdasarkan analisis industri, diketahui kondisi industri perbankan mulal menunjukkan perbaikan walaupun kondisinya secara umum masih belum pulih. Perkembangan tersebut tercermin pada peningkatan penghimpunan dana, profitabilitas, membaiknya kualitas kredit serta peningkatan jumlah bank yang telah memenuhi ketentuan minimum Capital Adequacy Ratio (CAR). Disamping itu, fungsi intermediasi bank yang sempat terganggu selama berlangsungnya krisis telah rnenunjukkan pemulihan, yang tercenflin dan adanya ekspansi kredit walaupun masih dalam skala kecil.

Bank BCA sendiri terus meningkatkan kualitas pelayanan terhadap nasabahnya disamping terus menciptakan keunggulan baru dibanding pesaingnya. Bahkan Bank BCA sudah mempersiapkan diri dalam menghadapi era baru dalam bisnis perbankan yaitu teiepon banking dan internet banking yang didukung dengan penggunaan teknologi canggih Kecanggihan teknologi inilah yang membedakan Bank BCA lebih maju dari bank lain di Indonesia.

Mulai membaìknya aktivitas ekonomi yang didorong oleh kebijakan yang telah dilakukafl pemerintah dalam rangka restrukiurisasi perbankan nasional yang dilaksanakan secara konsisten untuk mencapai sistem perbankan yang sehat akan mendorong kemajuan kondisi perbankan ke depan. Namun demikian, kondisi moneter yang masih tenis dibayangi oleh melemahnya nilai tukar dan tekanan inflasi perlu tetap diwaspadai. Sejalan dengan pecbaikan ekonomi dan kondisi keuangan nasional, Bank BCA dengan jumlab nasabahnya yang besar, jaringan cabang dan ATM yang luas dan infrastruktur teknologinya yang canggih, bersaina-sama dengan namanya yang telah dikenal masyarakat tuas akan mampu memberikan keunggulan kompetitif dan segi pembiayaan sumber dana yang lebih rendah dan pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi.

Berdasarkan hasil penilaian Bank BCA dengan menggunakan free cash flow to equiy model dengan menggunakan expected rate of return 27,63 % memberikan hasil nilai intrinsik saham Bank BCA sebesar Rp. 3316,15. Disarankan kepada investor untuk tidak membeli saham BCA jika harganya berada di atas nilai tersebut (overvalued), sebaliknya membeli saham BCA jika harganya di bawah (undervalued) atau mendekati nilai tersebut. Keputusan berdasarkan model penilaian tersebut akan sangat bergantung pada proyeksi arus kas di masa yang akan datang serta besarnya tingkat hasil yang diharapkan (expected rate of return) oleh Seorang investor. Akibatnya keputusan setiap investor akan berbeda jika digunakan model, proyeksi anis kas dan expected rate of return yang berbeda pula.
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yesika Billah Barika
Abstrak :
ABSTRAK
Krisis Asia tahun 1998 menunjukkan perbankan rentan terhadap risiko sistematis. Dalam berinvestasi di sektor perbankan, investor dihadapkan pada model uncertainty yang mencerminkan ketidakpastian faktor penentu return yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengatasi ketidakpastian dalam mengukur faktor risiko sistematis apa yang mempengaruhi return saham perbankan Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina menggunakan metode Bayesian Model Averaging. Penelitian ini menemukan dari 12 risiko, risiko pasar dan real estate muncul sebagai faktor penting pada seluruh negara ASEAN-4. Sementara faktor lainya yang juga relevan adalah SMB di Malaysia dan Thailand, HML di Malaysia dan Filipina, dan di Thailand adalah Treasury Bill dan nilai tukar.
ABSTRACT
The Asian crisis of 1998 showed that banks are vulnerable to systematic risk. Investors in banking sector are faced with the uncertainty in model (model uncertainty) that reflects uncertainty determinants of expected return. This research aims to address the uncertainties in assessing systematic risk factor which affect banking stock returns in Indonesia, Malaysia, Thailand and Philippines through Bayesian Model Averaging method. The research found 12 risks, market risk and real estate emerged as an important factor. Other factors also relevant are SMB in Malaysia and Thailand, HML in Malaysia and Philippines, Treasury Bill and exchange rate in Thailand
2016
S62780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library