Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syahbuddin Salim
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1983
808.83 SYA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugraha
Abstrak :
ABSTRAK
Desentralisasi telah membuka kesempatan investor luar negeri memasukkan modalnya untuk mengembangkan sektor industri setalah adanya kesepakatan pasar bebas. Pengambilan kebijakan pembangunan ekonomi berbasis sumber daya alam oleh pemerintah daerah mendorong masyarakat untuk menambang secara bebas dan masif, yang diikuti dengan tata kelola pertambangan mineral timah yang buruk. Beberapa kajian industri ekstraksi terbagi dua perspektif, yaitu perspektif institusional dan perspektif ekonomi politik. Perspektif institusional lebih menekankan pada tata kelola sumber daya alam yang baik dan rente ekstraksi pada kelembagaan. Sedangkan, perspektif ekonomi politik menekankan kelas penguasa mengakses dan mengontrol sumber daya alam yang diikuti perilaku rente ekstraksi. Penelitian ini menggunakan perspektif ekonomi politik dari konsep Veltmeyer dan Petras tentang ekstraktivisme baru. Penelitian ini menjelaskan tentang penetrasi modal ekstraksi dalam penambangan timah dengan peran jaringan patronase kolektor timah dalam proses akumulasi kapital dan menjelaskan bentuk lainnya dari konflik sumber daya alam. Dengan mengacu studi kasus penelitian di Kabupaten Bangka terkait penambangan timah, peneliti berargumen ekstraktivisme baru dalam penambangan timah semakin berkembang dikarenakan adanya dukungan modal esktraksi yang disebarluaskan oleh elit industri kepada jaringan kolektor timah, yang diikuti dengan konflik kepentingan terhadap penguasaan sumber daya mineral timah oleh elit industri. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, kajian literature dan data sekunder. Informan penelitian ini adalah kolektor timah, pengusaha timah dan smelter, pemilik dan penambang tambang inkonvensional, Walhi, Jatam, peneliti ahli dan ASN Kabupaten Bangka.
ABSTRACT
Decentralization has opened up the opportunities for foreign investors to devote their capital for developing industrial sector after the free market agreement. The adoption of natural resource-based economic development policies by local governments encourages people to mine freely and massively, that followed by poor mining management of ton minerals. A number of studies on extractive industries are categorized into two perspectives, namely institutional perspective, and political economy perspective. Institutional perspectives emphasizing on natural resource governance and the existence of rent in the institutional governance system. Meanwhile, the political economy perspective tend to focus on how the ruling class accessing and controlling natural resources followed by the act of extraction rent. This study uses a political economy perspective from the Veltmeyer and Petras concepts of new extractivism. This study explains the capital penetration on tin mining with the role of the patronage network of tin collectors in the process of capital accumulation and explains the other forms of natural resource conflict. By using case studies in Bangka Regency related to tin mining, this study argues that new extractivism in tin mining is increasingly developing due to the support of extractive capital that is disseminated by the industrial elite to the tin collector network, followed by conflicts of interest over the control of tin mineral resources by industrial elite. This research uses qualitative case study method. Data collection techniques used observation, in-depth interviews, literature review, and secondary data. Informants of this study ranging from tin collectors, tin entrepreneurs and smelters, owners and miners of unconventional mines, Walhi Bangka Belitung, JATAM, expert researchers and Bangka Regency Civil State Apparatus.
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelwandi
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam skripsi saya yang berjudul Kebijaksanaan Pemerintah di Sektor Pertambangan Kasus Tambang Timah Bangka 1953-1976 berisi tentang sejarah pertambangan timah di Indonesia, khususnya pertambangan timah di Pulau Bangka. Pertambangan timah ini sudah lama dikenal sejak masa kesultanan Palembang hingga zaman Hindia Belanda. Pada zaman Hindia Belanda pertambangan timah ini diusahakan oleh BTW (Bangka Tin Wining), yaitu sebuah perusahaan swasta asing milik orang Belanda. Setelah terjadi pengambilalihan pada tahun 1953, Tambang Timah di Pulau Bangka ini sepenuhnya menjadi milik Pemerintah Republik Indonesia dan namanya berubah menjadi Perusahaan Tambang Timah Bangka. Setelah dikelola oleh Pemerintah RI inilah perusahaan ini mengalami banyak perkembangan sesuai dengan keadaan politik bangsa Indonesia pada saat itu. Pada zaman Orde Lama perkembangan perusahaan ini mengalami banyak kemunduran disebabkan oleh kebijaksanaan pemerintah pada saat itu yang menjadikan politik di atas segalanya. Barulah setelah lahirnya orde Baru Perusahaan Tambang Timah Bangka ini sedikit derni sedikit menunjukkan adanya perkembangan yang cukup menggembirakan. Hal ini sesuai dengan keinginan pemerintah orde Baru untuk melaksanakan pembangunan di berbagai sektor ekonomi. Dengan demikian sejak saat itu Perusahaan Tambang Timah Bangka menjadi salah satu perusahaan pertambangan milik pemerintah yang dikelola sepenuhnya oleh bangsa Indonesia.
1996
S12733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amiruddin D.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983
899.231 AMI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wieringa, Edwin Paul, 1964-
Leiden: Rijksuniversiteit Leiden, 1990
899.221 WIE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Di Indonesia umumnya thorium dijumpai dalam batuan granit. Salahsatunya di pulau Bangka, terdapat cukup banyak singkapan batuan granit, seperti granit Menumbing, granit Pelangas, granit Jebus, granit Pemali, granit Mangol, granit Bebuluh dan granit Gadung. Penyebaran granit-granit tersebut cukup luas sehingga dianggap sebagai granit potensial thorium. Tujuan penelitian untuk mengetahui potensi thorium pada batuan granit yang terdapat di pulau Bangka. Metode yang digunakan adalah pengambilan sampel mineral berat dari batuan granit lapuk, selanjutnya dilakukan pengukuran dan analisis thorium di laboratorium menggunakan X-Ray Fluorescence. Batuan granit dianggap potensial thorium apabila mempunyai kadar thorium minimal tiga kali kadar thorium dalam granit normal (15 ppm) dan batuan granit telah mengalami pelapukan tingkat lanjut sehingga mudah untuk ditambang. Hasil studi menunjukkan bahwa kadar thorium pada granit Gadung 76 ppm, granit Bebuluh  23,33 ppm, granit Mangol 42 ppm, granit Pemali 35,40 ppm, granit Jebus 85,96 ppm, granit Pelangas 66,73 ppm dan granit Menumbing 67,03 ppm. Secara umum, kondisi fisik batuan granit di lapangan menunjukkan telah mengalami pelapukan tingkat lanjut. Batuan granit yang potensial thorium adalah granit Jebus, Menumbing, Pelangas dari Bangka Barat dan granit Gadung dari Bangka Selatan. Berdasarkan data Pulau Bangka layak dipertimbangkan dalam pengembangan eksplorasi thorium.
JPEN 16:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Di Indonesia umumnya thorium dijumpai dalam batuan granit. Salahsatunya di pulau Bangka, terdapat cukup banyak singkapan batuan granit, seperti granit Menumbing, granit Pelangas, granit Jebus, granit Pemali, granit Mangol, granit Bebuluh dan granit Gadung. Penyebaran granit-granit tersebut cukup luas sehingga dianggap sebagai granit potensial thorium. Tujuan penelitian untuk mengetahui potensi thorium pada batuan granit yang terdapat di pulau Bangka. Metode yang digunakan adalah pengambilan sampel mineral berat dari batuan granit lapuk, selanjutnya dilakukan pengukuran dan analisis thorium di laboratorium menggunakan X-Ray Fluorescence. Batuan granit dianggap potensial thorium apabila mempunyai kadar thorium minimal tiga kali kadar thorium dalam granit normal (15 ppm) dan batuan granit telah mengalami pelapukan tingkat lanjut sehingga mudah untuk ditambang. Hasil studi menunjukkan bahwa kadar thorium pada granit Gadung 76 ppm, granit Bebuluh  23,33 ppm, granit Mangol 42 ppm, granit Pemali 35,40 ppm, granit Jebus 85,96 ppm, granit Pelangas 66,73 ppm dan granit Menumbing 67,03 ppm. Secara umum, kondisi fisik batuan granit di lapangan menunjukkan telah mengalami pelapukan tingkat lanjut. Batuan granit yang potensial thorium adalah granit Jebus, Menumbing, Pelangas dari Bangka Barat dan granit Gadung dari Bangka Selatan. Berdasarkan data Pulau Bangka layak dipertimbangkan dalam pengembangan eksplorasi thorium.
JPEN 16:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Amiruddin D.
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1983
899.231 AMI c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Radhita Mufida
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu penyakit tidak menular yang memiliki persentase tertinggi sebagai penyebab kematian adalah penyakit kardiovaskuler yang erat kaitannya dengan hipertensi. Provinsi Bangka Belitung merupakan provinsi dengan prevalensi hipertensi tertinggi berdasarkan data Riskesdas 2013. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan hipertensi. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan menggunakan data Riskesdas tahun 2013. Sampel penelitian yang diteliti adalah anggota rumah tangga usia ≥ 18 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Provinsi Bangka Belitung tahun 2013 adalah sebesar 28,4% (26,8%-30,1%) dan prevalensi obesitas di Provinsi Bangka Belitung tahun 2013 adalah sebesar 17,3% (15,9%-18,8%). Penduduk yang obesitas berisiko 2,9 kali lebih tinggi untuk hipertensi dibandingkan dengan penduduk yang tidak obesitas setelah dikontrol variabel konfounding. Faktor yang menjadi konfounding dalam hubungan antara obesitas dengan hipertensi dalam penelitian ini adalah usia (OR=3,4), pendidikan (OR=1,4), wilayah tempat tinggal (OR=1,3) dan status sosial-ekonomi (OR=1,3 (rendah); 1,3 (menengah)). Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dengan metode kualitatif untuk mengetahui gambaran pola makan penduduk di Provinsi Bangka Belitung dan faktor yang mempengaruhinya.
ABSTRACT
One of non-communicable diseases that has highest percentage as causal of death is cardiovascular disease which associated with high blood pressure (hypertension). Bangka Belitung is a province which had the highest prevalence of hypertension based on Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. This study conducted to determine the association between obesity and hypertension. This study used cross sectional study design and used data of Riskesdas 2013. Sample of this study is 18 years old or above household member in Bangka Belitung Province who meet inclusion and exclusion criteria. Result showed that prevalence of hypertension in Bangka Belitung Province 2013 is 28,4% (26,8%-30,1%) and prevalence of obesity in Bangka Belitung Province is 17,3% (15,9%-18,8%). Citizen who suffered obesity can increase risk 2,9 times higher than citizen who didn?t suffer obesity after other variables was controlled. Confounding variables in association between obesity and hypertension are age (OR=3,4), education level (OR=1,4), residence (OR=1,3), and sosial-economy status (OR=1,3 (low); 1,3 (middle)). Further qualitative study is needed to know about citizen?s eating behavior and factors that associate with it.
2015
S60363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>