Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Heriyanti Darsono
Abstrak :
Karya tulis ini berusaha membahas masalah kesehatan yang merupakan.subkebudayaan suatu masyarakat. Pada dasarnya setiap masyarakat memiliki pengetahuan, nilai, aturan ategi masing-masing yang sifatnya unik dan terwujud berdasarkan pengalaman dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S12797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antika Sesiadani
Abstrak :
Baby Boom adalah suatu keadaan dimana angka fertilitas suatu negara meningkat secara drastis dalam kurun waktu yang sangat singkat. Umumnya, Baby Boom terjadi di sejumlah negara maju, salah satunya adalah Jepang. Baby Boom di Jepang terjadi pasca Perang Dunia II. Hal ini terjadi selain karena perang tetapi juga dikarenakan bom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki yang mengakibatkan jumlah penduduk Jepang saat itu menurun dengan drastis. Akibatnya, pemerintah Jepang saat itu pun memerintahkan untuk meningkatkan angka fertilitas di Jepang dalam waktu singkat. Keputusan yang dilakukan oleh pemerintah pun berhasil dan sedikit demi sedikit Jepang kembali menuju normal dan perekonomian pun semakin meningkat karena banyaknya tenaga kerja muda. Namun, hal ini tidak bertahan lama. Alasannya, penduduk yang lahir pada masa Baby Boom itu memasuki pensiun secara masal dan menjadi masalah yang cukup memberatkan pemerintah Jepang saat ini. Banyaknya lansia, berkurangnya tenaga kerja muda dan mahalnya pajak dan tunjangan menjadi faktor utama dalam masalah yang harus dihadapi baik oleh pemerintah maupun penduduk usia produktif dan membawa Jepang menuju kehancuran. ...... Baby Boom is a situation that fertility rate of a country growing rapidly in a very short time. Commonly, Baby Boom existed in a few of developed countries, such as Japan. Baby Boom in Japan was happened at Post-World War II. Beside war, other factor that Baby Boomer could happen was a bomb that had been dropped to Hiroshima and Nagasaki. At that time, population in Japan was in dangerous situation, so the government ordered to his citizen to increase the fertility rate. The decision that the government had been made was succeed, and step by step, Japan back to normal and also, economic sector had been developed in a good way because there are so many of young workers. However, this decision did not long last, citizen that was born in Baby Boom?s period was already in their pension time and they did it in mass. This thing become the country?s problem. The increasing of elderly, decreasing of young workers and expensive tax and pension fund are main factor that the government and young workers have to face and also bring Japan to the verge of collapse
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hidayanti
Abstrak :
Suami menjadi orang terdekat bagi ibu postpartum usia remaja. Peran suami diperlukan dalam melakukan perawatan bayi karena ibu postpartum usia remaja memerlukan adaptasi dalam menjalankan peran barunya sebagai ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap tentang perawatan bayi pada suami ibu postpartum usia remaja di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas dan Sukmajaya. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, cross sectional secara consecutive sampling dengan sampel sebanyak 43 responden. Hasil penelitian dengan analisis univariat menunjukkan bahwa sebanyak 60,5% responden memiliki pengetahuan baik, sedangkan pada variabel sikap sebanyak 60,5% responden memiliki sikap yang tidak mendukung terhadap perawatan bayi. Peningkatan peran tenaga kesehatan dalam memberikan informasi mengenai perawatan bayi khususnya bagi suami perlu ditingkatkan kembali. ...... A husband is the closest person to an adolescent postpartum mother. The role of the husband is crucial in performing infant care because adolescent postpartum mother needs to adapt to her new role as a mother. This study aims to describe the knowledge and attitudes about infant care of the husbands of postpartum adolescent mothers in Puskesmas Pancoran Mas and Sukmajaya?s working area. This study uses a descriptive cross sectional design where the sample amounting 43 respondents were taken by consecutive sampling method. Results of research using univariate analysis showed that 60.5% of respondents had adequate knowledge about infant care, and 60.5% of them had unfavorable attitudes that were counterproductive in the context of infant care. It is crucial for health professionals to provide more information regarding infant care, especially to husbands.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S61098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasha
Abstrak :
Kromium dapat memengaruhi nafsu makan tetapi belum diketahui pengaruhnya pada bayi. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi kadar kromium dengan nafsu makan bayi 8-10 bulan di Jakarta Pusat. Studi potong lintang dilakukan terhadap 75 bayi yang sesuai dengan kriteria penelitian. Kadar kromium dalam serum diukur dengan LC-MSIMS (Liquid Chromatography - Tandem Mass Spectrometry), sementara nafsu makan diukur dengan VAS (Visual Analogue Scale) oleh tenaga terlatih. Data dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smimov dan uji Spearman (korelasi bennakna bila p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek penelitian paling banyak berjenis kelamin perempuan dan berusia 8 bulan. Nilai tengah nafsu makan bayi 8-10 bulan di Jakarta Pusat sebesar 8,000cm, sementara nilai tengah kadar kromium 0,024ng/mL. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat korelasi bennakna antara kadar kromium dengan nafsu makan bayi 8-10 bulan di Jakarta Pusat (p=O,782).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70363
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Williams, Frances
Jakarta : Erlangga, 2002
613.043 2 WIL bt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Kasus penomenia pada balita di Kelurahan Argasari selama 6 bulan terakhir masih tinggi yaitu sebanyak 176 orang. Penelitian ini termasuk penelitian analitik menggunakan metode survei dengan pendekatan cross sectional.
610 JKKI 6:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rastra Rantos
Abstrak :
ABSTRAK
Regurgitasi merupakan suatu kejadian keluarnya isi lambung ke arah farings dan mulut tanpat adanya usaha paksa dari bayi. Keadaan ini sering ditemukan pada tahun pertama kehidupan dan umumnya disebabkanm oleh refluks gastroesofagus (RGE) akibat imaturitas mekanisme anti-refluks pada sfinger esofagus bagian bawah (SEB). Data di negara maju melaporkan sekitar 50% bayi sehat berumur 0-3 bulan mengalami regurgitasi paling sedikit 1 kali setiap harina dan meningkat 70% pada usia 6 bulan, hingga menurun secara bertahap hingga 10% pada umur 12 bulan dan 5% pada umur 12-18 bulan. Tata laksana yang adekuat sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya masalah klinis akibat regurgitasi yang berlanjut, antara lain esofagitis, striktur esofagus, mainutrisi, atau problem respiratorik. Langkah pertama tatla laksana regurgitasi adalah parental reassurance dan dilanjutkan dengan pemberian thickening milk sebagai susu anti regurgitasi, sedangkan terapi posisi seiain seringkoli membuat bayi tidak nyaman,hanya diberikan pada kasus tertentu mengingat meningkatnya kejadian sudden infant death syndrome (SIDS)." Berbagai upaya telah dilakukan untuk mendapatkan efek thickening pada susu. Di negara maju telah tersedia thickening milk komersil dan terbukti dapat menurunkan fiekuensi regurgitasi. Locust bean gum merupakan salah satu bahan yang dikandung dalam thickening milk komersil dan mempunyai fek thickening. Locust &can gum tidak dipecah oleh enzim amilase kelenjar liar dan asam lambung sehingga tetap dapat mempertahankan efek thickeningnya. Jenis susu tersebut masih terbatas pada negara berkembang dan harganyapun relatif mahal. Dengan mempertimbangkan efek positif dari thickening milk, maka telah dilakukan modifikasi thickening milk dengan cara menambahkan 1 sendok takar (5 g) tepung beras ke dalam 100 cc larutan susu. Dari beberapa laporan, cara ini juga memperlihatkan hasil yang positif dalam menurunkan frekuensi regurgitasi, meskipun tidak sebesar thickening milk kontersil. Beberapa kendala ditemukan pada thickening milk modifikasi, antara lain pemberian susu memerlukan lobang dot lebih besar, densitas kalori lebih tinggi sehingga komposisi nutrisi yang dikandungnya tidak sesuai dengan komposisi nutrisi yang dianjurkan. Beberapa bayi dilaporkan mengalami konstipasi. Walaupun demikian, thickening milk modifikasi masih merupakan terapi alternatif pada regurgitasi terutama di negara berkembang, karena selain memperlihatkan efek positif, cara ini jauh lebih murah. Penggunaan kedua jenis thickening milk (komersil dan modifikasi) belurn pernah dilaporkan di Indonesia, sedangkan prevalens- regurgitasi pada bayi Indonesia cukup tinggi, oleh karena itu, cukup beralasan melakukan penelitian mengenai efektivitas thickening milk pada bayi Indonesia yang mengalami regurgitasi.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T58751
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Nita
Abstrak :
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan bayi yang paling baik dan bersifat unik karena spesifik untuk spesies manusia. Pemberian ASI secara eksklusif (ASI eksklusif) adalah pemberian nutrisi yang ideal dan cukup untuk bayi sampai berusia 6 bulan. Pada tahun 1992, UNICEF dan WHO meluncurkan apa yang disebut "Baby Friendly Hospital Initiative" (Rumah Sakit Sayang Bayi = RSSB), yang bertujuan memperbaiki pelayanan maternal dan neonatal di rumah sakit sehingga para ibu dapat menyusui bayinya dengan balk melalui penerapan "Ten Steps to Successful Breastfeeding" (Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui = 10 LMKM). Dalam kenyataan sehari-hari di masyarakat, para ibu umurnnya sudah mulai menyusui sejak bayinya lahir, tetapi sebelum bayi berusia 6 bulan mereka telah menghentikan pemberian ASI atau ditambah dengan makanan lain. Angka cakupan ASI eksklusif 0-4 bulan menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002 masih rendah yaitu sebesar 55%, sedangkan target yang akan dicapai pada tahun 2010 pemberian ASI eksklusif adalah sebesar 80%. Sejauh ini, angka pemberian ASI eksklusif yang sebenarnya di lapangan tidak diketahui dengan pasti. Pencatatan yang dilakukan oleh Puskesmas adalah jumlah kunjungan ibu yang memberikan ASI eksklusif tanpa verifikasi apakah benar ASI diberikan secara eksklusif kepada bayi. Di samping itu, data jumlah kunjungan tidak mencerminkan jumlah ibu yang memberikan ASI eksklusif. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang cerrnat dengan pertanyaan-pertanyaan untuk memverifikasi perilaku menyusui ibu di lapangan. Faktor-Faktor yang Menghambat Pemberian ASI Eksklusif Banyak alasan mengapa ibu tidak memberikan AST kepada bayinya. Suatu survei mengungkapkan beberapa alasan ibu memberikan susu formula atau makanan tambahan, antara lain: ASI kurang atau tidak keluar (38,0%), dianggap sudah waktunya (27,1%), ibu bekerja (18,6%), dan bayi tidak mau (6,1%). Faktor-faktor yang mempengaruhi angka menyusui tidak hanya beragam dan kompleks, tetapi juga berpengaruh secara berlainan dalam situasi yang berbeda. Pendidikan ibu misalnya, berkaitan dengan angka menyusui yang lebih tinggi di negara-negara maju tetapi lebih rendah di negara-negara berkembang. Pengaruh budaya dan kepercayaan diri ibu terhadap kemampuannya menyusui juga dapat berbeda dan mempengaruhi sikap ibu terhadap menyusui. Faktor-faktor yang diketahui berkaitan dengan penghentian pemberian ASI antara lain merokok, paparan terhadap asap rokok, ibu sedang mendapat obat, problem fisik seperti obesitas dan masalah kejiwaan seperti depresi, serta keadaan yang membuat sulit menyusui, seperti kembali bekerja atau sekolah. Promosi susu formula dalam bentuk paket-paket edukasi dari perusahaan susu formula pada kunjungan antenatal telah terbukti meningkatkan penghentian pemberian ASI dalam 2 minggu pertama pasca bersalin. Ironisnya, paket-paket tersebut diberikan oleh para tenaga kesehatan yang melayani pelayanan antenatal para ibu hamil.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati
Abstrak :
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi umumnya merupakan hasil dari rendahnya kualitas kehamilan ibu, termasuk dari asupan gizi, baik dari makanan maupun dari suplemen. Untuk itu, penelitian ini dilakukan guna mengetahui hubungan antara konsumsi suplemen zat gizi mikro ibu selama hamil dan menyusui serta faktor lainnya terhadap tingkat pertumbuhan dan perkembangan bayi (3-6 Bulan), terutama di wilayah Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Data konsumsi suplemen serta karakteristik ibu lainnya seperti pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan, ibu, pengetahuan gizi, jumlah kelahiran, dan kondisi BBLR diperoleh melalui wawancara. Di sisi lain, data asupan makanan ibu serta asupan makanan bayi (ASI eksklusif) saat ini diambil dengan metode food recall, sedangkan status gizi ibu sejak hamil serta pertumbuhan bayi diperoleh dengan pengukuran antropometri. Kriteria perkembangan bayi diperoleh melalui aspekaspek perkembangan penyesuaian dari kartu menuju sehat (KMS) dan buku kesehatan ibu dan anak (KIA). Hasil analisis menunjukkan bahwa konsumsi suplemen zat gizi mikro selama hamil berhubungan secara signifikan terhadap tumbuh kembang bayi (nilai p=0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa ibu yang tidak memperhatikan asupan makanannya, termasuk konsumsi suplemennya sejak hamil, memiliki risiko yang lebih besar mendapatkan bayi dengan pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal. ...... Baby's growth and development retardation is one of the outcomes of less quality pregnancy, included due to less nutritional intake both from food and supplement. According to the concept, this research was conducted to find the association between the micronutrient supplement consumption during pregnancy and breastfeeding as well as other relating factors with baby's growth and development, specifically in Sub-district of Tanjung Priok, North Jakarta. Data for mother's supplement consumption and other characteristics such as education, occupation, wages, knowledge about nutrition, number of parity, low-birth weight case were collected through interview by questionnaire. On the other hand, data for recent mother's nutritional intake and exclusive breastfeeding were collected through food recall, while data for mother's nutritional status and baby's growth were measured through anthropometry measurement. The criteria of baby's development was scored through the milestones set by KMS (Kartu Menuju Sehat) and book of KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) widely used by community health centers in Jakarta. The results showed that maternal micronutrient supplement consumption was associated significantly to baby's growth and development (p value=0,05). In other words, this finding showed that if one mother didn't concern for her food, especially micronutrient supplement during pregnancy, she would have higher risk to give birth to baby with delayed physical growth and development.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Andriani
Abstrak :
Malnutrisi sejak pembuahan hingga usia 2 tahun dapat menimbulkan gangguan otak, yang memengaruhi kemampuan kognitif, kesehatan fisik dan produktivitas anak di masa depan. Pada bayi malnutrisi umumnya disebabkan kesalahan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI). Peran Dokter terutama dokter spesialis anak untuk memberikan edukasi kepada ibu mengenai praktik pemberian MPASI yang benar sangat diperlukan. Perlu modul edukasi yang dapat digunakan untuk memberikan konseling kepada ibu. Penelitian ini menggunakan desain penelitian mixed method dengan model eksploratori sekuensial yang terdiri atas tiga tahap penelitian. Tahap pertama studi kualitatif untuk penyusunan modul ABC-MPASI, diikuti dengan studi kuantitatif tahap I dan II. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2019–Juli 2021. Studi kualitatif penyusunan modul dilakukan dengan studi pustaka dan telaah pakar I, II dan III. Telaah pakar I menggunakan metode Delphi 2 putaran, wawancara mendalam, dilanjutkan dengan telaah pakar II menggunakan metode diskusi grup. Telaah pakar III dilakukan dengan metode wawancara mendalam dengan ahli dan target audiens. Dari studi kualitatif dihasilkan modul ABC-MPASI-Press dan ABC-MPASI- Vid. Selanjutnya modul yang dihasilkan diujicobakan dalam penelitian tahap I. Penelitian tahap I dilakukan dengan desain Randomized Control Trial, terdiri atas 3 kelompok subjek penelitian. Digunakan metode cluster sampling untuk membandingkan efektivitas modul yang dihasilkan (modul ABC-MPASI-Vid dan ABC-MPASI-Press) dibandingkan dengan kontrol (hanya mendapatkan buklet KIA). Penelitian tahap II menggunakan desain one group eksperimental pre dan post untuk menilai efektivitas modul ABC-MPASI-Vid dalam meningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu, asupan makan bayi dan pertumbuhan bayi. Didapatkan hasil modul ABC-MPASI-Vid dan ABC-MPASI-Press dapat meningkatkan pengetahuan ibu mengenai praktik MPASI lebih baik dibandingkan buklet KIA, namun modul ABC-MPASI-Vid lebih efektif dalam meningkatkan perilaku ibu. Intervensi dengan modul ABC-MPASI-Vid tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu. Peningkatan pengetahuan dan perilaku ibu meningkatkan asupan makan bayi berdasarkan perbaikan parameter Minimum Di- etary Diversity (MDD), Minimum Meal Frequency (MMF) dan Minimum Acceptable Diet (MAD) serta perbaikan asupan kalori, protein dan lemak pada kunjungan akhir pasca edukasi. Peningkatan antropometri secara bermakna dilihat dari tren pertumbuhan bayi dengan menilai weight increment dan length increment bayi pasca edukasi selama 3 bulan pemantauan. Disimpulkan intervensi dengan modul ABC-MPASI-Vid dan ABC-MPASI-Press dapat meningkatkan pemahaman materi MPASI dan pengetahuan ibu mengenai praktek MPASI yang benar. Modul ABC-MPASI-Vid lebih efektif dalam meningkatkan perilaku ibu dalam praktek pemberian MPASI yang benar dan dapat digunakan oleh ibu dengan berbagai latar belakang tingkat pendidikan. Intervensi dengan modul ABC-MPASI-Vid dapat meningkatkan asupan MPASI bayi dari segi jumlah asupan protein dan energi, perbaikan komposisi asupan MPASI terutama pemberian lemak dan zat besi, dan peningkatan persentase bayi yang memenuhi krite- rian MDD, MMF dan MAD. Bayi yang diasuh oleh ibu yang mendapatkan intervensi edukasi dengan modul ABC-MPASI-Vid memiliki perubahan bermakna tren pertumbuhan normal yang dinilai dengan weight increment dan length increment (nilai p = 0,015) dan penurunan bayi dengan nilai WI dan LI abnormal sebesar 22,9% pada periode sebelum intervensi ke periode setelah intervensi. ......Malnutrition occurring during the critical period of children's growth may contribute to disturbances in the brain, affecting their future cognitive abilities, physical health, and productivity; and is generally caused by errors in complementary feeding practice. The role of physicians, especially pediatricians, is to provide education to mothers regarding the correct complementary feeding practice to overcome this problem. This research assessed the need for a practical educational module for complementary feeding practice to provide counseling to mothers from various backgrounds. This study was carried out from February 2019–July 2021, utilizing a mixed-methods design and a sequential exploratory model consisting of three research stages. The first research stage is a qualitative study for the preparation of the complementary feeding practice module, followed by two quantitative studies. The qualitative study was carried out using a literature study, preliminary research, and three experts panels; with the latter applying the 2-round Delphi method, focus group discussion, and in-depth interviews with experts and the target audience. From the qualitative study, a booklet (ABC-MPASI-Press) and video (ABC-MPASI- Vid) modules were formulated, which were further studied during phase I of the quantitative research using a randomized control trial design with 3 intervention groups. This study aimed to determine the effectiveness of the formulated modules in comparison with the control group (only receiving the Maternal and Child Health (MCH) booklet. Phase II of the quantitative research utilized a one group experimental pre-post-test design to assess the effectiveness of the education modules in increasing mothers’ knowledge and behavior, and in turn, infants’ feeding intake and growth. Both the ABC-MPASI-Vid and ABC-MPASI-Press modules resulted in a higher increase of mothers’ knowledge in complementary feeding practice compared to the MCH booklet, with the video module being more effective in improving mothers’ behavior. This increase of knowledge and behavior in mothers, in turn, increased their infants’ food intake, as shown by the improvements of the Minimum Dietary Diversity (MDD) and Minimum Acceptable Diet (MAD) parameters, as well as improvements in calorie, protein, fat and iron intakes during their final visit. A significant increase in weight increment (WI) and length increment (LI) was found after intervention. It was concluded that the intervention with the ABC-MPASI-Vid and ABC-MPASI-Press mod- ules could improve mother's understanding of the complementary feeding material and mother's knowledge regarding the correct complementary feeding practice. The ABC-MPASI-Vid mod- ule is more effective in improving the behavior of mothers in correct complementary feeding practice and can be used by mothers with various educational backgrounds. Interventions with the ABC-MPASI-Vid module can increase complementary food intakes in terms of the amount of protein and energy intake, improve the composition of complementary foods, especially fat and iron intakes, and increase the percentage of infants who meet the criteria for MDD and MAD. Babies raised by mothers who received educational intervention with the ABC-MPASI- Vid module had a significant change in the normal growth trend, as assessed by weight incre- ment and length increment (p value = 0.015), with a decrease in infants with abnormal W1 and L1 values of 22.9% after the intervention.
Depok: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>