Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 43 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bern, Switzerland: Buri International, 1993
608 SPI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: Aurum Press, 1984
608 SPI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: Aurum Press, 1984
608 SPI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rubini Jusuf
Abstrak :
Insentif merupakan salah satu sistem reward yang mempunyai tujuan memotivasi pegawai untuk Iebih meningkatkan prestasi kerjanya. Selama ini sistem insentif yang berlaku berdasarkan kehadiran dan penilaian yang belum ada ukuran-ukuran kriteria yang jelas sehingga terkadang tidak obyektif dalam menentukan besarnya insentif yang diterima setiap bulannya. Hal ini menimbulkan ketidakadilan antara pegawai yang aktif masuk kerja dan produktif dengan pegawai yang tidak aktif masuk kerja maupun kurang produktif. Karena sistem absensi di Pusdata LAPAN sudah dijalankan secara rutin, maka dapat di buat suatu sistem penentuan insentif yang didasarkan atas presensi sebagai salah satu variabel dalam prestasi kerja. Variabel-variabel lain yang mempengaruhi prestasi kerja adalah kualitas kerja, kuantitas kerja, kepemimpinan, kemampuan memecahkan masalah, inovasi dan kreativitas, kemampuan respans, komunikasi, kerjasama, kemampuan adaptasi serta pengetahuan dan keterampilan teknis. Dari latar belakang dan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang diperlukan dalam penilaian kinerja dan membuat model penentuan sistem insentif berdasarkan kinerja. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatif dengan menjelaskan variabel-variabel yang mejadi faktor penilaian kinerja. Populasi untuk penelitian ini adalah seluruh pelaksana kegiatan penelitian dan operasional pada Pusdata LAPAN Jakarta dengan menggunakan total populasi berjumlah 80 orang. Instrumen penelitian yang digunakan menggunakan kuesioner. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah variabel kualitas kerja, kuantitas kerja, kepemimpinan, kemampuan memecahkan masalah, inovasi dan kreativitas, kemampuan respons, komunikasi, kerjasama, kemampuan adaptasi, disiplin kerja serta pengetahuan dan keterampilan teknis. Teknik analisis data menggunakan metode analisis faktor dan pembobotan. Hasil penelitian menunjukkan ke-11 variabel layak digunakan sebagai faktor penilaian kinerja berdasarkan angka KMO and Bartlett Test yaitu 0.878 dengan signifikansi 0.000 dan angka MSA tiap variabel bernilai lebih besar dari 0.5. Pada proses factoring dengan metode Principal Component Analyis terbentuk 2 faktor utama dengan nilai initial eigenvalues lebih besar dari 1.00. Deegan 2 faktor yang terbentuk angka eigenvalues masih di atas 1 yaitu 1.247, dan 2 faktor ini dapat menjelaskan varian variabel sebesar 61.250%. Melalui rotasi dengan metode Varimax, diketahui distribusi dari variabel awal pada 2 faktor utama, yaitu faktor 1 meliputi kualitas kerja, inovasi dan kreativitas, kepemimpinan, kemampuan menyelesaikan masalah, kerjasama, komunikasi, serta pengetahuan dan keterampilan teknis. Faktor 2 meiputi kuantitas kerja, kemampuan adaptasi, kemampuan respons serta disiplin kerja. Untuk membangun sistem penilaian kinerja yang lebih terukur, dibangun point sistem pada masing-masing faktor dan variabel dengan nilai maksimum point 600. Dari hasil penelitian diperoleh bobot faktor I menempati persentase 73% dan faktor 2 memiliki persentase 27%, selain itu dihitung pula bobot flap variabel dalam faktor. Hasil simulasi menunjukkan sistem dapat digunakan, tetapi dalam implementasi di lapangan perlu penyempurnaan sesuai dengan kebutuhan dan pengembangan lebih lanjut menggunakan sistem database.
Incentive constitutes one of reward system aiming at motivating employees to increase their work achievement. Incentive that has been used in based on the presence and the evaluation with no clear parameters of criteria, sometimes it is not objective in determining the incentive accepted monthly. This case causes unfairness between the employees who are active to work and productive and those who are not active to work and lack of productivity. Since the system of presence at PUSDATA LAPAN has been run routinely, it can be made an incentive determination system based on the presence as one of variables in work achievement. Other variables affecting work achievement is quality of work, quantity of work, leadership, ability to solve a problem, innovation and creativity, responsiveness, communication, cooperation, ability to adapt and knowledge and technical skill. From the background and problem above, the aim of the research is to know what factors needed in evaluating performance and to make and incentive system determination model based on performance. This research is an explanative research explaining variables as an evaluation factor of performance. The population of this research is all executors of research and operational activities at PUSDATA LAPAN Jakarta with total population are 80 people. The research instrument used is questionnaire. The variable researched in this research is variable of quality of work, quantity of work, leadership, ability to solve a problem, innovation and creativity, responsiveness, communication, cooperation, ability to adapt, work discipline and knowledge and technical skill. The technique of analyzing data uses Factor Analysis and Factor Weighting. The result of the research shows that the 11 variables are worth to be used as a workability evaluation factor based on number KMO and Bartlett Test, that is 0.878 with the significance 0.000 and number MSA every variable has more than 0.5. In the factoring process with Principal Component Analysis method, it is formed 2 main factors with initial eigenvalues more than 1.00. With 2 factors formed, number eigenvalues still upper 1, is 1.247, and these 2 factors can explain variable variance 61.250%. Through rotation using Varimax method, it is known the distribution of the variable at 2 main factor, they are first factor consisting of quality of work, innovation and creativity, leadership, ability to solve a problem, cooperation, communication, and knowledge and technical skill. Second factor consisting quantity of work, ability to adapt, responsiveness, and work discipline. To build a performance evaluation system better measured, it is built a point system in every factor and variable with maximum point 600. The result of the research shows that factor 1 has 73% and factor 2 has 27%, furthermore, the weight of every variable in each factor was calculated too. Simulation of the system shows it can be implemented with some adjustment regarding the real need, and in the future it is possible to develop this system based on database system.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T17396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Galih Saputro
Abstrak :
Skripsi ini membahas analisis sistem pembinaan olahraga prestasi oleh Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan teori pilar dalam pembinaan olahraga prestasi yang dikemukakan oleh De Bosscher, terdiri dari 10 pilar antara lain Dukungan Finansial; Struktur Kebijakan dan Organisasi Olahraga Terpadu, Pemassalan dan Pembibitan, Pembinaan Prestasi: Identifikasi dan Pengembangan Bakat, Pembinaan Prestasi Kelompok Elit: Sistem Penghargaan dan Dukungan Pada Masa Pascakarier, Infrastruktur Olahraga: Fasilitas Latihan, Penyediaan Pelatih, Pembinaan dan Mutu Training, Kualitas Kompetisi, Penelitian Ilmiah, serta Lingkungan Media dan Sponsorship. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian post-positivist, dengan tujuan deskriptif melalui teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan pengambilan data dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pembinaan olahraga prestasi di DKI Jakarta belum cukup baik. Hal ini disebabkan oleh tercapainya 3 indikator dari 10 pilar, antara lain dukungan finansial, pemassalan, dan fasilitas olahraga. Hasil penelitian menyarankan bahwa diperlukan adanya dukungan pemerintah dalam mengalakan program olahraga di masyarakat; optimalisasi IPTEK dalam pembibitan calon atlet olahraga di Jakarta; pengembangan bakat yang inovatif; adanya tambahan pendidikan dan pelatihan keterampilan khusus bagi para pelatih olahraga; pemberian sistem dukungan; serta kerjasama antara Pemerintah dengan pihak swasta dalam keterlibatannya sebagai sponsor ......This thesis examine the analysis of the system for fostering sports achievements by Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta. This research used The Pillar Theory in The Development of Sports Achievements presented by De Bosscher, consisting of 10 pillars including Financial Support; Governance, Organisation and Structure of Sport Policies; Foundation and Participation; Talent Development and Talent Identification System; Elite Group Achievement Development: Reward and Support Systems in the Post Career Period; Training Facilities; Coaching Provision and Sport Development; International Competition; Scientific: Research and Innovation; Also Elite Sport Environment Media and Sponsoring. The research used post-positivist method research, with descriptive objectives and the data were collected by means of deep interviews and documentation. The result of this research indicate that the performance training system in DKI Jakarta is not good enough. This is caused by the achievement of 3 indicators from 10 pillars, including financial support, foundation, and training facilities. The research suggest that the importance of government programs in running sports programs in the community; optimization of science and technology in the nursery of prospective sports athletes in Jakarta; innovative talent development; additional training specifically for sports coaches; providing support systems; and cooperation between the Government and the private sector in its involvement as a sponsor for sports coaching.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arsy
Abstrak :
Dalam merespon eksistensi dan dampak pandemi Covid-19, pemerintah menerapkan kebijakan fiskal ekspansif dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Salah satu bentuk alokasi PEN sektor insentif usaha di bidang pepajakan adalah pemberian insentif restitusi pendahuluan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada industri farmasi pada masa pandemi Covid-19 di Indonesia dengan tujuan menguatkan stabilisasi pertumbuhan dan kinerja ekspor sektor farmasi. Namun, paradigma anomali kebijakan terjadi pada indeks pertumbuhan PDB sektor farmasi yang sejak tahun 2020 hingga tahun 2021 mengalami peningkatan sementara kinerja ekspor sejak tahun 2020 hingga tahun 2021 cenderung stagnan. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kebijakan insentif restitusi pendahuluan PPN tersebut berdasarkan kriteria kecukupan, responsivitas, dan ketepatan dari pelaksanaan kebijakan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah post positivist dengan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan (literatur) dan studi lapangan (wawancara mendalam). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan insentif restitusi pendahuluan PPN tersebut mampu mencapai tujuan stabilisasi pertumbuhan ekonomi namun tidak mampu mencapai tujuan peningkatan kinerja ekspor sektor farmasi di Indonesia. Paradoks disposisi kebijakan dan inkonsistensi peraturan menimbulkan distorsi atas tingkat pemanfaatan insentif restitusi pendahuluan PPN pada industri farmasi. ......In response to the existence and impact of the Covid-19 pandemic, the government implemented a fiscal expansionary policy in the context of the National Economic Recovery (PEN). One of the forms of allocation for the PEN sector in the business incentive sector in the taxation sector is to offer pre-restitution incentives for Value Added Tax (VAT) to the pharmaceutical industry during the Covid-19 pandemic in Indonesia in order to strengthen the stabilization of growth and export performance of the pharmaceutical sector. However, the paradigm anomaly policy that occurred in the pharmaceutical sector's GDP growth index from 2020 to 2021 experienced a temporary increase in export performance from 2020 to 2021 tended to stagnate. This study aims to demonstrate the incentive policy for VAT prerestitution based on evaluation criteria, responsiveness, and accuracy of policy implementation. The research approach used in this research is post positivist with data collection techniques in the form of library research (literature) and field studies (in-depth interviews). The results of this study indicate that the restitution incentive policy with the primary objective of VAT was able to achieve stabilization of economic growth but was unable to achieve the goal of increasing export performance of the pharmaceutical sector in Indonesia. The paradox of policy dispositions and inconsistencies causes distortions in the utilization of VAT pre-restitution incentives in the pharmaceutical industry.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brown, Mark Graham
Boca Raton: CRC Press Taylor &Francis Group, 2008
658.314 2 BRO b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Europa Publications Limited, 1979
R 001.440 3 WOR
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Alan
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh financial reward, jobdemand for learning dan need for achievement sebagai variabel bebas terhadap sales performance sebagai variabel terikat pada agen asuransi jiwa PT Prudential Life Assurance. Penelitian ini dilakukan di kantor keagenan Inspiring yang berperingkat ke-sepuluh di Indonesia dengan total agen 200 orang dan responden sebanyak 105 orang dengan periode waktu penelitian dari April sampai dengan Mei 2014. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan non-probability purposive sampling. Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa financial reward mempunyai pengaruh signifikan negatif terhadap pencapaian sales performance sehingga perlu dikaji lebih jauh jenis-jenis financial reward yang diharapkan oleh para agen agar dapat meningkatkan sales performance-nya. Sedangkan job-demand for learning dan need for achievement tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sales performance meskipun hasil analisis deskriptif menunjukkan variabel job-demand for learning dan need for achievement merupakan hal yang dianggap penting oleh agen. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan untuk meneliti faktor lain yang mempengaruhi pencapaian sales performance seperti jenis pelatihan dan pengembangan diri yang tepat, brand/corporate image dan budaya perusahaan. Perusahaan juga sebaiknya dapat merancang program reward yang lebih kompetitif bagi agen agar pencapaian target penjualan dapat maksimal. ...... The purpose of this research is to find out the impact of financial reward, jobdemand for learning and need for achievement as independent variables to sales performance as dependent variabel in PT Prudential Life Assurance. This research is conducted in one of agency offices, Inspiring, which is ranked as number 10 among other agency offices in Indonesia. Total numbers of agents is 200 people with 105 respondents, during the period of April to May 2014. The research method is quantitative with non-probability purposive sampling. Based on the research, it is known that financial reward has a significant but negative impact to the sales performance therefore it is necessary to further study other type of financial rewards which are expected by agents in order to boost the sales performance. as for job-demand for learning and need for achievement do not have impact to the sales performance although form the descriptive analysis it shows that job-demand for learning and need for achievement are important things according to agents. Based on the above result, it is recommended to do further research on other factors that can affect to the achievement of sales performance such as a proper training and development program, brand/corporate image and corporate culture. It is also suggested for the company to prepare a competitive reward program for agents to reach a maximum achievement of sales performance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Diyanti Mustikarani
Abstrak :
Strategi positioning modest fashion awalnya dilakukan untuk mempromosikan event Modest Fashion Week, namun dalam perkembangannya justru menjadi sebuah istilah dan tren baru yang berhasil menjadi game changer dalam industri fashion dunia. Modest Fashion Week adalah acara pagelaran busana yang telah diselenggarakan di berbagai kota di dunia seperti Istanbul, London, Dubai, Jakarta dan Amsterdam. Acara ini didedikasikan untuk industri modest fashion, dan diikuti oleh desainer dan merek pakaian dari berbagai negara. Modest fashion sendiri merupakan gaya berpakaian yang banyak menutup bagian tubuh, potongan yang tidak membentuk badan, tidak transparan dan sopan adalah elemen kunci modest fashion, dimana penggunaan hijab bersifat opsional. Dengan kehadiran konsep ini, desainer dan brand menjadi lebih leluasa dalam meluncurkan lini modest fashion tanpa perlu khawatir dikaitkan dengan agama tertentu. Sehingga memiliki potensi pangsa pasar yang lebih luas lagi dan mampu diterima dengan baik di pasar fashion global. Proses positioning pada penelitian ini dimulai dari memahami letak masalah dan menjadikan positioning sebagai solusi. Dalam proses komunikasinya, pada kasus ini positioning dilakukan dengan menggunakan influencer dan media massa internasional yang dilakukan secara konsisten sejak sebelum acara berlangsung, saat acara berlangsung dan setelah acara dilaksanakan. Hal ini memaksimalkan penyampaian pesan pada khalayak dan membantu membangun positioning di benak khalayak. ......The positioning strategy of modest fashion was initially carried out to enhance the Modest Fashion Week event, but in its process it has become a new term and trend that has succeeded in changing the game in the world fashion industry. Modest Fashion Week is a fashion show that has been held in various cities around the world such as Istanbul, London, Dubai, Jakarta and Amsterdam. This event was made for modest fashion industry, and is participated by designers and clothing brands from various countries. Modest fashion itself defines as a style that covers many parts of the body, with cuts that do not shape the body, are not transparent and polite are the key elements of modest fashion, where the use of the hijab is optional. By having this concept, designers and brands will be more flexible in modest fashion without having to worry about a particular religion. So that it has the potential of a wider market community and can be well received in the global fashion market. The positioning process in this study starts from understanding the location of the problem and making positioning as a solution. In the communication process, positioning was carried out using influencers and international mass media consistently since the event, during the event and after the event was held. This maximizes message delivery to the audience and helps build positioning in the minds of the audience.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>