Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anita Carolina Hendarko
Abstrak :
Salah satu ciri anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah kesulitan untuk berkomunikasi fungsional dalam menyampaikan permintaan sehingga menimbulkan perilaku tantrum dan agresif yang mengganggu kehidupan sosial anak dan lingkungannya. Oleh karena itu perlu intervensi dengan metode yang tepat, salah satunya adalah menggunakan prinsip behaviorisme pada Picture Exchange Communication System (PECS). Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa PECS yang dimodifikasi bentuk kartunya sesuai dengan kebutuhan anak dapat meningkatkan keterampilan komunikasi fungsional untuk meminta pada anak dengan ASD berusia empat tahun yang belum bisa berbicara dan setiap hari dititipkan di penitipan anak karena keterbatasan waktu orangtuanya. Intervensi dilakukan dalam 15 sesi bersama dengan peneliti dengan melibatkan orangtua dan pengasuh di tempat penitipan anak. Instrumen penelitian ini adalah form keterampilan ibu dan anak dalam menerapkan PECS pada fase 1-3B dan form observasi keterampilan dalam menyampaikan permintaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PECS dapat meningkatkan keterampilan komunikasi fungsional dalam menyampaikan permintaan. Dampak dari peningkatan keterampilan komunikasi pada anak adalah menurunnya perilaku tantrum dan agresif. Selain itu kosa kata pada anak meningkat. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk memperhatikan kebutuhan dan kemampuan anak. ......One of the characteristics of children with Autism Spectrum Disorder (ASD) is deficit in functional communication to requesting that give rise to tantrum and aggressive behavior and impacts in social life. Therefore it is necessary to intervention with the right methods. One of effective intervention is behaviorism principles using Picture Exchange Communication System (PECS). This study aims to prove that card-modified PECS according to the needs of the child can improve functional communication skills to requesting in a four years old non-verbally child with ASD who live in daycare because of limited time to interact with her parent. Intervention was conducted in 15 sessions involving researcher, parent, and caregivers in daycare. The instruments of this research are the form of mother and child skills in applying phase 1-3B PECS and the observation form of requesting skills. This study show that PECS can improve functional communication skills to requesting. The impact of increasing communication skills in partisipan is a decrease in tantrum and aggressive behavior. Besides that vocabulary in child has increased. For further research it is recommended to pay attention to the needs and abilities of children.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52533
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Almas Silmina
Abstrak :
Anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) memiliki beberapa defisit, salah satunya dalam menginisiasi interaksi sosial yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu perlu dilakukan intervensi yang tepat, salah satunya adalah Social Story. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa Social Story yang telah dimodifikasi sesuai dengan kehidupan dan kebutuhan anak dapat meningkatkan keterampilan menginisiasi interaksi sosial pada anak dengan ASD usia sekolah. Partisipan pada penelitian ini adalah anak dengan ASD usia 6 tahun 10 bulan. Alat ukur dari penelitian ini adalah TRIAD Social Skills Assessment, wawancara kepada orang tua dan guru, serta observasi di rumah dan sekolah. Intervensi dengan Social Story terdiri dari 6 sesi yang dilakukan dengan roleplay bersama peneliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intervensi social story terbukti dapat meningkatkan keterampilan menginisiasi interaksi sosial khususnya pada perilaku menyapa, mengajak bermain, meminta izin, dan menghibur orang lain. Keberhasilan dari intervensi ini boleh jadi dipengaruhi juga oleh metode pemberian social story yang melibatkan roleplay dan modelling terhadap perilaku peneliti selama intervensi.
Children with Autism Spectrum Disorder (ASD) have some deficits, one of them is to initiate social interactions in daily life. Therefore, appropriate interventions are needed, and one of them is Social Story. This study aims to prove that Social Story that have been modified in accordance with the lives and needs of children with ASD can improve the skills of initiating social interaction in a school age with ASD. The participant in this study is a child with ASD aged 6 years 10 months. The measuring instruments of this study are TRIAD Social Skills Assessment, interviews with parents and teachers, and observations at home and school. Interventions with Social Story consist of 6 sessions conducted with roleplay with researchers. The results of the study showed that social story interventions could improve the skills of initiating social interaction, especially in greeting, inviting others to play, asking permission, and comforting others. The success of this Social Story intervention could also be influenced by the roleplay and modeling method of the researcher’s behavior during the intervention.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52520
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anandya Naufal Rahadhi
Abstrak :
Autism spectrum disorder (ASD) adalah kelainan perkembangan manusia yang mempengaruhi kemampuan untuk berkomunikasi dan berperilaku. Salah satu Faktor risiko autisme adalah asupan gizi pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan gizi dengan tingkat risiko ASD pada Balita. penelitian dilakukan dengan mengambil data sekunder dari studi cross sectional yang melibatkan 92 responden di Kelurahan Gajahmekar dan Kelurahan Andir yang diperoleh dengan metode clustered random sampling. Seluruh subjek penelitian telah menyetujui lembar informed consent untuk dilakukan pengambilan data dengan mengisi kuesioner. Variabel pada penelitian ini adalah ragam asupan gizi pada balita (daging ayam, ikan, susu sapi, ASI, tomat, brokoli) dan risiko autisme pada balita. Untuk mengkategorikan risiko autisme pada balita, digunakan kuesioner M-CHAT yang memiliki spesifitas 90,2% dan sensitifitas 100%. Analisis data menggunakan aplikasi SPSS for mac 20.0 dan hubungan antar variabel diuji menggunakan uji chi-square dengan tabel 2x2. Hasil dari penelitian ini adalah 62% balita pada penelitian ini berada di risiko rendah autisme dan 38% berada di risiko sedang-tinggi autisme. Hasil proporsi risiko autisme sedang-tinggi autisme pada penelitian ini diperoleh oleh balita yang tidak rutin mengkonsumsi daging ikan (43,8%), daging ayam (41,7%), brokoli (44,7%), tomat (42,4%), ASI (36,8%), dan susu sapi (35,4%) dengan nilai p berturut-turut 0,605, 0,762, 0,180, 0,517, 0,842, dan 0,172. Kesimpulan pada penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan bermakna antara ragam gizi yang dikonsumsi oleh balita yang tinggal di Kelurahan Gajahmekar dan Kelurahan Andir dengan tingkat risiko kejadian autisme. ......Autism spectrum disorder (ASD) is a human development disorder that affects the ability to communicate and behave. One of the risk factors for autism is nutritional intake in toddlers. This study aims to determine the relationship between nutritional intake and the risk level of ASD in toddlers. The study was conducted by taking secondary data from a cross-sectional study involving 92 respondents in Gajahmekar and Andir villages, which were obtained by using the clustered random sampling method. All research subjects have agreed to the informed consent sheet for data collection by filling out a questionnaire. The variables in this study were the variety of nutritional intake in children under five (chicken, fish, cow's milk, breast milk, tomatoes, broccoli) and the risk of autism in children under five. To categorize the risk of autism in children under five, the M-CHAT questionnaire was used, which has a specificity of 90.2% and a sensitivity of 100%. Data analysis used SPSS for mac 20.0 application and the relationship between variables was tested using the chi-square test with 2x2 tables. The results of this study were 62% of children under five in this study were at low risk of autism and 38% were at moderate-high risk of autism. The results of the proportion of moderate-high risk of autism in this study were obtained by toddlers who did not regularly consume fish meat (43.8%), chicken (41.7%), broccoli (44.7%), and tomatoes (42.4%). ), Breast milk (36.8%), and cow's milk (35.4%) with p values of 0.605, 0.762, 0.180, 0.517, 0.842, and 0.172, respectively. The conclusion in this study is that there is no significant relationship between the variety of nutrients consumed by children under five who live in the Gajahmekar and Andir villages and the risk level of autism.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library