Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 308 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maulani Novia Rostini
Abstrak :
Program-program remaja dibuat dan dikembangkan berdasarkan desifiensi dari remaja dan untuk pencegahan permasalahan remaja, tidak terkecuali dengan program pendidikan sebaya dalam isu kesehatan reproduksi di sekolah. Pengelola program remaja merupakan salah satu significant others yang berperan untuk meningkatkan intensi para pendidik sebaya untuk mengembangkan program pendidikan sebaya di sekolah. Menurut theory of planned behavior, salah satu cara untuk meningkatkan intensi adalah dengan berubuah sikap significant others agar lebih positif atau favorable (ajzen, 2005). Oleh karena itu, fokus intervensi pada penelitian ini adalah untuk meningkatkan sikap positif terhadap remaja melalui appreciative inquiry sebagai upaya pengembangan program remaja dengan menggunakan pendekatan psikologi positif di youth center PKBI Jawa Barat khususnya program pendidikan sebaya di sekolah dampingan. Hasil dari uji Wilcoxon signed rank teiirhadap evaluasi workhop menunjukan adanya perubahan sikap yang lebih positif terhadap remaja setelah para pengelola program remaja di youth center PKBI Jawa Barat mengikuti workshop appreciative inquiry. ...... Youth programs created and developed by deficits of adolescents and for prevention of adolescent problems, not least with peer education programs in reproductive health issues in schools. Youth program management is one of significant others whose role is to improve the intentions of the peer educators to develop peer education programs in schools. According to the theory of planned behavior, one way to increase the intention is to change the attitude of significant others to be more positive or favorable (Ajzen, 2005). Therefore, the focus of the intervention in this study is to increase positive attitudes toward youth through Appreciative Inquiry workshop as an efforts of youth program development by using positive psychology approach to youth centers in West Java IPPA. Results of the Wilcoxon signed rank test to evaluate the workshop showed a change in a more positive attitude toward youth after the youth program management attending Appreciative Inquiry workshop.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafizh Azizah
Abstrak :
Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari sikap, kepedulian lingkungan, norma personal, dan kesediaan untuk membayar terhadap niat beli generasi millennial pada produk berkemasan ramah lingkungan cassava bag. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data menggunakan metode survei. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan 14 pertanyaan yang disebarkan melalui google form. Sebelum menyebarkan kepada populasi asli, peneliti melakukan pre-test terlebih dahulu dengan 39 responden lalu setelah semua pertanyaan valid maka kuesioner bisa disebar ke populasi asli dengan 185 responden. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian adalah regresi linier berganda menggunakan SPSS 23.0. Hasil penelitian menjelaskan bahwa niat beli terhadap kemasan ramah lingkungan cassava bag dipengaruhi secara signifikan oleh kepedulian lingkungan, norma pribadi, dan kesediaan untuk membayar, namun tidah dipengaruhi oleh sikap. Dari analisis tersebut penelitian ini memberikan wawasan menarik tentang generasi milenia terhadap kemasan ramah lingkungan cassava bag. Wawasan yang berguna ini akan membantu pemasar dalam mengembangkan strategi terfokus pada generasi milenial dan mendorong mereka untuk mengurangi kerusakan lingkunan yang disebabkan oleh kemasan. ......This study aims to analyze the influence of attitudes, environmental concern, personal norms, and willingness to pay on the purchase intention of millennials for environmentally friendly cassava bag packaging products. This study uses a quantitative approach with data collection using a survey method. The instrument used in this study was a questionnaire with 14 questions distributed via google form. Before distributing to the main population, the researcher conducted a pre-test with 39 respondents then after all the questions were valid, the questionnaire could be distributed to the main population with 185 respondents. The analysis technique used in this study is multiple linear regression using SPSS 23.0. The results showed that there was an influence of environmental concern, personal norms and willingness to pay on the purchase intention of environmentally friendly cassava bag packaged products, but the attitude had no influence on the purchase intention of the millennial generation of environmentally friendly cassava bag packaging products. From this analysis, this study provides interesting insights into the millennial generation of environmentally friendly cassava bag packaging. These useful insights will assist marketers in developing strategies focused on millennials and encourage them to reduce environmental damage caused by packaging.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betti Astriani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengetahui bagaimana sikap dan kepuasan kerja guru-guru SNBI serta melihat hubungan sikap terhadap perubahan dengan kepuasan kerja guru-guru SNBI. Di samping itu, peneliti juga meneliti latar belakang sikap guru-guru terhadap perubahan. Hasil penelitian Wanberg dan Banas (1997) menunjukkan bahwa sikap terhadap perubahan, khususnya sikap positif terhadap perubahan di organisasi memiliki hubungan positif dengan kepuasan kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa guru-guru bersikap menerima terhadap program SNBI dan hampir seluruh guru memiliki kepuasan kerja pada tingkat agak tinggi. Disamping itu, hasil penelitian ini menunjukkan pula terdapat hubungan positif antara sikap menerima terhadap perubahan dengan kepuasan kerja guru-guru SNBI, dan terdapat hubungan negatif antara sikap menolak terhadap perubahan dengan kepuasan kerja guru. Hasil analisa tambahan menunjukkan bahwa yang paling melatarbelakangi sikap guru terhadap perubahan adalah karena guru-guru tersebut memiliki kemauan untuk melakukan perubahan. ...... This research aimed to know the attitude and job satisfaction of the teachers involved in the SNBI (the National School Program of International Qualification) program. It also intended to observe the relationship between attitude towards organizational change with their job satisfaction. Furthermore, the researcher has observed background of teachers attitude towards change. The findings of Wanberg and Banas (1997) showed that attitude towards change, particularly positive attitude towards organizational change, was positively related with job satisfaction. This research found that teachers attitudes were to accepting the SNBI program and almost all of the teachers had high slightly level of job satisfaction. It also found that there was positive relationship between the attitude of accepting change and the job satisfaction. On the other hand, rejecting change and job satisfaction were negatively related. In addition, the cause of attitude towards change was because they want to make changes.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferina Rahmawati
Abstrak :
Iklan komparatif merupakan salah satu strategi kreatif iklan yang dirancang untuk memotivasi dan mempengaruhi konsumen. Iklan komparatif adalah iklan yang melakukan perbandingan, baik langsung maupun tidak langsung, antara atribut produk merek yang dipromosikan dengan merek kompetitor dalam kategori produk yang sama. Penelitian ini melihat bagaimana gambaran sikap terhadap iklan komparatif pada remaja-akhir, gambaran intensi membeli simcard GSM dalam iklan komparatif serta bagaimana hubungan antara sikap terhadap iklan komparatif dengan intensi untuk membeli. Iklan komparatif dipilih karena penggunaan iklan komparatif masih menimbulkan pro-kontra. Pada sikap terhadap iklan komparatif, peneliti menggunakan dua komponen sikap terhadap iklan, yaitu kognitif dan afektif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Hasil statistik deskriptik menunjukkan bahwa mayoritas responden memilki sikap yang negatif terhadap iklan komparatif. Mayoritas responden memiliki intensi yang rendah untuk membeli simcard GSM dalam iklan komparatif. Melalui Pearson's Product-Moment, diketahui hubungan yang signifikan antara sikap terhadap iklan komparatif dengan intensi membeli simcard GSM dalam iklan komparatif dengan nilai r = 0.546 dan signifikan pada l.o.s 0.01. Hasil penelitian menunjukkan iklan komparatif tidak cukup efektif mempengaruhi sikap dan intensi membeli konsumen, maka disarankan untuk produsen atau pengiklan agar menggunakan alternatif iklan lain. ...... Comparative advertising is one of the advertising's creative strategic which is designed to motivate and affect consumers. Comparative advertising compares the promoted brand's attributes with another brand competitor in the same product categorize, directly or indirectly. This research sees how attitude toward comparative advertising of GSM simcard on late adolescence, the intention to buy, and the correlation between attitude toward comparative advertising and the intention to buy. Comparative advertising is chose because until now, comparative advertising still becomes pro-contra. On the attitude of comparative advertising, researcher uses the two components of attitude toward the advertising: cognitive and affective. Quantitative approach is used in this research. The result of descriptive statistic shows that most of respondents have a negative attitude toward comparative advertising and low intention to buy GSM simcard in the comparative advertising. From Pearson's Product moment, found that there is a significant correlation between the attitude toward comparative advertising and intention to buy (r = 0.546 and significant at l.o.s 0.01). These findings show that comparative advertising isn't effective enough to affect consumers attitude and intention to buy. So, the suggestion for the producer and the advertisers is to use other alternatives of advertisings.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Dwiastuti
Abstrak :
Memasuki era globalisasi, salah satu hal yang dituntut untuk melakukan perubahan adalah organisasi karena organisasi harus selalu menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi (Wursanto, 2003). Pada umumnya setiap perubahan menghasilkan ketidakpastian, dan setiap individu didalam organisasi harus berhadapan dengannya. Dalam menghadapi ketidakpastian individu memiliki sikap masing-masing yang dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya yang dianutnya, salah satunya adalah Uncertainty Avoidance (Hofstede & Hofstede, 2005). Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dimensi nilai Uncertainty Avoidance dengan sikap terhadap perubahan pada suku Jawa. Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan desain ex post facto (fields study). Pada penelitian ini digunakan dua jenis kuesioner yaitu kuesioner Uncertainty Avoidance dan kuesioner sikap terhadap perubahan untuk mengumpulkan data. Responden penelitian ini terdiri dari 95 orang karyawan PT. Jasa Marga (Persero) cabang Semarang yang bersuku Jawa dengan teknik accidental sampling. Untuk melihat hubungan antara dimensi nilai Uncertainty Avoidance dengan sikap terhadap perubahan digunakan metode korelasi Pearson?s Product Moments. Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS 12.0 for Windows, disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara nilai Uncertainty Avoidance dengan sikap individu terhadap perubahan. Semakin tinggi toleransi individu terhadap ketidakpastian maka individu tersebut akan memiliki sikap menerima perubahan. Suku Jawa memiliki tingkat toleransi yang rendah terhadap ketidakpastian dan sikap menerima terhadap perubahan. Entering the globalization, an organization should change it self because it has to adapt with the change happen around (Wursanto, 2003). Every change produce uncertainty, and people have to face it. To face the uncertainty, people have their own atittude which is affected by their cultural values. The cultural value which is related with the way to face the uncertainty is uncertainty avoidance (Hofstede & Hofstede, 2005). The purpose of this research is to find out the correlation between uncertainty avoidance dimension and attitude toward change among Javanese people. This is a quantitative research with non experimental design method with ex post facto fields study. This research uses uncertainty avoidance questionnaire and attitude toward change questionnaire to collect the data. Respondents of this research are 95 Javanese employees of PT Jasa Marga (Persero) Semarang branch which is taken by accidental sampling technique. Statistic Correlation Pearson?s Product Moments will be used to find correlation between uncertainty avoidance dimension and attitude toward change. From statistical tabulation by using SPSS 12.0 for Windows, the research shows that there is a negative correlation between uncertainty avoidance dimension and attitude toward change among Javanese people, which means employee with high uncertainty avoidance will resist the change while employee with low uncertainty avoidance will accept the change.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian ini menguji faktor-faktor yang mempengaruhi niat untuk mengikuti program kuliah kelas internasional dengan menggunakan pendekatan theory of planned behavioral....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Suraidah Hading
Abstrak :
Studi ini bertolak dari anggapan bahwa keluarga merupakan agen sosialisasi nilai-nilai gender yang diwujudkan dalam pola pengasuhan anak. Pola pengasuhan anak yang diterapkan dalam suatu etnis ditentukan oleh budaya dalam etnis itu dan telah membawa dampak yang tidak selalu positif pada anak-anak yang dibesarkan di dalamnya. Studi ini bermaksud menyibak tabir yang menyelimuti pola pengasuhan anak perempuan. Dalam masyarakat yang menjunjung budaya siri' pendekatan kualitatif berperspektif perempuan digunakan untuk memahami permasalahan budaya itu. Maka, teori belajar sosial, dan pandangan feministik digunakan untuk dapat menjelaskan nilai-nilai budaya yang terwujud dalam pengasuhan anak. Hasil studi menunjukkan bahwa pola pengasuhan anak dalam budaya siri', Etnis Bugis Wajo, dipengaruhi oleh budaya patriarki. Hal itu telah melahirkan ketidakadilan gender terhadap anak perempuan yang berwujud marginalisasi, subordinasi, stereotipe, kekerasan, dan beban ganda. Secara khusus, penelitian ini menunjukkan dua hal. Pertama, para perempuan yang patuh pada budaya siri', dilihat dari sisi budaya, dianggap pantas, tetapi dirugikan karena hak-haknya terpasung. Kedua, perempuan yang memberontak pada budaya siri' dianggap tidak sesuai dengan nilai budaya, tetapi memperoleh keuntungan, karena mampu menentukan kehidupannya sendiri.
Bugisnese Women in Siri’ Culture : A Study on Child Rearing and Its Impact on Wajo Bugisnese Women in South Sulawesi Province. The study is based on the assumption that family is a significant agent to socialize gender norms through child rearing practices. The child rearing practiced in an ethnicity is influenced by the culture held by the community, and the practices may not always bring positive effect to the children grow in the culture. The study aims to discover the closed curtain covering rearing practices to girl child. In a society glorifies Sir/ culture, a qualitative-feministic approach of research needs to be used for that purpose. The study uses social learning theories and feministic ideas in comprehending how the culture and socialization practices might implant stereotypical self-concepts of women. Strong with patriarchal norms, the Siri culture maintains gender inequality to women - manifested in marginalization, subordination, stereotypes, multiple burdens and violence. Specifically, the study points to two situations. Firstly, women who were submissive to the culture are seen culturally as those who were 'decent'. But actually they were shackled, their rights were denied. Secondly, women who resisted the culture were seen as 'indecent'. Yet, or however, they gained benefits, since they have their own selves. They were able to take stand and decide for her own lives.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T2313
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Dofiri
Abstrak :
Tesis ini menguraikan tentang praktek penegakan hukum lalu lintas di wilayah hukum Polres Tangerang. Permasalahan dalam tesis ini difokuskan pada pelaksanaan penindakan serta proses penyelesaian pelanggaran lalu lintas yang diwarnai adanya penyimpangan yang dilakukan oleh anggota Ialu lintas. Adapun untuk pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif yang tujukan terhadap berbagai aktifitas yang dilakukan oleh anggota lalu lintas maupun para pemakai jalan khususnya para pelanggar lalu lintas. Hasil studi ini menunjukkan bahwa penyimpangan yang terjadi didalam penegakan hukum lalu lintas tidak semata-mata disebabkan oleh perilaku anggota yang sengaja memanfaatkan kewenangan yang dimilikinya, tetapi peranan dari para pelanggar lalu lintas serta pihak-pihak tertentu yang berusaha untuk menghindar dari ketentuan hukum juga memberikan andil yang cukup besar. Hal itu terlihat pada saat terjadi interaksi antara petugas dengan pelanggar lalu lintas, yaitu adanya hubungan pertukaran antara kedua belah pihak, dimana masing-masing mengharapkan adanya imbatan atau keuntungan atas tindakan yang dilakukannya. Petugas mengharapkan adanya imbalan berupa uang dengan tindakannya dalam membebaskan pelanggar dari ketentuan tilang, sedangkan pelanggar mendapatkan keuntungan berupa terbebasnya dia dari tindakan tilang yang semestinya diberikan oleh petugas. Penyimpangan yang terjadi di Iingkungan anggota satuan lalu lintas sepertinya diakui, diijinkan dan dipertahankan, karena dilakukan oleh sebagian besar anggota tanpa adanya pemberian sanksi atau tindakan yang tegas dari kesatuannya. Dari sudut pandang teori fungsionalisme tentang penyimpangan dalam suatu kelompok atau organisasi, maka penyimpangan di lingkungan satuan lalu lintas tersebut sebenarnya mempunyai fungsi bagi organisasi atau kesatuannya, karena sebagian dari hasil penyimpangan tersebut digunakan untuk menunjang pelaksanaan tugas. Sehingga penyimpangan yang terjadi selama ini cenderung untuk diijinkan dan dipertahankan sampai pada batas-batas tertentu, dimana terhadap anggota yang dianggap melampaui batas pada akhirnya akan diberikan sanksi atau hukuman serta dikeluarkan dari kesatuan Ialu lintas.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T1449
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiharso
Abstrak :
Tesis ini tentang hubungan petugas Bimmas dengan warga masyarakat di wilayah Polsek Pamulang. Masalah penelitian saya adalah interaksi petugas Bimmas dengan warga masyarakat dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat di wilayah Polsek Pamulang. Penelitian ini mencakup kebijaksanaan Kapolsek berkenaan dengan kegiatan Bimmas, hubungan formal dan hubungan sosial petugas Bimmas dengan warga masyarakat dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Untuk mendukung kajian ini saya melihat interaksi interpersonal sebagai rangkaian kegiatan petugas Bimmas dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Selama penelitian saya menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode pengamatan terlibat dan wawancara berpedoman. Selanjutnya saya melihat hubungan antara petugas Bimmas dengan warga dan perspektif keduanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petugas Bimmas Polsek menggunakan interaksi/komunikasi interpersonal menyampaikan pesan-pesan Polri berkenaan dengan masalah keteraturan dan ketertiban sosial sehingga mewujudkan rasa aman warga masyarakat. Dengan interaksi/komunikasi interpersonal, petugas Bimmas Polsek dapat secara langsung menyampaikan pesan-pesan kepada warga, dan warga dapat segera memberikan reaksi terhadap pesan-pesan tersebut. Pesan-pesan tersebut memungkinkan mudah diterima oleh warga, karena dalam hubungan interpersonal terjalin hubungan perasaan dan emosi yang dapat dirasakan oleh kedua belah pihak, sehingga apa yang dikatakan petugas seolah-olah seperti apa yang para warga pikirkan. Implikasi dari tesis ini adalah perlunya petugas Bimmas Polsek membangun jaringan sosial dengan mengembangkan pendekatan-pendekatan langsung secara interpersonal kepada warga. Karena dengan melalui jaringan-jaringan sosial di desa-desa tersebut suatu sistem komunikasi sosial akan terbangun, sehingga memudahkan bagi petugas untuk menyampaikan pesan-pesan kepolisian secara cepat kepada seluruh warga. Penerapan pendekatan interpersonal perlu juga diikuti kontrol yang mewadahi sehingga dampak negatif dari suatu interaksi dapat dikurangi. Sedangkan kegiatan-kegiatan nyata yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan kualitas hubungan inter-personal kepada anggota Polri antara lain sebagai berikut di bawah ini. Meningkatkan ketrampilan interpersonal (interpersonal skill) kepada para petugas Bimmas Polsek, terutarna kemampuan-kemampuan dasar perorangan yang terdiri dari ketrampilan mengamati, ketrampilan mendengarkan, ketrampilan untuk bertanya, ketrampilan mendiskripsikan, ketrampilan meringkas pesan yang diterimanya, dan ketrampilan memberikan umpan balik (feed back). Ketrampilan-ketrampilan tersebut merupakan ketrampilan dasar bagi setiap manusia untuk dapat berkomunikasi/berinteraksi dengan lingkungannya. Tanpa ketrampilan dasar tersebut atau salah satu diantaranya terganggu, maka manusia tidak akan dapat berkomunikasi dengan sempurna. Mengadakan pelatihan-pelatihan berkomunikasi yang efektif guna menumbuhkan rasa percaya diri bagi petugas Bimmas Polsek, sehingga mereka tidak canggung menghadapi warga. Dibuat suatu panduan tentang sistem komunikasi interpersonal yang memungkinkan dapat membantu petugas Bimmas Polsek dalam interaksinya dengan warga. Meningkatkan ketrampilan manajerial/kepemimpinan di tingkat Polsek, sehingga Kapolsek dan Kanit mampu bekerja sama dengan para anggotanya merencanakan hingga mengontrol kegiatan-kegiatannya secara konsisten, sehingga tugas-tugas dapat diselesaikan dengan efisien dan efektif. Hubungan interpersonal antara petugas dengan warga sangat sulit dikontrol oleh Kapolsek, oleh karena itu diperlukan adanya partisipasi aktif dari warga untuk dapat mengontrol kinerja petugas Polri di tengah-tengah masyarakat, sehingga penyimpangan-penyimpangan dapat dikurangi. Partisipasi warga dalam bentuk materi yang disampaikan kepada/melalui petugas hendaknya dapat dipertanggungjawabkan secara transparan demi pemeliharaan kamtibmas.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T1026
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didin Sudirman
Abstrak :
Tesis ini mengungkapkan permasalahan sejauh mana sikap narapidana/tahanan terhadap perilaku seksualnya. Seperti diketahui bahwa di dalam Lembaga Pemasyarakatan/Rumah Tahanan Negara (Lapas/Rutan) setiap narapidana/tahanan mengalami perlakuan berupa pembatasan kebebasan bergeraknya. Sedangkan kebutuhan seksual adalah merupakan kebutuhan primer manusia yang selalu menuntut pemenuhannya. Oleh karena itu diperkirakan akan terdapat penyimpangan perilaku bagi mereka yang sementara waktu "terpaksa" harus menghuni Lapas/Rutan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan populasi target 6 (enam) institusi yakni Lapas Kelas I Cipinang, Lapas Kelas I Tangerang, Lapas Kelas I Cirebon, Lapas Kelas IIA Soekarno-Hatta Bandung, Rumah Tahanan Negara Kelas I Jakarta Pusat dan Rumah Tahanan Negara Kelas I Bandung. Sedangkan populasi survei sebanyak 5.487 (lima ribu empat ratus delapan puluh tujuh) orang dengan sampel sebanyak 192 (seratus sembilan puluh dua) responden. Penarikan sampel ditetapkan dengan tehnik "probability sampling" dan tehnik pengumpulan data digunakan melalui kuesioner dan wawancara. Penelitian ini menggunakan paradigma "fakta sosial" dari E. Durkheim dengan pendekatan positivisme dan teori yang digunakan adalah teori fungsionalisme struktural yang meliputi teori system dari Talcot Parson, teori anomie dari Robert K. Merton dan teori pertukaran sosial dari M. Blau, yang pada dasarnya berpendapat bahwa struktur sosial sangat berpengaruh terhadap perilaku manusia. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa "pemenjaraan" (pemasukan orang-orang ke dalam Lapas/Rutan) membawa dampak terhadap cara mereka memenuhi kebutuhan seksualnya yang meliputi perbuatan masturbasi (celana besukan), homoseksual, bestiality dan lain-lain serta berdampak terhadap cara mereka memperoleh obyek seksualnya yang normal. Hal yang terakhir berkaitan dengan proses "akomodasi" yang dilakukan dengan para petugas Lapas/Rutan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7031
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>