"Salah satu interaksi antara etnis Tionghoa dan pribumi ditunjukkan melalui perilaku menikah di antara keduanya. Menurut Fishbein dan Ajzen (1975), intensi dapat digunakan untuk meramalkan terjadinya perilaku, yang dalam theory of planned behavior (Ajzen, 1988), intensi dianggap memiliki tiga determinan yaitu sikap, norma subyektif, dan kendali-perilaku-yang-dipersepikan. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk mengetahui intensi dewasa muda etnis Tionghoa untuk menikah dengan pribumi, dan melihat sejauh mana ketiga determinan tersebut mempengaruhi intensi.
Hasil analisis data yang diperoleh dari mahasiswa etnis Tionghoa menunjukkan bahwa dewasa muda etnis Tionghoa memiliki keinginan yang lemah untuk menikah dengan pribumi. Selain itu, sikap, norma subyektif, dan kendali-perilaku-yang-dipersepsikan dewasa muda etnis Tionghoa ditunjukkan memiliki pengaruh yang signifikan pada intensi, dengan pengaruh terbesar diberikan oleh norma subyektif.
Marriage is one kind of inter-ethnic interaction and also an example of a planned behavior. According to Fishbein and Ajzen (1975), intention can be used to predict whether someone will or will not perform a behavior. Theory of planned behavior (Ajzen, 1988) suggest that intention has three determinants which consists of attitudes, subjective norms, and perceived behavior controls. The purposes of this quantitative research are to find out the intention of young adults from Tionghoa ethnic to marry local Indonesian and to know how those three determinants gives their effects on intention.
The results indicates that young adults from Tionghoa ethnic has low intention to marry local Indonesian. Besides that, attitudes, subjective norms, and perceived behavior controls are found to be significantly correlated to the intention, and the variable that has biggest effect on intention is subjective norms."