Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmawati Kusumastuti Roosadiono
Abstrak :
Pentingnya ion logam dalam kehidupan organlsme mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir dan telah menghasilkan pertumbuhan yang cepat dalam bidang kimia bioanorganlk. Asam amino mempakan salah satu senyawa penting bag! makhluk hidup dan turut berperan dalam metabolisme dan transpor Ion logam. Kation logam blasanya berkoordinasi dengan asam amino melalui atom donor yang balk, yaitu N, 0 atau S, yang merupakan dasar pengambilan dan transpor kation logam dalam tubuh. Penelitian tentang kompleks Ni (II) dengan asam amino diharapkan dapat mewakili studi tentang nikel dalam sistem biomolekul. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan kompleks Ni(ll)-Asam amino, dengan asam amino glisin, asam glutamat dan lisin. Kompleks yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan FTIR, ; kemudian dilakukan penentuan stoikiometri kompleks, uji kelinieran, , penentuan tetapan kondisional kompleks dan pengaruh pH terhadap spektrum kompleks. Transisi elektronik ligan glisin" tegadi pada A = 214.4 nm, asam glutamat" pada A = 217.6 nm dan llsin'pada A = 215.6 nm. Transisi eiektrpnik kompleks memiliki tiga puncak serapan. Untuk kompleks Ni(glisinat)3" Ai = 598,8 nm; A2= 362,4 nm; A3= 302,0 nm, untuk kompleks Ni(glutamat)3' Ai =629,2 nm; A2= 389,6 nm; A3 = 301,6 nm dan untuk kompleks Ni(llslnat)3' Ai = 598,8 nm; A2= 362,0 nm; A3= 302,0 nm. Tiga pita absorbs! menunjukkan transisi berpusat pada logam, yaitu ^A2g-»^2g (F) (Ai), 3A2g ^^ig(F) (A2). dan %g ->^ig(P) (A3). Vibrasi Ni-N dan NI-0 kompleks Nl(aa)' muncul pada daerah frekuensl rendah, yaitu dibawah 600 cm \ Vibrasi Ni-N muncul pada daerah 220-210 cm'^ dan vibrasi Ni-0 muncul pada daerah 240-225 cm'\ Logam Np membentuk kompleks dengan 3 ligan, baik pada glisin, asam glutamat maupun lisin. Harga log K" kompleks [Ni(glisinat)3]' = 10.77, log K" kompleks [Ni(glutamat)3]' = 10.44 dan log K' kompleks [Ni(lisinat)3]" = 10.66. Spektrum kompleks menunjukkan peningkatan absorbansi dengan kondisi pH semakin basa.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) bila sudah tidak terpakai akan menjadi limbah yang mengandung Bahan Beracun Berbahaya (B3). Limbah ini bila tidak ditanggulangi secara baik akan memberikan masalah yang cukup serius bagi lingkungan hidup manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kandungan logam-logam berat seperti Hg, Pb, Cd, Ni, Cu dan Zn yang terdapat pada beberapa jenis lampu PJU dengan menggunakan peralatan Spektrometer Absorbsi Atomik (AAS). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa unsur timah hitam (Pb) merupakan unsur dengan kandungan tertinggi untuk semua jenis lampu. Dari hasil akumulasi satu tahun (1996-1997) limbah lampu yang terkumpul di DKI Jakarta adalah sekitar 18.000 buah. Dari jumlah ini akan dihasilkan logam berat sebesar 54,8 kg timah hitam (Pb), 18,5 kg merkuri (Hg), 1,5 kg nikel (Ni), 1,0 kg tembaga (Cu), 0,071 kg kadmium (Cd) dan 0,001 kg seng (Zn) dari jenis lampu Merkuri dan Sodium bertekanan tinggi (Son). Penanganan limhah lampu PJU yang kurang baik akan mengakibatkan semakin tercemamya lingkungan hidup di Jakarta.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Butcher, David J.
New York : John Wiley & Sons, 1998
543.55 BUT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1978
543.56 SLA a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Mukti Purnamisari
Abstrak :
ABSTRAK
Pencemaran logam berat terhadap alam lingkungan merupakan suatu proses yang erat hubungannya dengan penggunaan logam berat oleh manusia yang tidak memperhatikan keselamatan lingkungan. Kontaminasi dari timbal (Pb), tembaga (Cu), dan kadmium (Cd) pada sayuran seperti selada, bayam merah, dan genjer akan menimbulkan masalah kesehatan apabila melebihi batas cemaran yang diperbolehkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar logam pada sampel dari lahan kebun sayur yang terletak di Jalan Pramuka Jakarta Pusat. Sampel dicuci bersih terlebih dahulu kemudian dikeringkan dengan oven pada suhu 80o C selama 4 jam, setelah kering kemudian diblender menjadi serbuk. Sampel didestruksi dengan asam nitrat pekat menggunakan alat microwave digestion system pada suhu 180oC selama 25 menit, lalu sampel dianalisis dengan spektrofotometer serapan atom (SSA). Hasil kadar rata-rata timbal dalam batang dan daun genjer, selada, dan bayam merah dalam sampel antara 0,12±0,05 sampai 0,63±0,03 mg/kg. Kadar rata-rata kadmium dalam batang dan daun genjer, selada, dan bayam merah dalam sampel antara 0,001±0,006 sampai 0,009±0,001 mg/kg. Kadar rata-rata tembaga dalam batang dan daun genjer, selada, dan bayam merah dalam sampel antara 0,17±0,01 sampai 0,55±0,005mg/kg. Pada hasil analisis kadar cemaran timbal pada batang genjer melewati batas kadar aman.
ABSTRACT
Heavy metal contamination on natural environment is a process that closely related to human?s using of heavy metal without paying attention to environmental safety. Contamination of lead (Pb), copper (Cu) and cadmium (Cd) in vegetables like lettuce, red spinach, and genjer will cause health problem if they exceed safety limit of contamination. This research was conducted to determine metal content in sampel (lettuce, red spinach, and genjer) from farm that located in Jalan Pramuka Jakarta Pusat. Samples were first washed and then dried in an oven at a temperature of 80o C for 4 hours, after ward blended into powder. Destruction of samples were done by microwave digestion system at 180 o C for 25 minute with using concentrated nitric acid. After destruction process, samples were analyzed with atomic absorption spectrophotometry. The result showed average levels of lead in stems and leaf of genjer, lettuce, red spinach were between 0.12±0.05 to 0.63±0.03 mg/kg. The average levels of cadmium in stems and leaves of genjer, lettuce, red spinach were between 0.001±0.006 to 0.009±0.001 mg/kg. The average copper content in stems and leaves of genjer, lettuce, red spinach were between 0.17±0.01 to 0.55±0.005mg/kg. The result also showed that the level of lead contamination in the trunk of genjer over the safe limit for humans comsumption.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1686
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Telah dikembangkan analisis kalsium dalam tanah dengan Atomic Absorption Spectrofotometri (AAS). Tujuan penelitian ini adalah validasi untuk mengetahui kinerja metode, Validasi telah dilakukan dengan parameter meliputi linieritas, limit deteksi, limit kuantitasi, presisi, akurasi, selektivitas dan uji ketangguhan (ruggedness). Validitas metode yang dilakukan secara umum baik, dengan hasil linieritas yang baik, dengan R2 = 0,9973; limit deteksi 0,3493 ppm; limit kuantitasi 1,1644 ppm; ketelitian yang baik dengan nilai RSD dibawah 5% yaitu 1,97%; ketepatan yang baik dengan uji pungut ulang (recovery) berkisar antara 97,49% - 99,32%; dan selektivitas serta uji ketangguhan (ruggedness) baik. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS telah tervalidasi.
541 JSTK 2:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Sufiandi
Abstrak :
Tesis ini akan membahas karakterisasi absorbansi darah pada rentang 190 sampai dengan 1100 nm per 10 nm pada pasien demam dengue dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Data numerik yang diperoleh kemudian dilakukan pengenalan pola karakteristiknya menggunakan kecerdasan buatan. Hasil yang diperoleh menggambarkan karakteristik yang berbeda antara rentang 190 s/d 380 dan 610 s/d 1100 nm dengan 400 s/d 600 nm. Data numerik absorbansi 400 s/d 600 nm diproses dengan metoda self organizing maps menunjukan kestabilan hasil walaupun tingkat pengenalannya masih rendah. ......This thesis is describing characterization of blood absorbance in range of 190 through 1100 nm per 10 nm of dengue fever patient using UV-Vis spectrophotometer. Collected numerical data is processed by pattern recognition using artificial intelligence. Result shown that characteristics between 190-380 nm and 610?1100 nm differ from 400 nm?600 nm. 400 - 600 nm absorbance numerical data processed using self organizing maps showing output of recognition stability, even degree of recognition was still low.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Yani
Abstrak :
Dengan adanya keinginan merancang alat deteksi DD dengan sensor optik, maka dilakukan penelitian pengukuran absorbansi darah penderita DD, non DD dan orang sehat dengan Spektrofotometer UV-Vis. Pola-pola absorbansi yang diperoleh dikenali dengan menggunakan jaringan saraf tiruan dengan metode LVQ, SOM dan algoritma PCA. Hasil penelitian dengan menggunakan rentang panjang gelombang antara 400-600 nm dengan 21 data input memperlihatkan pola-pola yang sangat berbeda antara DD, non DD dan orang sehat dibandingkan dengan panjang gelombang 190-400 dan 400-1100 nm. Dengan algoritma PCA 10 dimensi dan LVQ mampu mengenali pola absorbansi darah penderdan DD, non DD dan orang sehat sebesar 73 %. Sedangkan PCA 20 maupun 10 dimensi dan SOM mampu mengenali pola-pola tersebut sebesar 47 %. ......The willing existence to design device for detection DF with optics sensor so has done this research by measure absorbance using spectrophotometer of DF, non DF and health person with spectrophotometer UV-vis. These patterns are recognized by using artificial neural network with LVQ, SOM and algorithm Principal PCA. This research done using wavelength range between 400-600 nm with 21 datas input show patterns very differ between DF, non DF and health person compared to wavelength 190-400 and 400-1100 nm. Using algorithm PCA with 10 dimensions and LVQ can recognize blood absorbance pattern DF, non DF and health person as big as 73 %, while PCA with 20 also 10 dimensions and SOM can recognize patterns as big as 47 %.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gani Mohamad Arifin Suryadi
Abstrak :
Penelitian ini menggunakan rentang panjang gelombang spektroskopi UVVis 400-600 nm dengan 21 data input memperlihatkan pola -pola yang sangat berbeda antara Demam Dengue (DD), non DD dan orang sehat dibandingkan dengan panjang gelombang 190 -400 dan 400-1100 nm. Jaringan Saraf Tiruan metode LVQ baik dengan input langsung dan melalui PCA secara matematis telah dapat mengenal pola-pola DD, non DD dan orang sehat dengan keadaan yang dinamis. Rentang panjang gelombang antara 400 -600 nm dengan 21 data input memperlihatkan pola-pola yang sangat berbeda a ntara DD, non DD dan orang sehat dibandingkan dengan panjang gelombang 190 -400 dan 400-1100 nm. Namun dengan menggunakan PCA maka data input 190 -1100 dapat mengenal pola-pola DD, non DD dan orang sehat. Jaringan Saraf Tiruan metode LVQ mempunyai nilai keberhasilan untuk mengenali pola DD, non DD dan orang sehat mencapai 67%, sedangkan metode PCA + LVQ dengan 20 dan 10 dimensi nilai keberhasilannya mencapai 53% dan 73%. Ini memperlihatkan metode PCA + LVQ 10 dimensi lebih baik dibandingkan dengan LVQ dan PCA + LVQ dimensi 20. ......This research use wavelength distance 400-600 nm of spectroscopy UV-Vis with 21 input data show a pattern which is very differs between Dengue Fever (DF), non DF and healthy people compared to wavelength 190 -400 and 400-1100 nm. After got blood absorbance spectrum pattern analyzed by using method of artificial neural network LVQ with 20 efficacy value to recognize pattern of DF, non DF and healthy people reach 67%, while PCA + LVQ with 20 and 10 dimension reaching 53% and 73%.;This research use wavelength distance 400-600 nm of spectroscopy UV-Vis with 21 input data show a pattern which is very differs between Dengue Fever (DF), non DF and healthy people compared to wavelength 190 -400 and 400-1100 nm. After got blood absorbance spectrum pattern analyzed by using method of artificial neural network LVQ with 20 efficacy value to recognize pattern of DF, non DF and healthy people reach 67%, while PCA + LVQ with 20 and 10 dimension reaching 53% and 73%.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
I Gede Onick Dharma Saputra
Abstrak :
Cupri merupakan mineral esensial yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit. Namun, mineral dalam bentuk bebas ataupun dalam bentuk garam tidak dapat terabsorbsi dengan baik dan memiliki bioavailibilitas rendah. Sehingga, dibutuhkan suatu pembawa yang dapat mengikat unsur mineral tersebut, salah satu pembawa yang umumnya dapat digunakan adalah asam amino. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan sintesis kompleks antara unsur mineral dengan asam amino. Setelah itu, dilakukan analisis kadar mineral dalam keadaan terikat dan bebas menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom SSA. Karakteristik kompleks dilakukan dengan pengujian menggunakan Sprktrofotometri Inframerah serta pemisahan mineral bebas dan terikat dilakukan dengan metode Kromatografi Kolom Penukar Ion. Hasil menunjukan bahwa sintesis antar unsur mineral dengan asam amino dapat dilakukan dan kadar mineral terikat untuk kompleks cupri-leusin 0,5:0,8, cupri-leusin 0,5:1, cupri-leusin 0,5:1,2 berturut-turut adalah 273,219 mg/g, 74,625 mg/g, 73,274 mg/g, untuk kompleks cupri-sistin 1:0,9, cupri-sistin 1:1, cupri-sistin 1:1,2 berturut-turut adalah 119,423 mg/g, 157,656 ng/g, 126,747 mg/g. Kadar logam bebas untuk kompleks cupri-leusin 0,5:0,8, cupri-leusin 0,5:1, cupri-leusin 0,5:1,2 berturut-turut adalah 2,631 mg/g, 3,291 mg/g, 1,626 mg/g, untuk kompleks cupri-sistin 1:0,9, cupri-sistin 1:1, cupri-sistin 1:1,2 berturut-turut adalah 3,077 mg/g, 1,860 mg/g, 3,303 mg/g.
Copper is an essential mineral the body needs in small amounts. However, minerals in free form or in the form of salt cannot be absorbed well and have a low bioavailability. Therefore, a carrier that can bind the element of the mineral is needed one of those generally capable carriers is the amino acid. Thus in this research, it was done a complex synthesis between mineral elements with amino acids. Next, the mineral content analyses were held in bound and free conditions using Atomic Absorption Spectrophotometry AAS. The complexes characterization was performed by testing using Infrared Spectrophotometry and the separation of free and bound minerals was done by using Chromatography of Ion Exchanger Column method. The results show that the synthesis between mineral elements with amino acids can be performed, and the bound mineral content to the complexes of copper leucine 0.5:0.8, copper leucine 0,5: 1, copper leucine 0,5:1,2 consecutively are 273.219 mg/g, 74.625 mg/g, and 73.274 m/g. Meanwhile, the bound mineral content for the complexes of copper cystine 1.0.9, copper cystine 1:1, copper cystine 1:1.2 orderly are 119.423 mg/g, 157,656 mg/g, and 126.747 mg/g. The free metal content of the complexes of copper leucine 0.5:0.8, copper leucine 0.5:1, copper leucine 0.5:1.2 consecutively are 2.631 mg g, 3.291 mg/g, and 1.626 mg/g. For the complexes of copper cystine 1:0.9, copper cystine 1:1, copper cystine 1:1.2, the free metal contents orderly are 3.077 mg/g, 1.860 mg g, and 3.303 mg/g.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>