Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Teks yang dimuat pada naskah ini diawali dengan keterangan makna wuku, kemudian menerangkan dengan cukup mendetail tentang watak dewa, senjata, bendera/umbul-umbul, minuman dalam tempatnya, pohon, burung, gedung, candi, gunung, bulan, dan lambang yang khas untuk setiap wukunya. Biasanya atribut ini hanya disebutkan saja, atau digambarkan pada buku pawukon yang berilustrasi. Data-data pawukon disusun dan sekaligus dicatat pada buku tulis ini oleh pengarang primbon yang sangat terkenal di Surakarta, ialah R. Tanaya (M. Tanojo, R. Tanojo), yang banyak mengarang buku yang kemudian diedarkan oleh penerbit De Bliksem pada tahun 1920-1930an. Pawukon PR.19 ini selesai dibuatnya pada bulan Maret 1936. Pada naskah ini juga tersisip surat dari Tanaya (h.33), tertanggal 18 Agustus 1937, ditujukan kepada Pigeaud di Yogyakarta. Surat tersebut berupa permintaan surat keterangan dari Dr. Pigeaud tentang jabatan Tanaya. Tanaya menjadi karyawan Stichting Panti Boedaja dengan tugas garap paniti poestaka dengan gaji bulanan (sejak bulan Juli 1937) sebanya f21. Surat ini juga menjelaskan tentang naskah Kateranganipun pawukon yang dikirimkan bersamanya untuk diperiksa oleh Pigeaud, jika hendak dibelinya.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.19-A 40.06
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah terdiri atas tiga teks yang berbeda, yaitu (a) janantaka, (b) Weda Rsi Ghana dan (c) sasayu paneteg tuuh. Sekalipun berupa satu cakepan yang disalin oleh satu tangan, ketiga teks ini semula diberi kode identifikasi yang berbeda-beda (LT 185, 186 dan 187). Keterangan isi selengkapnya sebagai berikut: Teks janantaka diawali dengan uraian tentang gring (sakit) yang menimpa rakyat secara mengganas. Dimulai dari jenis-jenis gring yang menimpa golongan masyarakat ke bawah, menengah, sampai pada masyarakat kelas utama. Dilanjutkan dengan dewasa tri wikrama, yakni uraian tentang guruning sasih sebagai langkah awal dalam memilih dewasa baik dan buruk berdasarkan pasasanjan tri wara, yang dimulai dari wuku Sinta sampai Watugunung (sebanyak 30 wuku). Diuraikan juga tentang pangunyaning tri wara yang meliputi baik buruknya dewasa untuk melakukan suatu pekerjaan, seperti dewasa rayur wirya (dewasa untuk potong gigi: mamatah); dewasa dewa nglayang (dewasa untuk membangun kahyangan dewa, upacara bayi dan para pitra yang senantiasa berdasarkan sasih dan penanggalan); dewasa mreta kunda lini/dewasa tetanduran/tri mamula (tentang hari-hari baik untuk menanam segala sesuatu termasuk pengolahan tanahnya disertai mantra-mantra tertentu); dan dewasa catur laba (tentang baik buruknya hari untuk bepergian). Disebutkan juga tentang dewasa buruk yang hendak dihindari karena diliputi oleh Kala Kundang Kasih, Kala Pundutan, Kala Dangastra, Kala Luwang, Kala Dangu, Kala Lekan, Kala Dasa Muka, Kala Rumpuh, dan lain-lainnya. Diakhiri dengan sebutan hari-hari baik dari ke-30 wuku dan mitra sasatru (dewasa dari segala dewasa). Disebutkan bahwa jika bertemu dengan dewasa di atas bagan akan menemui musuh, sedangkan jika bertemu dengan dewasa di bawah bagan adalah sangat baik karena bertemu dengan teman atau mitra (lihat h.16b). Untuk naskah lain dengan judul janantaka, lihat LOr 9276 dan aslinya, Kirtya 367. Teks ini belum tentu sama dengan FSUI/CL.52. Teks kedua adalah tulisan keagamaan berjudul Weda Rsi Gana, mengungkapkan tentang cara Rsi Gana lengkap dengan sarananya berdasar seluruh penjuru arah mata angin. Tujuannya untuk menetralisir dunia dari gangguan buta kala. Diakhiri dengan uraian sesayut Prayascita lengkap dengan sarana dan mantranya. Teks ketiga adalah sasayut paneteg tuuh, menguraikan tentang cara-cara membuat sesajen yang berbentuk sasayut untuk keselamatan hidup atau panjang umur. Disebutkan pula tentang sasayut jaga satru, sasayut dirga ayu, sasayut panebusan mahapati, dan lain-lain. Khusus sasayut panca lingga dan sasayut dirga yusa bumi yang disebutkan pada akhir naskah ini sangat baik dipakai oleh pendeta dan para ratu yang seyogyanya dihaturkan di Kahyangan Agung. Semua jenis sasayut ini dilengkapi dengan sarana, cara pengolahan, dan mantra-mantra yang dipakai. Teks ini ada kemiripan dengan naskah FSUI/AH.38, baik mengenai jenis-jenis sasayut, sarana, maupun mantra yang dipakai. Keterangan penulisan ketiga teks ini, maupun penyalinannya dalam lontar AH.39 tidak ada.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
AH.39-LT 185-187
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah lontar Bali ini memuat semacam pawukon. Teks diawali dengan sebutan semua wuku yang kena tali wangke, titi buwuk, pamacekan, karna sula, kala ngruda, kala mertyu, carik agung, dan bayu wurung, kecuali wuku tambir dan wayang. Dilanjutkan dengan uraian hari-hari baik (dina rahayu) yang terdapat dalam wuku tertentu. Disebutkan juga tentang uraian geni rawana, ala ayuning dina (baik buruknya hari dalam saptawara menurut penanggal dan pangelong), kajeng rendetan, dewasa (hari baik) untuk matetanduran atau menanam sesuatu yang disesuaikan dengan sadwara, lengkap dengan sesapan agar tanam-tanaman tumbuh dengan baik. Misalnya Tungleh sangat baik untuk menenm mentimun. Teks diakhiri dengan uraian tentang pengaruh palalindon (gempa) terhadap bhuwana agung, hubungannya denga ke-12 bulan Bali. Misalnya linduh (gempa) yang terjadi pada Sasih Kasa (bulan 1) adalah pertanda baik karena Betari Pretiwi beryoga untuk keselamatan dunia. Juga uraian caru patemon dilengkapi dengan sarana dan mantranya.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.38-LT 256
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Memuat petunjuk perhitungan waktu yang dipakai untuk meramalkan nasib seseorang berdasarkan wuku dan ramalan sifat anak berdasarkan hari kelahirannya. Di bagian akhir terdapat nama-nama dari kesemua wuku tersebut (30 wuku). Asal koleksi R. Tanojo. Daftar pupuh sebagi berikut: 1. Pangkur; 2. Pucung; 3. Pangkur; 4. Asmarandana; 5. Sinom; 6. Durma.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PR.24-KT 14
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Teks naskah ini berisikan mengenai bermacam-macam ramalan nasib seseorang berdasarkan wuku, hari kelahirannya yang berlaku di keraton Surakarta. Juga diterangkan cara-cara untuk menolak bala dari ramalan-ramalan tersebut, syarat-syarat yang harus dipenuhi dan kemudian dilaksankan. Asal koleksi naskah milik R. Tanojo. Daftar pupuh sebagai berikut: 1. Asmaradana; 2. Sinom; 3. Dandanggula; 4. Sinom; 5. Kinanti; 6. Mijil; 7. Pocung; 8. Dandanggula.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
PW.27-KT 22
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Naskah ini merupakan salinan dari naskah lontar yang diterima Pigeaud dari Dr. Klaverweiden di Surabaya, pada Februari-April 1926 (kina naskah lontar tersebut tidak diketahui keberadaannya). Penyalinan dikerjakan dalam bentuk tulisan tangan oleh Pigeaud sendiri, dan dalam bentuk naskah ketikan yang kemungkinan dibuat oleh staff Pigeaud. Teks berisi keterangan tentang naskah-naskah lontar, yaitu: 1. Pawukon almanak; 2. Anbiya; 3. Mitologi; 4. Cerita Yusuf; 5. Cerita Menak; 6. Pawukon; 7. Darmajati; 8. Serat kandha, dan 9. Cerita Asmarawulan. Bandingkan dengan FSUI/LL.75 dan 76.
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
LL.66-L 10.09
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Brata Kesawa
Abstrak :
Buku ini berisi pedoman atau pegangan dalam mengetahui candrasangkala yaitu angka suatu tahun yang disamarkan lewat suatu rangkaian kata tertentu. Kata-kata tersebut memiliki suatu acuan pada satu angka. Diantaranya adalah uraian mengenai penggunaan kata untuk sangkala dan candrasangkala. Kapan dimulainya pemakaian candrasangkala, bentukan kata yang dipergunakan, satuan/kata-kata yang memiliki watak-watak tertentu di dalam angka (dari 1-10). Juga uraian bagaimana menyusun cara menyusun/membuat candrasangkala. Adapula sangkala memet, dengan mempergunakan suatu gambar tertentu. Daftar kata untuk hapalan dan yang terakhir adalah daftar kata yang diurutkan melalui urutan ha, na ca, ra, kanya.
Weltevreden: Bale Pustaka, 1928
BKL.0003-PW 3
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Karta Asmara
Abstrak :
Buku ini membahas mengenai tokoh-tokoh manusia atau dewa dan kaitannya dengan angka dalam candrasangkala.
[Place of publication not identified]: Sumadijaya, [date of publication not identified]
BKL.0481-PR 30
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Buku ini berisi penjelasan hal ihwal yang berkaitan dengan candra sengkala berikut watak-wataknya serta cara penggunaannya, dan juga penjelsan cara memisah-misahkan sangkalan. Yang diterangkan adalah: sangkala methuk, sangkala miring, sangkala memet, dan sangkala yang berwujud gambar.
Solo: Stoomdrukkerij De Bliksem, 1928
BKL.0537-PR 37
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Pigeaud, Theodoor Gautier Thomas, 1899-
Abstrak :
Buku ini menguraikan mengenai ilmu meramal atau perbintangan Jawa beserta klasifikasinya yang ditulis oleh Th. Pigeaud.
Weltevreden: G. Kolff, 1929
BKL.0593-PR 45
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>