Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farrah Nabilla Irfan
"Identifikasi komunitas mikrobiota menjadi salah satu pendekatan penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan gajah sumatra dalam konservasi exsitu. Penelitian ini memfokuskan pada analisis mikrobiota usus berdasarkan empat sampel feses (anak betina/jantan, induk betina/jantan) menggunakan Nextgeneration Sequencing dan analisis metagenomik. Analisis metagenomik yang mencangkup alpha dan beta diversity memberikan pengetahuan terkait komposisi mikrobiota dari kelimpahan, kemerataan dan perbedaan diantara keempat sampel. Analisis alpha diversity menunjukkan variasi mikrobiota yang signifikan, dengan gajah jantan dewasa memiliki keanekaragaman dan kelimpahan mikrobiota tertinggi, sementara gajah betina dewasa menunjukkan keanekaragaman yang paling rendah. Analisis beta diversity menunjukkan gajah anak jantan memiliki perbedaan signifikan dari kedua gajah dewasa karena perbedaan umur yang signifikan. Komunitas mikrobiota didominasi oleh filum Bacillota (40-70%) dan Bacteroidota (20-40%), dengan Clostridia (~90%) menjadi kelas paling melimpah dalam Bacillota, sementara Sphingobacteriia (~50%) dan Bacteroidia (~50%) kelas dominan dalam Bacteroidota. Temuan ini mengindikasikan adanya variasi yang signifikan dalam komposisi mikrobiota usus di antara sampel, yang mungkin dipengaruhi oleh faktor seperti jenis makanan dan usia. Pemahaman lebih lanjut tentang hubungan ini penting untuk merancang strategi konservasi yang efektif guna meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan gajah sumatra di lingkungan konservasi.

Identification of the microbiota community is an important approach to improve the quality of life and health of Sumatran elephants in ex-situ conservation contexts. This research focuses on analyzing gut microbiota based on four fecal samples (female/male child, female/male adults) using Next-generation Sequencing and metagenomic analysis. Alpha diversity analysis shows significant microbiota variation, with adult males having the highest diversity and abundance, while adult females exhibit lower diversity. Beta diversity analysis indicates moderate differences between female and male juveniles, with male juveniles significantly differing from both adult elephants. The prokaryotic community is dominated by Bacillota (40-70%) and Bacteroidota (20-40%), with Clostridia (~90%) being the most abundant group within Bacillota, and Sphingobacteriia (~50%) and Bacteroidia (~50%) dominant within Bacteroidota. These findings indicate significant variations in gut microbiota composition among samples, likely influenced by factors such as diet and age. Further understanding of these relationships is crucial for designing effective conservation strategies to enhance the health and well-being of Sumatran elephants in conservation environments."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nuralifah Indah Salsabila
"Gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) merupakan hewan yang populasinya dikategorikan sebagai critically endangered. Salah satu upaya untuk meningkatkan populasinya adalah melalui konservasi ex-situ di penangkaran. Pemahaman mengenai mikrobiota saluran pencernaan hewan di penangkaran perlu diketahui agar dapat menjaga kesehatan hewan dan mendorong keberhasilan konservasi hewan tersebut. Bakteri asam laktat merupakan salah satu kelompok mikrobiota saluran pencernaan yang ikut berperan dalam proses pencernaan. Tujuan penelitian adalah untuk mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri asam laktat dari feses gajah sumatra (E. m. sumatranus) di Taman Margasatwa Ragunan. Gajah sumatra yang dipilih adalah dua betina (usia ±37 tahun dan ±10 tahun) dan dua jantan (usia ±37 tahun dan ±5 bulan). Sampel feses diinokulasikan pada medium de Man Rogosa Sharpe Broth (MRSB) dan MRSB dengan bile salt 0,3% sebagai enrichment media, lalu diisolasi pada medium de Man Rogosa Sharpe Agar (MRSA) dengan CaCO3 0,3%. Hasil isolasi diperoleh sepuluh isolat bakteri asam laktat yang selanjutnya dikarakterisasi berdasarkan morfologi sel, uji biokimia, dan identifikasi bakteri menggunakan gen 16S rRNA. Hasil identifikasi dari sepuluh isolat menunjukkan bahwa enam isolat (BD1 (99,87%), BA1 (99,36%), BA2 (99,20%), JD5 (99,93%), JA1 (99,87%), dan JA2 (99,33%)) merupakan Limosilactobacillus fermentum, dua isolat (JD1 (99,53%) dan JD2 (99,80%)) merupakan Ligilactobacillus agilis, dan dua isolat lainnya (JD3 (100%) dan JD4 (99,67%)) merupakan Lactiplantibacillus pentosus. Tetapi, hasil analisis filogenetik isolat JD3 dan JD4 memiliki nilai bootstrap 100% terhadap kelompok L. plantarum, yang meliputi L. plantarum, L. pentosus, dan L. paraplantarum sehingga kelompok filogenetiknya tidak dapat dibedakan. Studi lebih lanjut dibutuhkan untuk mengidentifikasi isolat JD3 dan JD4.

The Sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus) is a critically endangered animal listed as the population has decreased. To increase the population, conservation effort has already been done at ex-situ in the captivity. Understanding gut microbiota of captive animals is necessary to maintain animal health and support the animal conservation. Lactic acid bacteria (LAB) are a group of microbiotas in the digestive tract that contribute to the digestion process. This study aimed to isolate and identify LAB from Sumatran elephant feces at Ragunan Wildlife Park. The Sumatran elephants selected were two females (aged ±37 years and ±10 years) and two males (aged ±37 years and ±5 months). Feces samples were enriched in de Man Rogosa Sharpe Broth (MRSB) and MRSB with bile salt 0,3% media, then isolated in de Man Rogosa Sharpe Agar (MRSA) with CaCO3 0,3% media. Ten selected isolates were characterized based on cell morphology, biochemical test, and bacterial identification using the 16S rRNA gene. The identification results of ten isolates showed that six isolates (BD1 (99,87%), BA1 (99,36%), BA2 (99,20%), JD5 (99,93%), JA1 (99,87%), and JA2 (99,33%)) were Limosilactobacillus fermentum. Two isolates (JD1 (99,53%) and JD2 (99,80%)) were Ligilactobacillus agilis. The others (JD3 (100%) and JD4 (99,67%)) were Lactiplantibacillus pentosus. However, the phylogenetic analysis results of JD3 and JD4 isolates had a bootstrap value of 100% to the L. plantarum group, which includes L. plantarum, L. pentosus, and L. paraplantarum so their phylogenetic groups could not be distinguished. Further studies are needed to identify JD3 and JD4 isolates."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library