Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardiani Harwanto
Abstrak :
Masalah penelitian ini adalah proses kreativitas para perupa kontemporer Indonesia dalam mempertahankan kesehatan jiwa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, pengamatan terlibat dan studi dokumentasi. Temuan penelitian ini adalah: (1) Permasalahan kehidupan para perupa yang bersumber pada aspek kebudayaan, psikologis, dan ekologis yang mempengaruhi proses berkarya. Proses berkarya para perupa merupakan strategi untuk mempertahankan kesehatan jiwa. Temuan ini memberikan kontribusi baru dalam seni rupa Indonesia karena pemahaman selama ini proses berkarya hanya selalu dihubungkan dengan seni untuk seni dan art therapy bagi orang yang sakit jiwa. Pemahaman yang kedua hanya bisa digunakan pada cara menyembuhkan orang yang sakit jiwa atau seni rupa orang yang sakit jiwa. Pendapat seni untuk seni semata tidak bisa dipertahankan karena masalah seni bukan hanya dikaji dengan seni semata melainkan dapat juga terkait dengan masalah kesehatan jiwa. Temuan ini diperkuat dengan adanya kecenderungan perkembangan seni yang tanpa sekat dan lintas disiplin (Alisyahbana, 1983). Temuan ini memperkuat pendapat Narol (1962; Lumsden, 1975; McElroy dan Towsend, 1979, Picasso, dalam Soemantri, 1998). (2) perupa kontemporer mempunyai sikap yang menjunjung kebebasan. Setiap perupa bebas menentukan media visual yang akan dipilih dengan lintas batas-batas bahkan cenderung menggabungkannya. Setiap perupa mempunyai karakteristik masing-masing yang dipengaruhi pengalaman hidup, latar belakang pendidikan, latar belakang sosial budaya, dan proses kreativitas termasuk pandangan mereka tentang hidup dan kehidupan. Temuan ini memberikan pemahaman baru terhadap karakteristik seni rupa kontemporer. Temuan ini menolak pendapat (Soedarso, 2000) karena aspek kontemporer menekankan pada kesatuan unsur -unsur visual dan non-visual, dan proses kreativitas yang memberikan kebebasan, serta selalu berhubungan dengan situasi kekinian (Santayana, 1998). Temuan ini memperkuat pendapat Al Hassan (dalam Gombrich,1965: 15); (3) strategi penanggulangan perasaan tertekan (coping grass) berhubungan dengan pandangan perupa tentang karya, hidup, dan interaksi manusia dan lingkungan. Pandangan tentang berkarya seni dipahami perupa sebagai pemegang otoritas tunggal, kebebasan bereskpresi, pengakuan terhadap eksistensinya, kompensasi atas permasalahan, sarana kornunikasi dengan siapa saja tanpa mengggunakan topeng "apa adanya atau ada adanya", sarana meditasi, media pemberdayaan manusia, ringannya beban, rasa syukur kepada Tuhan, Yang memberi bakat dan ibadah. Temuan ini berbeda dengan Dewey (1964), Langer (1962), Croce (1964).
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T2948
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miller, Christine
New York : Routledge, Taylor & Francis Group, 2018
745.4 MIL d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Design is a key site of cultural production and change in contemporary society. Anthropologists have been involved in design projects for several decades but only recently a new field of inquiry has emerged which aims to integrate the strengths of design thinking and anthropological research.This book is written by anthropologists who actively participate in the development of design anthropology. Comprising both cutting-edge explorations and theoretical reflections, it provides a much-needed introduction to the concepts, methods, practices and challenges of the new field. Design Anthropology moves from observation and interpretation to collaboration, intervention and co-creation. Its practitioners participate in multidisciplinary design teams working towards concrete solutions for problems that are sometimes ill-defined. The authors address the critical potential of design anthropology in a wide range of design activities across the globe and query the impact of design on the discipline of anthropology.This volume will appeal to new and experienced practitioners in the field as well as to students of anthropology, innovation, science and technology studies, and a wide range of design studies focusing on user participation, innovation, and collaborative research.
London: Routledge, 2013
e20529110
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Windi Susetyo Ningrum
Abstrak :
ABSTRAK
Kesenian kerap kali dipandang dan dikaitkan dengan permasalahan global dan perekonomian. Suatu seni akan berubah sesuai dengan pangsa pasar, bukanlah suatu fenomena baru. Sayangnya, keberadaan kesenian kurang dilihat secara mendalam terkait keberadaan dirinya. Thesis ini bertujuan untuk melihat kesenian dari sudut pandang habitus masyarakatnya. Beberapa kelompok seni di Desa Bandyngrejo, Kab. Ngablak, Kec. Magelang, Jawa Tengah ini memiliki strategi untuk melestarikan kesenian. Keberadaan mereka yang dari luar nampak bersaing, nyatanya memiliki cerita berbeda di dalamnya. Rumusan masalah akan dijawab melalui pendekatan kualitatif dan metode etnografi. Data-data yang didapatkan berasal dari wawancara, observasi, dan penelurusan dokumen. Pada metode observasi, saya ikut berpartisipasi akan kegiatan yang dilaksanakan masyarakat Bandungrejo dan juga kelompok seni. Temuan dilapangan menunjukan bahwa kesenian tidak dapat diukur dengan uang. Habitus merupakan alasan yang kuat suatu kelompok agar tetap mempertahankan dirinya. Kesenian tetap hadir bukan karena ada ancaman, namun habitus masyarakat desa sangat mendukung dan berpengaruh pada seni. Ditambah dengan paradigma labeling sebagai lsquo;desa seni rsquo;, perubahan karakter masyrakat dari negatif ke positif, dan juga seni dikatakan sebagai komunitas terbayangkan. Seni, jika dilihat secara holistik lagi akan memiliki makna yang berbeda.
ABSTRACT
Art is often viewed and linked to global issues and the economy. An art will change according to market share is not a new phenomenon. Unfortunately, the existence of art is not seen in depth related to its existence. This thesis aims to see art from the point of view of the community 39 s habitus. Some art groups in Bandungrejo Village, Kab. Ngablak, Kec. Magelang, Central Java have a strategy to preserve the arts. Their existences look like be competitive each other. it is however differ from the reality. Problem formulation will be answered through qualitative approach and ethnography method. The data obtained comes from interviews, observation, and documents research. In the observation method, I participated in the activities undertaken by the Bandungrejo community and the art group as well. Field findings show that art can not be measured by money. Habitus is a strong reason for a group to maintain itself. A threat is not a reason why art remains its existence, due to the habitus of the village community is very supportive and influential on art. Furthermore, the paradigm of labelling as 39 art village 39 , the changing of society 39 s character from negative to positive have an impact that art is said to be the unimaginable community. Again, art will have a different meaning if it is viewed in holistic way.
2018
T50678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Routledge, 2016
301 RED
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Design is a key site of cultural production and change in contemporary society. Anthropologists have been involved in design projects for several decades but only recently a new field of inquiry has emerged which aims to integrate the strengths of design thinking and anthropological research. This book is written by anthropologists who actively participate in the development of design anthropology. Comprising both cutting-edge explorations and theoretical reflections, it provides a much-needed introduction to the concepts, methods, practices and challenges of the new field. Design Anthropolog.
New York: Bloomsbury, 2013
306.47 DES
Buku Teks  Universitas Indonesia Library