Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panji Adhipura
"Kendaraan tempur sebagai alat mobilitas anggota TNI harus memiliki karakteristik yang sangat kuat agar tidak mudah ditembus peluru. Pada umumnya, kendaraan tempur terbuat dari material baja. Material ini memiliki ketangguhan baik sehingga dapat digunakan menjadi material balistik namun memiliki densitas yang tinggi. Salah satu material yang dapat digunakan yaitu komposit. Komposit yang digunakan yaitu Metal Matrix Composite (MMC) dengan paduan Al-8Zn- 4Mg sebagai matriks dan 20 vol.% SiC berukuran 300# sebagai penguat memiliki sifat identik dengan baja namun memiliki densitas yang lebih rendah dari Baja.
Unit muffle furnace di Universitas Indonesia digunakan untuk mempersiapkan paduan, diaduk dengan kecapatan 500 rpm dan tahap pencetakan melalui proses squeeze casting dengan tekanan 20 ton. Pengukuran kekerasan dilakukan pada sampel dengan beberapa variasi waktu ageing untuk mendapatkan kurva pengerasan penuaan. Pengukuran energi impak, karakterisasi struktur mikro, SEM dan EDX dilakukan pada kondisi as cast dan kekerasan puncak. Pelat aluminium dilakukan pengujian balistik tipe III berkaliber 7.56 mm dengan dilakukan thermal spray coating sebelumnya.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kekerasan dan energi impak komposit semakin meningkat dengan perlakuan panas penuaan karena adanya pembentukan presipitat halus MgZn2 dan Mg3Zn3Al2. Kondisi kekerasan puncak setelah perlakuan penuaan selama 2 jam yang menghasilkan kekerasan 90.25 HRB dan energi impak sebesar 2 joule. Namun pelat komposit tidak mampu menahan laju proyektil tipe III berkaliber 7.56 mm.

Armored Fighting Vehicle (AFV) as a means of mobility of the TNI must have properties that are very strength in order to resist projectile speed. In General, AFV made of steel material. This Material has excellent toughness so it can be used as ballistic material. To produce more effective mobility, then needed lighter material. One of the materials that can be used is composite. The used composite is Metal Matrix Composite (MMC) with Al-8Zn-4Mg alloy as the matrix and 20 vol.% SiC 300# as the reinforce has properties identical to steel but has lower density than steel.
Muffle furnace Unit at the University of Indonesia used to prepare alloy, stire with 500 rpm of speed and the printing stage through the process of squeeze casting with 20 tons of pressure. Measurement of hardness conducted on samples with some variation of the ageing time to get age hardening curve. Measurement of energy impact, micro structure characterization, SEM and EDX performed on as cast and peak aged conditions. Aluminium Composite plates are conducted ballistic testing type III 7.56 mm caliber to do thermal spray coating before.
The results of this research show that hardness and composite energy impact increase with heat treatment of aging due to the formation of precipitates fine MgZn2 and Mg3Zn3Al2. The penuaan puncakd conditions after aging treatment for 2 hours that generate hardness of 90.25 HRB and energy impact of 3 joules. Composite plate however was unable to withstand the pace of projectile type III 7.56 mm caliber.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Sovian
"ABSTRACT
Besi merupakan bahan dasar yang banyak dipergunakan sebagai bahan logam di dunia yang mencakup hampir sebagian besar peruntukannya adalah memenuhi kebutuhan umat manusia. Hal ini bisa terlihat antara lain dapat digunakan untuk pembuatan mobil, kapal, mesin, serta komponen struktur bangunan dan lain-lainnya, akan tetapi apabila dilihat dari segi pembiayaan untuk pembuatannya tersebut sangatlah murah namun mempunyai kekuatan yang sangat kuat. Tapi besi jenis ini masih dianggap sangat lemah serta lunak apabila dipakai sebagai bahan dasar pembuatan baja, sehingga perlu adanya proses pencampuran dengan bahan-bahan unsur paduan yang ada yang akan mengubah semuanya, dari awalnya sebuah besi murni yang bersifat lunak maka akan menjadikanya semakin lebih kuat. Alloy atau panca logam ini merupakan unsur yang tergabung dalam bentuk senyawa cair atau pejal yang sama serta berasal dari dua atau lebih unsur, yang mana salah satu dari unsur tersebut merupakan bahan dasar yang berasal dari logam, dan alloy atau panca logam ini memiliki sifat julat lebur yang merupakan bahan campuran dari pepejal serta cair. Untuk membuat alloy biasanya dibuat berdasarkan fungsi dan kegunaannya yang disesuaikan dengan pemakaiannya alloy itu dibuat. Dalam penelitian ini tujuan alloy dibuat yaitu untuk digunakan untuk lapisan sistem kekerasan perlindungan kendaraan lapis baja. Material untuk alloy yang digunakan sebagai sistem perlindungan kendaraan lapis baja yaitu untuk kekerasan bisa menambahkan unsur karbon, yang terdapat dari batubara, dan boron akan meningkatkan nilai konduktivitas untuk meredam energi apabila terjadi bentuaran pada plat baja kendara lapis baja. Selain pencampuran unsur boron Besi baja paduan merupakan baja yang banyak mengandung unsur-unsur yang ada selain Besi (Fe) dan Carbon (C), campuran besi ini biasanya mengandung unsur-unsur yang lain seperti Nikel (Ni), Chrom (Cr), Mohliben (Mo), Titanium (Ti), Mangan (Mn) dan lain sebagainya. Sedangkan tujuan adanya penambahan pada unsur-unsur tersebut adalah untuk dapat meningkatkan kekauatan dan mengubah sifat dengan tujuan dapat menambah kekuatan pada kendaraan lapis baja."
Bogor: Universitas Pertahanan Indonesia, 2019
345 JPBN 9:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library