Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurusyifa
"Sebagai sebuah wacana persuasi, ceramah motivasi Mario Teguh ?Golden Ways? mengandung persuasi yang ingin disampaikan. Persuasi tersebut berupa pernyataan yang didukung oleh pernyataan pendukung lainnya agar persuasi yang disampaikan dapat diterima. Kesatuan pernyataan-pernyataan itulah yang disebut argumen, yang merupakan bagian dari persuasif. Penelitian ini bertujuan menemukan unsur argumen, pola argumen, teknik argumen, serta pemarkah linguistik dari unsur argumen dan teknik argumen dalam ceramah "Golden Ways". Tema yang dipilih sebagai data, yaitu 1) "Superfriendship", 2) "Happiness Starts from Home", 3) ?Wanitaku Pemuliaku?, dan 4) "Guru Penumbuh Bangsa". Data diambil dari laman Youtube. Penelitian ini bersifat kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan teori Toulmin untuk membedah unsur argumen. Toulmin mengungkapkan ada enam unsur argumen yaitu Claim, Ground, Warrant, Backing, Qualifier, dan Possible. Sementara itu, penelitian ini juga menggunakan pendapat Renkema untuk menemukan teknik argumen. Rengkema menyatakan ada empat teknik yang dapat digunakan untuk membangun sebuah argumen, yaitu (1) memberikan penjelasan; (2) membuat analogi; (3) memberikan contoh; dan (4) menyebutkan sumber otoritatif. Hasil penelitian menunjukkan ada empat unsur argumen dalam ceramah "Golden Ways", yaitu claim, ground, warrant, backing, sedangkan teknik argumen, yakni teknik menggunakan contoh, teknik menjelaskan, dan teknik analogi. Unsur argumen, teknik argumen, dan pemarkah linguistik baik yang ditemukan atau tidak memberikan gambaran kekhasan Mario Teguh sebagai seorang motivator.

As a persuasion discourse, "Golden Ways" motivational speech by Mario Teguh contains persuasion wanted to be conveyed. Persuasion is a statement supported by other supporting statements for persuasion delivered to be acceptable. Unity of the statements so-called an argument, is part of persuasion. This study aims to find the element of the argument, the pattern of the argument, argument techniques, and linguistic markers in "Golden Ways". The theme chosen as the data are "Superfriendship", "Happiness Starts from Home", "Wanitaku Pemuliaku", and "Guru Penumbuh Bangsa". Data are taken from Youtube page. This study is a qualitative descriptive research. This study used Toulmin's theory to find the elements of the arguments. According to Toulmin's theory there are six elements of argument namely, that Claim, Ground, Warrant, Backing, Qualifier, and Possible. Meanwhile, this study uses Renkema's theory to dissect the argument techniques. Renkema stated four techniques that can be used to build an argument namely, (1) providing explanation, (2) making analogy, (3) providing example, and (4) providing authoritative source,. The results showed there are four elements of the argument in the speeches of "Golden Ways" by Mario Teguh. Those are claim, ground, warrant, and backing. This study also showed there are three techniques of argument used namely, providing example, providing explanation, and making analogy. Thus, the elements of argument, the techniques of argument, and linguistic markers whether they are found or not in the "Golden Ways" speech by Mario Teguh show the uniqueness of Mario Teguh as a motivator."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T28370
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Rosita
"Tantangan pada penulisan teks argumentatif yang dihadapi pelajar kelas XI salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta di Cibubur terletak pada kemampuan menyusun dan mengembangkan gagasan. Maka, kendala tersebut diatasi melalui studi eksperimental menggunakan metode campuran dengan menerapkan prewriting berbentuk mind map. Hasil penelitian berupa perbandingan nilai pre-test dan post-test yang dianalisis menggunakan Nonparametric-Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan hasil yang signifikan pada experimental group dengan Asymp.Sig.(2-tailed) 0.003<0.05. Partisipan kemudian mengungkapkan persepsinya terhadap penggunaan mind map melalui kuesioner dan wawancara yang dianalisis menggunakan software Nvivo 12 dengan teknik In Vivo coding. Dari hasil analisis, diketahui bahwa kata kunci, warna, dan cabang merupakan komponen mind map yang paling berdampak pada eksplorasi konten, struktur teks, kemudahan dan minat menulis, efisiensi waktu, serta keterampilan berpikir. Meskipun demikian, terdapat 3 orang partisipan yang mengungkapkan bahwa mereka tidak merasakan perkembangan karena penyebab tertentu. Signifikansi hasil penelitian dan persepsi yang mayoritas positif menyiratkan bahwa mind map merupakan strategi yang cocok untuk mengembangkan gagasan pada penulisan teks argumentatif. Maka, pada penelitian selanjutnya, menarik untuk melihat fungsi mind map pada komunitas belajar yang lebih besar dan menggabungkannya dengan strategi lain untuk mengoptimalkan hasil belajar.

The ability to compose and develop ideas in argumentative writing was a challenge for grade XI students at one of Cibubur’s private high schools. Therefore, a mixed method experimental study was implemented to determine the effectiveness of mind map as a prewriting strategy to improve the student’s ability. The result of the study was presented by the comparison of pre-test and post-test scores which were analyzed using Nonparametric-Wilcoxon Signed Rank Test. A significant value was found in the experimental group with Asymp (two-tailed) Sig. = 0.003<0.05. The participants also expressed their perception of the mind map’s feature through a questionnaire and interview. According to the data which were analyzed using Nvivo 12 with In Vivo coding, the mind map elements with the greatest influence on content exploration, text structure, ease and interest in writing, time efficiency, and thinking skills were keywords, colors, and branches. Nevertheless, 3 participants said they didn’t make any progress for several reasons. The significant findings and the vast majority of positive opinions indicated that the mind map was an effective strategy for developing ideas in argumentative writing. In further research, it would be interesting to explore how it fits into the larger learning community by combining it with other methods to improve learning outcomes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Inggrid Christiana Ratna Dewi
"Skripsi ini membahas nilai-nilai moral di dalam Babad Ponorogo. Nilai-nilai moral ini dianalisis untuk mencari jati diri masyarakat ponorogo. Teori yang digunakan adalah teori sistem nilai budaya yang dikemukakan oleh C. Kluckhohn (1961), sedangkan metodologi yang digunakan adalah metode deskriptif analisis. Pada Babad Ponorogo, ada 17 nilai moral yang diperoleh. Ketujuh-belas nilai moral tersebut mencakup hakekat hidup yaitu keimanan, keadilan, demokrasi, kerukunan, bersyukur, berprasangka baik, menjauhkan diri dari hawa napsu, dan kesabaran; hakekat karya manusia nilai moral yaitu gotong-royong, keadilan, keberanian, kemandirian, amanah, dan rajin bekerja; persepsi manusia tentang waktu nilai moralnya yaitu bersikap realistis; pandangan manusia terhadap alam sekitar dengan menghargai alam; hakekat hubungan manusia dengan sesama yaitu amanah, keadilan, tidak pamrih, tolong-menolong, rendah hati, dan kejujuran. Nilai-nilai moral yang terdapat di dalam Babad Ponorogo tersebut dapat dijadikan sebagai jati diri masyarakat Ponorogo.

This thesis discusses the moral values in the Babad Ponorogo. These moral values are being analyzed to find the identity of Ponorogo's community. The theory that being used is the theory of cultural value system by C. Kluckhohn (1961) and the methodelogical that being used is analytical descriptive. Babad Ponorogo has seventeen moral values. These seventeen moral values includes the essence of life: faith, justice, democracy, harmony, gratitude, prejudiced good, stay away from the passions, and patience; the essence of the moral values of human work are mutual help, justice, courage, independence, trust, and diligent work; human perception of time for being realistic; human view of the environment with respect for nature; the essence of human relationships with others that are trustworthy, fairness, no strings attached, mutual help, humility, and honesty. Moral values contained in the Babad Ponorogo can be used as identity Ponorogo society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S514
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library