Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ira Sophia
Abstrak :
Tanpa disadari, sungai telah menjadi salah satu bagian penting bagi kelangsungan hidup umat manusia. Dalam dunia arsitektur, sungai memiliki peranan yang berbeda-beda di setiap kota yang berbeda-beda juga juga lokasinya. Hal ini mempengaruhi tampilan serta wujud fisik sungai yang berbeda-beda. Pada abad ke-17, Kota Jakarta yang sekarang kita kenal sebagai Ibu Kota Negara RI, mengawali kebesarannya di kawasan Jakarta Kota Lama, dengan menjadi pusat perhatian dunia perdagangan intemasional. Kawasan ini dahulu lebih dikenal dengan sebutan Kota Batavia. Kota Batavia terbentuk seiring dengan keberadaan dan perkembangan Kali Besar serta kanal-kanal di dalamnya. Kanal-kanal yang ada di Kota Batavia memiliki banyak peranan bagi pembentukan dan perkembangan Kota Batavia, yang pada periode 1619-1799 merupakan kota kolonisasi Bangsa Belanda di bawah Pemerintahan VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie). Mengenai penyebab yang mempengaruhi keberadaan Kali Besar dan kanal-kanal di dalam Kota Batavia, ada beberapa pendapat yang membahas konsep ide pembentukannya. Yang pertama adalah bahwa Kota Batavia dibangun VOC semata-mata agar sama dengan Kota Amsterdam di Belanda, sebagai usaha VOC menciptakan nuansa "e;nostalgia of homeland"e; bagi bangsa Belanda yang tinggal di Kota Batavia. Pendapat lain mengatakan bahwa Kota Batavia dibangun dengan mengikuti kaidah pola kota ideal untuk sebuah kota kolonial yang berlaku di Eropa. Dan pendapat yang terakhir adalah bahwa Kota Batavia merupakan kota hasil peleburan antara kota di Eropa dengan kota tradisional di Indonesia. Untuk membantu menelusuri pola pembentukan dan perkembangan Kota Batavia, dalam tulisan ini dilakukan tinjauan historis yang berhubungan dengan teori kolonialisme. Melalui tinjauan ini akan dilakukan studi banding antara Kota Batavia dengan Kota Amsterdam di Belanda, Kota Batavia dengan kota kolonial pada umumnya, Kota Batavia dengan kota kuno di Eropa serta Kota Batavia dengan kota tradisional di Jawa. Analisis lebih lanjut akan memaparkan perkembangan Kota Batavia sehubungan dengan pengaruh serta peran strategis Kali Besar serta kanal-kanal di dalam perkembangan Kota Batavia, khususnya dari sisi politik, sosial-budaya dan ekonomi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S48600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Rasyadi Faza
Abstrak :
Pengembangan kawasan TOD di daerah Glodok sangat erat kaitannya dengan keberlangsungan perekonomian kecil-menengah yang berada di eksisting kawasan.Terlebih saat festival tahunan Cap Gomeh sedang berlangsung, daya tarik dari sektor makanan, fashion, kesenian dan kerajinan budaya khas chinese seakan menjadi primadona pilihan masayarakat. Dengan berfokus pada sektor fashion, usulan perancangan Neo Glodok Fashion Center yang mengangkat konsep hierarki, layering pada fashion, dan rekondisi pengalaman ruang dari gang serta persimpangan Glodok, diharapkan dapat menciptakan ruang komunal baru yang dapat meningkatkan nilai ekonomi untuk seluruh lapisan brand fashion,, memberikan edukasi fashion pada masyarakat sekitar, hingga dapat menjadi ikon baru pada kawasan TOD Neo Glodok yang representatif dan menarik dari segi arsitektural. ......The development of the TOD area in the Glodok area is closely related to the sustainability of the small-medium economy in the existing area. Especially when the annual Cap Gomeh festival is taking place, the attractiveness of the food, fashion, arts and crafts sectors of typical Chinese culture seems to be the prima donna of the people's choice. By focusing on the fashion sector, the proposed Neo Glodok Fashion Center design which elevates the concept of hierarchy, layering of fashion, and reconditioning the spatial experience of alleys and Glodok intersections, is expected to create a new communal spaces that can increase economic value for all layers of the fashion brand, provide fashion education to the local community, so that it can become a new icon in the TOD Neo Glodok area which is representative and attractibe from an architectural point of view.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Naniek W. Priyomarsono
Jakarta: CAC Group, 2008
728.359 83 NAN r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Arum Kusumawardhani
Abstrak :
ABSTRAK
Arsitektur rumah Betawi sangat erat terkait dengan liyan. Hal ini jelas terlihat bila membandingkan arsitektur Betawi hasil reka cipta dengan arsitektur rumah Betawi Ora sebagai salah satu studi kasusnya. Temuan penelitian berupa adanya bangunan blandongan sebagai ruang publik dan pangkeng pendaringan sebagai ruang sakral pada rumah Betawi Ora yang tidak muncul pada arsitektur rumah Betawi hasil rekacipta, mempertegas adanya keliyanan tersebut. Rumah yang bagi masyarakat Betawi Ora merupakan bagian dari diri dan identitas mereka, menjadi liyan di tengah representasi formal yang menutupi keberadaan mereka.
Peminggiran terus menerus terhadap masyarakat Betawi sejak dari masa kolonial Hindia Belanda hingga sekarang ini, ditengarai sebagai faktor utama yang mempertegas keliyanan tersebut. Penghapusan kampung ? kampung Betawi sedikit banyak memaksa masyarakat Betawi untuk mengubah pola hidup dan keruangan mereka, menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru, termasuk juga pada cara mereka berarsitektur.
Keberadaan arsitektur rumah Betawi Ora yang belum diakui sebagai bagian dari kekayaan khasanah arsitektur tradisi Betawi akan dijelaskan melalui pendekatan historiografi arsitektural, terutama yang terkait dengan penyebab liyan serta penyikapan orang Betawi terhadap arsitektur dan keruangan mereka sendiri. Sebuah penelitian dengan menggunakan metode interpretasi menjadi dasar dari tulisan ini, yang bertujuan untuk mengangkat kesejarahan dari masyarakat kebanyakan melalui pendekatan ?history from below?.
Pendekatan teoritis terkait konsep liyan dan subaltern digunakan untuk mengenali masyarakat Betawi yang sering kali dikatakan sebagai kelompok marginal di ibu kota Jakarta. Keberadaan masyarakat Betawi dan kebudayaannya, terutama yang terkait dengan arsitektur rumah dan ruang keterbangunan mereka, akan diamati perubahan dan perkembangannya sejak periode akhir pemerintahan kolonial Hindia Belanda hingga periode reformasi sebagai upaya untuk memperjelas kesejarahan mereka dan liyan yang terkait erat di dalamnya.
Abstract
Betawi house architecture is closely related to ?Otherness?. This is clearly seen when comparing Betawi architecture formal representation with the architecture of Betawi Ora house as a case study. The research findings of blandongan as a public space and pangkeng pendaringan as sacred space at Betawi Ora house which does not appear on the architecture of Betawi house formal representation, confirm the existence of otherness. The house for Betawi Ora people is part of the self and their identity, became ?Others? in the middle of a formal representation that covers their existence. Continuous marginalization of the Betawi people since the colonial Dutch East Indies until now, identified as the main factors that reinforce the otherness. Elimination of the Betawi villages, forced the Betawi people to change their everyday life and spatiality, to adjust to new conditions, including to their architecture
The existence of Betawi Ora house that has not been recognized as part of Betawi architectural traditions will be explained through the historiography architectural approaches, especially those related to the cause of the ?Otherness? and Betawi people attitude towards their own architecture and spatial. A study using the interpretive research method is the basis of this paper, which aims to raise the history of the commoners through a 'history from below' strategy.
Theoretical approach and related concepts of Other and subaltern are used to identify the Betawi people, often said to be a marginal group in the capital city of Jakarta. The existence of the Betawi people and its culture, especially as related to architecture and their built environment, will be observed the changes and developments since the end of the period of the Dutch East Indies colonial rule until the period of reforms in an effort to clarify their historical and ?Otherness? are inextricably linked in it.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31810
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Al Kautzar
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47868
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brega Bernardhi Pamuji
Abstrak :
ABSTRAK
Arsitektur tidak hanya sebatas bangunan tinggi, perumahan, atau infrastruktur. Efek psikologi, lingkungan, manusia, dan lain sebagainya juga dapat dikategorikan atau berhubungan langsung dengan arsitektur. Sebagai arsitek kita tidak hanya merancang sebuah ide atau design, tetapi diperlukan untuk berpikir bagaimana efek tersebut terhadap sekitar, terutama perilaku manusia dalam melakukan kejahatan. Karena itu penulisan ini akan membahas mengenai seperti apakah pengaruh dari aspek arsitektur dan lingkungan yang rawan kejahatan yang membuat perilaku manusia menjadi ingin melakukan kejahatan di tempat yang rawan tersebut dibanding di tempat atau di lingkungan lain. Penulisan akan menggabungkan analisis dari yang membedakan tempat-tempat rawan tersebut dibanding tempat lainnya, selain itu analisis dan eksplorasi didasarkan pada keadaan dan aspek arsitektur yang terletak di kota Jakarta, Indonesia.
ABSTRACT
Architecture is not only limited to high-rise buildings, housing, or perhaps infrastructure. But the psychological effects, environmental, human, and so forth can also be categorized or directly related to architecture. As architects we are not only thinking of designing an idea or design, but it is also necessary to think how such effects on the surroundings, especially human behavior in committing a crime. Therefore, this paper will discuss what kind of influence on the aspects of architecture and environments that are prone to be a place of crime and make human behavior to be wanting to commit crimes in such places. Certainly, the writing will combine the analysis of what distinguishes these vulnerable areas from elsewhere. Besides the analysis and exploration is based on the circumstances and aspects of architecture located in the city of Jakarta, Indonesia.
2016
S63216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zoer`aini Djamal Irwan
Jakarta: Bumi Aksara, 2004
711.4 ZOE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dinas Kebudayaan Daerah Khusus Ibukota, 1991
R 720.9 RUM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Januar Adhitama
Abstrak :
Rumah tradisional Betawi memiliki beberapa tipe yaitu tipe Gudang, Kebaya, Joglo, dan Panggung yang dipengaruhi oleh kedua aspek geografis dan budaya. Secara geografis, wilayah Jakarta dan sekitarnya memiliki iklim tropis lembap, perbedaan ketinggian daratan dan intensitas vegetasi. Secara budaya, terdapat persebaran kelompok Betawi Pesisir, Betawi Tengah/Kota, Betawi Pinggir, dan Betawi Ora/Udik di lokasi berbeda dengan variasi budaya. Masyarakat Betawi dipengaruh oleh budaya asing seperti Melayu, Cina, Arab, dan Eropa serta budaya lokal seperti etnis Sunda, Jawa, dan lainnya. Variasi geografis dan budaya tersebut menyebabkan rumah tradisional Betawi memiliki beberapa variasi bentuk atap, denah, kaki, dan bukaan yang berkaitan dengan pencahayaan alami. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan karakteristik bukaan, beserta pengaruh fisik dan non fisik pencahayaan alami terhadap kualitas ruang penghuni dari empat tipe rumah tradisional Betawi. Karakteristik bukaan tersebut meliputi aspek bentuk, luas, letak, warna, dan material. Pengaruh fisik pencahayaan alami meliputi aspek iluminasi, kontras, suhu, dan kelembaban. Sedangkan, pengaruh non fisik meliputi dari aspek privasi dan budaya. Studi kasus skripsi adalah rumah tradisional Betawi tipe Joglo di Setu Babakan, tipe Panggung di Marunda, tipe Kebaya di Condet, dan tipe Gudang di Matraman. Hasil dari skripsi ini adalah perbandingan karakteristik bukaan serta pengaruh pencahayaan alami pada keempat tipe rumah tradisional Betawi. ......Betawi traditional house has several types such as Gudang, Kebaya, Joglo, and Panggung that influenced by both geographical and cultural aspects. Geographically, Jakarta and its surroundings has tropical humid climate, different heights of land and intensities of vegetation. Culturally, there are Betawi Pesisir, Betawi Tengah/Kota, Betawi Pinggir, and Betawi Ora/Udik groups spread in different locations with various cultures. Betawi people are influenced by foreign cultures such as Malay, Chinese, Arabian, and European, along with the local cultures such as Sundanese, Javanese, and others. Those geographical and cultural variences caused Betawi traditional house have some varieties in roof forms, floor plans, foot, and openings that are related to day lighting. This undergraduate thesis aims to find out the similarities and differences of the openings characteristics, along with the physical and non physical influences of day lighting on dweller spatial quality of four types of Betawi traditional house. These opening characteristics are shape, wide, location, color, and material. The physical influences of day lighting consist of illumination, contrast, temperature, and humidity aspects. The non-physical influences consist of privacy and cultural aspects. The case studies of this undergraduate thesis are Betawi traditional house of Joglo type in Setu Babakan, Panggung type in Marunda, Kebaya type in Condet, and Gudang type in Matraman. The results of this undergraduate thesis are the comparison of the opening characteristics along with the influences of day lighting on four types of Betawi traditional house.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library