Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Handi Pramono
Palembang: Maxikom, 2004
004.22 HAN s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pfleeger, Charles P., 1948-
New York: John Wiley & Sons, 1982
621.381 9 PFL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tomek, Ivan
New York : Computer Science Press, 1990
004.2 TOM f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel
Abstrak :
Savage (1996) berpendapat bahwa ada hubungan antara kemunculan teknologi kunci dengan perubahan perekonomian. Teknologi kunci seringkali merupakan pemicu dari terbentuknya sebuah perekonomian yang baru. Wikipedia (2007a) menyatakan bahwa sejak tahun 2002 beberapa negara sudah memasuki tahapan baru dari Era Informasi, yaitu Intangible Economy, sebuah perekonomian baru dimana aktiva tidak berwujud (intangible asset) menjadi lebih berharga dari sebelumnya dan memiliki kekuatan untuk melahirkan kapitalisme baru. Jarboe (2004) menyebut perekonomian baru tersebut dengan nama I-Cubed Economy (hak paten Jarboe), karena terdapat 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi keunggulan bersaing, yaitu: informasi, inovasi dan intangible. Namun teknologi apa yang mengimbangi atau mungkin merupakan pemicu dari lahirnya perekonomian baru ini? Salah satu teknologi yang menarik perhatian saat itu adalah Service Oriented Architecture (SOA), yang dalam waktu singkat sudah menjadi pusat perhatian dan dipertimbangkan karena manfaat yang ditawarkan. Teknologi ini memiliki keluwesan dengan menyediakan arahan kepada pengembangan aplikasi, suatu teknik penguraian aplikasi menjadi service yang diintegrasikan dan dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan proses bisnis perusahaan. Tesis ini berusaha menganalisis kesesuaian SOA dengan I-Cubed Economy dilihat dari faktor keunggulan bersaingnya. Penelitian ini dilakukan melalui teknik penelitian survei literatur, dan memberikan kesimpulan bahwa SOA memiliki kesesuaian yang tinggi dengan I-Cubed Economy. Kesesuaian ini memberi peluang yang besar untuk SOA menjadi teknologi kunci pada perekonomian yang baru tersebut. Penelitian ini melihat bahwa masih dibutuhkannya penelitian lebih lanjut mengenai tipe organisasi dan manajemen yang terjadi; serta seberapa besar nilai intangible mempengaruhi perekonomian di tingkat mikro dan makro.
Savage (1996) is in the opinion that there is a correlation between the emerging of new key technology with changes in economy. Key technology often becomes a trigger to reform a new economy. Wikipedia (2007a) states that since 2002 some countries had enter a new stage of Information Age, called as Intangible Economy, a new economy where intangible asset become more valuable than before and have strength to born a new capitalism. Jarboe (2004) named this new economy as I-Cubed Economy (copyright of Jarboe), because it has 3 (three) factors that has effect to the competitive advantage, which is: information, innovation, intangible. Which technology can balance or become the trigger of this new economy? One of technologies that had drawn a lot of attention at that time was Service Oriented Architecture (SOA), which in a short time had become the center of attention and considered for its benefits. This technology have flexibility by giving a direction to an application development, a technique of distributing the application to become services which can be integrated and classified according to company`s business process. This thesis will analyze the SOA conformity to I-Cubed Economy from the view of economy competitive advantage factors. This research is used literature survey technique, and conducts a conclusion that SOA have a high level of conformity with I-Cubed Economy. This conformity gives a big chance for SOA to become the key technology at the new economy. This research found that there is needs to conduct deeper research about organization type and management; and how much intangible value effecting the economy at micro and macro levels.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Justine Kael Tanady
Abstrak :
Asuransi Peer to Peer (P2P) didefinisikan sebagai sistem pengelolaan dana yang dilakukan secara bersama di antara sekelompok individu yang berlandaskan asas kepercayaan di antara semua pihak dimana individu-individu tersebut akan menanggung risiko di bawah nilai ambang batas tertentu dan sisanya dapat ditanggung oleh pihak (re)asuransi mengingat adanya keterbatasan kapabilitas membayar individu dalam menanggung risiko. Risiko komunitas asuransi P2P akan dibagikan diantara partisipan dengan menggunakan conditional mean risk sharing rule. Risiko tiap individu akan diperhitungkan dan berpengaruh ke besaran kontribusi yang harus dibayar oleh masingmasing partisipan. Penggunaan conditional mean risk sharing rule memberikan keuntungan dalam beberapa aspek, (1) memiliki sifat risk-averse yang menguntungkan setiap partisipan, (2) individu baru tidak perlu melakukan penyesuaian risiko, sehingga memudahkan proses transfer risiko, (3) dalam skenario tertentu, dimana terjadi kerugian diatas nilai ambang batas yang ditentukan, individu hanya dapat dikenakan biaya tambahan sebesar besaran premium yang dimiliki. Dalam upaya menganalisis konsep penggunaan conditional mean risk sharing rule terhadap asuransi P2P akan dilakukan (1) Analisa literatur terhadap model asuransi P2P, sifat komonotonik, dan conditional mean risk sharing rule, (2) Penjabaran proses penentuan kontribusi dengan menggunakan conditional mean risk sharing rule, (3) menentukan kontribusi risiko dengan model kerugian compound poisson, dan (4) Analisa numerik dari model pembagian kerugian dengan conditional mean risk sharing rule pada komunitas dengan kelompok risiko berbeda. Hasil yang diharapkan akan menunjukkan perbedaan besaran kontribusi dari tiap partisipan dengan risiko yang berbeda melalui pembagian conditional mean risk sharing rule. ......Peer to Peer (P2P) insurance is defined as a fund management system that is carried out jointly among a group of individuals based on the principle of trust between all parties where these individuals will bear the risk below a certain threshold value and the rest can be borne by the third party (re)insurance company due to individual limited capabilities in bearing certain amount of risk. The risk of the P2P insurance community will be shared among participants using the conditional mean risk sharing rule. The risk of each participant will be calculated and will affect the amount of contribution that must be paid by each participant. The use of the conditional mean risk sharing rule provides benefits in several aspects, (1) having a risk-averse nature that benefits each participant, (2) new participants do not need to undergo risk adjustment, thus facilitating the risk transfer process, (3) in certain scenarios, where If there is a loss above the specified threshold value, the participant can only be charged an additional fee of the amount of the premium they have. In an effort to analyze the concept of using the conditional mean risk sharing rule for P2P insurance, it will be carried out (1) Literature analysis on the P2P insurance model, its comonotonic nature, and the conditional mean risk sharing rule, (2) Elaboration of the contribution determination process using the conditional mean risk sharing rule, (3) determine the risk contribution with the compound Poisson loss model, and (4) numerical analysis of the risk sharing model with conditional mean risk sharing rule in P2P insurance community with different risk profile. The expected results will show the difference in contribution of participants with different risks from the distribution of the conditional mean risk sharing rule that was made earlier.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aritonang, Nadia Victoria
Abstrak :
Investasi merupakan kegiatan yang dapat memberikan keuntungan di masa yang mendatang. Salah satu instrumen investasi yang banyak diminati adalah investasi emas. Saat ini, Amartha, aplikasi peer-to-peer (P2P) lending berbasis website dan mobile, ingin mengembangkan bisnisnya dengan menghadirkan layanan investasi emas dalam aplikasinya. Sebagai salah satu cara untuk menarik pengguna berinvestasi emas, layanan investasi emas tersebut akan dibungkus dengan teknik gamifikasi. Sesuai dengan kondisi tersebut, fokus utama dalam penelitian ini adalah untuk merancang desain aplikasi investasi emas untuk Amartha serta menemukan bentuk gamifikasi yang sesuai untuk layanan tersebut. Dalam penelitian ini, tim penulis merancang tiga macam desain dengan gamifikasi utama yang berbeda-beda, yaitu poin, misi, dan membership, untuk dievaluasi. Ketiga macam desain tersebut juga mengandung bentuk gamifikasi referral code sebagai gamifikasi tambahan. Selain gamifikasi, layanan aplikasi investasi emas tersebut juga mengandung fitur-fitur investasi emas lainnya. Setelah dievaluasi melalui usability testing dan skala System Usability Scale (SUS), penulis menemukan bahwa rancangan aplikasi dapat diterima dan layak secara usability. Melalui wawancara, penulis juga menemukan gamifikasi yang dirasa paling memotivasi oleh responden adalah model poin. Tim penulis kemudian melakukan perbaikan pada rancangan desain berdasarkan hasil evaluasi dengan responden. Hasil perbaikan tersebut kemudian diangkat sebagai rekomendasi rancangan desain antarmuka aplikasi investasi emas Amartha ......Investment is an activity that can bring profit in the future. One of the many investment instruments is gold investment. Currently, Amartha, a web and mobile based Peer-To-Peer (P2P) lending application, intends to expand its business by adding gold investment service into its application. As one of the ways to attract users to invest in gold, the gold investment service will be wrapped in gamification. With that being said, the main focus of this research is to design an interface for Amartha gold investment service and find the most suitable gamification model for the service. In this research, three distinct gamification models are proposed and evaluated: points, mission, and membership. These three designs also include a referral code model as an additional gamification model. Aside from gamification, the gold investment service also provides various gold investment features. After undergoing evaluation through usability testing, in-depth interview, and System Usability Scale (SUS) scale, the proposed design solution is found acceptable and good in terms of usability. Through interviews, it is also discovered that the most motivating gamification model is the point model. Design improvements are also made based on the respondents’ evaluation. The result of the improvement is then selected as the final design recommendation for Amartha’s gold investment application
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andri
Abstrak :
Dengan teknologi yang terus berkembang dengan pesat dan pentingnya pengolahan informasi dari organisasi yang setiap saat memerlukan solusi dari Teknologi Informasi (TI) untuk kebutuhan bisnis global mendorong TI harus merespon hal tersebut dengan membuat suatu Enterprise Information Technology Architecture (EITA). Arsitektur TI enterprise mempertimbangkan arsitektur teknis dan bisnis enterprise, membuat visi strategis dan menjalankan visi tersebut melalui implementasi. Arsitektur enterprise dapat mengatasi pemasalahan seperti kompleksitas sistem dan ketidakselarasan antara TI dengan bisnis sehingga membuat sistem TI semakin mahal. Untuk merancang arsitektur enterprise, diperlukan metodologi untuk menguraikan arsitektur menjadi komponen-komponen yang benar. Beberapa metodologi yang sering digunakan untuk membangun arsitektur enterprise adalah Zachman Framework, The Open Group Architecture Framework (TOGAF), Federal Enterprise Architecture dan Gartner Methodology. PT. XYZ merupakan perusahaan yang khusus bergerak di bidang produksi, perancangan, penjualan dan ekspor kulit mentah dan kulit yang berkaitan dengan produk seperti handbag, dompet dan tali pinggang. Permasalahan utama yang dihadapi oleh PT. XYZ adalah dalam pengolahan data untuk aktivitas operasionalnya. Aplikasi yang sedang digunakan masih terbatas pada pembelian bahan, inventory dan penjualan barang jadi tetapi belum terintegrasi dengan pengolahan data produksi seperti pemakaian bahan baku, bahan penolong, bahan setengah jadi dan hasil produksi berupa barang jadi. Situs yang ada hanya terbatas pada informasi umum (statis) serta sistem jaringan lokal untuk mendukung kebutuhan operasional juga belum terencana dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk merencanakan arsitektur teknologi informasi pada PT. XYZ. Metodologi arsitektur yang digunakan adalah TOGAF 8.1. Perencanaan arsitektur teknologi informasi PT. XYZ ini dibatasi hanya pada bagian Architecture Development Method (ADM) dari TOGAF. Pada bagian ADM ini dilakukan fase visi arsitektur, arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi serta peluang dan solusi. Gambaran arsitektur teknologi informasi PT. XYZ berupa visi arsitektur, arsitektur bisnis, arsitektur aplikasi dan data, arsitektur teknologi dan gap analysis diulas pada bagian akhir tesis.
With the rapid growth of emerging technologies and important organization's information processing that needs information technology solution for global business requirements, Information Technology (IT) has had to respond with the creation Enterprise IT Architecture (EITA). EITA considers enterprise technical and business architecture, defining strategic vision and implementing the vision. Enterprise architecture can solve problems like system complexity and misalignment between business and IT that make IT systems more expensive. Designing enterprise architectures needs a methodology to break architectures down into the right components. Some common methodologies are Zachman framework, The Open Group Architecture Framework (TOGAF), Federal Enterprise Architecture and Gartner Methodology. PT.XYZ is a company that specializes in producing, designing, wholesaling and exporting raw leathers and leather-related products such as: handbags, wallets and belts. The main problem faced by PT. XYZ is focused on data processing in the operational activity. Current application is limited to purchase material, inventory and sale finished-goods but not integrated with production data like raw material, subsidiary material, work in process and finished good. Current website is limited to static information. The supporting local network system is not well planed. This thesis is a research on designing PT. XYZ's IT architecture. The architecture methodology used is TOGAF 8.1. The scope of this IT architecture plan is limited to one of TOGAF's parts, that is Architecture Development Method (ADM). In this ADM, research will be done for architecture vision, business architecture, information system architecture, technology architecture, opportunities and solutions. PT. XYZ's IT architecture views like architecture vision, business architecture, application and data architecture, technology architecture and gap analysis are discussed in the last part of this thesis.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Muttaqin
Abstrak :
ABSTRAK
Indonesia memiliki kekayaan pengetahuan tradisional yang sangat beragam. Namun, pengetahuan tradisional ini diketahui oleh komunitas lokal yang memiliki pengetahuan tersebut, sehingga tidak dapat dikontrol dan dipantau lokasi persebarannya. Begitu juga data apa saja yang terkumpul, alur pemrosesan data dan organisasi yang memiliki data tersebut belum diketahui secara jelas. Selain itu, data digitalisasi pengetahuan tradisional tersebar dan disimpan dalam sistem yang berdiri sendiri. Maka, diperlukan integrasi data agar tidak terjadi duplikasi data pengetahuan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah model dan arsitektur web-based GIS persebaran pengetahuan tradisional di Indonesia menggunakan soft system methodology dan service oriented architecture. Kontribusi dalam penelitian ini yaitu menggabungkan pendekatan pendekatan soft system methodology SSM dan service-oriented architecture SOA untuk membangun web-based GIS dan memberikan rekomendasi model web-based GIS pengetahuan tradisional di Indonesia. Dari hasil pengujian efficiency dengan aspek response time pada sistem web-based GIS yang dibangun menggunakan GTmetrix didapatkan nilai rata ndash; rata sebesar 3,021 second. Nilai ini jika direpresentasikan menggunakan rentang response time yang dikemukakan oleh Anna Bounch mendapatkan rating ldquo;good rdquo;. Dari hasil pengujian usability menggunakan kuesioner system usability scale didapatkan nilai 73,07. Nilai ini jika direpresentasikan menggunakan rentang nilai yang dikemukakan oleh John Brooke dapat dikategorikan dapat diterima acceptable .Indonesia memiliki kekayaan pengetahuan tradisional yang sangat beragam. Namun, pengetahuan tradisional ini diketahui oleh komunitas lokal yang memiliki pengetahuan tersebut, sehingga tidak dapat dikontrol dan dipantau lokasi persebarannya. Begitu juga data apa saja yang terkumpul, alur pemrosesan data dan organisasi yang memiliki data tersebut belum diketahui secara jelas. Selain itu, data digitalisasi pengetahuan tradisional tersebar dan disimpan dalam sistem yang berdiri sendiri. Maka, diperlukan integrasi data agar tidak terjadi duplikasi data pengetahuan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah model dan arsitektur web-based GIS persebaran pengetahuan tradisional di Indonesia menggunakan soft system methodology dan service oriented architecture. Kontribusi dalam penelitian ini yaitu menggabungkan pendekatan pendekatan soft system methodology SSM dan service-oriented architecture SOA untuk membangun web-based GIS dan memberikan rekomendasi model web-based GIS pengetahuan tradisional di Indonesia. Dari hasil pengujian efficiency dengan aspek response time pada sistem web-based GIS yang dibangun menggunakan GTmetrix didapatkan nilai rata ndash; rata sebesar 3,021 second. Nilai ini jika direpresentasikan menggunakan rentang response time yang dikemukakan oleh Anna Bounch mendapatkan rating ldquo;good rdquo;. Dari hasil pengujian usability menggunakan kuesioner system usability scale didapatkan nilai 73,07. Nilai ini jika direpresentasikan menggunakan rentang nilai yang dikemukakan oleh John Brooke dapat dikategorikan dapat diterima acceptable.
ABSTRACT
Indonesia has a wealth of traditional knowledge that is very diverse. However, this traditional knowledge is known by the local community who has such knowledge, so that it can not be controlled and monitored by the location of its distribution. So also what data is collected, the data processing flow and the organization that has the data is not known clearly. In addition, digitalization data of traditional knowledge is dispersed and stored in stand alone systems. Therefore, data integration is needed to avoid duplication of traditional knowledge data. This research aims to develop a model and architecture of web based GIS distribution of traditional knowledge in Indonesia using soft system methodology and service oriented architecture. The contribution of this research is to combine the approach of soft system methodology SSM and service oriented architecture SOA approach to build web based GIS and provide recommendations of traditional GIS web based knowledge model in Indonesia. From the results of efficiency testing with the response time aspects of web based GIS system built using GTmetrix obtained an average value of 3.042 second. This value if represented using response time range proposed by Anna Bounch get good rating. From the results of usability testing using questionnaire system usability scale obtained value of 73.07. This value if represented using the range of values suggested by John Brooke can be categorized as acceptable.
2017
T49161
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonando Lucky Pradana Dyan Putra
Abstrak :
Pemanfaatan kemajuan teknologi informasi membawa dampak terhadap perkembangan digital dengan munculnya inovasi Fintech di bidang jasa keuangan salah satunya layanan Pendanaan Bersama Berbasis Teknologi Informasi (layanan Peer to Peer (P2P) Lending). Permasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana perlindungan sektor jasa keuangan berbasis teknologi informasi dan sistem pendanaan bersama melalui layanan P2P Lending menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia serta akibat hukum yang timbul sebagai upaya perlindungan konsumen. Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan pendekatan undang-undang dan pendekatan doktrin doktrin ilmu hukum menggunakan bahan hukum primer, sekunder dan tersier. Pengaturan penyelenggaraan layanan P2P Lending sudah bersifat spesifik dan menimbulkan terpusatnya regulasi P2P Lending. Akibat hukum yang ditimbulkan dari penyelenggara layanan P2P Lending yang merugikan, terdapat pertanggungjawaban penyelenggara selaku pelaku usaha kepada Pemberi Dana dan Penerima Dana yang merasa dirugikan dapat berupa perdata maupun pidana. Pemberi Dana dan Penerima Dana diharapkan cermat dalam memilih dan mempergunakan kegiatan layanan P2P Lending agar hak dan kewajiban yang dimiliki dapat terlindun ......The use of advances in information technology has had an impact on digital development with the emergence of Fintech in the field of financial services, one of which is Information Technology-Based Co-Funding services (Peer to Peer (P2P) Lending). The problem on this research is how to protect the information technology-based financial services sector and the joint funding system through P2P Lending according to the Indonesian laws and regulations, as well as the legal consequences that arise in order to protect consumers. This research uses normative juridical methods with a statutory and a doctrinal approach to legal science using primary, secondary and tertiary legal materials. Arrangements for the implementation of P2P Lending are specific and have resulted in the centralization of P2P Lending. The legal consequences arising from the detrimental P2P Lending, there is the responsibility from the organizers as business actors to Pemberi danas and Penerima danas who feel aggrieved can be either civil or criminal. Pemberi danas and Penerima danas are expected to be selective in choosing and using P2P Lending so that their rights and obligations can be protected.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>