Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yolanda Fitria Septiani
Abstrak :
Rumah adalah kebutuhan mendasar manusia sebagai tempat bertinggal. Tingginya kepadatan penduduk dan peningkatan kebutuhan akan tempat tinggal selalu diikuti oleh masalah keterbatasan lahan dan biaya. Untuk mengatasi masalah ini, salah satu cara yang dapat diupayakan adalah membangun rumah dengan konsep rumah tumbuh. Penerapan konsep ini pada rumah sederhana diharapkan dapat diadaptasi atau dimodifikasi secara individual sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing pengguna dalam jangka waktu yang tidak ditentukan. Pertumbuhan yang seiring dengan meningkatnya kebutuhan serta kenyamanan ruang gerak harus disesuaikan dengan lahan yang terbatas. Untuk itu perlu ditinjau kecenderungan pertumbuhan yang diutamakan serta besar luasan ruang agar didapat suatu hunian yang mampu meningkatkan kualitas hidup penghuninya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Wulan
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniati Lestari Dewi
Abstrak :
Rumah adalah tempat tinggal keluarga. Di dalam rumah kita melakukan berbagai kegiatan, seperti tidur, makan, dan mandi. Tiga kegiatan ini adalah kegiatan dasar yang dilakukan manusia dalam hidup. Berdasarkan tiga kegiatan dasar ini, sebuah rumah dibangun untuk memenuhi kebutuhan ruang dalam melakukan kegiatan tersebut. Rumah yang dapat memenuhi kebutuhan dasar ini disebut Rumah Inti, yang terdiri dari ruang tidur, dapur, dan kamar mandi.

Seiring dengan waktu, kebutuhan manusia semakin meningkat Kebutuhan hidup tidak lagi terbatas hanya untuk tidur, makan dan mandi saja. Kebutuhan untuk berinteraksi sosial muncut selain bertambahnya kebutuhan dasar. Di Indonesia, yang mendiami sebuah rumah tingga1 bukan hanya keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak anaknya menantu sampai cucu dapat tinggal bersama dalam satu rumah. Untuk dapat memenuhi kebutuhan ruang, manusia perlu tambahan ruang dalam tempat tinggainya. Salah satu cara untuk memcnuhi kebutuhan ini adalah dengan menambah ruangan di dalam rumah tinggal.

Dalam skripsi ini penulis ingin mengemukakan tentang bagaimana pengembangan rumah tinggal dilakukan, dari persiapan apa yang harus dilakukan sampai teknis pengerjaannya.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48314
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Triputranto
Abstrak :
Pembangunan kawasan permukiman baru berupa kompleks perumahan de- wasa ini semakin berkembang pesat sejalan dengan membaiknya kondisi perekonomian masyarakat Indonesia. Keadaan seperti ini dapat dengan mudah dijumpai di kawasan-kawasan sekitar kota besar seperti di Jakarta dan Surabaya. Berbagai macam tipe, model, dan ukuran rumah pun ditawarkan beserta fasilitas pendukungnya kepada konsumen. Dan Salah satu trend yang sedang berkembang di bisnis pemmahan saat ini adalah pembangunan perumahan yang berlema.

Hadirnya perumahan bertema sebenarnya memperkaya wajah perumahan yang sudah ada sekarang ini dengan penampilannya yang unik, Iain dan biasanya. Tetapi di Iain sisi kehadirannya juga menimbulkan banyak perdebatan di befbagai kalangan. Berbeda dengan pandangan masyarakat, dengan bentuknya yang sngat rekreatif dan mudah dimengerti membuat masyarakat Iuas dengan mudahnya menerima kondisi ini dan berkembang menjadi suatu fenomena dalam beberapa tahun terakhir.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annis Zarina Alfansi
Abstrak :
ABSTRACT
Dalam kehidupan bertetangga, territory masing-masing penghuni menentukan reaksi dan interaksi antar penghuni. Pembentukan dan pertahanan territory mempengaruhi persepsi penghuni terhadap tetangganya. Bagaimana territory ini dipertahankan bergantung terhadap bagaimana ruang hunian dikondisikan. Territory hunian yang berhasil dipertahankan meluas dan mengintervensi ruang neighborhood di mana interaksi sosial terjadi. Ruang komunal memiliki andil dalam mengkondisikan interaksi antar territory penghuni. Interaksi positif secara konstan membangun hubungan ketetanggaan, dan pada akhirnya, komunitas. Dusun Mbawa II, Donggo, dijadikan studi kasus untuk mengkaji peran territory dalam pengkondisian interaksi sosial yang berujung pada pembentukan komunitas. Studi kasus ini membahas fenomenon manusia membentuk, mempertahankan dan memberi arti terhadap territory - dan dalam prosesnya, membentuk koneksi sosial dengan tetangganya.
ABSTRACT
In co residency, territories of each dweller define reaction and interaction among dwellers. Establishing and defending territories affect dwellers rsquo perception of their neighbors. The ways one territory is maintained and defended depend on the condition of space it occupies. A well defended dwelling territory extends itself and intervenes neighborhood space in which social interaction occurs. Communal space conditions how these territories collide. Constant positive interactions slowly build trust in neighbors, and ultimately, results in community building. Dusun Mbawa II, Donggo, is inspected as case study to learn about the role of territory in creating social spaces with the aim to build and sustain communities. The case study reveals the phenomenon of how humans form, defend, and give meaning to territory ndash and in the process, connect with their neighbors.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Gustiana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S47865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurin Amalia Pramudhani
Abstrak :
ABSTRAK
Setiap individu memiliki cara pandang mereka terhadap dunia. Cara pandang ini antara lain dipengaruhi oleh aspek gender, feminitas dan maskulinitas. Aspek gender ini juga mempengaruhi tindakannya dalam menangani dan mencari solusi untuk suatu permasalahan. Individu feminin lebih melibatkan subjektivitas, perasaan dan rasa terkait dengan individu lainnya dalam menyelesaikan masalah. Hal ini menjadi potensi yang dapat dikembangkan untuk menghasilkan arsitektur yang mempengaruhi perilaku pengguna melalui rancangannya. Pengaruh ini diyakini mampu menjadi solusi dari permasalahan kebutuhan manusia. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui penerapan aspek feminitas dalam rancangan arsitek Indonesia saat ini. Metode yang digunakan adalah dengan kajian teori dan analisis terhadap data sekunder dari sampel arsitek perempuan dan laki-laki Indonesia beserta rancangannya. Dari kajian pada penulisan ini ditemukan hasil bahwa aspek femininitas ditemukan pada kedua rancangan arsitek, baik pada rancangan arsitek perempuan maupun laki-laki.
ABSTRACT
Every individu has their own way of seeing the world. This way is affected by feminity and masculinity. It also affects the way they handle problems and how they solve it. Feminine tends to count the subjectivity, emotions, and ethic of care. Those are potentially developed to create the sensous architecture, which then could affect the users rsquo behavior. This affection is believed to be solutions for the human need problems. The aim of this writing is to know the presence of feminity aspects in architectural design by Indonesian rsquo s architects. The method use in this writing is literature review and analyzing the secondary data of female and male Indonesian architects. From this writing, it is found that feminity aspects are found in both female and male architect rsquo s design.
2017
S67693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marchelia Lunggaer
Abstrak :
Suku Betawi adalah suku asli Jakarta yang memiliki banyak kegiatan kebudayaan. Suku Betawi merupakan hasil dari percampuran banyak suku bangsa yang membuat suatu kebudayaan baru. Suku Betawi sampai saat ini bertempat tinggal di kampung. Kampung juga merupakan tempat dimana kebudayaan dan identitas berkembang. Contoh kampung yang didiami oleh mayoritas suku Betawi adalah kampung Setu Babakan yang mempertahankan kebudayaannya dengan mewariskannya dari generasi ke generasi melalui tradisi dan upacara adat pada setiap tahapan daur hidup manusia. Apakah ruang arsitektur yang merupakan sarana kebudayaan dalam siklus daur hidup suku Betawi memengaruhi masyarakat dalam menjalani kehidupannya dan perubahan apa saja yang sudah terjadi? Melalui topik ini, saya akan menjelaskan keterhubungan antar ruang kampung yang menjadi rumah disetiap kegiatan upacara daur hidup, siklus dan kebudayaan dalam kampung ini serta perubahan yang terjadi.
Betawi is the ethnic who claimed as the origin of Jakarta with many cultural activity. Betawi is the result of a mixture of many ethnic groups that produce their own culture. Until today, Betawis mostly live in the kampung which is also a place of cultural development and identity. The example of existing kampung Betawi is Setu Babakan. They inherit culture to the next generation which is by way of traditional ceremonies at every level of life cycle. Whether the architectural space that is the means of culture affect the citizens in living their lives and what changes have occurred It is important to understand space of life cycle ceremonies. Life cycle is connected with cultural ceremonies, so in this topic I will explain the connectivity between kampung as a development space of Betawis living and life cycle as a culture, to understand how they treat their own space in kampung as their house and connectivity with each other and the modification during time.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Budihardjo, 1944-2014
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press , 1994
728 EKO p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3   >>