Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mimmim Arumi Wardiati
Abstrak :
ABSTRAK Muara Angke merupakan suatu kawasan delta Kali Angke di Jakarta Utara yang telah dikembangkan menjadi pusat kegiatan perikanan tradisional yang diharapkan dapat diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup nelayan. Pusat kegiatan perikanan tradisional tersebut menyediakan fasilitas yang antara lain yaitu fasilitas pendaratan ikan, pengolahan ikan, pengeringan ikan, Koperasi, Bank, Pemukiman Nelayan dan lainnya. Para nelayan tersebut dapat membeli rumah dengan cara mencicil. Ada 2 RW yaitu RW 001 dan RW 011. Areal Pemukiman Nelayan Muara Angke di delta kali Angke di daerah pasang surut, yang mengalami banjir pasang. Penghuni terganggu oleh banjir pasang yang masuk ke dalam rumah dan jalan jalan yang tergenang air. Usaha-usaha untuk mengatasi gangguan ini adalah dengan menaikkan ketinggian jalan hampir setiap dua tahun. Hal ini menjadikan ketinggian lantai rumah lebih rendah dari ketinggian muka jalan. Penghuni yang mampu secara ekonomi dapat menaikkan ketinggian lantai rumah dan menaikkan ketinggian atapnya. Tetapi kebanyakan penghuni tidak mampu untuk melakukannya. Mereka hanya dapat menaikkan ketinggian lantai saja dengan puing sehingga ketinggian plafond menjadi rendah. Penghuni yang tidak mampu sama sekali hanya dapat membuat penghalang di muka pintu kurang lebih 3 cm. Anatomi rumah yang meliputi elemen-elemen seperti ketinggian lantai rumah terhadap muka jalan, ketinggian plafond terhadap lantai, luas jendela, luas rumah per orang, nampaknya mempunyai hubungan dengan jumlah penyakit yang diderita penghuninya cukup tinggi: ISPA, diare, kulit. Sebagaimana yang terungkapkan dari laporan PUSKESMAS Pluit tentang kesehatan penghuni Pemukiman Nelayan Muara Angke. Atas dasar keadaan tersebut penulis ingin membuktikan hubungan anatomi rumah dengan penyakit yang diderita penghuninya. Untuk itu dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) Apakah ada hubungan anatomi rumah yang meliputi ketinggian lantai terhadap muka jalan, ketinggian plafond terhadap lantai rumah, luas rumah per orang, luas jendela ruang tidur ke dua, jamban/WC, tempat cuci bahan makanan dan perabot dengan penyakit yang diderita penghuninya (ISPA, diare, kulit, kecacingan). (2) Apakah ada hubungan antara jenis penyakit yang diderita penghuni dengan jenis rumah panggung dan penghuni jenis rumah bukan panggung? Tujuan penelitian ini adalah dibatasi untuk: (1) Mengetahui hubungan anatomi rumah yang meliputi elemen-elemen ketinggian lantai terhadap muka jalan, ketinggian plafond terhadap Iantai rumah, luas rumah per orang, luas jendela ruang tidur ke dua, jamban/WC, tempat cuci bahan makanan dan perabot dengan penyakit yang diderita penghuninya (ISPA, diare, kulit, kecacingan). (2) Mengetahui hubungan jenis penyakit yang diderita penghuni dengan jenis rumah`panggung dan jenis rumah bukan panggung. Penelitian dilakukan pada Pemukiman Nelayan Muara Angke yang mempunyai 2 RW yaitu RW 001 dan RW 011. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan melihat proporsi penyakit yang diderita penghuni. Pengujian hipotesis menggunakan uji Chi-square (x2) untuk mengetahui hubungan anatomi rumah dengan penyakit yang diderita penghuninya dan untuk mengetahui hubungan penyakit yang diderita penghuni dengan jenis rumah panggung dan jenis rumah bukan panggung. Sari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Elemen-elemen anatomi rumah yang mempunyai hubungan dengan penyakit ISPA adalah: (a) ketinggian lantai rumah terhadap muka jalan (b) ketinggian plafond terhadap lantai rumah (c) luas jendela ruang tidur ke dua (d) luas rumah per orang (e) bahan bangunan atap (2) Elemen anatomi rumah yang mempunyai hubungan dengan penyakit diare adalah: - tempat bahan makanan dan perabot (3) Elemen anatomi rumah yang mempunyai hubungan dengan penyakit kulit adalah: - ketinggian lantai rumah terhadap muka jalan (4) Elemen anatomi rumah yang mempunyai hubungan dengan penyakit cacingan adalah: - ketinggian lantai rumah terhadap muka jalan (5) Terdapat hubungan jenis penyakit yang diderita penghuni dengan jenis rumah panggung dan jenis rumah bukan panggung. Meskipun pembangunan pemukiman neiayan Muara Angke telah memberi manfaat pada nelayan namun perlu dipikirkan langkah-langkah penanganan lebih lanjut pada pembangunan pemukiman selanjutnya yang perlu memperhatikan anatomi rumah dan keadaan daerah pemukiman (daerah pasang surut) untuk mencapai derajat kesehatan penghuni yang baik. Elemen anatomi antara lain meliputi ketinggian lantai rumah terhadap muka jalan, ketinggian plafond terhadap lantai rumah, luas rumah per orang, luas jendela, bahan bangunan, jamban/WC, tempat cuci bahan makanan dan perabot.
ABSTRACT Muara Angke is a delta of the Angke River in North Jakarta which has been developed for a traditional fishing centre and it is expected to enhance the quality of life of the fishermen. The traditional fishing centre is furnished, among others, with a landing facility, facilities for processing and drying of the fish, a cooperative association, a bank, housing for the fishermen, etc. The fishermen can buy a house by installments. There are two community districts, RW 001 and RW 011. The Muara Angke fishermen housing area in the delta of the Angke River is situated in an area which is overflowed during flood tide, although a wave-breaker has been built. The inhabitants are suffered by water flowing into their houses during flood tide, and roads standing under water. Efforts to overcome this problem by raising the road level almost every two years are very costly. This also has the result that the level of the house floor becomes lower than the level of the road. The inhabitants who do have the means can raise the level of the floor by filling and raising the roof of the house. But most of the inhabitants who do not have the means to do so, they only raise the level of the floor by filling it with debrise. So that, the height of the ceiling is getting lower to the floor. The inhabitants who don't have any means to fill the floor, they only make a small dike of 30 cm at their front doors. The anatomy of a house, including elements like the level of the floor relative to that of the road, the height of the ceiling relative to the floor level, the window area, the area of the house per inhabitant, the toilets, the washing place for the foodstuffs and kitchen utensils, seem to be related to the high number of diseases cases such as acute infection of the respiratory system, diarrhea, skin and as is revealed by the reports on the health of the inhabitants of the Muara Angke fisherman housing area from the Pluit public health centre (PUSKESMAS). Writer wishes to investigate whether there is a relationship between the anatomy of a house and the number of diseases of its inhabitants. The problem statement of the research can be formulated as follows: (1) Does a relationship exist between the anatomy of a house comprising the level of the floor relative to that of the road, the height of the ceiling relative to the floor level, the area of the house per inhabitants, the window area in the second bedroom number two, the toilets, the washing place for the food stuffs and kitchen utensils and the number of diseases such as acute infection of the respiratory system, skin and worm diseases among the inhabitants? (2) Does a relationship exist between the number of diseases in the houses on poles and the number of diseases in the houses not on poles? The goal of this research is limited to find out: (1) The relationship between the anatomy of a house comprising the elements of the level of the floor relative to that of the road, the height of the ceiling, area of the house per person, area of the window in the second bedroom, toilets, washing place for the food stuffs, kitchen-utensils and the number of diseases among the inhabitants (such as acute infection of respiratory system, diarrhea, skin and worm diseases). (2) The relationship between the number of diseases in the houses on poles and in the houses not on poles. The research has been carried out on the Muara Angke Fishermen Housing Area with its two community districts, RW 001 and RW 011. Samples area taken randomly, in proportion to the disease number of the inhabitants. The hypothesis is tested by using the chi-square test, to reveal the relationship between the anatomy of a house and the number of diseases among the inhabitants, while the t-test is used to reveal the difference between the number of diseases in the houses on poles and in houses not on poles. As the results of this research the following conclusions can be drawn: (1) Elements of the anatomy of a house which have a relationship with the occurrences of cases of Acute Infection of the Respiratory System: (a) the level of the floor relative to that of the road (b) the height of the ceiling relative to the floor level (c) the window area of the second bedroom (d) the area of the house per inhabitants (e) the material of the roof of the house (2) Elements of the anatomy of a house which have a relationship with the occurrence of cases of diarrhea: - the washing place for the food stuffs and kitchen utensils (3) Elements of-the anatomy of a house which have a relationship with the occurrence of cases of skin diseases: - the level of the floor relative to that of the road (4) Elements of the anatomy of a house which have a relationship with the occurrence of cases of worm diseases:- the level of the floor relative to that of the road (5) There is a relationship between the number of occurrences of diseases in the houses on poles and that in the houses not on poles, and there is significant evident that the houses on poles have a higher degree of health of its inhabitants than that of the houses not on poles. Although the Muara Angke Fishermen Housing Area which has been built is of significant benefit to the fishermen, the action steps for quality improvement in the future development of the fishermen housing area should be planned appropriately taking into consideration the anatomy of a house and the local conditions of the area (exposed to tidal floods) to enhance the degree of health of its inhabitants. A number of elements of house anatomy especially are as follows: the level of the floor relative to that of the road, the height of the ceiling, area of the house per person, area of the window in the second bedroom, toilets, washing place for the food stuffs and kitchen utensils.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Januar Kurnia Wicaksana
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35081
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Zara
Abstrak :
Keluarga dan Iingkungan tempat tinggal merupakan suatu wadah utama bagi berlangsungnya siklus kehidupan seorang manusia, Ia memberikan pengamh yang kuat. dalam proses pertumbuhan sisi-sisi fisik, kognitif maupun psikologis seseorang. Lingkungn tempat tinggal yang baik adalah yang dapat mengakomodasi kebutuhan pada tiap-tiap masa secara optimal, sehingga perkembangan pada seluruh sisi manusia tersebut dapat berlangsung secara balk dan seimbang pula. Masa anak-anak (childhood) merupakan salah satu dari beberapa tahapan dalam siklus kehidupan. Ia menjadi istimewa bagi lingkungan tempat tinggal karena pada masa tersebutlah seorang manusia umumnya banyak menghabiskan waktunya di sana selain di sekolah. Sudah sejauh mana lingkungan tempat tinggal -dalam hal ini perumahan formal (Studi kasus: rumah sederhana Perumnas)- mengakomodir kebutuhan ruang bagi anak menjadi pertanyaan yang penting berkaitan dengan siklus hidup seorang manusia.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S48289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Anissa M.
Abstrak :
Tingginya tindak kejahatan yang terjadi di lingkungan perumahan di Amerika Serikat, mendorong Oscar Newman mencetuskan teori Defensible Space. Teori ini mengemukakan bahwa beberapa faktor yang dibentuk oleh aspek fisik lingkungan, dapat mendorong penghuni untuk melakukan kontrol dalam mencegah terjadinya tindak kejahatan. Untuk mengetahui bagaimana faktor-faktor tersebut dapat mencegah tindak kejahatan, penulis menggunakan studi literatur. Sedangkan untuk mencari sejauh mana peran faktor-faktor tersebut dalam mencegah tindak kejahatan, dilakukan pengamatan. Pembahasan terhadap studi kasus menggunakan pendekatan psikologi lingkungan. Hasil yang didapat adalah bahwa tindak kejahatan terjadi pada daerah yang tidak memiliki faktor-faktor pembentuk defensible space secara lengkap, sehingga disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut berperan besar dalam mencegah tindak kejahatan, dan bekerja secara bersama-sama dalam membentuk lingkungan hunian yang aman.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48119
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidabutar, Monang P.
Abstrak :
Dari dulu sampai masa yang akan datang, manusia selalu menbutuhkan tempat untuk tinggal bagi dirinya maupun kelompoknya. Tempat tinggal itu kemudian berkembang menjadi rumah, yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia. Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut, sebaiknya rumah yang akan dibangun tidak diperlakukan sebagai sebuah produk akhir yang mandeg, tetapi merupakan sebuah proses dinamis. Jadi dalam pembangunan rumah perlu diperhatikan perkembangan dan perumahan yang terjadi pada penghuni yang secara langsung berpengaruh pada rumah, karena membangun rumah merupakan fenomena budaya, bentuk dan organisasinya dipengaruhi oleh pemiliknya. Tulisan ini nantinya lebih mengarah kepada unit rumah yang berada dalam sebuah perumahan karena masalah yang paling sering timbul ada di dalamnya. Dalam sebuah perumahan, masalah yang dihadapi lebih kompleks dikarenakan bervariasinya manusia yang tinggal di dalamnya. Untuk melakukan tulisan ini, penulis melakukan pendekatan studi kepustakaan. Pada awal tulisan, penulis akan menuturkan terlebih dahulu hubungan-hubungan yang terjadi antar komponen yang ada, kemudian dilanjutkan dengan pengertian-pengertian yang ada mengenai rumah. Lalu selanjutnya mengarah kepada proses rancangan yang akan dilakukan. Di akhir tuhsan akan ditambahkan dengan studi kasus yang diangkat untuk melihat fakta yang benar terjadi, kemudian selanjutnya membuat kesimpulan. Dari tulisan ini nantinya diharapkan dapat memberikan ide Baru dalam membangun rumah, yang bisa memenuhi keinginan dan kebutuhan yang beraneka ragam tadi, untuk masyarakat yang lebih luas.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
California: Lane Book, 1956
728 SUN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ngo, Dung
London : Thames & Hudson, 2003
728.09 NGO w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Labibah Ufarah
Abstrak :
Banyak para ahli yang berpendapat bahwa flexible housing merupakan sebuah solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh housing, seperti bagaimana agar penggunaan ruang yang tersedia untuk hunian dapat digunakan secara maksimal. Skripsi ini bertujuan untuk mencari tahu latar belakang apa yang sebenarnya memunculkan prinsip flexible housing tersebut, kemudian faktor-faktor apa yang mempengaruhi penggunaannya, dan juga jenis-jenis penerapannya. Skripsi ini membahas dua jenis hunian berbeda yang keduanya berlokasi di Kota Jakarta, tetapi memiliki keadaan sosial dan fisik lingkungan yang berbeda. Dengan perbedaan tersebut, dapat dilihat bagaimana konteks kedua hunian yang berbeda dapat mempengaruhi penerapan flexible housing dengan penekanan yang berbeda pula. ...... A number of experts believe that flexible housing is a right solution to the problems faced by housing, such as how the available spaces can be utilized with the highest efficiency. This thesis aims to seek the background that triggered the introduction of flexible housing, the factors influencing the use of this principle, and also the types of flexible housing application. This thesis discusses two different housing types located in the City of Jakarta which have different social and physical environments. With those distinctions, we can see how two different housing contexts could affect the means how flexible housing could be applied with different emphases.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67838
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Putri Ananta Poli
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui transformasi tempat pada rumah yang menjadi coffee shop di Kota Manado. Dari tujuan tersebut, memunculkan pertanyaan tentang bagaimana transformasi tempat pada rumah yang menjadi coffee shop. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuisioner daring pada 39 responden yang diolah menggunakan analisis kualitatif. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa rumah sebagai first place dengan fungsi domestik, berubah penggunaan ruangnya menjadi third place, yaitu tempat untuk berinteraksi sosial. Perubahan tempat ini didorong oleh keinginan orang untuk bekerja di luar rumah saat pandemi. Selain kegiatan domestik, juga terjadi kegiatan produksi dan berkumpul yang menjadi karakter dari second dan third place. Kegiatan yang terjadi pada waktu dan tempat yang bersamaan, pada akhirnya menciptakan tempat baru di dalam rumah, yaitu fourth place. Penelitian ini kemudian bisa menjadi masukan bagi pembuat kebijakan untuk meninjau kembali kebijakan perkotaan dalam bidang perumahan dan permukiman agar penggunaan ruang di rumah dapat dimaksimalkan dengan baik. ......The purpose of this study was to determine the transformation of the place in the house into a coffee shop in Manado City. From this goal, it raises the question of how to transform a place in a house into a coffee shop. The study was conducted using an online questionnaire on 39 respondents who were processed using qualitative analysis. The findings in this study indicate that the house as the first place with a domestic function, changes its use of space into a third place, which is a place for social interaction. This change of place is driven by people's desire to work outside the home during the pandemic. In addition to domestic activities, there are also production and gathering activities which are the characteristics of the second and third places. Activities that occur at the same time and place, ultimately create a new place in the house, namely the fourth place. This research can then be input for policy makers to review urban policies in the housing and settlements sector so that the use of space at home can be maximized properly.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Rachman W
Abstrak :
ABSTRAK
Jumlah penduduk yang semakin lama semakin bertambah sebanding dengan jumlah kebutuhan akan rumah. Namun dalam kenyataannya kebutuhan permintaan rumah sendiri tidak diimbangi dengan kemampuan untuk menyediakan rumah. Yang akhirnya akan semakin memperlebar jarak antara permintaan dengan kemampuan untuk menyediakan rumah.

Salah satu usaha untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melaksanakan konsep industrialisasi bangunan perumahan. Adapun konsep industrialisasi bangunan ini sudah dikenal sejak revolusi industri yang dimulai di Inggris sekitar tahun 1801, dengan dibangunnya rumah secara massal dan modular. Industrialisasi merupakan suatu proses dimana pekerjaan yang dilaksanakan secara konvensional, digantikan dengan suatu cara atau teknik baru yang lebih cepat dan berhasil guna.

Dalam skripsi ini akan diberikan sebuah contoh kasus dari sebuah metode pelaksanaan pembangunan yang menggunakan metode industrialisasi. Adapun studi kasus yang diambil yaitu rumah susun di Pasar Jumat dan rumah susun di Cengkareng.
2000
S47886
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>