Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Moch. Syarif Hidayatullah
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan medan makna kepala negara dalam bahasa Arab, khususnya yang terdapat pada Alquran dan Hadis. Ada enam leksem yang diteliti pada penelitian ini: ?Uli al-?amr, ?amir al﷓ mu?minin, khalifah, ?imam, sultan, dan malik. Hubungan yang terjadi di antara keenam leksem itu adalah hubungan paradigmatik. Korpus data yang berhasil dikumpulkan 1265 data yang terdiri atas 76 data dari Alquran dan 1189 data dari hadis. Jumlah itu sudah termasuk infleksi yang berupa bentuk plural pada leksem khalifah, ?imam, dan malik. Di dalam penelitian ini dibicarakan medan makna, makna leksem dalam konstruksi kalimat, taksonimi, dan meronimi keenam leksem itu. Pada pembicaraan mengenai medan makna, diketahui adanya hubungan kongruensi yang berupa hubungan inklusi, tumpang-tindih, dan disjungsi. Analisis masing-masing leksem ketika berada pada konstruksi kalimat menunjukkan makna masing-masing leksem bersinonim dengan yang lain pada satu waktu dan di waktu yang lain berbeda makna. Masing-masing leksem dapat berkonotasi negatif dan berkonotasi positif tergantung konteks dan kolokasinya. Analisis pada konstruksi kalimat juga menunjukkan terjadinya kepolisemian dan kehomoniman pada keenam leksem itu. Pada analisis taksonimi, diketahui leksem ?Uli al-?amr merupakan superordinat dari leksem `ulama ? dan leksem ?umara?, sementara leksem ?umara? menjadi superordinat dari leksem ?amir al-mu?minin dan leksem malik. Leksem ?amir al-mu?minin sendiri menjadi superordinat dari leksem khalifah, ?imam, dan leksem sultan. Analisis meronimi pada keenam leksem itu menunjukkan leksem ?uli al-?amr merupakan holonim dari leksem-leksem lain yang merupakan partonim dari leksem ?uli-al-?amr.
The research target is to explain semantic field of head of state in Arabic, especially, which is found in Alquran and Hadith. The lexemes which examined were ?uli al-?amr, ?amir al-mu?minin, khalifah, ?imam, sultan, and malik. The relationship among lexemes is paradigmatic. In this research, there are 1265 data. The amounts of 76 data were taken from Alquran and 1189 data from Hadith. Those data were including the inflection of plural form of khalifah, ?imam, and malik. The research discusses the semantic field, lexeme meaning in sentences construction, taxonymy, and meronymy of those lexemes. On semantic field, there is congruence in the form of inclusion, overlap, and disjunction. The analysis of each lexeme in the sentence construction shows the meaning of each lexeme has synonymous meaning with other at one time and has different meaning in other time. Each lexeme could have negative and positive connotation. The connotations are depending on its context and collocation. On the analysis of sentence construction, there are polysemy and homonymy tendency of those lexemes. On the taxonymy analysis, ?uli al-?amr is the superordinate of `ulama? and ?umara?, while ?umara? the superordinate of ?amir al mu?minin and malik. Another finding shows ?amir' al-mu?minin as the superordinate of khalifah, ?imam, and sultan. In the analysis of metonymy relation, it was found that ?uli al-?amr is the holonym of other lexemes which are the partonym of ?uli al-?amr.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Makyun Subuki
Abstrak :
Sebagian ahli berpendapat bahwa pemahaman teks bergantung kepada hubungan antar elemen yang terdapat dalam teks secara eksplisit. Sebaliknya, sebagian lain berpendapat bahwa pemahaman teks tidak bergantung kepada elemen yang terdapat secara eksplisit, tetapi lebih lebih bergantung kepada hal lain yang tidak terdapat dalam teks secara eksplisit. Yang pertama sangat terkait dengan kajian kohesi, sedangkan yang kedua sangat terkait dengan kajian koherensi. Penelitian ini berkaitan dengan hubungan kohesi dengan koherensi dalam pemahaman teks surat Al-Baqarah. Pemilihan surat Al-Baqarah sebagai data dalam penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa bahasa Arab klasik yang terdapat dalam Al-Quran merupakan bahasa Arab yang bake (fusha) yang hingga saat ini digunakan dalam korespondensi resmi, pemerintahan, diplomasi, dan dijadikan model dalam penciptaan puisi dan prosa. Al-Baqarah sebagai bagian dari AI-Quran dianggap sebagai puncak Al-Quran (fustal al qurim), yaitu representasi terbaik dari Al-Quran, baik dari segi bahasa maupun dari segi tema. Untuk melihat hubungan antara perwujudan peranti kohesi dengan koherensi yang dicapai dalam surat AI-Baqarah, saya mengidentifikasi peranti kohesi yang terdapat dalam surat Al-Baqarah dan selanjutnya mengujinya dengan penghilangan peranti kohesi tersebut dan atau dengan menghubungkan peranti tersebut dengan proses pemahaman. Selain itu, untuk memahami dengan lebih baik hubungan kohesi dan koherensi dalam bahasa Arab, penelitian ini memanfaatkan juga beberapa bidang yang terdapat dalam balagah dan `ulurn Al-Qur'an. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, terdapat tiga kecenderungan hubungan antara perwujudan peranti kohesi dengan koherensi yang dicapai dalam teks. Pertama, koherensi yang diwujudkan melalui peranti kohesi dalam surat Al-Baqarah sebagian besar dicapai bukan melalui perwujudan satu peranti kohesi saja, melainkan oleh beberapa peranti kohesi sekaligus. Kedua, kadangkala koherensi tetap terjaga meskipun tidak terdapat perwujudan peranti kohesi. Maksudnya, pemahaman teks kadangkala tidak bergantung kepada, atau tidak membutuhkan, perwujudan peranti kohesi, melainkan kepada "pangetahuan dunia". Begitu pula sebaliknya, perwujudan kohesi kadang kala tidak dibutuhkan dalam proses pemahaman teks. Ketiga, perwujudan peranti kohesi kadangkala sangat berkaitan dengan intensi tertentu yang dikehendaki penutur, sehingga sangat berguna proses pemahaman teks.
Some linguists think that text understanding is depended on relation of text elements that explicitly marked. Conversely, other linguists think that text understanding is not depended on relation of text elements that explicitly marked, but rather on the other properties which are not explicitly obtained in the text. The first study is related to the theory of cohesion, and the second is related to the theory of coherence. This research related to the relation between cohesion and coherence in text understanding, that is sum Al-Baqara. The use of Al-Baqara as the source of data is based on the fact that classical Arabic in the Koran is standard Arabic (fusha) that used in formal correspondence, diplomation, and used as standard of poem and prose creation to the present time. As the part of the Koran, Al-Baqara is the greatest representation of the Koran, either linguistically or substantively, and known as the peak of the Koran (fustal al-qur'an). Furthermore, in order to understand the relation between cohesive devices and achieved coherence within sura Al-Baqara, I identify and analyze those cohesive devices and examine them by elliding and or relating them in understanding process. In other way, in order to understand relation between cohesion and coherence in Arabic world, I use some concepts which are included in Malaga dan `ulum Al-Qur'an. Based on the analysis of data, there are three tendencies of relation between cohesive devices and achieved coherence in the text. First, many coherences that achieved through cohesive devices in Al-Baqara are not achieved through one cohesive device only, but rather through some cohesive devices realized simoultanously. Second, there are coherences achieved within text that have no realization of cohesive device. In that the text understanding is often not depended on, or not necessary to, cohesive devices realized in the text, but rather depended on world view. Conversely, the realization of cohesive devices in text is often not necessary to text understanding. Third, there are realizations of cohesive devices that strongly related to speaker intended meaning, so that it can be very necessary to text understanding.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T23028
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Rizka Khalfia
Abstrak :
Tulisan ini membahas tentang sapaan bahasa Arab dalam novel Muzakkarat Tabibah (1987) karya Nawal El Saadawi. Novel ini menceritakan tentang pemberontakan melawan berbagai rintangan dari keluarga dan masyarakat yang dilakukan oleh seorang perempuan muda bangsa Mesir yang memutuskan untuk studi ilmu kedokteran. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sapaan bahasa Arab apa saja yang terdapat dalam novel tersebut karya Nawal El Saadawi jika dilihat berdasarkan jenis dan konteksnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik studi pustaka untuk menjelaskan sapaan bahasa Arab apa saja dalam novel tersebut. Penelitian ini menggunakan teori dari Kridalaksana (1982) tentang istilah sapaan dan Wardhaugh (2006) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sapaan. Dari penelitian ini, penulis menemukan bahwa sapaan bahasa Arab dalam novel Muzakkarat Tabibah (1987) sangatlah beragam. Dilihat dari jenisnya, terdapat banyak sapaan yang termasuk dalam kategori kata ganti, istilah kekerabatan, gelar dan pangkat, dan kata benda lain. Jika dilihat dari konteksnya, faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan sapaan adalah peristiwa tertentu dan tingkat kedekatan. This paper discusses Arabic address terms in the Muzakkarat Tabibah (1987) novel by Nawal El Saadawi. This novel tells the story of a rebellion against various obstacles from family and society carried out by a young Egyptian woman who decided to study medical. This study aims to explain Arabic address terms in the novel as viewed by the type and context. This study uses qualitative research methods with literature study technique to explain Arabic address terms in the novel. This study uses the theory from Kridalaksana (1982) about address terms and Wardhaugh (2006) about the factors influencing the use of address terms. From this research, the author found the Arabic address terms in the Muzakkarat Tabibah (1987) novel are very variative. Judging from the type, there are many address terms that fall into the category of pronouns, kinship terms, title and rank, and other nouns. When judging from the context, the factors that influence the use of address terms are certain events and levels of intimacy.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library