Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasman
"Untuk mengetahui adanya persaingan dalam pemanfatan tumbuhan air sebagai pakan oleh Pila sp. dan Pomacea sp. telah dilakukan suatu penelitian deskriptifeksperimental di green house Biologi FMIPA UI, Depok. Dalam penelitian, digunakan Pila sp. dan Pomacea sp. yang masing-masing dikelompokkan berdasarkan ukuran tinggi cangkang yaitu kelompok 1 (0-1,49 cm), kelompok I I (I ,5-2,49 cm), kelompok I I I (2,5-3,49 cm), kelompok 1V (3,5-4,49 cm), kelompok V (4,5-5,49 cm). Masing-masing kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan 3 Jenis tumbuhan air yaitu daun padi, daun teratai dan Hydrilla sebagai pakannya. Pengamatan kecepatan makan masing-masing kelompok dilakukan setiap 24 jam selama 5 hari.
Kesimpulan yang dapat diambil dari data hasil pengamatan adalah: Tumbuhan Hydrilla merupakan tumbuhan air yang paling banyak dikonsumsi; Kecepatan makan rata-rata Individu masing-masing kelompok terhadap Hydrilla baru terlihat berbeda pada kelompok III (2,5-3,49 cm); Kecepatan makan rata-rata Pita sp. per hari semakin meningkat sesuai dengan pertambahan ukuran tinggi cangkang (sampai dengan ukuran tinggi cangkang 3,5-4,49 cm) kemudian menurun dan cenderung konstan pada ukuran tinggi cangkang 4,5-5,49 cm); Kecepatan makan rata-rata Pomacea sp. per hari semakin meningkat sesuai dengan pertambahan ukuran tinggi cangkang."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Nabilah
"Penelitian tentang struktur komunitas hidrofita di Situ Agathis Kampus Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat telah dilakukan pada bulan Juni--Juli 2011. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas hidrofita yang meliputi keanekaragaman, dominansi, frekuensi, kerapatan, dan nilai penting di Situ Agathis. Analisis vegetasi tumbuhan dilakukan dengan metode purposive random sampling pada daerah inlet, midlet, dan outlet. Sampel tumbuhan yang diperoleh diidentifikasi menggunakan buku identifikasi tumbuhan air. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 14 jenis hidrofita di Situ Agathis. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis hidrofita di Situ Agathis tergolong ?sedang? dan penyebaran jenis cukup merata; akan tetapi kesamaan jenis ?kurang sama? antara daerah inlet, midlet, dan outlet perairan. Jenis Eichhornia crassipes merupakan tumbuhan yang mendominasi dan memiliki nilai penting tertinggi di perairan Situ Agathis.

A research regarding the community structure of hydrophyte in Lake Agathis at the University of Indonesia (UI) Campus Depok, West Java, has been conducted from June--July 2011. The research was aim to understand the community structure of hydrophyte, which include biodiversity, dominance, frequency, density, and importance values in Lake Agathis. The vegetation analysis for all area of study were done using the purposive random sampling method. The plant samples that were collected were then identified based on the morphological character using the hydrophyte identification book. Fourteen plant species were found in Lake Agathis. The result shows that the hydrophyte biodiversity in Lake Agathis was in a ?medium- abundant? category, the species dispersal was in an ?evenly enough? category, however the diversity of the inlet, midlet, and outlet area were ?dissimilar?. Eicchornia crassipes was the dominance species which also has the highest importance value in Lake Agathis."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1391
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nidaul Izzah
"Bacopa sp. merupakan genus tanaman air yang umumnya digunakan sebagai tanaman hias akuarium. Sekitar 60 spesies Bacopa tersebar di seluruh dunia. Namun, data molekuler dan analisis filogenetik terhadap spesies-spesies tersebut masih sangat terbatas. Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi tujuh spesies Bacopa menggunakan penanda molekuler dan mengetahui hubungan kekerabatan antar spesies melalui nilai jarak genetik. Sebanyak tujuh spesies Bacopa diamati secara morfologi dan diidentifikasi secara molekuler menggunakan sekuens rbcL melalui metode DNA Barcoding dan RAPD marker. Hasil amplifikasi DNA Bacopa sp. divisualisasikan pada gel agarosa dengan konsentrasi 1,5% (rbcL) dan 2% (RAPD marker). Data yang didapatkan kemudian diolah menggunakan aplikasi MEGA (rbcL) dan NTSys (RAPD marker) untuk diketahui hubungan kekerabatannya. Amplifikasi tujuh spesies Bacopa sp. menggunakan rbcL menghasilkan tujuh amplikon yang berukuran sekitar 600 bp. Selain itu, amplifikasi menggunakan delapan primer RAPD juga berhasil dilakukan pada lima spesies Bacopa sp. dan menunjukkan tingkat polimorfisme sebesar 100%. Bacopa rotundifolia dan B. myriophylloides tidak berhasil diamplifikasi oleh delapan primer RAPD karena ketidakcocokan cetakan DNA dengan primer. Analisis filogenetik berdasarkan sekuens rbcL menggunakan metode UPGMA menunjukkan bahwa tujuh spesies Bacopa memiliki rentang jarak genetik 0,000—0,024, sedangkan berdasarkan RAPD, tujuh spesies Bacopa memiliki rentang jarak genetik 0,000—0,625. Identifikasi menggunakan sekuens rbcL lebih dianjurkan karena hasil RAPD sulit untuk diinterpretasikan dan dapat menimbulkan salah tafsir.

Bacopa sp. is a genus of aquatic plants commonly used as aquarium ornamental plants. About 60 species of Bacopa are distributed throughout the world. However, data on molecular identification and phylogenetic analysis of this species are still limited. This study was conducted to identify seven species of Bacopa using molecular markers and determine the relationship among species through the value of genetic distance. A total of seven species of Bacopa were observed morphologically and identified molecularly using rbcL sequences through DNA barcoding and RAPD marker methods. The results of Bacopa DNA amplification were visualized on agarose gel with a concentration of 1.5% (rbcL) and 2% (RAPD marker). The data obtained then processed using the MEGA (rbcL) and NTSys (RAPD marker) applications to determine the relationship among them. Amplification of seven species Bacopa sp. using rbcL resulted in an amplicon measuring about 600 bp. In addition, amplification using eight RAPD primers was also successfully carried out on five species of Bacopa and showed a polymorphism rate of 100%. Bacopa rotundifolia and B. myriophylloides were not successfully amplified by eight RAPD primers due to a mismatch of DNA templates with primers. Phylogenetic analysis based on rbcL sequences using the UPGMA method showed that seven Bacopa species had a genetic distance range of 0.000-0.024, while based on RAPD, seven Bacopa species had a genetic distance range of 0.000-0.625. Identification using the rbcL sequence is recommended because RAPD results are difficult to interpret and can lead to misinterpretation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fassett, Norman C.
Wisconsin: University of Wisconsin Press, 1985
R 581.76 FAS m
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Nadaa Puspitasari
"Peningkatan jumlah penduduk di kota-kota besar seperti Bekasi berbanding lurus dengan peningkatan kebutuhan akan jasa, termasuk jasa pencucian pakaian (laundry). Industri laundry, meskipun memberikan kemudahan mampu menghasilkan limbah cair yang yang dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Salah satu solusi pengolahan limbah yang ramah lingkungan dan efektif adalah penggunaan constructed wetland. Penelitian ini mengevaluasi kinerja constructed wetland dengan menggunakan tanaman Azolla microphylla dalam mengolah air limbah laundry. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengevaluasi karakteristik air limbah laundry yang berasal dari effluent Berkah Laundry pada free water surface constructed wetland dengan tanaman paku air (Azolla microphylla) pada biomassa, laju pertumbuhan relatif, dan kerapatan tanaman. (2) Menganalisis efisiensi penyisihan BOD5 dan COD pada free water surface constructed wetland dengan menggunakan tanaman paku air (Azolla microphylla). (3) Mengevaluasi kinetika laju penguraian dengan nilai-nilai konstanta tingkat penyisihan massa (r), tingkat penyisihan areal (kA), dan tingkat penyisihan volumetrik (kV) pada free water surface constructed wetland dengan tanaman paku air (Azolla microphylla). Metode penelitian yang digunakan yaitu uji eksperimental skala pilot. Penelitian ini menggunakan 2 (reaktor) yaitu dengan luas penutup tanaman Azolla microphylla 40% dan luas penutup tanaman Azolla microphylla 60%. Aklimatisasi tanaman dilakukan secara bertahap sampai kondisi tunak (steady state) selama 12 hari. Waktu tinggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, dan 21 hari. Debit yang digunakan sebesar 45,79 m3 /hari. Karakteristik air limbah yang diolah memiliki konsentrasi BOD55 272,25 mg/L, dan COD 431,62 mg/L. Efisiensi penyisihan BOD55 pada luas penutup 40% sebesar 11,1%-17,0%, COD sebesar 14,5%-39,0% dan luas penutup 60% BOD55 sebesar 18,3%-31,8%, COD sebesar 22,3%-39,8%. Konstanta penyisihan massa (r) BOD5 pada luas penutup 40% dengan rata-rata 5720 gr/m2/hari, luas penutup 60% dengan ratarata 9618 gr/m2/hari, konstanta tingkat penyisihan areal (kA) pada luas penutup 40% sebesar 28,94 m2/hari dan luas penutup 60% sebesar 45,00 m2/hari, konstanta tingkat penyisihan volumetrik (kV) dengan luas penutup 40% sebesar 0,06/hari, dan luas penutup 60% sebesar 0,09/hari.

The increase in population in big cities like Bekasi is directly proportional to the increase in demand for services, including laundry services. The laundry industry, although providing convenience, can produce liquid waste that can pollute the environment if not managed properly. One environmentally friendly and effective waste treatment solution is the use of constructed wetland. This study evaluates the performance of constructed wetland using Azolla microphylla plants in treating laundry wastewater. The objectives of this study are (1) Evaluate the characteristics of laundry wastewater from Berkah Laundry effluent in free water surface constructed wetland with water fern (Azolla microphylla) on biomass, relative growth rate, and plant density. (2) Analyzing the removal efficiency of BOD5 and COD in free water surface constructed wetland using Azolla microphylla. (3) Evaluate the kinetics of decomposition rate with the values of mass removal rate constant (r), areal removal rate (kA), and volumetric removal rate (kV) in free water surface contructed wetland with Azolla microphylla. The research method used was a pilot scale experimental test. This study used 2 reactors, namely with a cover area of 40% Azolla microphylla plants and a cover area of 40% Azolla microphylla plants. Azolla microphylla plant cover area of 60%. Plant acclimatization was carried out gradually until steady state for 12 days. The residence times used in this study were 0, 3, 6, 9, 12, 15, 18, and 21 days. The discharge used was 45.79 m3/day. The characteristics of the treated wastewater have a concentration of BOD5 272.25 mg/L, and COD 431.62 mg/L. BOD5 removal efficiency at 40% cover area of 11.1%-17.0%, COD of 14.5%-39.0% and 60% cover area BOD55 of 18.3%-31.8%, COD of 22.3% - 39.8%. Mass removal constant (r) BOD5 at 40% cover area with an average of 5720 gr/m2/day, 60% cover area with an average of 9618 gr/m2/day, areal removal rate constant (kA) at 40% cover area of 28.94 m2/day, 40% cover area amounted to 28.94 m2/day and 60% cover area amounted to 45.00 m2/day, constant volumetric removal rate (kV) with 40% cover area of 0.06/day. 40% cover area was 0.06/day, and 60% cover area was 0.09/day"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sisilia Heyden
"Substrat makrofita memengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman struktur komunitas epifiton. Mikroalga yang berpotensi bersifat perifitik menjadi komponen penyusun struktur komunitas epifiton. Berdasarkan penelitian sebelumnya, epifiton pada Utricularia berkeanekaragaman sedang dengan Cosmarium dan diatom sebagai penyusun utama komunitas epifiton, sementara epifiton pada Hydrilla dan Chara yaitu Closterium, Cosmarium, Euastrum, Micrasterias, Pleurotaenium, dan Staurastrum.
Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan antara struktur komunitas epifiton pada Utricularia sp. dengan Hydrilla sp. dan mengetahui plankton yang berpotensi menjadi epifiton di Situ Alam FMIPA UI. Komponen yang dikaji yaitu kelimpahan dan keanekaragaman epifiton.
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2018 hingga Mei 2018 menggunakan metode purposive sampling dan mengambil sampel epifiton pada Utricularia sp., Hydrilla sp., gelas objek, dan plankton pada sampel air. Pengambilan tiap sampel dilakukan 3 kali dengan pengulangan 1 kali dalam jarak waktu 2 minggu.
Penelitian menunjukkan 67 genus dengan 1 genus planktonik yang hanya ditemukan di sampel gelas objek saja. Kelimpahan epifiton pada Utricularia sp. sebanyak 84.609 sel/ml, lebih tinggi dibanding epifiton pada Hydrilla sp. yaitu 74.392 sel/ml. Nilai keanekaragaman epifiton pada kedua tanaman tersebut dikategorikan keanekaragaman rendah H rsquo;< 2,302. Keanekaragaman komunitas epifiton pada Utricularia sp. berbeda dengan komunitas epifiton pada Hydrilla sp. P0,05.

Macrophytes as substrate affect abundance and diversity in community structure of epiphyton with periphytic microalgae become part of it. Previous research showed medium diversity of epiphyton on Utricularia mostly consists of Cosmarium and diatom, also Closterium, Cosmarium, Euastrum, Micrasterias, Pleurotaenium, and Staurastrum was found on epiphyton of Hydrilla and Chara.
The purpose of this research is to know the differences between community structure of epiphyton on Utricularia sp. and Hydrilla sp., also to know planktons that become epiphyton at Situ Alam FMIPA UI. Abundance and diversity of epiphyton community are the main discussion in this research.
Research begins on March 2018 until May 2018. Using purposive sampling method, samples were taken from Utricularia sp., Hydrilla sp., object glass, and water. Each sample was taken thrice, one repetition, once every 2 weeks.
Research shows 67 genera, including 1 planktonic genus that was found only on object glass. The abundance of epiphyton on Utricularia sp. shows 84.609 cell ml, higher than 74.392 cell ml that was found on epihyton of Hydrilla sp. Both diversity indices are categorized as low diversity.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library