Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Made Kartika Dhiputra
"Terkait dengan motivasi untuk : penelitian dalam bidang Termodinamika - Teknik, maka telah dirancang, di-konstruksikan dan di-uji coba sebuah peralatan penelitian yang dapat dipergunakan untuk menentukan sifat-sifat termik berbagai gas reil, dengan suhu dan tekanan - ukur maksimum adalah sampai 100 ° C dan 15 MPa. Prinsip kerja peralatan penelitian ini adalah: pengukuran Faktor kompresibilitas Gas, Z, berdasarkan metoda ekspansi gas, yang diperkenalkan oleh E.S. Burnett. Setelah Burnett Apparatus ini di-konstruksikan, lalu di-uji cobakan kemampuan fungsionalnya dengan melakukan pengukuran-pengukuran dan kaliberasi terhadap Konstanta Alat-nya dengan mempergunakan gas Helium dan gas Karbondioksida di-Laboratorium Institut air Technische Thermodynamik, Universitat Karlsruhe - Jerman. Burnett Apparatus ini kemudian digunakan untuk meneliti "sifat-sifat termik" gas: He, C02 dan N2, serta campuran biner : N2 / CO2 dengan fraksi molar : Xco2 = 0,209 , Xco2 = 0,509 dan XC02 = 0,706. Pada suhu : 40 ° C / 60 ° C / 80 ° C dan 100 ° C dengan tekanan awal gas uji maksimum sebesar 150 bar. Terbukti bahwa parameter interaksi biner B12 maupun terner C112 dan C122 dari koefisien Virial campuran N2 / CO2 dalam penelitian ini, menunjukkan adanya korelasi yang sangat spesifik baik terhadap parameter (T, Xco2) maupun terhadap "ekses - tekanan" , AP, campuran biner. Secara keseluruhan tingkat ketelitian data-data hasil penelitian ini cukup tinggi , dengan besarnya deviasi relatif maksimum < 0,85 % terhadap data-data literatur, dan maksimum < 2,5 % terhadap data perhitungan teorits dengan persamaan R-K dan BWR untuk gas murni CO2 dan N2, dengan kecendrungan sernakin kecil pada suhu yang semakin rendah. Sedangkan untuk campuran biner N2 / C02 , ternyata deviasi relatifnya sangat carbonbesar, bahkan mencapai nilai maksimum sekitar 4 % untuk campuran biner dengan fraksi molar , XCO2 = 0,706 , pada suhu 100 ° C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
D120
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Kurniawan
"Proses pengeringan merupakan suatu cara pemeliharaan terhadap suatu produk bahan pangan. Pengeringan secara alami, yaitu menggunakan sinar matahari langsung dirasakan kurang efektif karena membutuhkan waktu yang lama untuk proses pengeringan yang dilakukan. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alat pengering yang dapat meminimalkan waktu pengeringan. Modullar Air Dryer (MAD) adalah sebuah alat pengering yang dilengkapi kolektor plat datar dan memanfaatkan sinar matahari sebagai sumber energi utama. Sinar matahari yang dapat digunakan secara gratis menjadikan MAD sebagai alat pengering yang murah dengan perawatan yang mudah. Pembuatan MAD ini disesuaikan dengan cuaca di negara kita yang memiliki intensitas matahari cukup tinggi. Selain itu, hasil pertanian yang besar di negara kita menjadi salah satu alasan pembuatan MAD.
Pengujian MAD kali ini adalah untuk mengetahui kesetimbangan massa dan energi dalam proses pengeringan bahan pangan. Untuk pengujian kali ini digunakan bawang merah sebagai bahan uji. Persiapan awal yang dilakukan adalah meletakkan MAD pada tempat yang mendapatkan intensitas matahari cukup tinggi. Bawang merah yang akan dikeringkan diletakkan pada rak-rak yang tersedia dengan menggunakan wadah. Pengambilan data dilakukan setiap 10 menit. Data yang didapat dari pengujian antara lain temperatur udara masuk dan keluar ruang kolektor, temperatur ruang kolektor, temperatur ruang pengering, kelembaban relatif ruang pengering, massa bawang merah, intensitas matahari, dan temperatur lingkungan. Sedangkan, kecepatan aliran udara yang melalui ruang kolektor dan ruang pengering tidak berubah.
Data yang didapat dari hasil pengujian diolah dan didapatkan hasil bahwa secara ideal, proses pengeringan dalam MAD tidak setimbang karena terjadi perbedaan antara aliran massa uap air dan aliran energi yang masuk dan keluar sistem. Untuk aliran massa uap air, dari tiga kali pengujian, perbedaan yang terjadi adalah - 0.1251g/s, - 0.3967g/s, dan 0.0753g/s. Sedangkan, untuk aliran energi perbedaan yang teijadi adalah 0.254kJ/s, - 0.404kJ/s, dan 0.958kJ/s. Perbedaan ini sangat kecil bila dibandingkan dengan besamya aliran massa dan energi yang masuk dan keluar sistem. Sehingga, sistem pengeringan MAD dianggap memiliki kesetimbangan massa dan energi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37521
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambarita, Edison
"Dalam Tesis ini dibahas pemodelan suatu kolom distilasi biner, pemilihan dan Peran-cangan jenis pengendali dan uji coba simulasi proses dari sebuah kolom destilasi biner.
Model matematika dari setiap elemen proses kolom distilasi biner memberikan persamaan-pcrsamaan diferensial banyak variabel yang belum tentu persamaan linier sehingga dibutuhkan usaha untuk linierisasi persamaan tersebut disekitar titik kerja sistem.
Pemilihan dan perancangan pengendali proses yang sesuai dan tepat sehingga kendali dapat mengeliminasi pengaruh gangguan terhadap variabel keluaran proses terse but.
Uji coba tampilan simulasi sangat dibutuhkan lmtuk mengevaluasi karakteristik yang diperoleh dari uji coba simulasi proses yang digunakan untuk memperbaiki rancangan sebuah kolom destilasi biner."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T40679
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rachman
"ABSTRAK
Kebutuhan jumlah energi fosil yang terus meningkat serta dibarengi oleh penurunan drastis sumber daya alam fosil memaksa manusia untuk melakukan penelitian serta pengembangan sumber-sumber energi yang bisa digunakan secara terus menerus dan terbarukan. Selain ketersediaannya, diharapkan juga bahwa sumber energi tersebut ramah (emisi minimum) terhadap lingkungan, mulai dari pembuatan hingga produk buang setelah digunakan. Dalam studi yang dilakukan ini, akan dipelajari pengaruh beda ketinggian kolom terhadap distilat etanol yang dihasilkan. Pengujian dilakukan dengan kolom distilasi tipe batch-bubble cap dengan tinggi total 1.65 meter. Data-data dihasilkan dengan memvariasikan tinggi kolom (inlet) 0 - 0.38 meter dan laju alir bahan bakar ( LPG ) 7.5 ? 15 L/min. Dari hasil simulasi CFDSOF didapat bahwa semakin tinggi kolom distilasi maka kadar distilat yang dihasilkan semakin meningkat dan dapat dilihat juga pergerakan pertukaran massa dari crude terhadap uap. Hasil dari simulasi ini kemudian disandingkan dengan data eksperimen. Dan ternyata terdapat kemiripan trend antara hasil simulasi CFDSOF dengan hasil eksperimen. Pada data eksperimen, hampir seluruh data dari variasi ketinggian menunjukan ada peningkatan kadar distilat (etanol) saat tinggi saluran masuk (inlet) dinaikkan. Oleh karena itu, terdapat hubungan antara beda ketinggian (∆h) dengan kadar distilat karena didalam kolom terjadi penurunan beda tekanan (∆P) dan laju alir uap etanol.

ABSTRACT
The fossil energy necessary will increase within drastic derivation of energy resources were constrain people to do more research and developing the sustainable and the renewable energy. Beside for availability, it wish so friendly for environment (emission less), since production process until exhaust waste after used. In this case, we are studying head difference effect to purity of ethanol produced. The experiment are running by using Distillation Column Batch-Bubble Cap type with 1.65 meters total head. Data produced by varying column head (inlet) from 0 to 0.38 meter and fuel (LPG) flow rates from 7.5 to 15 L/min. From CFDSOF simulation result obtained if distillation column increase will increase the purity ethanol produced too, and we can observe the crude mass transfer movement. There are similar trends between the experiment and CFDSOF simulation result. The experiment data, almost various data of head difference are influence to the purity ethanol since column inlet head is rise. Based on it, there are relationship between head difference with the distillate purity because occurred pressure drop and decrease of vapor flow rate along column.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S792
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Suraya
"Uji fit APR merupakan satu prosedur yang seharusnya dilakukan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dengan upaya pencegahan pajanan dengan penggunaaan alat pelindung respirasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas uji fit APR dalam mencegah penurunan VEP1 yang dipicu kromium pada pengelas baja stainless dan menilai kenyamanan pemakaian APR tersebut.
Metode : Penelitian menggunakan desain clinical tral (cross over) antara dua kelompok pekerja yaitu yang menggunakan APR teruji fit dan pengguna APR tanpa uji fit dengan tersamar tunggal pada pemeriksa VEP1. Efek penurunan VEP1 diukur pada 24 responden dengan membandingkan nilai VEP1 sebelum dan sesudah bekerja dalam 1 shift. Kenyamanan pemakaian APR dinilai dengan kuesioner. Uji fit APR menggunakan metode kualitatif dengan instrument FT- 30 bitter dari 3M. Kadar kromium lingkungan kerja diukur dengan metode NIOSH 7027-1994.
Hasil: Kadar kromium lingkungan adalah 3,45 μg/m3. Rata-rata VEP1 ketika responden menggunakan APR biasa sebelum bekerja adalah 3403,8 ml dan sesudah bekerja adalah 3247,5 ml. Rata-rata VEP1 ketika menggunakan APR fit sebelum bekerja adalah 3359,0 ml dan sesudah bekerja adalah 3339,6 ml. Terdapat perbedaan yang signifikan dimana penurunan VEP1 saat menggunakan APR biasa lebih tinggi dibanding saat menggunakan APR fit (uji t berpasangan p=0,011 ). APR fit juga lebih nyaman digunakan dibanding APR biasa (uji Mc Nemar p= 0,022)
Kesimpulan : APR teruji fit terbukti efektif mencegah penurunan VEP1 yang terlihat dari (1) terdapat penurunan VEP1 yang signifikan saat responden menggunakan APR biasa dalam 1 shift kerja namun tidak terjadi penurunan bermakna saat menggunakan APR fit, (2) perbedaan penurunan VEP1 antara saat menggunakan APR yang teruji fit dan saat menggunakan APR biasa secara statistik bermakna. APR teruji fit mempunyai tingkat kenyamanan yang lebih baik dibandingkan dengan APR tanpa uji fit.

Introduction: Respirator fit-testing is one of the procedures which should be performed as an integrated part of hazard prevention effort by respirator protection device usage. The purpose of this research was to evaluate effect of RPE fit testing aimed at preventing an acute decline in FEV1 induced by chromium in stainless steel welder and to assess the convenience of RPE usage.
Methods: This research was conducted on clinical trial (cross over) design between workers who wore tight fitting RPE and workers who wore regular RPE with single blind at FEV1 evaluator. Declining of FEV1 was measured on 24 respondents by comparing prior working FEV1 value and end working FEV1 value in a work shift. The convenience of RPE usage was assessed by questionnaire. Respirator fit-testing was conducted by qualitative method with FT-30 bitter instrument from 3M. Chromium level at working environment was measured by NIOSH 7072-1994 method.
Results: Chromium environment level was 3.45 ug/m³. Should respondents worn regular RPE, the mean of FEV1 prior working was 3403,8 ml and end working was 3247,5 ml. Having worn tight fitting RPE, the mean of FEV1 of respondents prior working was 3359,0 ml and end working was 3339,6 ml. There was a significant differences that FEV1 declining when respondents wore regular RPE was higher than that on wearing tight fitting RPE (dependent t test p=0.011). Tight fitting RPE was also more convenient to wear compare to regular RPE (Mc Nemar test p= 0.022).
Conclusions: Tight fitting RPE proved to be effective in preventing an acute decline in FEV1 which were visible from (1) There was significant acute decline in FEV1 when respondents wore regular RPE but not when wearing fit RPE, (2) The differences of FEV1 declining on both treatment was statistically significant. Tight fitting RPE had better convenience level compare to non fitting RPE."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindra Sahara
"ABSTRAK
Robot ini dibuat unruk menolong atau membantu orang buta atau cacat mata
agar dapat berjalan dengan aman dan mampu menghindari rintangan secara cepat atau
resiko lain yang dialami oleh pejalan kaki. Sensor yang diletakan pada bagian depan,
atas, samping kiri dan samping kanan pada robot berfungsi sebagai pengendali untuk
mengecek adanya rintangan. Untuk menjalankannya digunakan roda yang
dikendalikan oleh mikroprocessor.
Saat digunakan penderita memegang tongkat yang ada pada robot tersebut, hal
ini dilakukan agar robot dapat secara langsung berhubungan dan mengenai tangan
penderita tersebut. Sensor ultrasonik yang diletakan pada begian depan berfungsi
untuk mendeteksi adanya halangan yang ada didepannya dan diletakan diatas untuk
mengecek adanya lubang, sedangkan sensor yang ada disebelah kanan atau kiri robot
berfungsi untuk mendeteksi adanya halangan yang disebelah kanan atau kiri robot.
Dengan bantuan sesnor ultrasonik tersebut, robot dapat penderita dapat
dituntun agar ia tidak menabrak dinding atau halangan lain. Proses pengontrolannya
menggunakan mikrokontroller Atmel 89S52."
2007
TA631
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Hayati
"[ABSTRAK
Pola napas tidak efektif adalah proses inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi yang cukup. Salah satu pola napas tidak efektif adalah takipnea atau pola napas cepat dari batas normal. Pada lansia, terjadi perubahan fisiologis sistim pernapasan yaitu menurunnya refleks batuk, penurunan mobilisasi tulang-tulang rusuk dan kemampuan pengembangan dinding dada, serta penurunan kekuatan otot pernapasan. Postur tubuh yang mengalami kifosis atau skoliosis menyebabkan toraks akan memendek dan diameter anteroposterior akan meningkat. Perubahan-perubahan tersebut akan menurunkan tekanan pada saat inspirasi dan ekspirasi sehingga menurunkan keefektifan pernapasan. Pernapasan yang tidak efektif akan mempengaruhi aktivitas dan menurunkan kualitas hidup lansia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil pemberian asuhan keperawatan pada Bapak D dengan kerusakan pola napas tidak efektif di wisma Cendrawasih, PSTW Budi Mulia 1 Ciracas. Evaluasi terhadap intervensi keperawatan didapatkan hasil bahwa setelah dilakukan latihan pernapasan selama 5 minggu, latihan pernapasan mampu mempertahankan dan meningkatkan kemampuan bernapas yang baik pada lansia ditandai dengan adanya perbaikan pada pola napas. Intervensi latihan pernapasan pada lansia menjadi upaya meningkatkan kemampuan bernapas yang baik sehingga kualitas dan kesejahteraan lansia akan meningkat.; ABSTRACT Ineffective breathing pattern is the process of inspiration and/or expiration that does not provide adequate ventilation. One of ineffective breathing pattern is tachypnea or rapid breathing pattern.. In the elderly, physiological changes in the respiratory are decreasing the cough reflex, decreased mobilization of the ribs and chest wall expansion capability, as well as a decrease in respiratory muscle strength. Experiencing posture kyphosis or scoliosis cause thoracic be shortened and increasing anteroposterior diameter. These changes will decrease inspiration and expiration pressure decrease the effectiveness of breathing. Ineffective breathing will affect activity and decrease the quality of life of the elderly. This case study aims to present the results of nursing care at Mr. D with ineffective breathing. Evaluation of nursing interventions showed that after breathing exercises for 5 weeks, breathing exercise could maintain and improve good breathing ability in the elderly showed by an improvement in breathing patterns. Nurses can do the breathing exercise to the elderly as an option to improve a good breathing ability so quality of life of the elderly can be improved.;Ineffective breathing pattern is the process of inspiration and/or expiration that does not provide adequate ventilation. One of ineffective breathing pattern is tachypnea or rapid breathing pattern.. In the elderly, physiological changes in the respiratory are decreasing the cough reflex, decreased mobilization of the ribs and chest wall expansion capability, as well as a decrease in respiratory muscle strength. Experiencing posture kyphosis or scoliosis cause thoracic be shortened and increasing anteroposterior diameter. These changes will decrease inspiration and expiration pressure decrease the effectiveness of breathing. Ineffective breathing will affect activity and decrease the quality of life of the elderly. This case study aims to present the results of nursing care at Mr. D with ineffective breathing. Evaluation of nursing interventions showed that after breathing exercises for 5 weeks, breathing exercise could maintain and improve good breathing ability in the elderly showed by an improvement in breathing patterns. Nurses can do the breathing exercise to the elderly as an option to improve a good breathing ability so quality of life of the elderly can be improved., Ineffective breathing pattern is the process of inspiration and/or expiration that does not provide adequate ventilation. One of ineffective breathing pattern is tachypnea or rapid breathing pattern.. In the elderly, physiological changes in the respiratory are decreasing the cough reflex, decreased mobilization of the ribs and chest wall expansion capability, as well as a decrease in respiratory muscle strength. Experiencing posture kyphosis or scoliosis cause thoracic be shortened and increasing anteroposterior diameter. These changes will decrease inspiration and expiration pressure decrease the effectiveness of breathing. Ineffective breathing will affect activity and decrease the quality of life of the elderly. This case study aims to present the results of nursing care at Mr. D with ineffective breathing. Evaluation of nursing interventions showed that after breathing exercises for 5 weeks, breathing exercise could maintain and improve good breathing ability in the elderly showed by an improvement in breathing patterns. Nurses can do the breathing exercise to the elderly as an option to improve a good breathing ability so quality of life of the elderly can be improved.]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Norsari
"[ABSTRAK
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi akibat virus dengue yang
ditularkan oleh nyamuk aedes agypti. Sanitasi lingkungan yang buruk serta
kurangnya perilaku hidup bersih dan sehat merupakan faktor utama yang
menyebabkan penyebaran DBD di masyarakat perkotaan. Studi kasus ini
bertujuan untuk menganalisis penerapan teknik napas dalam sebagai intervensi
untuk mengatasi mual yang sering ditemukan pada klien dengan DBD. Mual
pada DBD terjadi akibat pembesaran hepar yang mendesak lambung. Hasil studi
menunjukan respon positif klien terhadap intervensi manajemen mual berupa
berkurangnya rasa mual, peningkatan toleransi terhadap makanan, peningkatan
porsi makan, serta penurunan dosis terapi antiemetik yang diberikan. Hasil karya
ilmiah ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi perawat untuk
menerapkan penggunaan teknik napas dalam sebagai intervensi nonfarmakologi
dalam upaya mengatasi mual; ABSTRACT Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease due to dengue virus
which is transmitted by Aedes aegypti. Poor sanitation and lack of clean and
healthy lifestyle are the main factors causing the spread of DHF in urban
communities. This case study aims to analyze the application of deep breathing
technique as intervention for nausea which commonly occured in DHF clients.
Nausea in DHF is caused by enlargement of the liver that pressing stomach.
Results of this study show a positive response of the clients to nausea
management intervention manifested by nausea reduction, increase of food?s
tolerance, increase of meal?s portion, as well as dose reduction of given antiemetic
therapy. The results of this scientific work are expected as consideration for all
nurses to encourage the use of Deep breathing techniques as a nonpharmacological
intervention in an attempt to overcome nausea.;Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease due to dengue virus
which is transmitted by Aedes aegypti. Poor sanitation and lack of clean and
healthy lifestyle are the main factors causing the spread of DHF in urban
communities. This case study aims to analyze the application of deep breathing
technique as intervention for nausea which commonly occured in DHF clients.
Nausea in DHF is caused by enlargement of the liver that pressing stomach.
Results of this study show a positive response of the clients to nausea
management intervention manifested by nausea reduction, increase of food?s
tolerance, increase of meal?s portion, as well as dose reduction of given antiemetic
therapy. The results of this scientific work are expected as consideration for all
nurses to encourage the use of Deep breathing techniques as a nonpharmacological
intervention in an attempt to overcome nausea.;Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease due to dengue virus
which is transmitted by Aedes aegypti. Poor sanitation and lack of clean and
healthy lifestyle are the main factors causing the spread of DHF in urban
communities. This case study aims to analyze the application of deep breathing
technique as intervention for nausea which commonly occured in DHF clients.
Nausea in DHF is caused by enlargement of the liver that pressing stomach.
Results of this study show a positive response of the clients to nausea
management intervention manifested by nausea reduction, increase of food?s
tolerance, increase of meal?s portion, as well as dose reduction of given antiemetic
therapy. The results of this scientific work are expected as consideration for all
nurses to encourage the use of Deep breathing techniques as a nonpharmacological
intervention in an attempt to overcome nausea., Dengue hemorrhagic fever (DHF) is an infectious disease due to dengue virus
which is transmitted by Aedes aegypti. Poor sanitation and lack of clean and
healthy lifestyle are the main factors causing the spread of DHF in urban
communities. This case study aims to analyze the application of deep breathing
technique as intervention for nausea which commonly occured in DHF clients.
Nausea in DHF is caused by enlargement of the liver that pressing stomach.
Results of this study show a positive response of the clients to nausea
management intervention manifested by nausea reduction, increase of food’s
tolerance, increase of meal’s portion, as well as dose reduction of given antiemetic
therapy. The results of this scientific work are expected as consideration for all
nurses to encourage the use of Deep breathing techniques as a nonpharmacological
intervention in an attempt to overcome nausea.]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adams, Charles Philip
London; Boston: Butterworth-Heinemann, 1990
617.647 ADA d (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Zachlul Adly
"Adanya krisis ekonomi, telah berlakunya undang-undang no. 22 dan undangundang no. 25 tahun 1999, subsidi pemerintah yang makin menurun, jumlah dan jenis pelayanan rumah sakit yang makin meningkat, demand masyarakat yang makin meningkat, bergesernya pola penyakit, tarif sekarang masih berdasarkan Perda No. 15 tahun 1995, adanya persiapan RSUD Pariaman menjadi rumah sakit unit swadana dan telah adanya rencana stratejik RSUD Pariaman tahun 2000-2004, berdasarkan hal-hal tersebut diatas dirasa perlu ditetapkan penetapan tarif yang rasional di RSUD Pariaman, yang dalam penelitian ini dibatasi dalam penetapan tarif di instalasi rawat jalan.
Dalam menetapkan tarif rasional di instalasi rawat jalan RSUD Pariaman dilakukan penelitian biaya di unit-unit penunjang dan unit-unit produksi RSUD Pariaman, meliputi biaya investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan. Data berupa data sekunder dikumpulkan dari catatan/laporan kegiatan, pengelolaan data. dilakukan dengan cara double distribution method, dan kemudian dilakukan perhitungan yang menghasilkan biaya- total dan biaya satuan. Survai kemampuan membayar masyarakat (ATP) dilakukan pada pengunjung rawat jalan dengan wawancara berupa kuiesioner yang telah disiapkan.
Persepsi stakeholders yang terkait dengan penetapan tarif dilakukan dengan wawancara mendalam. Simulasi tarif dilakukan dengan berpatokan pada biaya satuan, tarif saat ini, ATP, persepsi stakeholders dan cost recovery rate, dengan demikian didapat tarif rasional instalasi rawat jalan untuk RSUD Pariaman berkisar antara Rp. 5.000,- - Rp. 12.500,-. Hasil penelitian ditetapkan tarif pada poli umum Rp. 5.000,- dengan CRR 107,8 %, poli gigi Rp. 10.000,- dengan CRR 18,99 % dan poli spesialis Rp. 12.500,- dengan CRR 342,84 %.
Rekomendasi dari penelitian ini dalam penetapan tarif hendaknya berdasarkan tarif yang rasional, pemerintah wajib memberi subsidi pada rumah sakit dan subsidi khusus pada orang miskin.

Determination of the Rational Pricing Out Patient Installation at District Hospital Pariaman in 1999/2000.The economic crisis and decentralization era (Undang-undang No. 22 and 25 /1999) make government subsided will be decreased. The other side quantity and kind of health services are increase, community demand increase, transition of epidemiologic, the pricing on RSUD Pariaman and to be prepared to charge with auto regulation on budgeting of health services and strategic plan of RSUD Pariaman (2000-2004), according to this planning to add health the rational pricing. In this research the rational pricing will be respected on out patient.
In determining the rational pricing out patient installation at RSUD (District Hospital) in Pariaman a research in conducted regarding cost in supporting units and production units of Pariaman RSUD that includes investment cost, operating cost and maintenance cost. The secondary data are collected from notes/activities report. And the data processing is done by double distribution method, and then calculation is done to find out total cost and unit cost. The research towards the people ability to pay (ATP) is done towards the out patient through interview by using questioner prepared previously.
The perception of stakeholders related to the determination of the pricing is done through in-depth interview. The pricing simulation is done with standard of unit cost at this time, ATP, perception of stakeholders and cost recovery rate. Therefore, the rational pricing of out patients can be obtained for Pariaman RSUD that range from Rp. 5.000 - Rp. 12.500 from the result of this research the pricing determined for general policlinic is Rp. 5.000.- with CRR 107.9 % dental policlinic is Rp. 10.000,- with CRR 118.99 % and specialist policlinic Rp. 12.500,- with CRR 34.84.
The recommendation of this research in determining the pricing is that it should be based on the rational pricing, therefore the government is necessary to subsidize the hospital and special subsidy for the need."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>