Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Selvia Ganiesa
Abstrak :
Latar Belakang. Saat ini sedang terjadi pandemi COVID-19 di seluruh dunia, pandemi ini dimulai dari Wuhan, Cina. Virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 sangat menular dan penyebarannya sangat cepat, sehingga memerlukan penanganan khusus seperti isolasi atau karantina. Gejala penyakit COVID-19 menyerupai gejala infeksi saluran pernapasan akut yang disebabkan oleh patogen lain seperti SARS, influenza, rhinovirus, dll. Diagnosis penyakit COVID-19 perlu ditentukan untuk membedakan dari ISPA yang diakibatkan oleh patogen lain. Beberapa uji diagnostik telah di kembangkan untuk deteksi cepat penyebab COVID-19. Tujuan. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan alat diagnostik kit antigen ”Genbody COVID-19 Test Ag®” dengan rRT-PCR yang menjadi refensi test, untuk mendapatkan alat diagnostik yang murah, cepat dan akurat serta memiliki kemampuan yang setara dengan rRT-PCR. Metode. Penelitian ini merupakan uji banding dengan desain penelitian potong lintang dan metode pengumpulan spesimen secara consecutive sampling pada pasien contact tracing COVID-19. Penelitian dilakukan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (FASYANKES) Puskesmas Kecamatan Tanah Abang, Sawah Besar, Senen dan Laboratorium Mikrobiologi Klinik (LMK) FKUI pada bulan Oktober 2020-Desember 2020. Sampel penelitian merupakan swab Nasofaring dan oropharing dari pasien contact tracing COVID-19 yang dilakukan pemeriksaan rRT-PCR menggunakan reagen LiliF COVID-19 Real Time PCR kit dan pemeriksaan antigen menggunakan “Genbody COVID-19 Test Ag®”. Analisis penelitian ini menggunakan tabel 2x2. Hasil. Dari 233 sampel sebanyak 80 (34,33%) sampel positif rRT-PCR dan 53 (22,74%) sampel yang positif pada kit antigen. Kit antigen yang digunakan pada penelitian ini mempunyai sensitivitas 66,25% (55,89-76,61), spesifisitas 100% (100-100), Nilai Duga Positif (NDP) 100% (100-100), Nilai Duga Negatif (NDN) 85% (79,78-90,22) dan akurasi 88,41%. Pada hasil rRT-PCR dengan CT < 20, kit test antigen mempunyai sensitivitas 97,14% (91,62-102,66), spesifisitas 100% (100-100) dan pada CT ≥ 21-≥ 30 sensitivitas kit antigen terus menurun. Kesimpulan. Pemeriksaan COVID-19 menggunakan kit test antigen “Genbody COVID-19 Test Ag®” mempunyai sensitivitas rendah yang tidak sesuai dengan rekomendasi WHO. Kit antigen ini mempunya sensitivitas yang tinggi pada sampel dengan hasil rRT-PCR pada CT rendah (CT <20). ......Introduction. Currently, the COVID-19 pandemic is happening over the world, this pandemic started in Wuhan, China. The SARS-CoV-2 virus that causes COVID-19 is highly contagious, spreads very quickly and requiring special handling such as isolation or quarantine. The symptoms of COVID-19 resemble an acute respiratory infection caused by other pathogens such as SARS, influenza, rhinovirus, etc. The diagnosis of COVID-19 disease needs to be determined to distinguish it from acute respiratory infection caused by other pathogens. Several diagnostic tests have been developed for rapid detection of the cause of COVID-19. Aim. The research aims to compare the antigen kit "Genbody COVID-19 Test Ag®" with rRT-PCR as a reference test to obtain an affordable, fast and accurate diagnostic tool and have equivalent capabilities as rRT-PCR. Method. The research is a comparative testing with a cross-sectional design and consecutive sampling method for collecting specimens in COVID-19 contact tracing patients. The research was conducted at the Health Service Facility (FASYANKES) Puskesmas Kecamatan Tanah Abang, Sawah Besar, Senen and Laboratorium Mikrobiologi Klinik (LMK) FKUI in October 2020-December 2020. The research samples were nasopharyngeal and oropharyngeal swabs from COVID-19 contact tracing patients who were carried out rRT-PCR test using LiliF COVID-19 Real Time PCR kit and antigen test using “Genbody COVID-19 Test Ag®”. The research analysis used a 2x2 table. Results. Of the 233 samples, 80 (34.33%) were positive for rRT-PCR and only 53 (22.74%) were positive for the antigen kit. The antigen kit used in this research had a sensitivity of 66.25% (55.89-76.61), specificity 100% (100-100), Positive Prediction Value (NDP) 100% (100-100), Negative Suggestion Value ( NDN) 85% (79.78-90.22) and accuracy 88.41%. On the results of rRT-PCR with CT < 20, the antigen test kit had a sensitivity of 97.14% (91.62-102.66), specificity 100% (100-100) and at CT 21-30 the sensitivity of the antigen kit continued to decrease. Summary. The COVID-19 examination using the “Genbody COVID-19 Test Ag®” antigen test kit has a low sensitivity which is not in accordance with WHO recommendations. This antigen kit has high sensitivity in rRT-PCR results at CT (CT < 20).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
G. Alit Artha
Abstrak :
Kasus ?Primitive Neuro Ectodermal Tumor? (PNET) sangat jarang dan sangat sukar didiagnosis. Sebuah kasus PNET didiagnosis dengan teknik histopatologi dan pemeriksaan imunohistokimia. Seorang bayi laki-laki umur 4 bulan diperiksakan ke rumah sakit dengan benjolan pada dinding dada sejak bayi tersebut berumur 3 hari. Benjolan tersebut makin lama makin membesar hingga akhirnya mencapai diameter ± 10 cm, selanjutnya penderita dibawa ke klinik. Benjolan tersebut terfiksir pada dinding dada dengan batas tidak tegas, pada kulit diatas tumor tampak dua ulkus. Selanjutnya tumor tersebut didiagnosis sebagai suatu hemangioma. Secara makroskopis tumor berukuran 17 x 13 x 5,5 cm, berbatas tidak tegas, berwarna putih dan lunak. Secara mikroskopis massa tumor terdiri atas sel-sel berukuran kecil yang tidak berdiferensiasi, berbentuk bulat-oval, dengan inti hiperkromatik, dan sebagian membentuk struktur roset, Homer-Wright di antara bagian lainnya yang difus. Mitosis 7/10 HPF, nekrosis minimal kurang dari 25%. Gambaran ini sesuai dengan suatu ?malignant small round sel tumor?, Pada pemeriksaan imunohistokimia dengan panel antibodi meliputi Vimentin, NSE, Chromogranin dan CD99 menunjukkan Vimentin positif lemah-sedang, NSE negatif-positif lemah, Chromogranin negatif-positif lemah dan CD99 positif lemah-sedang. Secara keseluruhan, berdasarkan pemeriksaan makroskopis, histopatologik, dan imunohistokimia disimpulkan sebagai suatu ?Malignant Small Round Cell Tumor? yang sesuai dengan PNET / ES (Ewing?s sarcoma) yang perlu di konfirmasi dengan pemeriksaan sitogenetik. (Med J Indones 2007; 16:108-12).
Primitive Neuro Ectodermal Tumor (PNET) is rare and difficult to diagnose. A case of PNET was diagnosed based on histopathological and immunohistochemical findings. A 4-month-old infant was admitted to the hospital with a tumor on the midline of his chest wall since he was 3 days old. The tumor was fixed on the chest wall and had ill-defined margin, enlarged over time and reached more than 10 cm in diameter when he was brought to a clinician. Two small ulcers were seen on the skin overlying the tumor. It was diagnosed as soft tissue tumor suggestive of a hemangioma. The tumor was 17 x 13 x 5.5 cm in size, white colored and firm to the touch. Microscopic examination revealed malignant small round cells with round to ovoid nuclei, coarse chromatin and scanty cytoplasm. Most cells were arranged in a solid pattern with scattered Homer-Wright rosettes. The mitotic count was 7/10 HPF, and necrosis was minimal (less than 25%). On immunohistochemical examination, the cells showed weak to moderate immunoreactivity to Vimentin and CD99, but showed negative to weak positive reactivity to NSE and Chromogranin. Based on the clinical features, gross findings, histopathologic and immunohistochemical examinations, the case was diagnosed as a malignant small round cell tumor consistent with PNET / ES (Ewing?s Sarcoma). To confirm the diagnosis, cytogenetic examination is suggested. (Med J Indones 2007; 16:108-12).
Medical Journal of Indonesia, 2007
MJIN-16-2-AprJun2007-108
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Triana
Abstrak :
ABSTRAK


Dermatoglifi merupakan qambaran sulur kulit pada ujung jari tangan, telapak tangan, ujung jari kaki dan telapak kaki. Pada penelitian ini dilakukan analisis dermatoglifi ujung jari tangan pada mahasiswa FMIPA UI berdasarkan golongan darah sistem ABO dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan dermatoglifi di antara golongan darah 0, A, B, dan AB. Sampel terdiri dari 78 mahasiswa/mahasiswi FMIPA UI yang terdiri dari golongan darah 0 = 25 orang, golongan darah A = 20 orang, golongan darah B = 23 orang, dan golongan darah AB = 10 orang. Metoda yang digunakan adalah mencetak dermatoglifi ujung jari tangan dengan tinta finger print seperti yang dilakukan oleh Cummins dan Midlo. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Urutan frekuensi tipe pola dari yang tertinggi pada mahasiswa FMIPA UI adalah loop, whorl dan arch. Indeks Dankmeijer (ID) pada golongan darah 0 = 0; A = 8,24; B = 0,93; AB = 10,53. Rata-rata Jumlah Semua Triradius (JST) pada golongan darah 0 = 13,76; A = 14,05; B = 14,52; AB = 13,5. Rata-rata Jumlah Semua Sulur (JSS) pada golongan darah 0 = 147,36; A = 129,3; B = 140,09; AB = 122,6. Hasil uji Kruskal- Wallis terhadap tipe pola, JST dan JSS pada keempat golongan darah ABO menunjukkan tidak ada perbedaan pada a = 0,05. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah: tidak terdapat perbedaan dermatoglifi ujung jari tangan dalam hal tipe pala, jumlah semua triradius dan jumlah semua sulur pada mahasiswa FMIPA UI berdasarkan golongan darah sistem ABO.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library