Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fetri Kristiani
Abstrak :
Peresepan antibiotika yang tidak tepat akan meningkatkan kejadian resistensi. Resistensi antimikroba telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dengan dampak meningkatkan morbiditas, mortalitas, dan biaya kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas penggunaan antibiotik pada pasien pediatri dan pengaruh rekomedasi apoteker dalam meningkatkan kualitas penggunaan antibiotik, menurunkan lama rawat, serta biaya pengobatan. Penelitian ini menggunakan studi pra eksperimen dengan pendekatan prospektif. Data penelitian dikumpulkan dari rekam medik pasien dan dianalis dengan uji chi square serta uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rekomendasi apoteker dapat menurunkan masalah ketidaktepatan dosis (29,73%) menjadi 0%), ketidaktepatan lama pemberian (51,35% menjadi 5,41%), dan ketidaktepatan pemilihan obat (18,92% menjadi 5,41%). Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) terhadap lama rawat kelompok rekomendasi (R) adalah Rp 2.481.456 lebih rendah dibandingkan kelompok non rekomendasi (NR) adalah Rp 2.640.703, sedangkan ACER terhadap hasil terapi (sembuh) kelompok rekomendasi (R) Rp 9.369.404 lebih rendah dibandingkan kelompok non rekomendasi (NR) Rp 17.985.054. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik di RSUP Fatmawati tepat dan bijak, rekomendasi apoteker dapat meningkatkan kualitas penggunaan antibiotik, menurunkan lama rawat dan biaya pengobatan.
Inaccurate prescribing of antibiotic will increase the incidence of resitance. Antimicrobial resistance has became a worldwide health problem with the impact of increasing morbidity, mortality and health cost. This study aims to know the the quality of antibiotic use on pediatric and the influence of pharmacist recommendation in improving the quality of antibiotic use, reducing the length of stay and cost. This study used pra eksperiment with prospective approach. Data was collected from medical records, it was analyzed by chi square and correlation test. The results showed that pharmacist recommendation could reduce dosing inaccuracy problems (29,73% to 0%), inaccuracy of duration (51,35% to 5,41%), and drug selection (18,92% to 5,41%). Average Cost Effectiveness Ratio (ACER) to length of stay in recommendation group (R) was IDR 2.481.456 lower than the non recommendation group (NR) was IDR 2.640.703, while ACER to therapeutic results in recommendation group (R) was IDR 9.369.404 lower than non recommendation group (NR) was IDR 17.985.054. Based on the results it can be conculded that antibiotic use at RSUP Fatmawati is accurate and wise, pharmacist recommendation can improve the quality of antibiotic use, to reduce length of stay, and cost of treatment.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T52351
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Shabrina Agustia Rahmah
Abstrak :
Angka prevalensi penemuan pneumonia anak Indonesia pada tahun 2018 sebesar 56,51%. Pneumonia juga menduduki penyebab kematian anak tertinggi di Indonesia pada tahun 2018, yaitu lebih dari 19.000 anak. Bakteri merupakan salah satu penyebab pneumonia, maka dapat diberikan terapi kuratif dengan antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran tatalaksana penggunaan antibiotik pasien pneumonia anak, yang kemudian dievaluasi secara kualitatif menggunakan metode Gyssens. Penelitian ini bersifat deskriptif, dilakukan secara observasional dengan rancangan studi potong lintang (cross sectional). Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan catatan rekam medik selama periode Maret-September 2020. Sebanyak 81 pasien pneumonia anak di ruang rawat inap RSAB Harapan Kita digunakan sebagai sampel dan telah memenuhi kriteria inklusi. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Data tersebut selanjutnya dianalisis dan dievaluasi menggunakan metode kriteria Gyssens. Pada penelitian ini, kelompok usia berusia 1 bulan hingga 1 tahun (68%). Pasien anak laki-laki (51,85%) lebih banyak dibandingkan pasien anak perempuan (48,15%), dan frekuensi lama rawat paling banyak 6-10 hari sebanyak 36 pasien (44,4%). Penggunaan antibiotik terbanyak di ruang rawat inap RSAB Harapan Kita untuk pneumonia secara beturut-turut adalah seftriakson (30,91%), lalu gentamisin (13,94%), dan azitromisin (12,73%). Total 165 regimen dari 81 pasien diperoleh hasil 109 regimen (66,06%) termasuk ke dalam kategori 0 dan 56 regimen (33,94%) termasuk ke dalam kategori I-VI. Hasil analisis menunjukkan adanya 33,94% ketidaktepatan penggunaan antibiotik pada pasien pneumonia anak di RSAB Harapan Kita. ......Child mortality rate is due to pneumonia rather than other infectious diseases were the highest, with up to 56,51% cases in Indonesia or more than 19.000 children died in 2018. Since most of pneumonia is caused by bacteria, the therapy given for this infection is antibiotic. The objective of this research was described and evaluated the used of antibiotics qualitatively in pediatric pneumonia patients with Gyssens method. Method used in this study was cross-sectional, observational with descriptive data analysis. Data collection has been conducted retrospectively based on medical records during the period March-September 2020. 81 samples of pediatric pneumonia patients in RSAB Harapan Kita’s inpatient room who met the inclution criteria was taken used total sampling method. Then, data were analyzed and evaluated by Gyseens criteria method. In this research, there group age 1 – 12 months (68%) was being the highest population who used antibiotic due to 6-10 days length of stay (44,4%). It’s consists of male children (51,58%) and female children (48,15%). The most used antibiotic coherently ceftriaxone (30,91%), gentamycin (13,92%), and azithromycin (12,73%). The total 165 regimen, from 81 samples show that 109 regimens (66,06%) were categorized as Category 0 and 56 regimens (33,94%) as Category I-VI. Result show inaccuracy used of antibiotic up to 33,94% in RSAB Harapan kita.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cannon, Geoffrey
London: Virgin Publishing, Ltd, 1995
615.329 CAN s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Rifqa An Nuura
Abstrak :
Resistensi antibiotik merupakan masalah global yang semakin meningkat dan menjadi ancaman serius bagi kesehatan manusia. Untuk mengatasi masalah resistensi antibiotik, perlu dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian yang melibatkan berbagai pihak, termasuk apoteker sebagai tenaga kesehatan yang berperan penting dalam penggunaan antibiotik yang tepat dan rasional. Tugas khusus ini bertujuan memberi pengetahuan kepada masyarakat melalui pemberian informasi antibiotik secara tepat dan menanggulangi resistensi antibiotik dengan menggunakan media poster. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi terhadap respons dan pemahaman masyarakat terhadap poster yang berisi informasi tentang resistensi antibiotik di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, Jakarta barat. Hasil tugas khusus ini menunjukkan bahwa penggunaan poster oleh apoteker efektif dalam meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai dampak resistensi antibiotik dan pentingnya penggunaan antibiotik yang rasional. Implikasi dari penelitian ini adalah pentingnya peran aktif apoteker dalam mendidik masyarakat melalui media visual seperti poster untuk mengurangi risiko resistensi antibiotik dalam komunitas. ...... Self-medication is an attempt by people to treat themselves. Passive provision of information is carried out through making price tags on solid preparations of medicine for diarrhea and constipation, while active information is carried out through self-medication services to patients. The aim of this special task is to provide drug information on the solid dosage price tags of the I1 drug department as many as 21 sku as a passive form of information and to provide active information through self-medication to patients. The special task method used is placing price tags and carrying out self-medication on Roxy Poltangan Pharmacy patients who need medication for diarrhea and constipation. The results of this special assignment show that the process of creating product information is carried out by considering legal aspects, safety and clinical information that are relevant to consumers. Factors such as patient needs also influence the content of the information displayed. The implication of this research is to increase the transparency of product information in pharmacies, so that consumers can make more informed decisions regarding the use of self-medication for diarrhea and constipation.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhila Hasna Hanifah
Abstrak :
Infeksi bakteri adalah salah satu penyebab utama mortalitas secara global dan penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat mengakibatkan munculnya resistensi antimikroba. Untuk menekan angka resistensi antimikroba, WHO telah menyusun program penatagunaan antimikroba yang mencakup evaluasi antibiotik menggunakan metode ATC/DDD dan pedoman penggunaan antibiotik melalui klasifikasi AWaRe. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi penggunaan antibiotik secara kuantitatif menggunakan metode ATC/DDD secara kualitatif berdasarkan metode DU90% dan klasifikasi AWaRe. Penelitian ini merupakan studi deskriptif analitik cross- sectional dengan pengambilan data retrospektif yang dilakukan di RS Universitas Indonesia. Sampel pada penelitian ini adalah pasien rawat inap ICU dewasa dengan penggunaan antibiotik periode 1 Januari–31 Desember 2022. Antibiotik yang paling sering digunakan adalah levofloksasin (41,39 DDD/100 pasien-hari), seftriakson (33,57 DDD/100 pasien-hari), dan meropenem (18,18 DDD/100 pasien-hari). Hasil persentase dari masing-masing klasifikasi AWaRe adalah Access (10,97%), Watch (86,68%), Reserve (2,35%). Segmen DU90% disusun oleh 15 jenis antibiotik yang mayoritas berasal dari golongan sefalosporin generasi ketiga, fluorokuinolon, dan karbapenem. Dengan hasil yang telah dipaparkan, sebaiknya program penatagunaan antibiotik terus dilakukan agar dapat menurunkan peluang terjadinya resistensi antibiotik.  ......Bacterial infections are one of the main causes of mortality on a global scale, and the indiscriminate use of antibiotics can result in the emergence of antimicrobial resistance. To reduce the number of antimicrobial resistance, WHO has established the Antimicrobial Stewardship Program that includes antibiotic evaluation using the ATC/DDD method and guidelines for proper antibiotic usage through AWaRe classification. This study aimed to evaluate the use of antibiotics quantitatively using the ATC/DDD method and qualitatively based on the DU90% method and AWaRe classification. This research is a cross-sectional analytical descriptive study with retrospective data collection conducted at RS Universitas Indonesia. The sample of this study is adult ICU patients with antibiotic usage from January 1 to December 31, 2022. The most frequently used antibiotics were levofloxacin (41.39 DDD/100 patient-days), ceftriaxone (33.57 DDD/100 patient-days), and meropenem (18.18 DDD/100 patient-days). The results for each AWaRe classification are Access (10.97%), Watch (86.68%), Reserve (2.35%). The DU90% segment contains 15 types of antibiotics, most of which were from third-generation cephalosporins, fluoroquinolones, and carbapenems. With these results, it is best if the antibiotic stewardship program continues to be applied to reduce the occurrence of antibiotic resistance. 
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Rinciani Putri
Abstrak :
Diare akut adalah proses defekasi yang lebih sering dari biasanya (>3x sehari) dengan durasi < 14 hari. Salah satu penyebab diare akut adalah infeksi bakteri. Adanya infeksi bakteri ini harus ditangani dengan penggunaan antibiotik spesifik terhadap bakteri penyebab secara rasional. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien diare akut di ruang rawat inap anak RSAB Harapan Kita tahun 2016. Evaluasi penggunaan antibiotik dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif menggunakan data rekam medis pasien dengan teknik total sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh data pasien anak (usia >1 bulan-12 tahun) yang menderita diare akut di ruang rawat inap anak RSAB Harapan Kita tahun 2016 dengan terapi antibiotik. Penelitian dilakukan terhadap 88 data rekam medis yang memenuhi kriteria inklusi. Kuantitas penggunaan antibiotik terbesar yang dinyatakan dalam satuan PDD adalah seftriakson (152,75) dan DDD/100 pasien/hari terbesar adalah seftriakson (34,56). Antibiotik yang menyusun segmen DU90% adalah seftriakson, sefotaksim, seftizoksim, dan ampisilin sulbaktam. Penggunaan antibiotik untuk terapi diare akut di ruang rawat inap anak RSAB Harapan Kita tahun 2016 90,87% sesuai dengan Formularium Nasional.
Acute diarrhea is a defecation process which happens more often than usual (3x daily) with duration < 14 days. One of its cause is bacterial infections. This bacterial infection needs to be treated by specific antibiotic against the bacteria and used rationally. This research is done to evaluate the uses of the antibiotic for acute diarrhea patient in child inpatiens room Mother and Child Harapan Kita Hospital of year 2016. The uses of antibiotic evaluation are done quantitatively and qualitatively. This research is a descriptive research with cross-sectional study design. Data collection is done retrospectively using patients medical records and total sampling technique. Sample of this research is all children patients in age interval of >1 month until 12 years old in child inpatiens room in Mother and Child Harapan Kita Hospital of year 2016 which suffer from acute diarrhea and need antibiotic therapy. The research is done for all 88 medical records which fulfill the inclusion criteria. The largest quantity of used antibiotics is expressed in PDD unit is ceftriaxone (152.75) and the largest of DDD/100 patient/day is ceftriaxone (34.56). Antibiotics that composed in DU90% segment are ceftriaxone, cefotaxime, ceftizoxime, and ampicillin sulbactam. The uses of antibiotic against diarrhea in child inpatiens room in Mother and Child Harapan Kita Hospital of Year 2016 is 90.87% corresponds with Formularium Nasional.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S69353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library