Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isnani Dewi Saefina
Abstrak :
Penelitian ini membahas kepatuhan dokter dalam penggunaan antibiotik profilakaksis terhadap pedoman penggunaan antibiotik di RSUP Fatmawati 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengarui tingkat kepatuhan dokter penggunaan antibiotik profilakaksis terhadap pedoman penggunaan antibiotik, menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Data diperoleh menggunakan bantuan kuesioner dan melakukan telaah dokumen rekam medis. Hasil dalam penelitan ini menunjukan bahwa sebagian dokter patuh 63.6 , berpengetahuan baik 77.3 , bersikap positif 63.6 , memiliki motivasi tinggi 63.6 menyatakan persepsi kurang mendukung terhadap insentif 59.1 , kurang mendukung terhadap sanksi 59.1 dan 81.8 memperoleh supervisi. Berdasarkan hasi uji statistik chi square didapat nilai alpha p 0.05 artinya tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kepatuhan dokter dalam menggunakan antibiotik profilaksis sesuai dengan pedoman. ......This research is to analiyze doctor rsquo s compliance in antibiotic prophylaxis usage towards the antibiotic guidline a RSUP Fatmawati 2017. The purpose of this research to determine factore relate docyor rsquo s compliance in antibiotic prophulaxis usage, using a cross sectional quantitative method. This research uses data obtained form questionnaire and medical records. Data analysis shows that 63,6 doctors are comply toward the guideline., 77,3 have good knowledge, 63,6 have positive attitude, 63,6 have high motivation, 59,1 stated less supportive towards incentive, 59,1 stated less supportive towards incentive, and 81.8 get supervision. Based on statistical analysis, knowledge and education are significant factors of doctors rsquo s compliance. Age, sex, attitude, incentive, motivation, sanction are not significant factors P value 0.05.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annesya Shafira Amartya
Abstrak :
Penggunaan antibiotik di Indonesia memiliki intensitas yang relatif tinggi. Hal ini disebabkan penyakit infeksi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sering dijumpai di negara berkembang termasuk Indonesia. Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan permasalahan, salah satunya adalah resistensi bakteri terhadap antibiotik. Resistensi terjadi ketika antibakteri tidak mampu mematikan atau melemahkan bakteri yang menginfeksi tubuh. Masyarakat perlu dibina oleh tenaga kesehatan, khususnya farmasis, dalam penggunaan antibiotik. Pembinaan pada masyarakat dapat dilakukan dengan edukasi dan sosialisasi. Penggunaan media edukasi dapat menambah tingkat pemahaman masyarakat dalam mempelajari suatu kasus. Media edukasi yang dipilih adalah media video untuk membantu audiens memahami informasi melalui media yang menggabungkan audio dan visual. Media video edukasi ditayangkan di Puskesmas Kecamatan Ciracas untuk mengedukasi pasien di puskesmas tersebut. Puskesmas memiliki peran untuk mewujudkan masyarakat dalam berperilaku sehat, salah satunya yaitu menggunakan obat antibakteri yang rasional untuk mencegah lingkungan dari resistensi bakteri. Isi dari video yang dibuat adalah pengertian antibiotik, cara mendapatkan antibiotik, aturan pakai antibiotik, resistensi antiobiotik, dan penggunaan antibiotik yang bijak. Video edukasi diakhiri dengan tindakan persuasif kepada masyarakat untuk menggunakan antibiotik dengan bijak dan rasional. Informasi yang dipaparkan melalui video diharapkan dapat tersampaikan dengan baik karena posisi layar televisi mudah dilihat oleh audiens. Selain itu, pasien diharapkan dapat menerapkan tindakan penggunaan antibiotik dengan bijak supaya terhindar dari dampak negatif yang disebabkan oleh resistensi ......The use of antibiotics in Indonesia has a relatively high intensity. This is because infectious diseases are a public health problem that is often found in developing countries, including Indonesia. Improper use of antibiotics can cause problems, one of which is bacterial resistance to antibiotics. Resistance occurs when antibacterial are unable to kill or weaken the bacteria that infect the body. The public needs to be coached by health workers, especially pharmacists, in the use of antibiotics. Community development can be done through education and outreach. The use of educational media can increase the level of public understanding in studying a case. The educational media chosen is video media to help audiences understand information through media that combines audio and visuals. Educational video media was shown at the Ciracas District Health Center to educate patients at the health center. Public health centers have a role in realizing healthy behavior in society, one of which is using rational antibacterial drugs to prevent the environment from bacterial resistance. The content of the video made is the definition of antibiotics, how to get antibiotics, rules for using antibiotics, antibiotic resistance, and wise use of antibiotics. The educational video ends with persuasive action for the public to use antibiotics wisely and rationally. It is hoped that the information presented through video can be conveyed well because the position of the television screen is easy for the audience to see. Apart from that, patients are expected to be able to implement antibiotic use wisely to avoid negative impacts caused by resistance.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Anitasari Angwarmase
Abstrak :
ABSTRAK
Patah dasar tulang tengkorak terjadi sekitar 3,5 ndash; 24 dari cedera kepala. Patah tulang dasar tengkorak menyebabkan robekan duramater sehingga berisiko terjadinya meningitis sekitar 9,2 . Pelayanan pasien patah tulang dasar tengkorak pada perawatan Neurologi RSCM menyarankan pemberian antibiotik profilaksis dalam upaya pencegahan meningitis bakterialis, dimana menggunakan ceftriaxon. Hal ini masih kontroversial. Penggunaan antibiotik tanpa indikasi yang tepat akan mengakibatkan resistensi antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat pemberian antibiotik profilaksis selama 7 hari pada pasien patah tulang dasar tengkorak. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan disain Randomized Clinical Trial, untuk mengetahui perbandingan profil cairan otak pada penderita patah tulang dasar tengkorak dengan atau tanpa pemberian antibiotik profilaksis. Analisis data menggunakan SPSS for Windows versi 20.0. Diperoleh 14 sampel, 7 pasien perlakuan yakni diberikan Ceftriaxon, sisanya kontrol. Sebanyak 57,1 pasien perlakuan, memiliki profil cairan otak yang normal, 42.9 lainnya memiliki profil cairan otak abnormal, bukan meningitis. Pada kelompok kontrol, 57,1 pasien memiliki profil cairan otak yang normal, 42.9 memiliki memiliki profil cairan otak abnormal, bukan meningitis. Dengan uji Chi ndash; Square diperoleh perbedaan yang tidak signifikan p=1,000 . Sebagai kesimpulan, terdapat kesamaan profil cairan otak pada pasien patah tulang dasar tengkorak dengan atau tanpa pemberian antibiotik profilaksis.
ABSTRACT
Skull base fracture is commonly happened in head injury, with 3,5 ndash 4,0 prevalence.The skull base fracture frequently caused meninges tear and risk of meningeal infection. Ceftriaxone is antibiotic of choice in prevention of meningeal infection. Department of Neurology, Cipto Mangunkusumo Hospital had accepted prophylactic Ceftriaxone in skull base fracture. Its use is still a controversy though. Antibiotic rsquo s use without proper indication may cause resistancy. The aim of this study is to find out the benefit of 7 days rsquo prophylactic antibiotic in skull base fracture. It is an experimental study with Randomized Clinical Trial design, to observe the difference of cerebrospinal fluid analysis between two groups, with or without prophylactic antibiotic use. Data analysis using SPSS for Windows Version 20.0. Fourteen patients was included in this study. Seven patients were in antibiotic group, the rest in control group. In antibiotic group, 57,1 of patients had normal cerebrospinal fluid analysis, while 42,9 had abnormal results, but not meningitis. In control group, 57,1 of patients had normal results, while 42,9 had abnormal results, but not meningitis. Chi ndash Square test found no significance difference between two groups p 1,000 . We found similarity of cerebrospinal fluid analysis in skull base fracture patients from both group.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Salsabila Lutfi
Abstrak :
Penyakit ginjal kronis (PGK) berkaitan dengan perburukan dan kematian akibat COVID-19. Pasien COVID-19 dengan PGK yang menjalani rawat inap banyak diberikan antivirus dan/atau antibiotik yang memerlukan penyesuaian dosis. Penyesuaian dosis dianalisis berdasarkan laju filtrasi glomerulus (LFG) pasien yang diestimasi dengan metode CKD-EPI. Studi cross-sectional ini bertujuan untuk mengevaluasi penyesuaian dosis antivirus dan/atau antibiotik pada pasien COVID-19 dengan PGK terhadap luaran terapi dan durasi rawat inap di RSUD Pasar Minggu Jakarta periode Januari hingga Desember 2021. Penelitian ini menggunakan teknik total sampling.  Hasil menemukan 70 pasien (51,1%) dari 137 pasien menerima dosis antivirus dan/atau antibiotik yang tidak sesuai anjuran pedoman. Hasil uji Chi-square menunjukkan bahwa pasien dengan dosis sesuai memiliki kecenderungan sebesar 2,236 kali lebih tinggi untuk mencapai luaran terapi perbaikan dibandingkan pasien dengan dosis tidak sesuai (p = 0,032). Faktor lain yang memengaruhi luaran terapi adalah usia (p = 0,000) dan derajat keparahan COVID-19 (p = 0,000). Hasil uji Mann-Whitney U menunjukkan tidak ada hubungan antara kesesuaian dosis dan durasi rawat inap (p = 0,303). Faktor lain yang memengaruhi durasi rawat inap pasien COVID-19 dengan PGK adalah derajat keparahan COVID (p = 0,020), stage PGK (p = 0,020), komorbid selain PGK (p = 0,062), dan luaran terapi (p = 0,001). ......Chronic kidney disease (CKD) is associated with worsening and death from COVID-19. COVID-19 patients with CKD who are hospitalized are often given antivirals and/or antibiotics that require dose adjustments. Dose adjustment can be analyzed based on the patient's glomerular filtration rate (GFR) estimated by the CKD-EPI method. This cross-sectional study aims to evaluate the dose adjustment of antiviral and/or antibiotic and analyze its relation with therapeutic outcomes and length of stay of COVID-19 patients with CKD at Pasar Minggu Hospital, Jakarta from January to December 2021. This study used a total sampling technique. Results found that 70 patients (51.1%) of 137 patients received inappropriate doses. Results of Chi-square test showed that patients with appropriate doses had a tendency of 2,236 times higher to achieve improved therapeutic outcomes than patients with inappropriate doses (p = 0.032). Other factors that influenced therapeutic outcomes were age (p = 0.000) and severity of COVID-19 (p = 0.000). Results of Mann-Whitney U test showed no relationship between dose adjustments and length of stay (p = 0.303). Other factors that influenced length of stay were the severity of COVID (p = 0.020), CKD stage (p = 0.020), comorbidities other than CKD (p = 0.062), and therapeutic outcomes (p = 0.001).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library