Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fauzi
Abstrak :
Telah dilakukan studi kekerasan pada paduan Co-Cr-Mo yang dibuat secara tuang dan lapisan tipis. Ketebalan lapisan tipis dibuat bervariasi lOOOA, 1500A, 2000A, 2500A dan 3000A di atas substrat kaca dengan cara evaporasi elektron beam. Diuji kekerasan, morfologi permukaan dan komposisi serta uji termal. Hasil uji kekerasan lapisan tipis lebih tinggi dibandingkan paduan Co-Cr-Mo. Morfologi komposisi l-apisan tipis olk89berbeda dengan komposisi paduan dan pengamatan dengan TGA (Thermal Gravimetry Analyzer) selama pemanasan terjadi oksidasi baik pada paduan maupun pada lapisan tipis, tampak pertambahan massa pada kurva thermal gravimetry, pada lapisan pertambahan massa lebih besar dibandingkan dengan paduan. Pada DTA (Differensial Thermal Analyzer) terjadi dekomposisi dan perubahan fasa, baik pada paduanmaupun lapisan.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abel Benaya
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variasi jumlah lapisan kevlar dan impregnasi nano alumina pada serat kevlar terhadap ketahanan balistik komposit laminat hybrid. Terdapat beberapa bahan yang digunakan diantaranya adalah lembaran alumunium 2024-T3, serat kevlar berjenis 29, nano alumina serta resin epoksi.Dalam membuat larutan pengimpregnasi, bahan yang digunakan ialah larutan Polietilen glikol-400 yang kemudian dicampur dengan nano alumina dengan menggunakan magnetic stirrer selama 2 jam. Untuk menurunkan tegangan dan mengoptimalkan proses impregnasi pada serat kevlar, juga digunakan larutan etanol pada campuran larutan impregnasi. Setelah itu serat kevlar direndam dengan campuran yang sudah dibuat lalu dikeringkan. Langkah selanjutnya ialah merakit struktur komposit laminat dengan metode hand layup dengan bantuan epoksi sebagai perekat dan dilanjutkan dengan proses pengeringan di temperatur ruang dengan bantuan epoksi. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penambahan jumlah lapisan sangat berpengaruh kepada ketahanan sampel dalam uji balistik maupun impak.Pengaruh dari variasi lapisan dan impregnasi nano alumina dapat meningkatkan ketahan balistik dan impak dari sampel.Hal ini dianalisis berdasarkan beberapa pengujian seperti pengamatan visual dan foto makro. Di sisi lain pengujian ketahan balistik juga diikuti dengan pengukuran diameter perforasi sekaligus tingkat kedalaman penetrasi yang dibentuk akibat proyektil. ...... The goals of this research is to determine the effect of variations in the number of kevlar layers and nano alumina impregnation on kevlar fibres on the ballistic resistance of hybrid laminate composites. There are several materials used; aluminium sheet 2024-T3, kevlar fibre type 29, nano alumina and epoxy resin. In the process of making the impregnation solution, the component that used is Polyethylene glycol-400 solution, who will be mixing with nano alumina using a magnetic stirrer for 2 hours. For optimize the impregnation process in kevlar fibres and reduce the stress, ethanol solution was giving in a mixture of impregnation solution. After the Kevlar layers soaked in a solution, then the kevlar must be dried. The next step is to assemble the laminate composite structure by hand layup method with epoxy resin as an adhesive, and then by drying at room temperature. The experimental results show that increasing the number of layers and adding alumina particle on Kevlar fiber increases the effect of sample durability on ballistic tests and impacts. Those were analyzed based on several assessments; visual observations and macro photographs. On the other hand, ballistic endurance testing is also measured based on the size of the perforation diameter and the depth of penetration formed by the projectile.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norman Subekti
Abstrak :
Kebutuhan materials pada sektor inustri dan otomotif membutuhkan kualitas yang baik serta memiliki daya pakai yang mampu untuk bertahan lama, untuk itu dikembangkan material komposit dari logam paduan biasa. Material ini terdiri dari dua bagian yaitu matrik dan juga penguat (reinforced) yang berasal dari material yang berbeda dan tidak saling melarutkan. pengembangan material komposit ini memiliki kendala dalam proses produksinya yan cukup mahal. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembuatan materials komposit dengan metode stir-casting dan hasil yang telah diperoleh dari pengujian sampel yang dibuat dengan metode tersebut. Pembuatan komposit ini dilakukan dengan mencampurkan silikon karbida / SIC kedalam paduan alumunium cair yang dilakukan pada temperatur diatas 800 c. Hal ini dilakukan karena pada temperatur rendah SIC tidak akan bercampur dengan alumunium cair. Karena pemanasan logam cair mencapai temperatur tersebut maka menyebabkan banyaknya gas hidrogen yang teradsorbsi. Dengan penambahan magnesium hasil dari porositas yang dihasilkan akan menurun karena mampu basah partikel SIC menjadi lebih baik. Dari data hasil pengujian densitas dari komposit tersebut dengan hasil yang cenderung mengalami kenaikan dengan adanya penambahan magnesium karena partikel SIC dapat terdistribusi homogen. Untuk pengujian keausan hasil yang diperoleh menunjukkan laju arus yang menurun dengan penambahan magnesium.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S41403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Juwita
Abstrak :
Penggunaan paduan alumunium AA 333 sebagai komponen otomotif semakin berkembang bersamaan dengan semakin berkembangnya keinginan untuk mengurangi berat dari komponen yang digunakan. Dengan mengurangi berat dari komponen maka pengunaan bahan bakar dan emisi gas buangannya juga dapat dikurangi. Namun paduan AA 333 as-cast masih memiliki sifat mekanis yang rendah sehingga diperlukan proses lain untuk meningkatkan kekerasannya, salah satunya melalui proses perlakuan panas. Proses perlakuan panas yang dipilih dalam penelitian mi adalah proses perlakuan panas T6 (artifcial aging), yang meliputi tahapan : solution treatment pada temperatur 525°C selama 8 jam, quenching dan atificial aging pada temperatur 180°C. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi waktu aging yaitu 25 menit, 1 jam, 5 jam, 8 jam dan 16 jam, sehingga dari penelitian ini diharapkan dapat diketahui pengaruh dari variasi tersebut terhadap perubahan struktur mikro dan nilai kekerasan paduan AA 333. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses artificial aging pada temperatur 180°C menyebabkan peningkatan kekerasan dari tiap fasa: matrik ?-Al, silikon primer, eutektik Al-Al
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S41800
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Dian Sepala
Abstrak :
ABSTRAK
Konsumsi nikel dunia meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan stainless steel. Hal ini mendorong untuk ditemukannya metode reduksi yang murah dan cepat. Indonesia termasuk salah satu penghasil nikel besar di dunia, mencapai 13%, sehingga Indonesia bisa mengambil peranan dalam produksi nikel dunia. Metode yang dikembangkan saat ini adalah reduksi bijih laterite dengan menggunakan batu bara sebagai reduktor. Dalam hal ini Indonesia memiliki keuntungan karena memiliki cadangan batu bara yang cukup besar. Kombinasi cadangan nikel dan batu bara yang besar, membuat pengembangan metode reduksi selektif memiliki potensi yang besar di Indonesia. Pada variasi kadar karbon ditemukan bahwa recovery nikel dan besi tertinggi pada kadar 13% batu bara karbonasi mencapai 80% dan 57%. Sementara pada variasi temperatur, pada nikel mencapai recovery tertinggi pada 1000oC, dan Fe mengalami penurunan setelah mencapai 72% recovery pada 800oC kemudian turun menjadi 42% pada 1100oC. Pada hasil XRD terdapat peak Ni pada grafik XRD B49 karena potensial reduktor yang tinggi. Untuk sampel L49 terdapat banyak peak FeNi dan juga forsterite. Pada hasil mapping ada aglomerasi dari Ni pada hasil mapping L49, sementara pada B49 Ni dan Fe merata. Pada variasi reduktor, didapati bahwa recovery dan grade Ni lebih tinggi pada penggunaan lignit
ABSTRACT
World nickel consumption increased along with the increasing demand for stainless steel. That is encouraging many scientist to discover the reduction method that cheap and fast. Indonesia is one of the major nickel producer in the world, reaching 13%, so that Indonesia can take part in world nickel production. The method developed is the reduction of laterite ore using coal as a reductant. In this case, Indonesia has the advantage of having coal reserves that quite large. The combination of large nickel and coal reserves, making the development of selective reduction method has a great potential in Indonesia. On the carbon content variation was found that the the highest recovery of nickel and iron with content of 13%wt of coal carbonation reached 80% and 57%. While the temperature variation, the highest recovery of nickel reached at 1000oC, and Fe decreased after reaching 72% recovery at 800oC and then decreased to 42% at 1100oC. In the XRD results, Ni peak contained in the B49 XRD graph because of the high potential reductant. For L49, FeNi and many high Forsterite peak. In the mapping results, there is agglomeration of Ni on the results of mapping L49, while on B49, Ni and Fe spread evenly. In a variation reductant, it was found that recovery and grade Ni is higher on the use of lignite.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pongtuluran, Marneo
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap proses. Pada proses tahap pertama, sampel slag feronikel dicampur aditif Na2CO3, digiling, dikompaksi, dan dibakar sebagai proses benefisiasi sampel untuk melihat perubahan senyawa dan kadarnya yang kemudian dibandingkan dengan slag awal. Variabel yang digunakan adalah 80 % slag : 20 % aditif, digilling dalam ball mill selama 1 jam, dikompaksi dengan beban 3 ton, dan dibakar dalam temperatur 1100oC. Dalam kondisi ini, ditemukan perubahan kadar elemen pada karbon, oksigen, dan natrium. Pada proses tahap kedua, pelindian sampel slag feronikel hasil proses benefisiasi menggunakan natrium hidroksida dilakukan dan pengaruh variabel bebas, yaitu konsentrasi agen pelindi NaOH dan waktu pelindian. Lalu, variabel tetap meliputi kecepatan pengadukan, temperatur pelindian, dan rasio solid/liquid. Hasil dari proses tahap kedua diuji dengan karakterisasi XRD dan SEM-EDS untuk sampel residu, dan ICP-OES untuk sampel filtrat. Pada penelitian kali ini, kondisi optimal ditemukan pada konsentrasi NaOH 6 M, waktu pelindian 6 jam untuk mendapat % recovery Nikel tertinggi. ......This study was investigated in two stages of the process. In the first stage of the process, ferronickel slag samples were mixed with additive Na2CO3, milled, compacted, and roasted as a beneficiation process for samples to see changes in their compounds and contents which are then compared to the initial slag. The variables used are 80% slag: 20% additives, grounded in a ball mill for 1 hour, compacted with a load of 3 tons, and roasted at 1100oC. Under these conditions, changes in elemental contents in carbon, oxygen, and sodium were found. In the second stage of the process, leaching of ferronickel slag samples from the beneficiation process using sodium hydroxide was held and effect of independent variables: concentration of NaOH as leaching agent and leaching time. Then, fixed variables include stirring speed, leaching temperature, and solid / liquid ratio. The results of the second stage of the process were tested by XRD and SEM-EDS for residual samples, and ICP-OES for filtrate samples. From this research, optimal condition was found at 6 M NaOH concentration and 6 hour leaching time to get the highest % recovery of Nickel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nibras Azza Adhikara
Abstrak :
Penelitian ini merupakan investigasi proses pembuangan besi yang merupakan bagian dari hilir proses endapan hidroksida campuran (MHP) nikel dan kobalt dengan menggunakan larutan pelindian atmosferik nikel lateritik. Dengan penggunaan kalsium karbonat sebagai reagen, pengaruh pH (1, 2, 3) dan konsentrasi reagen (20% dan 25%) diamati dan diteliti dalam penelitian ini. Proses karakterisasi XRD dan SEM EDS dilakukan untuk data semi kuantitatif dan kualitatif endapan dengan penambahan ICP-OES sebagai data kuantitatif teruntuk filtratnya. Unsur-unsur seperti Ni, Fe, Al, Cr dan Co diamati sebagai ruang lingkup utama penelitian. Unsur penetral asam tambahan, seperti Ca dan S juga menjadi elemen penting untuk diamati. Analisis berdasarkan endapan menunjukkan bahwa proses netralisasi asam berlangsung dengan jumlah besi yang cukup pada endapan dengan jumlah nikel paling sedikit. Selain itu, semua pH dan konsentrasi endapan secara kualitatif menggambarkan proses netralisasi yang sama yang melibatkan kalsium dan sulfur. Menelisik hasil filtrat yang dianalisa menggunakan ICP, pH 1 untuk konsentrasi 20% and 25% kalsium karbonat memeliki jumlah besi yang sedikit di filtrat sehingga besi mengendap di bawah filtrat. Dengan demikian, parameter yang paling efisien dalam studi ini adalah 25% kalsium karbonat menggunakan pH 1 dengan temperatur 90oC dan dalam waktu 2 jam. ......This study was an investigation of iron removal process part of mixed hydroxide precipitate of nickel and cobalt downstream by using pregnant leach solution of nickel laterite atmospheric leaching. By the usage of calcium carbonate (CaCO3) as the reagent, the effect of pH (1, 2, 3) and reagent concentration (20% and 25%) was observed and investigated in this research. Characterization processes of XRD and SEM EDS were done for semi-quantitative and qualitative data of precipitates with addition of ICP-OES as quantitative data for the filtrate. Elements, such as Ni, Fe, Al, Cr and Co were observed as the main scope of the research. Additional acid neutralization elements, such as Ca and S are observed as well. Analysis based on precipitates demonstrate that the acid neutralization process took place with sufficient amount of iron in the precipitates with the least amount of nickel. In addition, all pH and concentration of precipitates qualitatively illustrate the same neutralization process involving calcium and sulfur. From the results of filtrate through ICP testing, pH 1 for both 20% and 25% concentration provide the smallest recovery rate alongside the smallest ppm compare to pH 2 and 3; thus, the iron precipitates in the formation of iron sulfide and/or iron sulfate. Overall, the optimum parameter in this study is 25% of calcium carbonate, pH 1, 90oC for 2 hours of agitation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghifari Ghani Santoso
Abstrak :
Indonesia mempunyai cadangan nikel terbesar di dunia, yang merupakan jenis bijih nikel laterit. Bijih nikel laterit merupakan sumber daya utama yang ada di alam. Akan tetapi, pengolahan bijih nikel laterit kadar rendah dianggap tidak menguntungkan karena proses peleburan/smelting dengan temperatur tinggi untuk menghasilkan feronikel memerlukan konsumsi energi/biaya yang tinggi. Metode reduksi selektif dianggap sebagai proses yang ekonomis untuk pengolahan bijih nikel laterit untuk menghasilkan kadar nikel yang tinggi pada feronikel. Hal ini dikarenakan penambahan aditif sulfur/sulfat dapat mengoptimalkan proses reduksi pada temperatur rendah dengan cara pembentukan senyawa FeS. Arang cangkang sawit-ACS merupakan limbah yang melimpah di Indonesia. Limbah ACS berpotensi menjadi bioreduktor adalam proses reduksi bijih nikel laterit dikarenakan memiliki nilai fixed carbon dan nilai kalor yang cukup tinggi dibandingkan biomassa lainnya. Penelitian ini bertujuan mempelajari proses selektif reduksi bijih nikel laterit untuk menghasilkan konsentrat logam feronikel dengan penambahan elemental sulfur dan penggunaan reduktor ACS pada temperatur rendah. Bahan yang digunakan ialah bijih nikel laterit jenis limonit, reduktor ACS dengan variasi stokio 0,0625-0,25, aditif sodium sulfate 10% dan elemental sulfur dengan variasi 0-5%. Bahan tersebut digerus dan dilakukan pelletisasi dengan ukuran 10-15 mm. Proses reduksi selektif ini dilakukan dengan menggunakan muffle furnace pada variasi temperatur 950, 1050, 1150ºC dengan waktu reduksi selama 60 menit dan setelahnya dilakukan pendinginan cepat dengan menggunakan media pendingin berupa air. Kemudian dilanjutkan dengan metode separasi magnetik basah dengan kekuatan magnet 500 gauss untuk memisahkan konsentrat yang bersifat magnetik dan tailing yang bersifat non-magnetik. Bahan baku, pellet hasil reduksi, produk konsentrat dan tailing dikarakterisasi/dilakukan pengujian menggunakan alat uji XRF, XRD dan SEM-EDS. Hasil reduksi selektif optimum pada penelitian ini diperoleh pada temperatur reduksi 1150ºC dengan kondisi tanpa penambahan aditif sulfur dan penggunaan reduktor ACS sebesar 0,125 stoikiometri dengan kadar nikel sebesar 5,812% serta recovery nikel sebesar 91,09%. ......Indonesia has the largest nickel reserves in the world which is a type of nickel laterite. It is a major natural resource. However, processing low grade nickel laterite ore to produce ferronickel is considered to be unprofitable because the high temperature smelting process; thus, requires high energy consumption. The selective reduction method is considered to be an economical process to produce ferronickel from nickel laterite. This is because the addition of sulfur/sulfate additives can optimize the reduction process at low temperatures by forming the FeS compounds. Palm shell charcoal (ACS) is abundant waste in Indonesia. It is potentially to be a bioreductor in the process of reducing nickel laterite because it has a high fixed carbon value and heating value compared to other biomass. Theobjectives of this study is to investigate the selective process of reducing limonitic nickel laterite to produce ferronickel by the addition of elemental sulfur andusing ACS reducing agents at low temperatures. The raw materials used are limonite nickel laterite ore, ACS reductant with variations of 0.0625-0.25 stochiometry, additive sodium sulfate 10 wt.% and elemental sulfur with a variation of 0-5 wt.%. The material is crushed and then pelletized with a size of 10-15 mm in diameter. This selective reduction process is carried out in a muffle furnaces at variations temperature of 950, 1050, 1150ºC for 60 minutes and quenched with water.It was continued with wet magnetic separation process by using a magnetic strength of 500 Gauss to separate the magnetic concentrate (ferronickel) and the non-magnetictailing (impurities). Raw materials, reduced pellets, concentrate and tailings will be characterized/ using XRF, XRD and SEM-EDS. The optimum selective reduction results in this study was obtained at 1150oC in conditions without the addition of sulfur additive, and reductant stoichiometry of 0.125, resulting in nickel grade and recovery t of 5.812% and 91.09%, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Nadiyah
Abstrak :
Pengaruh temperature tuang, temperature cetakan dan kecepatan injeksi terhadap hasil pengecoran pada mesin intake manifold dengan menggunakan material Aluminium Alloy seri A319 dan metode high pressure die casting. Pengujian dilakukan dengan menggunakan casting simulation Z-CAST yang dibuat desain 3D nya terlebih dahulu dengan aplikasi SolidWorks 2018. Penelitian ini akan fokus kepada penggunaan dari casting simulation dalam memprediksi hasil casting menggunakan metode dan/atau variabel proses yang berbeda-beda untuk komponen intake manifold dengan material Aluminium A319. Variabel yang digunakan adalah jumlah ingate sebanyak dua dan tiga saluran masuk, temperature tuang sebesar 550⁰C, 575⁰C, 600⁰C, temperature cetakan sebesar 120⁰C, 130⁰C, 140⁰C dan kecepatan injeksi sebesar 2 m/s, 3 m/s, 4 m/s. Diketahui bahwa semakin tinggi jumlah ingate, temperature tuang, temperatur cetakan dan kecepatan injeksi yang diberikan, maka semakin tinggi cacat penyusutan (shrinkage) yang terbentuk. Dimana efisiensi cacat pengecoran didapat pada variasi temperatur tuang 550⁰C, temperature cetakan 120⁰C dan kecepatan injeksi 2 m/s dengan menggunakan 2 ingate. Dalam upaya menghilangkan cacat tersebut, dilakukan pemodifikasian desain dan kemudian diberikan cil (chiller) pada daerah yang terindikasi sebagai hotspots. Hasil dari pemodifikasian desain dengan penambahan chiller adalah gating system dengan tiga saluran lebih baik dibandingkan dengan dua saluran. Shrinkage pada tiga saluran lebih sedikit dibandingkan dengan variasi dua ingate. Hal ini dikarenakan waktu pengisian yang cepat dan ditunjang dengan heat transfer coefficient yang tinggi pada chiller dapat mengoptimalkan hasil produk cor. Hasil tersebut membuktikan bahwa penggunaan chiller sangat berperan penting untuk menghilangkan cacat pada benda cor terutama pada pemilihan material chiller yang tepat seperti material yang mempunyai nilai thermal conductivity yang tinggi (material konduktif). ......The effect of pouring temperature, mold temperature and injection speed on the casting results on the intake manifold engine using Aluminum Alloy A319 and high pressure die casting methods. Tests were carried out using the casting simulation Z-CAST, which made a 3D design first with the SolidWorks 2018 application. This study will focus on the use of casting simulation in predicting results casting using different methods and / or process variables for components intake manifold with Aluminum A319 material. The variables used were the number of ingate of two and three inlets, the pouring temperature of 550⁰C, 575⁰C, 600⁰C, the mold temperature of 120⁰C, 130⁰C, 140⁰C and injection speed of 2 m / s, 3 m / s, 4 m / s. It was found that the higher the number of ingate, the casting temperature, mold temperature and injection speed is given, the higher the shrinkage defects (shrinkage) is formed. Where the efficiency of casting defects was obtained at variations in pouring temperature of 550⁰C, mold temperature of 120⁰C and injection speed of 2 m / s using 2 ingates. In an effort to eliminate these defects, design modifications were made and then given some chillers to the areas indicated as hotspots. The results of modifying the design by adding a chiller are: a gating system with three channels is better than two channels. The shrinkage on the three channels is less than the two variations ingate. This is because the filling time is fast and is supported by heat transfer coefficient a high in the chiller which can optimize the yield of cast products. These results prove that the use of a chiller plays an important role in eliminating defects in cast objects, especially in choosing chiller the right material such as materials that have a high thermal conductivity value (conductive material).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila syifa
Abstrak :
Pada penelitian ini, komposit hybrid laminate yang terdiri dari aluminum alloy 7075 dan Kevlar dibuat. Kevlar yang digunakan dalam pembuatan komposit tersebut diimpregnasi dengan shear thickening fluid (STF) yang mengandung partikel alumina (Al2O3) berukuran nano. STF dibuat dengan mencampurkan PEG-400, alumina dan etanol yang digunakan untuk mengimpregnasi Kevlar. Variasi jumlah lapisan Kevlar sebanyak 8,16, dan 24 lapisan dibuat untuk mengamati ketahanan balistik. Deposisi dari alumina diamati dengan scanning electron microscope (SEM) dan fourier transform infrared spectrometer (FTIR). Hasil observasi dengan menggunakan SEM menunjukkan bahwa partikel alumina berada di antara serat Kevlar dan hal ini didukung dengan hasil FTIR. Ketahanan balisitk diuji dengan beberapa metode karakterisasi, seperti pengujian balistik yang mengacu pada standar dari National Institute of Justice (NIJ) 1080.01 dengan level II. Deformasi yang dihasilkan, termasuk jejak perforasi dan kedalaman penetrasi, dianalisis untuk mengetahui kemampuan penyerapan energi. Charpy impact test juga dilakukan guna mengamati kemampuan penyerapan energi dari komposit tersebut saat terpapar impak dengan kecepatan rendah. Hasil dari pengujian balistik dan impak menunjukkan hasil serupa, yakni sampel komposit dengan 24 lapis kevlar terimpregnasi menyerap energi paling optimal yang dibuktikan dengan data kualitatif dan kuantitatif. ......In this research, hybrid laminate composites comprising of Kevlar and aluminum alloy 7075 plates were fabricated for armor application. The Kevlar fabrics were impregnated in shear thickening fluid (STF) containing alumina nanoparticles (Al2O3) to enhance the ballistic performance. STF was made by mixing PEG-400, alumina nanoparticles and ethanol which then introduced to Kevlar fabrics. A variation of Kevlar layer number of 8, 16, and 24 layers, were made to observe the ballistic resistance. The deposition of nano-filler into Kevlar fabrics was observed by scanning electron microscope (SEM) and fourier transform infra-red (FTIR) spectrometry. The results show that alumina nanoparticles exist in between individual Kevlar fibers and supported by FTIR result. Ballistic impact resistance was observed through ballistic test that was performed according to National Institute of Justice (NIJ) 1080.01 level II standard. The resulting deformations, including perforation trace and depth of penetration, were studied to determine the energy absorption behavior. Charpy impact test was also conducted to analyze the behavior of the composite in lowvelocity impact and the impact value was discussed leading to the same trend with ballistic test result, in which 24-layer impregnated sample shows the optimum energy absorption based on qualitative and quantitative data.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>