Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astrid Kartika
Abstrak :
Dalam membuka rute baru, semua perusahaan penerbangan di Indonesia perlu mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Ketika meminta persetujuan, ini menjadi hal yang penting dan mmbutuhkan perencanaan yang matang. Seperti maskapai penerbangan Indonesia lainnya, maskapai penerbangan nasional Indonesia ini juga perlu mengajukan rencana bisnis lima tahun untuk mendapatkan Surat Izin Usaha Angkutan Udara (SIUAU) dari Kementerian Perhubungan. Makalah ini berfokus pada beberapa rute domestik frekuensi tinggi dari/ ke Bandara Internasional Soekarno Hatta (Jakarta). Dengan menggunakan kombinasi dari metode Focus Group Discussion (FGD) dan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam memilih jenis pesawat yang paling sesuai, didapatkan beberapa kriteria dan alternatif. Didapatkan 6 (enam) kriteria penting dalamdan 4 (empat) alternatif jenis pesawat  yang sesuai untuk rute-rute tersebut telah ditentukan. Hasilnya menunjukkan bahwa pesawat yang paling sesuai untuk rute domestik frekuensi tinggi adalah pesawat B737-800NG, yang menempati peringkat pertama dalam kesamaan armada (Fleet Commonality), kinerja operasional (Operational Performances), dan waktu pengiriman (Delivery Time). Dengan demikian, penelitian ini memberikan ilustrasi dari penyelesaian masalah pemilihan jenis pesawat untuk rute yang telah diketahui, yang diharapkan dapat membantu perusahaan penerbangan lain dalam mempertimbangkan perencanaan yang lebih hati-hati di masa depan.
In opening a new route, all airline companies in Indonesia need to get approval from the Ministry of the Transportation Republic of Indonesia. When asking an approval, it becomes an important thing and needs careful planning. Like other Indonesian airlines, the national flag carrier of Indonesia also needs to submit its five-year business plan to get the Air Transport Business Permit from The Ministry of Transportation to open several new domestic and international routes in 2019. This paper focuses on several high frequency domestic routes from/ to Soekarno Hatta International Airport. By using both a combination of the Focus Group Discussion (FGD) and the Analytic Hierarchy Process (AHP) methods in selecting the most suitable aircraft type, several criteria and alternatives were defined. 6 (six) important criteria and 4 (four) alternative aircraft types that are suitable for those routes were defined. The result shows that the most suitable aircraft for high frequency domestic routes is B737-800NG, which rank first in fleet commonality, operational performance, and delivery time. Thus, this research provides an illustration of aircraft type selection problem solving for known routes, which expectedly could help other airline companies in considering more careful planning in the future.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osha Ombasta
Abstrak :
Penggunaan transportasi udara di Indonesia selalu meningkat setiap tahun. Antara tahun 2003-2009 terjadi peningkatan jumlah penumpang angkutan udara mendekati 100%. Peningkatan penggunaan transportasi udara berakibat kepada pertambahan beban emisi di sekitar bandar udara oleh aktivitas LTO pesawat. Pada penelitian ini, parameter pencemaran dari transportasi udara yang diukur adalah oksida nitrogen atau NOx yang terdiri atas NO dan NO2. Digunakan empat titik pengukuran mengelilingi Bandar Udara Soekarno-Hatta untuk memahami karakteristik penyebaran emisi dari tahap-tahap LTO pesawat. Hasil pengukuran dan pengolahan data menunjukkan emisi fase LTO pesawat mempengaruhi konsentrasi NOx udara ambien yang dibuktikan dengan korelasi r antara 0,211-0,76 dan kontribusi rata-rata 28%. Nilai konsentrasi NOx yang terukur rata-rata berada di bawah baku mutu 400 μg/m3. Namun, pada kondisi cuaca tertentu, nilai ini dapat meningkat sampai kisaran 434,59-962,8 μg/m3. Ditemukan pula bahwa pesawat penyumbang emisi terbesar di Bandar Udara Soekarno-Hatta adalah Boeing B737-900ER, B737-800 and B737-400 dikarenakan jumlahnya yang besar dan seringnya penggunaan tiga varian pesawat tersebut. ......The use of air transportation in Indonesia tend to grow every year. An increase to almost 100% was recorded between the year 2003 and 2009. This increasing trend of air transportation lead to an inevitable addition of environmental burden due to aircraft emission during the LTO activities. In this study, the pollution parameter measured is oxides of nitrogen (NOx) which consist NO and NO2, with four points of measurement circling the Soekarno-Hatta Airport which enabling researcher to understand the characteristic of emission dispersion due to each phases in LTO activities. The result shows that the emission during LTO phases affects the NOx concentration in ambient air as evidenced by r coefficient between 0,211-0,76 with average contribution of 28%. The NOx values measured were in average below the national standard of 400 μg/m3. Nevertheless, in some wheather condition, it can increase to a range of 434,59-962,8 μg/m3. The study also reveal the aircraft with the highest emission contribution for Soekarno-Hatta Airport, which are Boeing B737-900ER, B737-800 and B737-400 due to their large number and frequent use.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1432
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library