Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sentot Subandono
Abstrak :
ABSTRAK
Kecelakaan di Industri penerbangan hampir 50 % terjadi pada pelayanan darat sisi udara pada pesawat udara. Adanya penerbangan berbiaya murah, padatnya penerbangan yang tidak diikuti dengan infrastruktur yang memadai. Sehingga analisis perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja. Tesis ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada perusahaan dalam mengambil langkah-langkah dan keputusan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja keselamatan kerja dan mengurangi angka kecelakaan. Penelitian ini menganalisa kegiatan dan mengidentifikasi bahaya dan resiko, mengevaluasi resiko serta mengendalikannya. Hasil penelitian menunjukkan tingkat resiko kecelakaan hampir sama pada setiap alur kerja. Resiko kecelakaan yang tinggi pada kegiatan mendorong pesawat dengan aircraft towing tractor.
Abstract
accident in The aviation industry nearly 50% occurred in the ground handling. The existence of low-cost airlines, flight density is not followed by adequate infrastructure. the analysis needs to be done to improve safety performance. This thesis will provide some input to the company for program and decisions related to safety performance improvement and reduce the number of accidents. This study analyzes the activities and identify hazards and risks, evaluate risk and control it. The results showed almost the same level of risk of injury to any workflow. High risk of accidents on activities pushback the aircraft with the aircraft towing tractor
2012
T31269
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ukie Ardianto
Abstrak :
Kecelakaan Pesawat terbang ada1ah salah satu dari kecelakaan organisasi yang telah menyebabkan banyak dari korban jiwa.70-80% kecelakaan pesawat disebabkan oleh Kesalahan Manusia {Johnson. 2003; Sarter. 2000), Keselamatan operasional penerbangan sangat tergantung pada usaha untuk memperkecil kesalahan di semua bagian dari sistem penerbangan, termasuk bagian perawatan pesawat. Perawatan dan Inspeksi pesawat merupakan bagian dari sebauh organisasi yang kompleks, dimana seorang teknisi pesawat dalam melaksanakan pekerjannya berada dalam kondisi dengan tingkat interaksi (hands-on) yang sangat tinggi, tekanan waktu dan beberapa kondisi sulit lainnya, kombinasi antara situasi ini dengan tendensi umum terjadinya kesalahan manusia dapat memicu terjadinya beberapa kesalahan. Strategi pencegahan yang telah dilakukan setama ini tidak dapat menjamin system keselamatan penerbangan I 00% bebas dati kesalahan, sebab kesalahan tidak dapat dieleminasi keseluruh-an. Kita memerlukan strategi pencegahan untuk menangani kesalahan yang terjadi untuk mengurangi dampak yang dpat ditimbu1kan atau memperbaiki kesalahan untuk mencapai sasaran yang diinginkan, strategi ini dinamankan manajemen kesalahan. Orientasi Kesalahan (Sikap terhadap kesalahan dan bagaimana penanganannya) adalah indikasi dari budaya manajemen error sebuah perusahaan, dan Jika sebuah perusahaan ingin melakukan perubahan terhadap manajemen kesalahannya, perusahaan tersebut perlu melakukan pengukuran terhadap orientasi kesalahan (Rybowiak et al., 1999). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran orientasi kesalaha pada Teknisi Helikopter PT, SST dan bagaimana perbedaan dalam lama bekerja di perusahaan, 1ama bekerja sebagai teknisi helicopter.posisi fungsional teknls, dan tingkat pendidikan berhubungan dengan orientasi error pekerja. Sebanyak 56 orang Teknisi Helikopter PT. SST di minta untuk menjawab pertanyaan mengenai orientasi error mereka dengan menggunakan Error Orientation Questionaire versiIndonesia, yang berisikan 8 variabel mengenai sikap terhadap error dan penanganannya yaitu Error Competence, Learning From Error, Error Risk Taking, Error Strain, Error Anticipation, Covering Up Error, Communication About Error, dan Thinking About Error. ......Aircraft accident is one of organizational accident which causes plenty of fatalities, 70-80% of the accident is caused by Human Error {Johnson, 2003; Sarter, 2000}. Aviation safety depends on minimizing error in all facets of the system, including in aviation maintenance. Aviation maintenance tasks are part of a complex organization, where individuals perform varied tasks in an environment with highly hands-on. time pressures and sometimes difficult ambient conditions, these situational characteristics. in combination with generic human erring tendencies, result in varied forms of error. Error Prevention strategy cannot guarantee the aviation safety systems is 100% free of error, eror still occur because error can not be totally eliminated. We need strategy of handling the error occurrence to decrease negative consequences of error or recovery from error to reach the goal, this strategy called error management. Error orientation (Attitudes towards errors and how oe deals with them) is indication of a company's error management culture, and if a company altempts to change its error management culture. the company needs a measure of error orientation (Rybowiak et. al 1999). This paper explores error orientation profile in PT. SST's Helicopter Engineer and how differences in work experience in the company, work experience as helicopter engineer, technical position in PT. SST maintenance organization structure, and formal education background may contribute to different error orientation. A total of 56 volunteers from PT. SST's Helicopter Engineer were asked co describe their workplace error orientation with the Indonesian version of the EOQ, which consists 8 Variable of error orientation: Error Complence, Learning From Error, Error Risk Taking, Error Strain, Error Anticipation, Covering Up Error, Communication About Error, dan Thiinking About Error.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20875
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
I. Heru Dripatmanto
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Muajis
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas kasus kecelakaan Boeing 737-800 di Bandara Ngurah Rai, Bali tahun 2013 melalui investigasi HFACS Human Factors Analysis and Classification System . Tujuan penelitian ini untuk melihat kontribusi faktor manusia pada suatu kecelakaan di bidang aviasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menyarankan upaya perbaikan terhadap faktor-faktor kontribusi kecelakaan seperti tindakan yang mengarah pada kecelakaan, pra-kondisi tidak aman, pengawasan yang kurang baik dan pengaruh organisasi.
ABSTRACT
The focus of this study is investigating Boeing 737 800 accident in Ngurah Rai International Airport, Bali, 2013 using HFACS Human Factors Analysis and Classification System . The purpose of this study is to understand contributing of human factors in aviation accidents. This research is qualitative descriptive interpretive. The researcher suggests that corrective effort to contributing factors of accident such as unsafe acts, precondition for unsafe act, unsafe supervision and organizational influences.
2017
S69019
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wijk, Aart A. van
Deventer: Kluwer, 1974
346.03 WIJ a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Crichton, Michael
New York: Alfred A. Knof, 1996
813.54 CRI a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kadek Wahyu Adi Pratama
Abstrak :
Tesis ini membahas bagaimana pertanggungjawaban The Boeing Company terhadap penumpang korban kecelakaan Pesawat Malaysia Airlines (MAS) Penerbangan MH370 rute Kuala Lumpur-Beijing yang terjatuh di Samudera Hindia. Metode penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah metode yuridis normatif dengan pendekatan statute approach dan case approach. Selain itu, tesis ini bersifat preskriptif dan menggunakan data yang sifatnya primer (konvensi-konvensi internasional terkait hukum udara privat internasional, preseden pengadilan asing (Amerika Serikat), Uniform Commercial Code, dan Restatement (second) of torts dan sekunder (buku-buku, jurnal, dan kamus hukum). Hasil penelitian ini adalah bahwasannya The Boeing Company dapat dibebankan dua jenis tanggung jawab. Pertama yaitu secara tidak langsung, melalui mekanisme Konvensi Montreal 1999 tentang Unifikasi Aturan-Aturan tertentu Tentang Angkutan Udara Internasional dan kedua, secara langsung, melalui mekanisme tanggung jawab produk mutlak yang terdapat di Restatement (Second) of Torts Section § 402A.
This study discusses how the liability of The Boeing Company for passengers who were victims of the Malaysia Airlines (MAS) Flight MH370 Kuala Lumpur-Beijing flight crashed in the Indian Ocean on March 8, 2014. The research method used in this study is a normative juridical method using statute and case approaches. In addition, this study is prescriptive and uses primary data (International conventions related to international private air law, precedent of foreign courts (United States), Uniform Commercial Code, and Restatement (second) of torts) and secondary data (books, journals, and legal dictionaries). The results of this study are that the Boeing Company can be charged with two types of liabilities. First, indirect liability, through the 1999 Montreal Convention mechanism on Unification of certain Rules concerning International Air Transport and Second, direct liability, through strict product liability mechanisms contained in the Restatement (Second ) of Torts Section § 402A.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T55149
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
S21682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andre Paminto Wastuadhi
Abstrak :
Dalam kegiatan transportasi udara, perihal keselamatan adalah kepentingan terdepan yang harus menjadi perhatian utama. Keselamatan merupakan hal yang sangat kompleks, berhadapan dengan multi aktifitas yang meliputi semua segmen penerbangan dan dipengaruhi oleh setiap orang yang terlibat dalam penerbangan. Kecelakaan adalah sebagai hasil dari suatu rantai peristiwa yang tidak diinginkan. Meskipun berbagai macam peraturan penerbangan telah mempersempit potensi terjadinya kecelakaan, namun kenyataannya kecelakaan tetap terjadi. Dan pada umumnya penyebab dari kecelakaan pesawat udara dapat meliputi faktor manusia, faktor pesawat dan faktor cuaca, dimana faktor manusia memiliki implikasi 70%-80% terhadap penyebab kecelakaan pesawat udara. Metode Penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah yuridis normatif dan komparatif dengan analisis deskriptif empiris. Dalam rangka mencegah kecelakaan berulang dengan penyebab sama dan meningkatkan keselamatan dalam penerbangan, dibutuhkan laporan kriteria dan perbandingan kecelakaan pesawat udara yang seragam, sehingga dapat dianalisis dan dibandingkan laporan kecelakaan pesawat udara yang dibuat oleh negara atau lembaga lain. Pada awal permulaan penyelidikan, mengetahui dan memahami definisi klasifikasi terjadinya kecelakaan pesawat udara diperlukan untuk menentukan bagaimana bentuk pelaksanaan penyelidikan yang akan diterapkan. Mekanisme penyelidikan yang dilakukan KNKT menggunakan pedoman berdasarkan pada peraturan nasional dan internasional yang kosisten. Tujuan tunggal penyelenggaraan penyelidikan kecelakaan oleh KNKT adalah mencari setiap penyebab yang berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan. Selanjutnya hasil dari penyelidikan ini dapat dipergunakan untuk meningkatkan kondisi dan tindakan keselamatan penerbangan guna mencegah kecelakaan dengan penyebab yang sama dikemudian hari. Dan ketika seluruh penyelidikan telah berakhir KNKT akan mengeluarkan laporan akhir, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas penyelidikan kecelakaan pesawat udara di Indonesia. ...... In the air transport activities, with respect to safety is of leading concern should be the primary. Safety is a very complex, dealing with multi-activity that include all segments of the aviation and influenced by each person involved in aviation. Accidents are the result of a chain undesirable of events. Although various aviation regulations have narrowed down the potential for accidents, but accidents still happen in reality. And in general the causes of aircraft accidents can include the human factor, aircraft factors and the weather factors, which have implications for the human factor of 70%-80% of the causes of aircraft accidents. The research method used in this thesis is the juridical normative and comparative within empirical descriptive analysis. In order to prevent similar accidents recurring to the causes and improve safety in flight, it takes the report criteria and comparison of a uniform aircraft accident, so it can be analyzed and compared to an aircraft accident reports made by the state or other institutions. In early of the investigation, knowing and understanding the definitions of classification aircraft accidents is needed to determine how to form of the implementation of investigation that will be applied. The procedure of the KNKT investigations carried out using guidelines based on a national and international regulations are consistent. The sole purpose of organizing the KNKT accident investigation is to find any cause affecting the occurrence of accidents. Furthermore, the results of this investigation can be used to improve conditions and safety measures to prevent aviation accidents by the same cause in the future. And when the whole investigation is over, KNKT will issue a final report as a form of accountability for the investigation of aircraft accidents in Indonesia.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T30736
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>