Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Yuliawati
Abstrak :
Pengolahan air limbah memerlukan suatu alat yang terdiri dari unit-unit pengolahan air limbah. Setiap unitnya sangat berpengaruh terhadap pengolahan yang dilakukan dan dapat ditunjukkan dengan parameter-parameter pengolahan air limbah seperti DO, BOD, CO dan lain-lain. Akan tetapi untuk mengolah air limbah yang akan dialirkan ke badan-badan air yang ada memerlukan biaya yang sangat besar. Hal ini disebabkan oleh mahalnya harga suatu unit pengolahan air limbah. Salah satu cara untuk mengurangi biaya pengolahan air limbah adalah dengan menggabungkan fungsi aerasi dan pompa. Penggabungan fungsi ini dilakukan dengan mengurangi pompa dan menggantinya dengan blower yang menggunakan prinsip airlift pump untuk menarik lumpur yang berasal dari bak sedimentasi. Alat yang menggunakan rotating blade atau baling-baling ini telah diterapkan selama -+ 9 tahun. Penggunaan alat ini (aerator pump) telah menunjukkan hasil yang cukup berarti akan tetapi alat ini kurang efektif untuk air limbah yang mengandung serat atau benang. Air limbah yang mengandung serat atau benang ini mengganggu prinsip kerja alat ini dimana serat atau benang ini tersangkut pada blade atau baling-baling dan menyebabkan kinerja alat menurun. Penggantian rotating blade dengan fixedscrew cylinder diharapkan dapat mengatasi dari air limbah yang berserat. Hal inilah yang melatarbelakangi penelitian penggunaan fixedscrew cylinder pada aerator pump dalam rangka untuk mengurangi biaya pengolahan air limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh sudut 60-derajat dan luas kanal 1,266 cm-persegi yang digunakan pada alat pengolahan ini terhadap kinerja aerator pump sehingga aerator pump dengan fixedscrew cylinder dapat mengolah air limbah untuk semua kondisi termasuk air limbah yang mengandung serat atau benang. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah air bersih, air tissue dan air yang ditambahkan dengan lempung. Dalam penelitian ini akan didapatkan besarnya perbandingan nilai debit udara dan debit air yang diperlukan untuk kinerja alat pengolahan ini. Sedang untuk mengetahui pengaruh pengoolahan air limbah dengan menggunakan alat ini, dilakukan pengukuran DO pada inlet dan outlet. DO yang dihasilkan merupakan parameter efektivitas kinerja alat ini. ......The processing of waste water needs a kind of tool consisting of waste water processing units. Each unit greatly influences the process that has been done and can be shown by parameter like DO, BOD, CO, etc. Yet to process the waste water which will be flowed to water bodies is costly. It is caused by the expensive price ofwaste water unit. One way to decrease the cost of waste water processing is by combining the aeration function and pump. The function combining is done by decreasing the pump and replace it with blower which uses the the airlift pump principle to draw mud from sendimentation tub. This tool has been applied for 9 years. The tool (aerator pump) has shown a quite significant result but it is less effective for fibre - containing waste water. That kind of waste water disturbs the tool's working principle because fibre tends to stick on the blade and decreasing the tool's effectiveness. Replacing the rotating blade with fixedscrew cylinder is expected to overcome the condition of fibre - containing waste water. That also the main background of this research in order to lessen the cost of waste water processing. The research is conducted to find out the infuence of 60_ angle and canal area of 1,266 cm_ used on the tool toward the aerator pump performance, so that the aerator pump with fixedscrew cylinder can process waste water in any conditions including fiber - containing one. The sampel used in the research are clean water, clay + clean water and tissue + clean water. This research will show the comparisons between air pressure (Pu) and water debit (Qw) needed to make the tool work. While to find out the impact of waste water processing by using the tool, researchs measured the DO on the inlet and outlet. The DO result is the effectiveness parameter.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35429
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ihsan Fuad Raksanagara
Abstrak :
Kinerja sebuah motor diesel ditentukan oleh cukup banyak hal, Salah satunya adalah tekanan pasokan udara (boost pressure). Kenaikan tekanan ini akan diikuti oleh kenaikan daya yang dihasilkan oleh sebuah motor diesel. Bagaimanakah caranya untuk mendapatkan kenaikan tekanan tersebut? Turbocharger adalah salah satu jawaban untuk memenuhi kebutuhan ini. Dari cara kerjanya yang mendorong pasokan udara masuk dengan memanfaatkan sumber tenaga gas buang (exhaust gas), menjadikan turbocharger suatu komponen penambah daya yang seolah-olah bebas dari konsumsi daya, karena tidak mengganggu daya yang clihasilkan motor diesel itu Sendiri. Namun demikian dalam menentukan turbocharger yang dapat digunakan pada suatu motor diesel tentu tidak sembarangan. Dari prosedur-prosedur yang telah ada untuk menentukan pemilihan turbocharger kita akan melihat tipe turbocharger yang bagaimana yang sesuai untuk digunakan pada motor diesel Cummins 6B5.9C Serta menguji motor tersebut dengan menggunakan turbocharger dan melihat perubahan kinerja yang terjadi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37575
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Syamsul Bahri Purnomo
Abstrak :
Dump truck kelas 160 ton Adalah alat berat yang digunakan sebagai komponen utama dalam industri pertambangan transportasi batubara atau mineral tanah. Akan tetapi situasi saat ini harga batubara tidak menentu, harga naik dan jatuh seketika, membuat pemilik usaha mengambil tindakan pemotongan biaya. Remanufaktur adalah salah satu pilihan untuk mengurangi biaya, Cylinder head dumptruck berpotensi untuk diremanufaktur karena menguntungkan jika cylinder head habis pakai dapat digunakan kembali, dalam satu engine dumptruck kelas 160 ton terdapat 12 silinder yang dipasang pada mesin. Penelitian ini mempelajari pengaruh perbaikan Cylinder Head Dump Truck (grey cast iron material) bila dilapisi dengan metode wire arc spray dengan berbagai opsi parameter yang dipilih. Sampel yang digunakan adalah bahan dari cylinder head yang dibentuk oleh mesin pemotong dan dibubut menjadi silinder kecil dengan diameter 22 mm dan ketebalan 15 mm. Sebelum pelapisan sampel diperlakukan proses blasting untuk mendapatkan kekasaran yang sama 6 ± 1μm kemudian dilapiskan dengan bond coat Ni5Al dengan variasi tekanan aliran udara 2, 3 dan 4 bar kemudian penyemprotan bahan lapisan atas 13% Cr atau Zo-26. Hasil kekerasan menunjukkan area bond coat adalah yang terendah dan material top coat adalah yang tertinggi. Morfologi lapisan air flow pressure bond coat yang lebih tinggi membuat persentase oksida semakin kecil, membuat kepadatan lapisan bond coat lebih rapat, membuat penetrasi bond coat yang lebih dalam terhadap lapisan based metal dan membuat penetrasi kedalaman top coat ke bond coat menurun. Metode FEM dengan beban fatigue digunakan untuk menentukan karakteristik kurva S-N dan berdasarkan variasi air pressure bond coat semakin tinggi nilainya membuat kurva kurva S-N lebih tinggi. Sebaliknya, jika variasi air pressure bond coat rendah membuat kurva S-N cenderung lebih rendah. ......Dumptruck class 160 ton Is heavy equipment machinery as a main component in minning industrial for coal or soil mineral transportation. but in Current situation the coal price is going to uncertain, the price is rise and suddenly falling, make the owner neeed take some action such as cutting cost, remanufacturing is one option to reduce cost. Cylinder head dumptruck potential to analysis for remanufacture due to profitable if conduct reused cylinder head, the reason one engine dumptruck class 160 ton there are 12 cylinder installed on machine. This paper is study the effect of Cylinder Head Dump Truck (grey cast iron material) repairing by coating wire arc spray with selected option parameter. Sampel part is porepare directly from cylinder head material formed by cutting machines and lathe to be small cylinder with diameter 22 mm and thickness 15 mm. Before coating the sampel treated by blasting process to get same roughness 6±1µm then coating by bond coat Ni5Al with air flow pressure variation 2~4 bar then spraying top coat material 13%Cr or Zo-26. The hardness result show bond coat area is the lowest and top coat material is the highess. The morfology layer bond coat describe which result obtained higher bond coat air flow pressure make the smaller the percentage of oxide, denser bond coat density , depth penetration bond coat to based metal increases, penetration top coat to bond coat decreases. Finite element method by fatigue load was utilized to determine S-N curve characteristics and based on fatigue fem higher bond coat air flow pressure applied make the S-N curve curve is higher. Conversely, if the air pressure bond coat is low make the S-N curve tends to be lowertion top coat to bond coat.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Iqbal Abdi Tanjung
Abstrak :
ABSTRAK
Pertimbangan akan konsumsi energi dan efeknya terhadap lingkungan telah membawa industri heating, ventilating and air conditioning (HVAC) untuk mengembangkan unit yang lebih efisien. Air handling unit (AHU) adalah salah satu komponen utama dalam sistem HVAC yang telah mengalami peningkatan untuk efisiensi energi melalui penambahan area permukaan coil, dan tentu berpengaruh pada ukuran unit. Variasi dari model-model AHU membutuhkan standar pengetesan dan rating dan telah terdapat petunjuknya pada ASHRAE standard 37. Standar tersebut mensyaratkan penambahan plenum pada bagian outlet dan inlet (jika space tersedia). Adanya persyaratan tersebut membuat pengujian pada unit dengan konfigurasi vertikal akan menjadi sulit karena ada keterbatasan space pada laboratorium uji. Penelitian ini menggunakan pendekatan komputasi untuk menganalisis efek dari variasi inlet ducting, antara lain variasi dari panjang ducting yang digunakan, variasi floor distance dan tiga alternatif geometri inlet ducting. Analisa yang dilakukan termasuk pada profil aliran udara dari visualisasi vektor kecepatan udara, profil kecepatan sepanjang garis vertikal, serta rata-rata dan distribusi kecepatan dan tekanan udara pada bidang horizontal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang ducting mempunyai efek signifikan pada profil kecepatan, semakin pendek ducting semakin besar perbedaan yang terlihat. Perbedaan floor distance dengan panjang ducting yang sama tidak mempunyai pengaruh yang terlalu besar terhadap aliran udara di dalam ducting. Tiga alternatif geometri menunjukkan profil kecepatan yang berbeda-beda, alternatif tiga menunjukkan profil yang paling mendekati base case, diikuti alternatif satu sedangkan perbedaan signifikan terlihat pada alternatif dua. Karena laju aliran ditetapkan pada nilai yang sama, maka rata-rata kecepatan udara pada setiap case adalah sama. Alternatif satu dan dua menghasilkan perbedaan tekanan yang signifikan dibandingkan base case, sedangkan case lain mempunyai rentang tekanan yang sama dengan base case. Dari aspek distribusi kecepatan dan tekanan, case dengan panjang ducting 8 in, panjang ducting 4 in, floor distance 9 in, floor distance 6.5 in serta alternatif tiga mempunyai hasil yang relatif sudah mirip dengan base case, sedangkan case yang lain mempunyai perbedaan yang signifikan dengan base case. Dengan semua perbandingan, disimpulkan bahwa ada tiga konfigurasi yang bisa menjadi solusi untuk mengurangi space pada inlet ducting namun perbedaan yang tidak signifikan dengan base case, yaitu ducting dengan panjang 8 in, panjang ducting 4 in dan alternatif tiga. Untuk penelitian berikutnya, bisa dilakukan eksperimen pada unit AHU untuk mengetahui apakah parameter kecepatan dan tekanan di sekitar hulu dari fan adalah faktor utama yang dapat mempengaruhi performa dari fan dan selanjutnya geometri lain bisa dieksplorasi untuk menghasilkan geometri yang lebih optimal dan space yang lebih sedikit.
ABSTRACT
Consideration of energy consumption and its impact on the environment has been driving the heating, ventilating, and air conditioning (HVAC) industry to develop more energyefficient units. The Air Handling Unit (AHU) is one of the important components of the HVAC system that has undergone a lot of improvements in terms of energy efficiency through increased coil surface area, thus its unit size. Variation of AHU models requires energy performance testing and rating standard which is currently guided by ASHRAE Standard 37. The standard requires to install plenum on outlet and inlet (if the space allowed) position of the unit. This requirement can compound the testing of vertical unit since there is height limitation on the testing laboratory. This study uses a computational approach to examine the effect of inlet ducting variation, which are ducting length variation, floor distance variation and another three alternative inlet geometry. Analysis including the airflow pattern from the visualization of velocity vector, velocity profile along vertical line, velocity and pressure average and distribution along the horizontal section. The result shows that the ducting length has markable effect on velocity profile, the smaller the distance the bigger the effect. Different floor distance with similar ducting length has not much effect on velocity profile. Three alternative ducts give different velocity profile, the alternative number three gives the most similar velocity profile with the base case, followed by alternative number one and significant difference is spotted at alternative number two. Since the air flowrate is set to the same value, the velocity average is on the relatively same value on every cases. Alternative number one and two give significant difference on the pressure, while the other cases gives relatively same pressure with the base case. From the aspect of velocity and pressure distribution, the case with 8 in and 4 in duct length, 9 in and 6.5 in floor distance and alternative number three give relatively close value with the base case, while the other cases have significant different value. With all of the comparison, we came to conclusion that there are three configuration that can be the solution as alternative inlet ducting, with less space used and not big difference air behavior with the base case, which are the 4 in duct length, 8 in duct length and alternative number three. For the next project, experiment can be conduct to confirm whether the velocity and pressure distribution upstream the fan are the main factor that affect the fan performance and one can explore another geometry that can produce similar air behavior with less space needed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library