Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Debi Febriani
Abstrak :
Kemajuan industri otomotif menyebabkan laju pertambahan kendaraan bermotor meningkat dengan pesat. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor menyebabkan semakin tingginya polusi udara, terutama di daerah urban. Polusi udara dapat menyebabkan gangguan faal paru sehingga mengganggu kapasitas bernapas seseorang. Penelitian ini berusaha untuk menemukan hubungan antara beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap gangguan fungsi faal paru yaitu  usia, status gizi, masa kerja, penggunaan masker dan riwayat merokok. Sampel diambil dari 103 orang polisi lalu lintas Kota Bekasi. Faktor risiko yang ditemukan antara lain obesitas (70,9%), perokok aktif (55,3%), tidak menggunakan masker (28,2%) dan masa tugas yang lama (66,7%). Dari hasil penelitian tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara usia (p = 0,348), status gizi (p = 0,751), riwayat merokok (p = 0,865), pemakaian masker (p = 0,410) dan masa tugas ( p = 0,365) dengan gangguan fungsi faal paru. Perlu dilakukan penelitian longitudinal untuk menelusuri efek jangka panjang pajanan faktor risiko tersebut ......Progress in automotive industry has led to the increasing rate of motor vehicles. This increasing number of vehicles contribute to the increasing pollution, especially in urban areas. Air pollution can cause lung function disorders that interfere with a person's breathing capacity. Our study is designed to discover the relationship between several influencing factors with the physiological function of lung disorders, such as age, nutritional status, length of service, the use of masks and smoking history. Samples were taken from 103 Bekasi City traffic police. Risk factors include obesity was found (70.9%), current smokers (55.3%), do not use a mask (28.2%) and a long term assignment (66.7%). From the results of the study found no significant association between age (p = 0.348), nutritional status (p = 0.751), history of smoking (p = 0.865), use of masks (p = 0.410) and the task (p = 0.365) with impaired function pulmonary physiology. Longitudinal research is needed to further explore the long-term effects of exposure to these risk factors
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Rahmaningsih
Abstrak :
Permasalahan yang terjadi dilingkungan yang tidak dapat dihindari di berbagai negara adalah polusi udara. Terdapat banyak penyebab terjadinya pencemaran udara, salah satunya yaitu yang disebabkan oleh partikel debu, terutama pada PM2,5. PM2,5 yang didefinisikan sebagai partikel udara ambien yang berukuran hingga 2,5 mikron. Polusi udara tidak hanya terjadi di udara ambien, tapi juga dapat terjadi di udara dalam ruang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pajanan konsentrasi PM2,5 dalam ruang terhadap gangguan fungsi paru pada orang dewasa yang tinggal di sekitar kawasan indsutri Kelurahan Tegalratu Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon. Jenis penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April-Mei 2022. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan secara acak berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi yang sudah ditetapkan. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 200 orang dewasa. Dari hasil analisis didapatkan sebanyak 124 orang dewasa (87.3%) memiliki konsentrasi PM2,5 dalam rumahnya tidak memenuhi syarat menderita gangguan fungsi paru, sedangkan terdapat 34 orang dewasa (58.6%) yang konsentrasi PM2,5 dalam rumahnya memenuhi syarat menderita gangguan fungsi paru. Hasil penelitian ini ditemukannya hubungan yang signifikan antara pajanan konsentrasi PM2,5 terhadap gangguan fungsi paru pada orang dewasa yang tinggal kawasan industri. Variabel confounding yang mempengaruhi terhadap pajanan konsentrasi PM2,5 diantaranya yaitu penggunaan obat nyamuk bakar, status gizi, umur, riwayat penyakit, bahan bakar masak, jenis lantai rumah dan status merokok. Kesimpulan dari penelitian ini ditemukannya hubungan yang signifikan antara Konsentrasi PM2,5, umur, status gizi, dan jenis lantai rumah dengan kejadian gangguan fungsi paru. ......Environmental problems that can not be avoided in various countries is air pollution. There are many causes of air pollution, one of which is caused by dust particles, especially in PM2,5. PM2,5 is defined as ambient air particles that are up to 2.5 microns in size. Air pollution occurs not only in the ambient air, but also in the indoor air. This study aim to determine the relationship of indoor PM2,5 concentration exposure against lung function impairment of adults living around Industrial Area Tegalratu Village, Ciwandan District, Cilegon. This research uses a cross-sectional study design. Data collection was conducted on April to May 2022. The participants were identified using random sampling method based on inclusion and exclusion criteria that have been set. The number of samples in this study were 200 adults. The analytical results obtained of 124 adults (87.3%) had PM2,5 concentrations in their homes were not qualified to suffer from lung function impairment, while there were 34 adults (58.6%) whose PM2,5 concentrations in their homes were qualified to suffer from lung function impairment. The results of this study found a significant associated between exposure to PM2,5 concentrations of lung function impairment in adults living in industrial areas. Confounding variables that affect exposure to PM2,5 concentrations include the use of mosquito coils, nutritional status, age, disease history, cooking fuels, type of house floor and smoking status. The conclusion of this study found a significant relationship between PM2,5 concentration, age, nutritional status, and type of house floor with the incidence of lung function impairment.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Yosi Marin
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan melihat hubungan PM2.5 terhadap gangguan fungsi paru pada pedagang tetap di Terminal Terpadu Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan konsentrasi PM2.5 ambien mencapai 230μg/m3. Didapatkan gangguan fungsi paru sebesar 77,4% dari 71 sampel (tipe restriktif 74,6%; obstruktif 2,8%). Ditemukan hubungan signifikan antara gangguan fungsi paru dengan intake PM2.5 (p=0,004) dan rokok (kebiasaan merokok(p=0,019); jumlah rokok(p=0,001); dosis inhalasi PM2.5 (p=0,001)). Tidak ditemukan hubungan signifikan antara gangguan fungsi paru dengan umur, jenis kelamin, status gizi, riwayat penyakit, lama kerja, dan masa kerja. Uji multivariat menunjukkan intake PM2.5 memililki pengaruh terbesar terhadap gangguan fungsi paru (p=0,007; OR=6,5). Selanjutnya diperlukan perbaikan lingkungan terminal, perubahan perilaku merokok, dan manajemen risiko melalui ARKL. This study aimed to determine the relationship between PM2.5 and the impaired lung function. PM2.5 ambient concentration reached 230μg/m3. Pulmonary dysfunction was found 77.4% of 71 respondents (74.6% restrictive; 2.8% obstructive). There were significant associations between lung function and PM2.5 intake (p=0.004), smoking (smoking habits (p=0.019); number of cigarettes/day (p=0.001); and PM2.5 inhaled dose from cigarettes (p=0.001)). There were no significant relationships with age, sex, nutritional status, history of illnesses, work-hours, and work-years. Multivariate test revealed PM2.5 intake as a main contributor on lung function impairment (p=0.007; OR=6.5). Further improvements on enviromnent, changes in smoking behavior, and risk management through ERHA study are necessary.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardya Garini
Abstrak :
Kota Bekasi merupakan kota yang padat dan berbatasan dengan Ibukota DKI Jakarta. Pencemaran udara di Kota Bekasi mayoritas disebabkan oleh kegiatan transportasi. Konsentrasi zat pencemar udara yang cenderung mengalami peningkatan akan memberikan dampak negatif bagi kesehatan terutama bagi kesehatan saluran pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas udara ambien (parameter NO2, SO2, dan TSP) dengan kejadian ISPA di Kota Bekasi tahun 2004-2011. Desain studi yang digunakan adalah studi ekologi time trend dengan sampel penelitian 6 Kecamatan. Data kualitas udara diperoleh dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Bekasi. Data kasus ISPA diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian ISPA berdasarkan hasil analisis korelasi dan regresi adalah TSP (p value = 0,029; r = - 0,226). Hasil uji regresi linear ganda menunjukkan bahwa variabel SO2, TSP, dan interaksi antara NO2 dengan SO2 mempengaruhi kejadian ISPA (p value = 0,004; r = 0,369). Persamaan garis regresi yang menjelaskan variabel-variabel yang mempengaruhi ISPA adalah jumlah kasus ISPA = 651,09 + 5,054 (konsentrasi SO2) - 0,512 (konsentrasi TSP) - 0,042 (NO2 * SO2). Untuk mencegah peningkatan jumlah kasus ISPA dan peningkatan konsentrasi zat pencemar di udara sebaiknya dilakukan kerjasama lintas sektor oleh Pemerintah Kota Bekasi dalam hal uji emisi kendaraan bermotor, uji emisi cerobong asap industri, penambahan jumlah pepohonan di sepanjang jalan raya, penyelesaian masalah di titik-titik kemacetan, promosi bahan bakar gas, dan penyuluhan kesehatan.
Bekasi city is densely populated city and bordering the capital city DKI Jakarta. Air pollution in Bekasi city is caused by transportation activity. Increasing of air pollutant every year can cause negative effect to health especially respiratory health. This study aims to determine the relationship between ambient air quality (parameter NO2, SO2, TSP) with ARI occurrence in Bekasi city in 2004-2011. The study design used is time trend ecological study with 6 subdistrict as sample. Air quality data is obtained from Environmental Management Agency of Bekasi city. ARI cases data is obtained from Departement of Health of Bekasi city. Based on correlation and regression analysis, TSP has a significant correlation with ARI occurrence (p value = 0,029; r = - 0,226). The result of multiple linear regression test show that SO2, TSP, and interaction between NO2 with SO2 affect ARI occurrence (p value = 0,004; r = 0,369). The equation of multiple linear regression which describe the variables that affect ARI is ARI cases = 651,09 + 5,054 (SO2 concentration) - 0,512 (TSP concentration) - 0,042 (NO2 * SO2). To prevent the increasing of ARI cases and increasing of pollutant concentration, the government of Bekasi city should make cross-sectors corporation to do vehicle emission test, industry emission test, adding the amount of trees along the road, problem solving in traffic jam area, fuel gas promotion, and health promotion.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Mairani
Abstrak :
Polusi udara dikaitkan dengan jutaan kematian prematur di seluruh dunia dan 20 di antaranya bersifatpernafasan berasal dari polusi udara outdoor dan indoor dalam bentuk partikel serta gas. Pajanan PM2,5 danformaldehid yang berasal dari dalam ruang memiliki efek kesehatan sejak dini pada anak-anak, karenaanak-anak merupakan kelompok rentan dan selama anak dalam proses pengembangan paru-paru dapatmenyebabkan dampak jangka panjang pada fungsi paru. Penelitian ini bertujuan mengindentifikasihubungan pajanan Particulate Matter 2,5 PM2,5 dan formaldehid terhadap gangguan fungsi paru padasiswa Sekolah Menegah Pertama Kota Depok. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional yangdilaksanakan pada Maret-Mei 2018. Jumlah sampel sebanyak 160 siswa dengan metode simpel randomsampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa berumur 13-15 tahun berisiko mengalami gangguanfungsi paru 2,9 kali dengan IMT tidak normal dan mayoritas perokok pasif serta dengan aktifitas fisik yangkurang atau jarang dilakukan siswa. Pajanan PM2,5 >NAB 35 ? g/m3berisiko 7.2 kali mengalami gangguanfungsi paru pada siswa di sekolah yang berada dekat jalan raya dan konsentrasi formaldehid tinggi berisiko1,6 kali mengalami gangguan fungsi paru pada siswa di sekolah dekat jalan raya dengan kondisi ventilasiyang tidak memenuhi syarat, suhu dan kelembaban tidak normal di sekolah. Perlu dilakukan pengendalianrisiko pencemaran udara dilingkungan sekolah dengan menjauhi atau membatasi diri dari sumber polusiudara.Kata kunci: PM2,5, Formaldehid, Gangguan fungsi paru. ...... Air pollution is associated with millions of premature deaths worldwide and 20 of them are respiratoryfrom outdoor and indoor air pollution in the form of particles and gases. Exposure to PM2.5 andformaldehyde derived from space has an early health effect on children, as children are a vulnerable groupand during childhood in the lung development process can cause long term effects on lung function. Thisstudy aims to identify the exposure relationship of Particulate Matter 2.5 PM2,5 and formaldehyde to lungfunction impairment in Depok State Junior High School students. This study uses a cross sectional studyconducted in March May 2018. The number of samples as many as 160 students with a simple randomsampling method. The results showed that students aged 13 15 years are at risk of impaired lung function2.9 times with abnormal BMI and the majority of passive smokers and with less physical activity or rarelydo students. Exposure of PM2.5 NAB 35 g m3 at risk 7.2 times impaired lung function in students atschools located near the highway and high formaldehyde concentrations at risk of 1.6 times impaired lungfunction in students at schools near highway with no ventilation conditions Eligible, temperature andhumidity are not normal at school. It is necessary to control the risks of air pollution within the schoolenvironment by avoiding or restricting themselves from sources of air pollution.Key words Particulate Matter2,5, Formaldehyde, Lung Function.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T49994
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stevan Deby Anbiya Muhammad Sunarno
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Kualitas Udara di Dalam Ruangan Pusat Perbelanjaan Y, Kota Depok, Tahun 2014 dengan melakukan pengukuran tingkat pajanan parameter fisik dan konsentrasi kontaminan kimia. Desain penelitian bersifat deskriptif analisis dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian kuantitatif dilakukan melalui pengukuran tingkat pajanan parameter fisik dan konsentrasi kontaminan kimia udara dengan cara grab sampling menggunakan direct reading intrument. Penelitian kualitatif dilakukan melalui wawancara terstruktur kepada pekerja dengan keluhan subjektif sick building syndrome. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah, parameter kualitas udara di dalam ruangan yang melewati nilai ambang batas adalah lain suhu, kelembaban, CO, SO2, PM2.5, dan PM10.
This study aims to overview the Indoor Air Quality in Shopping Center Y, Depok, 2014 by measuring the physical exposure level and chemical contaminants concentration. The design study is descriptive analysis with cross-sectional approach. Quantitative research conducted by measuring the physical exposure level and chemical contaminant concentrations by grab sampling using direct reading instruments. Qualitative research conducted through structured interviews to workers with sick building syndrome subjective complaints. The results and conclusions of this research is, the indoor air quality parameters that pass the threshold value is temperature, humidity, CO, SO2, PM2.5, and PM10.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58473
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syihab Ghiyas Ramadhan
Abstrak :
Pertumbuhan E-Commerce di Indonesia dalam satu dekade terakhir mengalami pertumbuhan yang sangat pesat semenjak masyarakat menjadikan E-Commerce sebagai gaya hidup mereka. Pertumbuhan E-Commerce, yang selanjutnya disebut dengan belanja online telah mengubah pola perjalanan baik konsumen maupun petugas pengiriman barang dalam segmen terakhir perjalanan barang atau yang selanjutnya disebut last mile delivery. Di Jakarta, pertumbuhan paket pengiriman barang beserta perjalanannya memunculkan isu krusial terkait permasalahan transportasi terkait lingkungan dan kemacetan. Penelitian membahas analisis komparatif dari dampak perubahan perjalanan last mile delivery dari belanja konvensional ke belanja online terhadap lingkungan yang direpresentasikan oleh emisi karbon dioksida CO2 dan biaya eksternalitas akibat emisi karbon dioksida CO2 yang dihasilkan oleh kendaraan yang digunakan untuk perjalanan last mile delivery kedua jenis perbelanjaan tersebut. Analisis pada penelitian ini berdasarkan survei rekam jejak perjalanan last mile delivery belanja konvensional dan belanja online untuk barang berjenis pakaian. Adapun aktivitas last mile delivery belanja konvensional adalah perjalanan yang dilakukan konsumen dari rumah menuju ke tempat perbelanjaan dan kembali ke rumah sedangkan untuk aktivitas last mile delivery belanja online adalah perjalanan petugas pengirim barang dari depot lokal atau gudang menuju rumah konsumen. Perhitungan emisi karbon dioksida CO2 yang dihasilkan mengikuti perdoman Kementrian Lingkungan Hidup. Hasil dari penelitian ini adalah Berdasarkan survei terhadap 222 responden, total jumlah emisi gas karbon dioksida CO2 yang dihasilkan aktivitas last mile delivery belanja online yaitu perjalanan petugas pengiriman barang ke rumah konsumen adalah sebesar 160,82 kg diantar menggunakan motor dan 126,86 kg diantar menggunakan mobil. Besaran ini adalah 12 dan 9 dari total emisi karbon dioksida CO2 yang dihasilkan aktivitas last mile delivery belanja konvensional yaitu perjalanan dari rumah menuju tempat perbelanjaan yaitu sebesar 1401,43 kg. Perbandingan yang sama pada biaya eksternalitas dari emisi CO2 yang dihasilkan menunjukan aktivitas last mile delivery belanja online lebih memberi manfaat pihak ketiga yaitu masyarakat DKI Jakarta. Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai masukan untuk otoritas transportasi kota dalam membuat kebijakan terkait sistem logistik perkotaan guna menciptakan sistem logistik perkotaan yang berkelanjutan dan ramah terhadap lingkungan. ......E-Commerce growth in Indonesia in the last decade has been growing rapidly since people make E Commerce as their lifestyle. The growth of E Commerce, i.e online shopping has changed the travel patterns of both the consumer and the freight forwarder in the last segment of the goods trips i.e last mile delivery. In Jakarta, the growth of the package of goods delivery along with its trips has made crucial issues on environment and traffic. The study is aim to analyze of the impact of last mile delivery travel changes from off line shopping to online shopping on the environment, which is represented by the carbon dioxide emissions and the cost of externalities resulting from carbon dioxide CO2 emissions by the vehicles of the associated trips. The analysis is based on the travel diary of customers of both off line and on line shopping of fashion comodities as well as travel diary of PDS services. From the travel diary the trip chain of the customers from his her home to the shopping mall or store in round trip as well as the PDS rsquo s trip chain from distribution center to the customers rsquo home can be analysed . Carbon emission produced by each trips will be determined through the application of guidelines published by the Indonesian Ministry of Environment and Forestry. The result of this study is based on the survey of 222 respondents is the total amount of carbon dioxide emissions CO2 generated by the last mile delivery activity of on line shopping, namely the delivery of goods to the consumer home, is 160,82 kg delivered using motorcycle and 126,86 kg escorted by car. This amount is 12 and 9 of total carbon dioxide emissions CO2 generated by activity of last mile delivery of off line shopping that is travel from home to shopping place that is equal to 1401,43 kg. The same comparison on the externality costs of emissions CO2 produced shows the last mile delivery activity of online shopping is more beneficial to the third party, the people of DKI Jakarta. This study definitely will benefit to the local transport authority to manage the city logistics as it is believed that the local characteristics of the inhabitants and also the transport and traffic system have strong correlation to the trips they made.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hanif Fadhilah
Abstrak :
Tingginya tingkat pencemaran udara masih menjadi permasalahan di DKI Jakarta. Hasil pemantauan kualitas udara oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta selama periode tahun 2020 menunjukkan hanya terdapat 8% periode kualitas udara yang menunjukkan kondisi baik. Sementara itu, Kota Jakarta Timur bahkan menjadi kota dengan jumlah kasus COVID-19 tertinggi di Indonesia yaitu sebanyak 300.198 kasus per 10 Juni 2022. Kecamatan Cipayung merupakan salah satu kecamatan dengan kasus COVID-19 tertinggi di Kota Jakarta Timur. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa paparan dari zat polutan yang terdapat di udara ambien beserta faktor meteorologis dapat berkontribusi terhadap dinamika penularan penyakit COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi NO2, konsentrasi SO2, suhu udara, kelembaban udara, curah hujan, dan kecepatan angin dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan pendekatan analisis tren waktu. Seluruh data yang digunakan merupakan data sekunder pada tahun 2021 yang berasal dari BMKG, Suku Dinas Kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur, dan dataset NASA POWER (Prediction of Worldwide Energy Resources). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur Tahun 2021. Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi NO2, konsentrasi SO2, dan curah hujan dengan kejadian COVID-19 di Kecamatan Cipayung Kota Jakarta Timur Tahun 2021. Kecepatan angin menjadi variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap kejadian COVID-19 ......The high level of air pollution is still a problem in DKI Jakarta. The results from air quality monitoring by the Environmental Agency of DKI Jakarta province during the 2020 period showed that only 8% of the air quality monitoring periods indicated good conditions. Meanwhile, East Jakarta City has the highest number of COVID-19 cases in Indonesia, namely 300,198 cases as of June 10 2022. Cipayung District is one of the districts with the highest COVID-19 cases in East Jakarta City. Previous studies have shown that exposure to pollutants in the ambient air and meteorological factors can contribute to the dynamics of COVID-19 disease transmissions. This study aims to determine the relationship between NO2 concentration, SO2 concentration, air temperature, air humidity, rainfall, and wind speed with the incidence of COVID-19 in East Jakarta City. This study uses an ecological study design with a time trend analysis approach. All data used is secondary data in 2021 originating from the BMKG, the Health Office of East Jakarta Administrative City, and the NASA POWER (Prediction of Worldwide Energy Resources) dataset. This study's results indicate a significant relationship between air temperature, air humidity, and wind speed with the incidence of COVID-19 in Cipayung District, East Jakarta City, in 2021. However, there is no significant relationship between NO2 concentration, SO2 concentration, and rainfall with the incidence of COVID-19 in Cipayung District, East Jakarta City, in 2021. Wind speed is the variable that has the most dominant influence on the incidence of COVID-19.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Firdaus
Abstrak :
Loading and unloading activity at port of Boom Baru in Palembang reached mean number 8264.892 ton each year. This caused happening of particulate contamination which can cause of the occurrence of non infection bronchi trouble. This study aim is to know PM10 exposure to occurrence of non infection bronchi trouble for loading and unloading worker at Port of Boom Baru in Palembang. In this study, variables of temperature, dampness and wind velocity are studied and their effect for PMI0 concentration, while variables of PM10 concentration, age, work time, nutrition status, smoking habit and usage of self protective device (APD) are checked and their effect for the occurrence of non infection bronchi trouble. PM1o concentration is used for analyzing effect of particulate contamination for the occurrence of non infection bronchi trouble. This study used a retrospective cohort study design for calculating Relative Risk (RR) to occurrence of non infection bronchi trouble as result of PM1o exposure and also another factors. Data analysis which has been done consisting of univariate analysis (descriptive), bivariate (kai square test and t-test) and multivariate (multiple linear regression and multiple logistic regression). Data analysis result indicated the existence of PM,o concentration related to temperature variable (p = 0,022), dampness (p = 0,002) and wind velocity (p = 0,006). While data analysis for the occurrence of non infection bronchi trouble with PM16 concentration variable (p = 0,001), age (p = 0,011), work time (p = 0,044) and smoking habit (p = 0,000). From all factors which related significantly, smoking habit is a dominant factor which affecting for the occurrence of non infection bronchi trouble. Therefore, factors which affected for occurrence of non infection bronchi trouble must be lessened, especially for smoking habit.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T24406
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Rahmadianty
Abstrak :
Banyaknya waktu yang digunakan masyarakat perkotaan untuk beraktivitas di dalam ruangan dapat menimbulkan masalah kesehatan akibat kualitas udara di dalam ruangan, seperti Sick Building Syndrome SBS . Tidak hanya pada pekerja di perkantoran, siswa sekolah juga berisiko terhadap SBS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jumlah koloni bakteri di udara dalam ruang kelas dengan kejadian SBS pada siswa di SMAN 2 Kota Tangerang Selatan. Digunakan desain studi cross-sectional dengan variabel independen adalah jumlah koloni bakteri; variabel independen adalah kejadian SBS; dan suhu, kelembaban, pencahayaan, jenis kelamin, status gizi, riwayat alergi, riwayat asthma, hewan peliharaan, kebiasaan melewatkan sarapan, kebiasaan berolahraga, kebiasaan mengonsumsi camilan, serta kebiasaan merokok adalah variabel kovariat. Analisis statistik menunjukkan proporsi kejadian SBS sebesar 59,8 dan jumlah koloni bakteri tidak berhubungan signifikan dengan kejadian SBS. Riwayat asthma, kebiasaan melewatkan sarapan, dan kebiasaan berolahraga berhubungan signifikan dengan kejadian SBS. Siswa yang berada di kelas dengan jumlah koloni bakteri di udara< 135 koloni berisiko mengalami kejadian SBS 1,677 kali lebih tinggi, setelah dikontrol oleh variabel kebiasaan sarapan, kebiasaan berolahraga, dan pencahayaan.
It has been estimated that people spend almost 90 of their time indoors, mainly in urban areas. This could lead to health problems caused by the indoor air quality, such as Sick Building Syndrome SBS . Besides the office workers population, there is also increasing concern about SBS problem in school student. Using cross sectional study design, the associations between total indoor air bacterial count in the classroom and SBS in students of 2 Tangerang Selatan High School was investigated. We determined the total bacterial count as dependent variable SBS incidence as independent variabel classroom temperature, humidity, and lighting intensity as environmental covariate variables and gender, nutritional status, history of allergy and asthma pet ownership skipping breakfast snacking habit exercising habit and smoking habit as individual covariate variables. Statistical analysis results showed a high proportion of SBS 59,8 and the total indoor air bacterial count is not significantly associated with SBS. History of asthma, skipping breakfast, and exercising habit are significantly associated with SBS. Students who are studying in classroom with total bacterial count 135 colony have 1,677 times higher risk of experiencing SBS than the non risk group.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>