Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 30 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana Prasastyawati
Abstrak :
ABSTRAK


Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengkaji kebijakan pemerintah mengenai kemitraan serta persepsi perusahaan dan kelompok tani tentang kebijakan tersebut, 2) mengidentifikasi persepsi perusahaan dan kelompok tani mengenai hubungan kemitraan diantara keduanya, 3) mengidentifikasi persepsi kelompok tani dan perusahaan mengenai hak dan kewajiban kelompok tani dalam kemitraan, 4) mengidentifikasi bantuan yang diterima oleh kelompok tani dari perusahaan mitra kerjanya serta tingkat kesesuaiannya, 5) mengidentifikasi persyaratan-persyaratan yang dituntut oleh perusahaan dari kelompok tani mitra kerjanya, 6) mengidentifikasi persepsi kelompok tani dan perusahaan mengenai peran dinas/instansi pemerintah dalam kemitraan, dan 7) mengidentifikasi persepsi kelompok tani dan perusahaan mengenai masalah-masalah dalam kemitraan.

Penelitian dengan metode survai ini dilaksanakan dengan mengambil sampel dari populasi kelompok tani yang melakukan kemitraan dengan perusahaan dan populasi perusahaan yang melakukan kemitraan dengan kelompok tani di empat kabupaten di Jawa Barat, yaitu: Bogor, Cianjur, Bandung dan Purwakarta.

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini, yaitu persepsi kelompok tani dan persepsi perusahaan, masing-masing mengenai aspek-aspek dalam hubungan kemitraan diantara keduanya. Untuk mengukur persepsi digunakan kuesioner dengan skala model Likert dengan rentang pengukuran satu sampai dengan lima.

Dari penelitian ini diketahui bahwa perlunya peraturan pemerintah dalam upaya untuk mendorong kemitraan ditanggapi secara berbeda oleh kelompok responden kelompok tani ( 92,9 % menyetujui) dan oleh kelompok responden perusahaan ( 61,5 % tidak menyetujui). Namun demikian, kedua kelompok responden mempunyai persepsi yang sama mengenai hubungan kemitraan, hak dan kewajiban kelompok tani dalam kemitraan dan peran dinas/instasi pemerintah dalam kemitraan.

Terdapat empat persyaratan utama yang dituntut oleh kelompok responden perusahaan terhadap kelompok tani mitra kerjanya, yaitu: 1) mutu produk, 2) komoditas yang bersifat on-line dengan bisnis perusahaan, 3) kemampuan menepati perjanjian, dan 4) usaha tani dilakukan oleh tenaga yang profesional.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Etty P. J.
Abstrak :
Penelitian dalam penyusunan tesis ini terfokus pada kebijakan pembangunan pertanian dalam upaya pemberdayaan masyarakat petani di Kabupaten Bogar dalam kaitannya dengan optimalisasi peran Pemda, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Permodalan Sektor Pertanian. Ketiga komponen tersebut merupakan unsur terpenting dalam pembangunan daerah khususnya pada sector pertanian yang pada umumnya didomonasi oleh masyarakat yang masih bersifat tradisional. Memperhatikan perbedaan peran ketiga komponen tersebut, maka dalam tesis ini dikemukakan aspek-aspek teoritis serta deskripsi yang selama ini dijalankan oleh ketiga komponen tersebut bagi masyarakat petani di Kabupaten Boger. Pada kenyataannya, selama ini peran kefiga komponen itu belum berjalan secara optimal. Hal ini tergambar pada kinerja pembangunan sektor pertanian yang masih menampalkan masyarakat petani sebagai entitas terendah dari tala niaga pertanian yang cukup panjang diKabupaten Bogar. Untuk membarikan gambaran yang lebih transparan terhadap perkembangan pembangunan sektor pertanian di Kabupaten Boger, dalam tesis ini juga dikemukakan aspek-aspek yang berkaitan dengan masyarakat petani di Kabupaten Bogor. Secara umum, usaha pertanian yang dilakukan masih barsifat tradisional dengan penyebaran komoditi yang tidak merata pada sefiap wilayah kecamatan di Kabupaten Bogor. Di samping itu, belum ada produk unggulan wilayah yang secara konsisten dapat dikembangkan masyarakal petani di Kabupaten Bogor. Dari kajian tentang kebijaan pemda dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Bogor ini, penulis memandang perlu adanya optimalisasi peran masyarakat yang diwujudkan dalam lembaga swadaya masyarakat dan optimalisasi lembaga permodalan. Optimalisasi kedua lembaga tersebut dipacu elalui produk-produk kebijakan pemda dalam pembangunan pertaniannya.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T4947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Lestarini
Abstrak :
Perkembangan perkoperasian kita setelah negara ini berjalan lebih dari 50 tahun, secara kuantitatif sudah mengalami kemajuan. Tetapi secara kualitatif bila dibandingkan dengan dua institusi lainnya yaitu swasta dan BUMN tampaknya berjalan lambat. Hal ini banyak menimbulkan kritikan dan pemikiran, bagaimana kita bisa melihat gejala koperasi itu lebih tajam. Dalam pembahasan dicoba ditempuh dengan melihat gejala koperasi secara menyeluruh,yaitu pertama dengan melihat perkembangan koperasi dari waktu ke waktu. Kedua, dengan menengok kepada aspek kebijaksanaan pengembangan koperasi yang ditempuh pemerintah dan implikasinya di lapangan yang penulis soroti dari sudut peranan pengurus dan anggota dalam pengembangan koperasi itu sendiri. Penelitian menggunakan studi kasus dengan metode kualitatif yang dalam hal ini data diperoleh melalui studi dokumentasi dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi koperasi yang demikian ini terjadi karena sebenamya memang tidak dapat terlepaskan dari peranan pemerintah sebagai pembina koperasi di Indonesia. Terutama ketika pada awal tahun 70-an, pemerintah mulai menerapkan dua pola pembinaan pengembangan koperasi secara pola KUD. Pola KUD diperkenankan sebagai satu-satunya jenis koperasi yang diperbolehkan di desa dan bersifat "multi purpose". Pala tersebut sejalan dengan strategi pembangunan yang ditempuh pada waktu itu yang secara sektoral diprioritaskan pada sektor pertanian, khususnya dalam mencapai swasembada pangan. Pembentukan koperasi yang dikaitkan dengan strategi pembangunan nasional ini menempatkan pemerintah pada posisi yang demikian sentral. Dengan posisi tersebut, pemerintah atas nama pembinaan mengintervensi koperasi (terutama KUD), sehingga pada akhirnya malah mengakibatkan koperasi (KUD) tidak hanya menjadi pusat pelayanan anggota tapi lebih menjadi alat kebijaksanaan pemerintah. Dampak dari kebijaksanaan ini di lapangan adalah KUD yang melakukan semua anjuranlperintah dari pemerintah terlihat tidak mampu untuk mengusahakan unit-unit usaha yang dipunyai secara optimal. Sedang KUD yang sate lagi justru karena tidak melaksanakan kegiatan (unit-unit usaha) yang konvensional seperti yang diajukan pemerintah malah terlihat maju. Dampak lain adalah partisipasi/dukungan dari anggota mengalami hambatan, ketika anggota yang jumlahnya mencapai ribuan ini harus melaksanakan fungsi kontrolnya. Hal ini terjadi karena penggunaan administrasi modern kurang cocok dengan kondisi masyarakat setempat. Dengan jumlah anggota yang ribuan itu hubungan yang terjadi antara pengurus dan anggota bersifat impersonal, anggota tidak mengenal pengurus secara personal. Hal ini berpengaruh pada penilaian anggota terhadap pengurus, yang jika dibiarkan dapat membahayakan kelangsungan KUD, sebab, kepercayaan dan dukungan anggota adalah modal utama bagi kehidupan koperasi. Untuk itu, sudah tiba waktunya bagi pemerintah untuk mendefinisikan peranannya atas koperasi, sebab campur tangan pemerintah yang terlalu jauh hanya akan menghambat berkembangnya koperasi itu sendiri.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T18908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilliard, Vincent
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1992
S35801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cahyaniati
Abstrak :
Meskipun Jepang dikenal sebagai salah satu negara industri yang terkuat di dunia, sektor pertanian masih belum ditinggalkan oleh masyarakat Jepang, dan koperasi pertanian sebagai representatif dari pertanian merupakan salah satu koperasi termaju di dunia. Untuk mendapatkan informasi mengenai strategi pengembangan Koperasi Pertanian Jepang (Japan Agricultural Co-operatives) yang dewasa ini dikenal dengan JA, telah dilakukan kajian kepustakaan dan pengamatan lapang secara terlibat pasif di JA-Sakura, yang berlokasi di Tsukuba-Shi, Prefektur Ibaraki, pada tanggal 22-24 Juli 2001. Penelitian ini menyajikan gambaran dan menganalisis adanya strategi yang diterapkan sehingga koperasi pertanian tetap eksis, yaitu dengan menggunakan faktor-faktor kekuatan yang mendukung majunya koperasi pertanian di Jepang.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didi Novrian S.
Abstrak :
Penjelasan yang dipaparkan didalam penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih luas tentang gerakan tani. Bukan hanya perluasan model gerakan tani, tetapi juga perluasan imajinasi dan praktek gerakan petani didalam usaha mereka mencapai cita-cita kesejahteraan sosial. Dalam memberikan perluasan pemahaman itu, memaknai gerakan petani oleh petani sendiri menjadi hal penting yang tidak dapat ditinggalkan. Contoh kasus Koperasi Ciwangun, dipilih sebagai kasus uji bagi perluasan cara baca tentang gerakan petani. Koperasi, didalam historiografi akademis gerakan sosial tidak mendapat tempat yang menggolongkannya sebagai gerakan. Penelitian yang ditampilkan dalam kasus uji ini justru menegaskan bahwa koperasi petani adalah bagian dari gerakan tani. Karena dengan koperasi inilah, mereka tetap bertahan melewati badai politik Indonesia yang berubah-ubah dari waktu ke waktu. ......The aim of the explanation in this research to give broader understanding about peasant movement. Not only broader model of peasant movement, but also broader imagination and peasant movements practice in their efforts to gain the social welfare goal. In giving the broader understanding, to comprehend the peasant movement by the peasant itself become the significant thing that cannot be neglected. Koperasi Ciwangun is chosen as the case study for the broader understanding on peasant movement. The cooperative, in social movement historical academic do not obtain a place to be classified as a movement in this case study, but as peasant movement. Because through this cooperation, they are enabled to endure from the ups and downs of politic in Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30595
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurfitriani
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tata kelola koperasi dan kaitannya dengan kinerja koperasi di Indonesia. Metode yang digunakan adalah studi kasus pada KPBS Pangalengan dan KPSBU Jabar. Tata kelola koperasi diukur oleh 14 indikator yang diturunkan ke dalam 50 sub indikator sedangkan kinerja koperasi diukur oleh 15 indikator. Hasil penelitian menunjukkan tata kelola KPSBU Jabar lebih baik dari KPBS Pangalengan dalam hal pendidikan anggota, sistem keanggotaan, komunikasi, kontrol keuangan, hubungan antar koperasi, visi dan misi, transparansi, serta latar belakang pendidikan pengawas. Hal ini berkorelasi positif dengan kinerjanya, di mana KPSBU Jabar secara umum memiliki kinerja yang lebih baik dari KPBS Pangalengan.
ABSTRACT
This study explains cooperative governance and its correlation with cooperative performance in Indonesia. The methodogy used is case study of KPBS Pangalengan dan KPSBU Jabar. The result indicates that cooperative governance in KPSBU Jabar is better than KPBS Pangalengan in its cooperative education, membership system, cooperative communication, finanancial control system, vision and mission statement, transparency, and financial background of boards. Moreover, the result shows that KPSBU?s governance appears to be positively correlated with its performance since KPSBU also performs better performance than KPBS.
2013
S45482
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dulfer, Eberhard
Rome: FAO of the United Nations, 1974
334.683 DUL o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gullander, Ake
Ames, Iowa: The Iowa State College Press, 1951
334.683 GUL f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>