Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Rizki Maulia
Abstrak :
ABSTRAK
Seiring dengan adanya persaingan dalam bidang pendidikan baik secara nasional maupun internasional antara Perguruan Tinggi, maka perguruan tinggi negeri dituntut untuk lebih berbenah diri agar dapat meningkatkan kualitasnya. Peningkatan kualitas ini juga mencakup peningkatan kualitas mahasiswanya. Mahasiswa tidak hanya diharapkan dapat lulus tepat waktu, tapi juga dapat meraih prestasi yang maksimal. Dweck (dalam Snyder, 2002) menegaskan bahwa keberhasilan siswa di kelas tidak hanya ditentukan oleh faktor kecerdasan dan kemampuan. Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi prestasi siswa adalah motivasinya dalam meraih hasil yang maksimal dalam bidang akademis. Dahulu diyakini bahwa kesuksesan siswa di kelas bergantung pada Intelligence Quotient dan Emotional Quotient yang dimiliki siswa, namun hal tersebut tidak terbukti. Paul G. Stoltz (1997) mencoba menjembatani antara konsep kedua konsep ini dengan menciptakan konsep Adversity Quotient yaitu suatu ukuran untuk mengetahui respons manusia terhadap kesulitan. Adversity Quotient (AO) diajukan sebagai prediktor global terhadap kesuksesan antara lain sebagai prediktor dari motivasi. Dalam penelitian ini Adversity Quotient akan diuji apakah benar memiliki hubungan dengan motivasi yang salah satu bentuknya adalah motivasi berprestasi dalam bidang akademis. Penelitian ini berusaha untuk. lebih mengembangkan penelitian mengenai Adversity Quotient dan motivasi berprestasi dengan sampel warga Indonesia, khususnya mahasiswa. Dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat dimanfaatkan khususnya oleh bangsa Indonesia. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel mahasiswa Universitas Indonesia angkatan 2001, 2002, 2003 yang mengikuti program SI reguler. Peneliti juga akan mencoba melihat apakah ada perbedaan pada mahasiswa yang berasal dari Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jadebotabek) dengan yang berasal dari luar Jadebotabek dalam hal Adversity Quotient dan motivasi berprestasi akademis. Dugaan akan adanya perbedaan muncul karena adanya asumsi bahwa mahasiswa yang berasal dari daerah lain mengalami krisis yang lebih berat dibandingkan dengan mahasiswa yang berasal dari kota/daerah dimana universitas itu berdiri, antara lain berupa tekanan akulturasi yang disebabkan oleh perbedaan kebudayaan dengan lingkungannya yang baru dan sebagainya. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan sampel sebesar 87 orang, 60 orang berasal dari Jadebotabek dan 27 orang berasal dari luar Jadebotabek. Alat ukur Adversity Quotient dan motivasi berprestasi yang digunakan dibuat sendiri oleh peneliti. Kedua alat ukur ini berbentuk skala tipe Likert. Alat ukur Adversity Quotient terdiri dari dimensi Control, Ownership, Reach, Endurance dan alat ukur motivasi berprestasi akademis terdiri dari dimensi Risiko Pemilihan Tugas, Kebutuhan akan Umpan Balik, Tanggung Jawab, Ketekunan, Kreatif/Inovatif, dan Keinginan untuk Unggul. Ternyata motivasi berprestasi akademis tidak hanya dipengaruhi oleh Adversity Quotient maka faktor-faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap motivasi berprestasi akademis juga dianggap sebagai variabel bebas/independent variable (IV). Faktor-faktor lain ini diperoleh melalui data kontrol. Dengan demikian hubungan antara Adversity Quotient juga IV-IV lainnya (jenis kelamin, angkatan, fakultas, jenis ilmu yang ditekuni di fakultas, asal SMU, jalur masuk UI, pilihan fakultas dalam UMPTN/SPMB, urutan kelahiran, jumlah anak dalam keluarga, pendidikan terakhir ayah, pendidikan terakhir ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, tempat tinggal keluarga, saat ini tinggal bersama siapa, dan keikutsertaan di seminar/pelatihan motivasi) dengan motivasi berprestasi akademis diuji melalui perhitungan statistik Multiple Regression. Dari hasil penelitian terhadap sampel tidak ditemukan adanya hubungan antara Adversity Quotient dengan motivasi berprestasi akademis. Juga tidak ada perbedaan pada mahasiswa yang berasal dari Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, dan Bekasi (Jadebotabek) dengan yang berasal dari luar Jadebotabek dalam hal Adversity Quotient dan motivasi berprestasi akademis. Untuk IV lainnya seperti di atas juga tidak ditemukan adanya hubungan dengan motivasi berprestasi akademis. Walaupun dari hasil perhitungan didapatkan besarnya peran dari tiap IV terhadap motivasi berprestasi akademis, namun ternyata tidak signifikan pada level of significance 0,01 dan level of significance 0,05 sehingga probabilitanya lebih kecil daripada probabilita yang diharapkan. Beberapa hal yang mungkin menjadi penyebab terjadi hal tersebut, antara lain adalah : Skor Adversity Quotient dan motivasi berprestasi pada sampel penelitian kurang bervariasi. Sampel kurang representatif. Ada faktor lain diluar IV-IV yang diperhitungkan yang lebih besar pengaruhnya terhadap DV
2004
S3327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library