Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nohan Arum Romadlona
"ABSTRAK
Perilaku merokok, minum alkohol, penggunaan narkoba, dan seks pranikah merupakan perilaku berisiko kesehatan. Pengetahuan dan persepsi remaja terhadap perilaku berisiko tersebut dapat dibentuk dengan siapa remaja berdiskusi tentang informasi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menilai sejauh mana lawan diskusi mempengaruhi perilaku berisiko kesehatan remaja. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah perilaku merokok, minum alkohol, penggunaan narkoba, dan seks pranikah. Kemudian yang berperan sebagai lawan diskusi yaitu teman, ayah, ibu, saudara, keluarga, guru, tokoh agama, dan petugas kesehatan digunakan sebagai variabel independen. Sosiodemografi, akses media, dan keberadaan teman berisiko menjadi variabel kontrol. Analisis data menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012 Komponen Kesehatan Reproduksi Remaja. Populasi penelitian adalah remaja laki-laki dan perempuan belum menikah usia 15-24 tahun. Hasil analisis memperlihatkan bahwa lawan diskusi terbukti berhubungan dengan perilaku remaja. Remaja yang berdiskusi dengan teman akan meningkatkan risiko terhadap semua perilaku berisiko. Remaja yang berdiskusi dengan ayah memiliki risiko lebih tinggi untuk merokok dan minum alkohol. Sebaliknya, ibu memiliki peranan penting untuk mencegah perilaku berisiko pada remaja. Kualitas lawan diskusi dan nilai-nilai informasi perlu menjadi pertimbangan untuk membantu remaja terproteksi dari perilaku negatif. Penelitian ini memperlihatkan bahwa ibu perlu terlibat dalam upaya penanggulangan perilaku berisiko.

ABSTRACT
Smoking, alcohol drinking, drug use, and premarital sex are health risk behaviors. The adolescent knowledge and perception on such risk behaviors might be shape by whom the health related information has been discussed. This research aims to assess to what extent discussion partner influence on adolescent health risk behaviour. Dependent variables used in this research are smoking, alcohol drinking, drug use, and premarital sex. Then, Those who role as discussion partners such as friends, fathers, mothers, relatives, teachers, religious leaders, health service provider are functioned as independent variables. Sociodemographic, the access of media, and the existence of peers behaving risky become control variables. Data used in this research is Indonesia Demographic and Health Survey 2012, Adolescent Reproductive Health component. The population of the research is unmarried young men and women aged between 15-24 years old. The result shows that a discussion partner is proven to have association with young behavior. Adolesecent who discuss with friends will increase the risk to any risky behavior. Adolescent who discuss with fathers have potentially higher risk to drinking alcohol and smoking than the other one. Contrast to fathers, mothers have an important role to prevent any risky behaviors on adolescent. The quality of discussion partner and information values need to become consideration to help protect adolescent from negative behaviors. This research shows that mothers need to involved in the effort to overcome risky behaviors"
2016
S64639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Sagung Seto, 2005
613.043 3 TUM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fawwazatha Ahmad Muflih
"Riset evaluasi ini membahas tata kelola dan dampak CSR terhadap pemberdayaan remaja. Pada kiwari ini, jamak dijumpai korporat yang belum memprioritaskan tata kelola CSR, seperti belum dapat memetakan konteks sosial dan kebutuhan penerima manfaat dengan baik sehingga menyebabkan dampak dari CSR ini menjadi kurang optimal, termasuk dalam program CSR yang bertujuan untuk memberdayakan remaja. Studi-studi sebelumnya menyatakan bahwa pemberdayaan remaja oleh CSR korporasi tertentu menjadi hal yang esensial dan dapat memberikan imbas positif bagi remaja. Pandangan tersebut mempunyai kelemahan yang hanya menilai tata kelola secara normatif dan berfokus pada output serta manfaat yang berorientasi pada hasil keluarannya saja, juga banyak didapatinya pemberdayaan remaja hanya sebagai subbagian dari pemberdayaan masyarakat. Peneliti berargumen bahwa penting juga bagi perusahaan untuk melihat apakah program CSR yang dilakukan sudah memiliki tata kelola yang baik dan ditunjukkan melalui relevan serta efektifnya program, juga menghasilkan keuntungan secara dampak sosial yang termoneterisasi. Riset evaluasi ini menggunakan program CSR dari PT United Tractors Tbk., yakni UT Youth Movement untuk mengevaluasi tata kelola dan dampak dari program pemberdayaan remaja melalui metode CIPP (Context, Input, Process, Product) dan SROI (Social Return on Investment). Hasil riset menunjukkan relevansi program yang cukup baik dan telah efektif dalam mencapai tujuannya, dengan catatan perlu adanya perhatian pada aspek fundamental serta pelaksanaan implementasi program. Sementara itu, hasil evaluasi CIPP menunjukkan bahwa ketercapaian pada dimensi context dan process, cukup baik. Adapun, dimensi input dan product memiliki ketercapaian pada tingkat sangat baik. Hasil evaluasi SROI menunjukkan nilai dampak sebesar Rp1,47 : 1 kepada kader Komunitas UT Youth Movement sebagai penerima manfaatnya. Rasio ini disebabkan oleh dampak yang dirasakan oleh segelintir orang, tidak dimasukkannya sebagian dampak ke dalam fiksasi outcome, dan sedikitnya program peningkatan kapasitas jika dibandingkan dengan nilai investasi programnya. Dengan demikian, riset ini memberikan saran-saran bagi UT Youth Movement dalam bentuk roadmap program yang mencakup reformulasi fondasi hingga keberlanjutan program.

This evaluation research discusses governance and the impact of CSR on youth empowerment. In today's world, it is common to find corporations that have not prioritized CSR governance, such as not being able to properly map the social context and needs of beneficiaries, causing the impact of CSR to be less than optimal, including in CSR programs aimed at empowering teenagers. Previous studies stated that empowering teenagers by certain corporate CSR is essential and can have a positive impact on teenagers. This view has the weakness that it only assesses governance normatively and focuses on outputs and benefits that are oriented towards the output results only, also many find that youth empowerment is only a sub-part of community empowerment. Researchers argue that it is also important for companies to see whether the CSR programs carried out have good governance and are demonstrated by the relevance and effectiveness of the program, as well as generating profits in terms of monetized social impact. This evaluation research uses the CSR program from PT United Tractors Tbk., namely the UT Youth Movement, to evaluate the governance and impact of youth empowerment programs using the CIPP (Context, Input, Process, Product) and SROI (Social Return on Investment) methods. The research results show that the relevance of the program is quite good and has been effective in achieving its objectives, provided that there is a need to pay attention to the fundamental aspects and implementation of the program. Meanwhile, the CIPP evaluation results show that the achievements in the context and process dimensions are quite good. Meanwhile, the input and product dimensions have been achieved at a very good level. The SROI evaluation results show an impact value of IDR 1.47 : 1 to UT Youth Movement Community cadres as the beneficiaries. This ratio is caused by the impact being felt by a small number of people, not including some impacts in outcome fixation, and the small number of capacity building programs compared to the investment value of the program. Thus, this research provides suggestions for the UT Youth Movement in the form of a program roadmap which includes foundation reformulation and program sustainability."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library