Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meinil Santina
Abstrak :
Remaja menurut WHO adalah masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yaitu batasan usia 10 sampai 19 tahun. Permasalahan remaja begitu kompleks. Pengaruh media massa memancing remaja untuk mengadaptasi kebiasaan tidak sehat. Akibatnya remaja rawan terjangkit penyakit Menular seksual, aborsi dan ketergantungan Napza. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku remaja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku remaja terhadap kesehatan reproduksi siswa Paket B Setara SMP PKBM Bina Insan Mandiri, Kota Depok. Jenis penelitian ini adalah kuantitaif dengan desain cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan 54,6% responden pernah berperilaku berisiko dan faktor personal yang berhubungan secara signifikan adalah pada variabel jenis kelamin, pengetahuan responden tentang kesehatan reproduksi dan faktor lingkungan yang berhubungan signifikan adalah variabel akses terhadap media informasi. Berdasarkan hasil penelitian, perlunya diselenggarakan pendidikan kesehatan bagi remaja dan program pelayanan kesehatan peduli remaja di PKBM Bina Insan mandiri, Kota Depok.
WHO defined adolescent period refery to stage aged 10-19 years. Some common issues related to adolescent reproductive health are sexually transmitted disease, abortion dan drug dependenc. This study aims to issues the adolescent behavior and factor associated with adolescent reproductive health behavior among the students PKBM Bina Insan Mandiri Depok. This Survey was a cros-sectional design the result showed 54,6% of responden had performed risk behavior such as smoking, substance abused, drinking alkohol, and sexual engagement. Personal factor such as sex, knowledge of reproductive health and enviromental factors i.e mass media exposure the pornographic mentioned significantly related civil the adolescent behavior.
Depok: Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Indarsita
Abstrak :
Kesehatan reproduksi remaja adalah sualu keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial yang utuh bulcan hanya bebas dari penyakit atau kcacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi fungsi serta proses nya. Saat ini kesehatan reproduksi remaja menjadi masalah karena menurut SDKI 1997 masih ada wanita yang melahirkan anak pertama di usia <15 tahun dan dampak globalisasi seperti pergaulan bebas, Ionggarnya norma sosial serta :mas informasi yang makin meningkal yang memungkinknn remaja. untuk berperilaku yang berisiko. Melihat kompleksnya permasalahan kesehataxl reproduksi serta dampaknya dalam ménentukan kualitas hidup remqia sehingga mendorong penulis untuk mengetahui sejauh manaperilalm remaja dalam hal kesehatan reproduksinya. Peuelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh infonnhsi tentang hubungan faktor internal dan ekstemal remaja dengan perilaku rcmaja dalam kesehatan reprodnksi di SLTPN Medan tahun 2002. Desain penelitian ini cross secffonal. Alat peugumpul data berupa kuesioner dengan sampel 107 orang siswa SLTPN 1, 37, 41 kelas 3. Hipotesis penelitian ini adalah adanya hubungan antam jenis kelamin, pengetahuau, sikap, pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, komunikasi orangtua-anak, media kornunikasi massa dengan perilaku remqia dalam hal kesehatan reproduksi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 28% remaja berperilaku berisiko dalam hal kesehaizn reproduksinya dan 72% yang tidak berisiko. Dari hasil analisis bivariate dengan _pearson chi-square, sikap responden mempunyai hubungan bermakna dengan perilaku remaja dalam hal kesehatan reproduksi dengan p=0,010. Analisis multivadafe dengan regress! logisrfk juga diperoleh bahwa slkap responden dominan berhubungan terhadap perilaku remaja dalm hal kesehatan reproduksi dengan nilai p=0,012. Berdasarkan hasil penelitian ini kepada institusi sekolah disarankan agar Iebih mengintensifkan program BK. (Bimbingan Konseling) untuk mencegah lerjadinya perilaku berisiko bagi rernaja dalam hal kesehatan refroduksi. Bagi peneliti Iain disarankan agar meneliti sejauh mana pengetahuan dan persepsi orangtua lentang kesehatan reproduksi serta kemampuannya berkomunikasi dengan remajanya. Dan bagi pemerintah disarankarn agar diadakan program pelalihan tentang kesehatan reproduksi bagi rernqa serta menyediakan informasi tentang kesehatan reproduksi melalui media cetak dan eleklronik agar pengetahuan responden bertambah baik sehingga sikap dan perilakunyajuga baik.
Reproductive health is a stage of complete physical, mental and social well being and not merely the absent of dease or iniirmity in all matters relating to the reproduktive system, and to its timctions and processes. This time adolescent?s reproduktive is becoming serious problem because according to SDKI 1997 there are still have primi para under 15 year?s old and the impact of globalization for example free sex, loose of social?s norm and the increased current information that can make adolescent?s behaviour be risk. Considering the complexityt of reproductive health problems and the impact of quality-live?s adolescent, make the writer want to find out how far adolescent?s behaviour in their reproduktive?s health. The goal of this research is getting information about the relation between internal and extei-nal?s adolescent with behaviour?s adolescent in reproduktive health at yunior high school 2002. The design of this research is cross sectional. The questiouare is used to collect the data. There are 107 pupils (third class) in I, 37, 41 yunior high school Medan 2002. The hypothesis are existence relation between sex, knowledge, attitude, father and mother ?education, father and mother ?occupation, parents and adolescent? communication, communication mass media with behaviour?s adolescent in reproductive. The result showed that 28% behaviour?s adolescent was risk and 72% behaviotn"s adolescent was non-risk in their behaviour reproductive?s health. The bivariate analysis with pearson chi-square shows that altitude have a signiiican correlation with behaviour?s adolescent in reproductive health with p = 0, 010. The multivariate analysis with regressi logistic be found that attitude is most dominant with behavior?s adolescent in reproductive health, p=0, 012. According to this research is recommended to yunior high school?s institution have more intensive about counseling program for prevent the risk behaviour?s adolescent in reproductive health. For another reseacher is also recommended to research how far the knowledge and perception of parents about reproductive health and their commtmication ability. And for government is suggested to organize some training about reproductive health for adolescent and supply the information about reproductive health by using printed?s media and elektronic?s media, its makes knowledge?s adolescent getting better and iinally can make attitude and behaviour?s adolescent be good too.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T3162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Dwifandra Putri
Abstrak :
Delinkuensi merupakan beragam bentuk perilaku antisosial yang dilakukan oleh remaja dan telah masalah serius di kalangan remaja di dunia, termasuk di Indonesia. Remaja dipanti asuhan merupakan salah satu populasi yang rentan terhadap delinkuensi karena beragam masalah yang dihadapi di panti asuhan. Namun, Perspektif Psikologi Positif menjelaskan bahwa setiap remaja memiliki inner strength untuk mencegah dirinya terhadap perilaku delinkuen, seperti religiusitas dan resiliensi. Penelitian ini ingin membuktikkan kontribusi religiusitas dan resiliensi terhadap perilaku delinkuen remajadi panti asuhan di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Partisipan penelitian adalah remaja berusia 11-19 tahun M =14,88; SD = 1,93. Penelitian ini dilakukan di 19 panti asuhan di Jakarta, dengan total partisipan sebanyak 403 remaja laki-laki = 179 remaja; perempuan = 224 remaja. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat kontribusi religiusitas dan resiliensi secara bersama-sama terhadap perilaku delinkuen remaja di panti asuhan di Jakarta. Besar kontribusi yang diberikan adalah 5,3. Secara parsial, religiusitas memiliki kontribusi terhadap perilaku delinkuen remaja di panti asuhan di Jakarta. ......Delinquency is a variety of forms of antisocial behavior performed by adolescents andbecome a serious problem among adolescents in the world, including in Indonesia.Adolescents in orphanages are one of vulnerable population to delinquency because ofthe various problem which faced in orphanages. However, the Positive PsychologyPerspective explains that every adolescent has inner strength to prevent himself againstdelinquent behavior, such as religiosity and resilience. This research wants to indicatethe contribution of religiosity and resilience to delinquency among adolescents atorphanages in Jakarta. This research is a quantitative research with correlational designstudy. Participants are adolescents whose aged 11 19 years M 14,88 SD 1,93. Thestudy was conducted in 19 orphanages in Jakarta, with total participants are 403adolescents male 179 adolescents, female 224 adolescents . The results of thisstudy indicate there is a contribution of religiosity and resilience to delinquency amongadolescents at orphanages in Jakarta. Bigger contribution given is 5.3 . Partially,religiosity has contributed to the behavior of delinkuen adolescents in orphanages inJakarta.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T49248
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanur Purbojati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sikap terhadap telepon pintar sebagai simbol status sosial dan kepuasan hidup pada remaja perkotaan. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Sikap terhadap telepon pintar sebagai simbol status sosial diukur menggunakan alat ukur The Attitude of Mobile Phone as a Social Status symbol dari Abeele et al. 2014 , sedangkan kepuasan hidup diukur dengan menggunakan alat ukur Satisfaction With Life Scale dari Diener et al. 1985 . Responden dalam penelitian ini berjumlah 158 orang remaja yang berada di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap telepon pintar sebagai simbol status sosial dengan kepuasan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan dalam sikap terhadap telepon pintar sebagai simbol status sosial tidak diikuti dengan perubahan pada kepuasan hidup pada remaja perkotaan.
ABSTRACT This research was conducted to find the correlation between Attitude of Smartphone as a Social Status Symbol and Life Satisfaction in Urban Adolescents. This research used the quantitative approach. Attitude of Smartphone as a Social Status Symbol was measured by using the Attitude of Mobile Phone as a Social Status Symbol AMPSSS , developed by Abeele et al. 2014 , and life satisfaction was measured by using Satisfaction With Life Scale SWLS , developed by Diener et al. 1985 . The responden of this research are 158 adolescents that from Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi. The results of this research showed that there is no significant correlation between Attitude of Mobile Phone as a Social Status Symbol and Life Satisfaction. This indicates that changes within the Attitude of Smartphone as a Social Status Symbol scores won rsquo t be followed by changes of the Life Satisfaction in Urban Adolescents.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S66188
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Aisyah
Abstrak :
Menstrual hygiene merupakan kegiatan untuk menjaga kebersihan ketika seorang perempuan mengalami menstruasi. Perilaku menstrual hygiene yang buruk menjadi salah satu penyebab terjadinya Infeksi Saluran Reproduksi (ISK) dan kanker serviks. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran perilaku menstrual hygiene pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif. Jumlah responden penelitian ini adalah 102 remaja (10-19 tahun) di SMP dan SMA di Cibinong, Kabupaten Bogor yang dikumpulkan dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Practice of Menstruation Hygiene. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 95,1% remaja memiliki perilaku menstrual hygiene yang baik. Program terkait kesehatan reproduksi yang sudah dijalankan di Kabupaten Bogor diharapkan dapat terus ditingkatkan agar perilaku menstrual hygiene remaja terus baik. Penelitian selanjutnya dapat menganalisa lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku menstrual hygiene pada remaja ......Menstrual hygiene is an activity to maintain hygiene when a woman is menstruating. Poor menstrual hygiene behavior is one of the causes of Reproductive Tract Infections. This study aims to identify the description of menstrual hygiene behavior in adolescents. This study uses a quantitative method with a descriptive research design. The number of respondents were 102 adolescents (10-19 years) in junior and senior high school in Cibinong, Bogor and were collected by purposive sampling technique. The instrument used is the Practice of Menstruation Hygiene questionnaire. The results showed that 95.1% of adolescents had good menstrual hygiene behavior. It is hoped that programs related to reproductive health that have been implemented in Bogor can continue to be improved so that adolescent menstrual hygiene behavior continues to be good. Future research can further analyze the factors that influence menstrual hygiene behavior in adolescents.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Panji Hidayaty
Abstrak :
Angka kelahiran total di Jawa Barat tahun 2007 masih tinggi yaitu 2,6 sehingga perlu diketahui niat ber-KB pada remaja saat ini untuk menggambarkan kesuksesan pengendalian penduduk di masa depan. Penelitian ini dengan desain potong lintang bertujuan untuk mengetahui distribusi niat Ber-KB remaja berusia 15-24 tahun yang belum menikah di Jawa Barat dari data Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia 2007. Hasil penelitian sebagian besar remaja niat KB (52,7%). terdapat perbedaan distribusi niat KB berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, tempat tinggal, pengetahuan, paparan media, pertemuan masyarakat, dan peran sekolah dengan nilai p >=0,05.
Total fertility Rate in west Java in 2007 was still high at 2,6 so it is need to be known the intention of family planning in today's youth to illustrate the success of population control in the future. This study with a cross-sectional design aims to determine the distribution of family palnning intentions of adolescent aged 15-24 years who were not married in West Java from data of Indonesia Young Adult Reproductive Health Survey of Indonesia in 2007. The results show that adolescent has intention to do family planning (52,7%). There are differences in the distribution of family planning intentions based on gender, education level, residence, knowledge, media exposure, community meetings, and the role of schools with p value >=0,05.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Arifin
Abstrak :
Pada tahun 2009, kota Tangerang Selatan secara resmi dinyatakan sebagai kota. Kebutuhan untuk menjadi kota yang mandiri membuat Kota Tangerang Selatan menarik banyak pengembang berharap pengembang dapat memperoleh keuntungan dalam pengembangan ini. Di tengah perkembangan yang luas ini penduduk asli Kota Tangerang Selatan menjadi penonton perkembangan yang luas, mereka adalah orang-orang dari Desa Cilenggang. Posisi mereka perlahan-lahan dipindahkan di daerah asal mereka. Identitas mereka perlahan menjadi hilang terutama di tingkat remaja. Remaja ini terutama pada usia 16-19 sekarang, tetapi sebelum Kota Tangerang Selatan menjadi kota, ketika mereka masih di usia anak-anak mereka menggunakan Desa Cilenggang sebagai area bermain mereka. Dan sekarang mereka masih menggunakan ruang Desa Cilenggang sebagai area bermain mereka. Para remaja ini berada pada tahap pencarian jati diri, mereka yang menggunakan tempat itu akan diteliti dan terungkap perilakunya ketika mereka menggunakan tempat itu. Studi ini melakukan pengamatan terhadap sekelompok remaja di sekolah menengah menggunakan metode wawancara dan pemetaan ruang yang digunakan oleh remaja untuk memahami pola penggunaan ruang yang biasanya mereka gunakan. Studi ini mengungkapkan perilaku remaja ini dan tanggapan mereka terhadap ruang berkumpul mereka dan bagaimana mereka mengantisipasi hilangnya ruang yang biasanya mereka gunakan, remaja ini mengubah ruang mereka sebagai area berkumpul. ......In 2009, South Tangerang city was officially declared as a city. The need to become an independent city make South Tangerang City attracts many developers hoping the developer could make a profit in this development. In the middle of this vast development native people of South Tangerang City became a spectator of the vast development, they are people of Cilenggang Village. Their position is slowly displaced in their original area. Their identity slowly becomes gone because of the confusion of the space in South Tangerang City itself, especially in the adolescent level. These adolescents mainly in the age of 16-19 now, but before the South Tangerang City before it becomes a city, when they are still in kids age that used the Village of Cilenggang as their play area. And now they still using the space of Village of Cilenggang as their play area. These adolescents that in the phase of searching their true identity that using the place will be researched and will be revealed their behavior as they used the place. This study conducted an observation of a group of adolescents in high school using interviewing method and mapping of the space used by the adolescents to understand their usage pattern of space that they usually use. This study reveals these adolescents behavior and their responses towards the new space and how they anticipate the loss of the space that they usually were used, these adolescents are changing their space as for play area.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiara Safitri
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai bagaimana fungsi dan sumber resiliensi remaja pasca perceraian orang tua. Perceraian orang tua merupakan salah satu peristiwa yang signifikan dalam hidup seorang remaja. Peristiwa tersebut dapat memengaruhi kesejahteraan dan perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana fungsi dan sumber resiliensi yang dimiliki remaja serta bagaimana fungsi dan sumber resiliensi yang remaja miliki dilihat dari perkembangan kognitif mereka. Pemahaman tentang fungsi dan sumber resiliensi ini dapat membantu dalam merancang intervensi yang relevan untuk meningkatkan fungsi dan sumber resiliensi pada remaja pasca perceraian orang tua. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi terhadap 3 orang remaja dan 3 orang dewasa awal yang memiliki riwayat perceraian orang tua ketika berusia 11–15 tahun. Penelitian ini berlangsung sejak bulan September 2022—Juni 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak semua informan dalam penelitian ini memiliki semua fungsi dan sumber resiliensi karena disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu latar belakang informan seperti jenis kelamin, usia, saudara kandung yang mereka miliki, serta kedekatan hubungan mereka dengan orang terdekatnya. Selain itu, fungsi dan sumber resiliensi remaja pasca perceraian orang tuanya juga dapat dilihat dari perkembangan kognitif yang mereka alami, diketahui dari caranya berpikir secara abstrak, logis, dan idealis. ......This study discusses the functions and sources of adolescent resilience after parental divorce. Parental divorce is one of the significant events in an adolescent’s life. These events can affect the adolescent’s well-being and development. This study aims to describe how the functions and sources of resilience that adolescents have and how the functions and sources of resilience that adolescents have, are seen from their cognitive development. This understanding of functions and sources of resilience can help in designing relevant interventions to improve the functions and sources of adolescent resilience after parental divorce. This study uses a qualitative approach by conducting in-depth interviews and observations of 3 adolescents and 3 early adults who had a history of parental divorce at the age of 11–15 years old. This study took place from September 2022—June 2023. The results showed that not all informants in this study had all functions and sources of resilience because it was caused by several factors, such as their background, i.e. gender, age, siblings, and the closeness of their relationships with their closest ones. In addition, the functions and sources of adolescent resilience after parental divorce can also be seen from the cognitive development they experience, known from the way they think abstractly, logically, and idealistically.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evita Nur Indahsari
Abstrak :
Remaja merupakan populasi yang rentan terhadap perilaku kesehatan cenderung berisiko karena karakteristik remaja seperti tingginya keinginan untuk mencoba hal baru dan adanya tekanan kelompok sebaya. Perilaku merokok merupakan salah satu perilaku berisiko yang banyak terjadi pada remaja di perkotaan. Upaya berhenti merokok sejak remaja memiliki dua tujuan utama yaitu mencegah remaja menjadi perokok harian dan mengurangi angka kesakitan serta kematian yang diakibatkan dari penggunaan tembakau. Metode ask, assess, advise, assist, dan arrange 5A digunakan sebagai intervensi berhenti merokok pada remaja dengan pendekatan keperawatan keluarga. Hasil intervensi menunjukkan adanya keberhasilan remaja tidak merokok selama dua minggu dengan adanya dukungan penghargaan, namun remaja tidak melaporkan adanya perubahan yang signifikan pada tubuhnya setelah berhenti merokok. Rekomendasi untuk pelaksanaan intervensi berhenti merokok pada remaja sebaiknya menyertai dengan aktivitas fisik terjadwal. ......Adolescent is the most vulnerable population for risk prone health behavior since their characterized by desire to explore new things and existence of peer pressure. Smoking behavior is one of risk behaviors that much happening in adolescents in urban areas. The smoking cessation effort since adolescence has two main goals include prevent teens become daily smokers and decreasing morbidity and mortality that caused by tobacco use. Ask, assess, advise, assist, and arrange 5A rsquo s method used as a smoking cessation intervention in adolescent based on family nursing approach. The intervention rsquo s results showed that adolescents able to quit smoking during two weeks with reward support, but they didn rsquo t report any significant health related changes after stop smoking. Further recommendations in providing smoking cessation intervention for adolescent is by involving scheduled physical activity.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Anindya
Abstrak :
ABSTRACT
In Indonesia, the number of children who commit crimes and stay in Juvenile Prison is increasing every year. Actually, there is a major cause of children committing crimes, which are low self-concept and sufficient attention. Juvenile Prison as an institution that serves to educate criminals must be able to provide what they need, not just to confine and punish them. Open space based on research has proven to have a positive effect on the child's mental healing process (Wilson,1984). Open space is also believed to be a place where children can find identity, because during adolescence, they are incessantly seeking their identity. Therefore, the making of this thesis is to review the use of open space in Tangerangs Juvenile Prison and its effect on the childs mental recovery process. 
ABSTRACT
Di Indonesia, jumlah anak yang melakukan tindakan kriminal dan menetap di penjara anak semakin meningkat tiap tahunnya. Sebenarnya, penyebab utama anak remaja melakukan tindakan kriminal adalah karena rendahnya konsep diri dan kurangnya perhatian. Penjara anak sebagai institusi yang berfungsi untuk membina anak harus bias memberikan apa yang dibutuhkan remaja, bukan hanya untuk menghukum dan mengurung mereka. Ruang terbuka berdasarkan penelitian terbukti mampu memberikan efek positif pada proses penyembuhan mental anak (Wilson,1984). Ruang terbuka juga dipercayaadalah tempat dimana remaja mencari identitas mereka, karena selama masa remaja, mereka sedang marak-maraknya mencari identitas diri. Oleh karena itu, pembuatan skripsi ini adalah untuk meninjau kegunaan ruang terbuka di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Tangerang dan efeknya terhadap proses pemulihan mental anak. 
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>