Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farah Aidiah
"ABSTRAK
Penggunaan niqab-yaitu pakaian yang menutupi seluruh tubuh perempuan, termasuk wajah kecuali mata-menjadi perdebatan sengit dan masalah yang kompleks. Pertumbuhan pengguna niqab bergerak progresif melawan derasnya arus informasi media massa yang memosisikan pengguna niqab sebagai ancaman dan berbahaya dengan cara mengaitkannya dengan peristiwa-peristiwa radikalisme dan terorisme. Di Universitas Indonesia (UI), dijumpai dalam jumlah kecil para pengguna niqab, sehingga mereka menjadi minoritas di tengah komunitas yang heterogen. Permasalahan yang akan angkat dalam penelitian ini adalah bagaimana cara para pengguna niqab memaknai pilihan cara berpakaian mereka dan bagaimana para pengguna niqab bernegosiasi dan beradaptasi di dalam lingkungan kampus yang heterogen. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana mahasiswi ber-niqab menyampaikan pemaknaan dan pengalaman mereka ber-niqab di lingkungan kampus. Melalui penelitian lapangan dengan observasi dan wawancara mendalam kepada lima mahasiswi ber-niqab di UI, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa para mahasiswi pengguna niqab memaknai pilihan berpakaian mereka sebagai praktik sunnah, atau keutamaan dalam beribadah. Selain itu, niqab juga mereka anggap sebagai alat pengontrol diri, yang juga memberikan kenyamanan serta rasa aman bagi mereka. Kehidupan dan kegiatan sehari-hari mereka tidak berubah karena menggunakan niqab. Mereka tetap berkegiatan seperti mahasiswi lainnya. Mahasiswi pengguna niqab di UI bernegosiasi dan beradaptasi dengan cara hanya menggunakan niqab di tempat dan suasana yang mendukung.

ABSTRACT
The wearing of niqab, which is a type of clothing that covers the whole part of a woman s body including the face except the eyes, has been the centre of discussions and a complex issue. The growth of niqab wearers is moving progessively against the rapid flow of information in the mass media which places niqab wearers as a threat and dangerous, in line with the intense radical incidents and terrorism. In the University of Indonesia (UI), a small number of niqab wearers is found, and therefore represent a minority group among a heterogeneous community. The issue that will be raised in this research is how the niqab wearers interpret their choice of dress and how the niqab wearers negotiate and adapt within a heterogeneous campus environment. This research aims at explaining how niqab wearers explain the meaning of niqab and their experiences in the campus area. Through observation and interviews with five students that wear niqab in UI, the result of the research shows that the students who wear niqab explain their choice of clothing as the practice of sunnah, or priority in the worship. And also as a mean of self control, which gives them feeling of comfort and a sense of security for them. Their daily lives and activities doesnt change by using the niqab. They keep doing their activities like other normal students. These students negotiate and adapts in the use of their niqab only in places and conditions that are supporting in Universitas Indonesia."
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maharhanie Septi Nugroho
"ABSTRAK
Kegiatan ekonomi informal yang dilakukan di dalam maupun di lingkungan unit rumah telah banyak dilakukan oleh masyarakat Jakarta. Fenomena ini yang disebut sebagai HBE (Home-Based Enterprise) dimana unit rumah melakukan kegiatan domestik maupun kegiatan ekonomi. Tentunya dalam hunian dengan luasan terbatas, kegiatan domestik dan ekonomi saling bercampur dan mempengaruhi interioritas penghuninya. Dengan menggunakan Kampung Cikini, Kelurahan Pegangsaan, Jakarta Pusat, sebagai studi kasus, saya mendeskripsikan usaha penghuni untuk menyediakan ruang domestik dan ekonomi yang mampu mengakomodasi kondisi interioritasnya. Untuk itu, saya melakukan pemetaan jumlah dan lokasi HBE yang tersebar di Kampung Cikini dan memilih 5 (lima) di antaranya sebagai kasus pembahasan berdasarkan komoditas yang diperdagangkan. Dalam pembahasan, saya mengidentifikasi HBE berdasarkan pembagian komoditas yang dijual, proses adaptasi ruang kegiatan ekonomi dan domestic secara bersamaan dan mengidentifikasi kaitan adaptasi ruang tersebut dengan kondisi interioritas. Hasil deskripsi ini tidak hanya memperkaya wacana mengenai adaptasi ruang dalam hunian dengan luas terbatas, namun juga dapat member pemahaman akan pentingnya penyediaan ruang untuk kegiatan ekonomi bagi hunian masyarakat berpenghasilan rendah dan strategi spasial yang dapat digunakan agar dapat sinergis dengan kegiatan domestik.

ABSTRACT
Informal economic activities are done by the people in Jakarta either inside or outside the house units. This phenomenon is called as HBE (Home-Based Enterprise) where households do the domestic and economic activities in a house. In residential which has limited area, domestic and economic activity mix and influence the inhabitants? interiority. By using Kampong Cikini in Central Jakarta, as a case study, I attempt to describe the occupant?s enterprise to provide domestic and economic space which can accommodate their house?s interior and interiority. Thus, I am mapping the number and location of HBE in Kampung Cikini and choose 5 (five) of them as a case study based on its commodity. I identified HBE based on commodities, the process of adaptation of economic activities and domestic space and identified the relationship between the space?s adaptation an the interiority condition. I hope that the results of this writing will not only enrich the knowledge on the adaptation of residential in limited space, but also will tell about the importance of the provision of space for economic activity for the low-income communities particularly in urban slums and spatial strategies that can be used in order to synergize with domestic activities.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S62555
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library