Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Citra Ayu Eka Permatasari
Abstrak :
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan yang ada di negara berkembang dan di negara maju. Di Indonesia, ISPA masih merupakan salah satu maslah kesehatan masyarakat yang utama terutama pada bayi (0-11 bulan) dan balita (1-4 tahun). Berdasarkan data Profil Puskesmas Rangkapan Jaya Baru Tahun 2008, Menunjukkan bahwa ISPA merupakan penyakit infeksi yang paling sering diderita oleh masyarakat Pancoran Mas Depok khususnya baduta. ISPA menempati urutan pertama dalam daftar sepuluh penyakit tertinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Depok dengan persentase sebesar 40,68%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian gejala ISPA ringan pada baduta di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru Tahun 2008. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain studi cross sectional dengan jumlah sampel 230 baduta. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari hasil laporan Prakesmas tahun 2008 yang dilakukan selama 3 bulan, dari bulan Februari sampai April 2008 di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru. Pengumpulan data untuk variabel independen terdiri atas karakteristik baduta (umur, jenis kelamin, berat lahir, status gizi, asupan gizi, pola asuh), karakteristik keluarga (pengetahuan gizi ibu dan anggota keluarga yang merokok) dan lingkungan fisik rumah (cara pembuangan sampah, ventilasi udara, kebersihan lantai, jamban, kamar mandi dan pekarangan). Kesimpulan hasil penelitian menunjukkan bahwa baduta yang tidak mengalami gejala ISPA ringan sebesar 55,7%, sedangkan yang mengalami gejala ISPA ringan sebesar 44,3. Hasil uji Chi square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna (p<0,005) antara jenis kelamin dengan gejala ISPA ringan.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Habibi Syahidi
Abstrak :
Kejadian ISPA pada anak berumur 12 ? 59 bulan di Puskesmas Kecamatan Tebet, Jakarta selatan mencapai angka 42,95% dan Puskesmas Kelurahan Tebet Barat merupakan Kelurahan yang memiliki prevalensi penderita ISPA yang berumur 12 ? 59 bulan terbanyak dengan proporsi tertinggi dari lima puskesmas kelurahan yang lain yaitu sebesar 23,20% (LB1-SP2TP, Puskesmas Kec. Tebet Tahun 2012). Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian ISPA anak berumur 12-59 bulan di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat. Penelitian menggunakan desain studi cross-sectional dengan jumlah minimal sampel awal 220. Dari 220 sampel tersebut, hanya terdapat 104 sampel yang eligible. Sampel yang dimaksud disini adalah anak berusia 12-59 bulan yang pernah melakukan kunjungan di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat pada tahun 2013. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner berisi pertanyaan yang diajukan kepada ibu/caretaker anak. Data yang digunakan berupa data primer dari hasil wawancara dan data sekunder yaitu rekam medis dari puskesmas. Hasil menunjukkan bahwa dari 11 variabel yang dilakukan uji bivariat, variabel yang diketahui memiliki hubungan yang bermakna (P value < 0,05) dengan kejadian ISPA pada anak berusia 12 ? 59 bulan adalah pendidikan (OR=3,16 : 95% CI 1,20?8,31), pengetahuan (OR=2,76 : 95% CI 1,12-6,79), pendapatan keluarga (OR=2,75 : 95% CI 1,10-6,86), kepadatan hunian (OR=5,59 : 95% CI 2,16-14,50), perilaku merokok keluarga dalam rumah (OR= 8,02 : 95% CI (2,42-26.57) dan perilaku merokok keluarga di luar rumah (OR=5,12 : 95% CI 1,24-21,19). Penelitian ini menyatakan bahwa kejadian ISPA di Puskesmas Kelurahan Tebet Barat pada tahun 2013 masih tinggi. ...... ARI occurence in children aged 12-59 months in the sub-district primary health centers Tebet, South Jakarta reach 42.95% and Tebet Barat Primary Health Center is a place that has a prevalence of ARI patients aged 12-59 months with the highest proportion of most others in the amount of 23 , 20% (LB1-SP2TP, District Health Center. Tebet). Therefore, researcher wanted to determine the factors that influence the incidence of respiratory infection in children aged 12-59 months Tebet Barat Health Center. This research using a cross-sectional design with sample size 220 persons. From the 220 samples, only 104 samples are eligible. The samples here are children aged 12-59 months who ever visited Tebet Barat Primary Health Center in 2013. Instrument used was a questionnaire containing questions posed to the mother/child caretaker. The Primary data was used in this study. The form of primary data from interviews and secondary data is medical records from the Tebet Barat Health Center. The results showed that from 11 variables bivariate test, variables that are known to have a significant association (P value <0.05) with the incidence of respiratory infection in children aged 12-59 months are education of respondent (OR=3,16 : 95% CI 1,20?8,31), knowledge of respondent (OR=2,76 : 95% CI 1,12-6,79), family income (OR=2,75 : 95% CI 1,10-6,86), residential density (OR=5,59 : 95% CI 2,16-14,50), smoking behavior of family members (OR= 8,02 : 95% CI (2,42-26.57) and family smoking behavior in the outside of home (OR=5,12 : 95% CI 1,24-21,19). This study suggests that the incidence of ARI in Tebet Barat Village Health Center in 2013 was still high.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gertrudis T.
Abstrak :
ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada balita. Di wilayah Puskesmas Citeureup yang berada di sekitar pabrik semen PT Indocement, ISPA masih menempati urutan teratas dari data 10 besar penyakit di Kecamatan Citeureup. Emisi partikel debu ke udara oleh pabrik semen dalam proses produksi maupun transportasinya merupakan pencemaran terhadap lingkungan yang perlu diwaspadai, yang diperparah oleh meningkatnya jumlah kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik yang mengeluarkan buangan bahanbahan pencemar lingkungan. Bahan-bahan pencemar ini bisa masuk ke dalam rumah melalui ventilasi maupun pintu yang terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar partikulat (PM10) udara rumah tinggal dengan kejadian ISPA pada balita. Penelitian ini menggunakan rancangan studi crosssectional dan teknik sampling yang digunakan adalah systematic random sampling dengan jumlah sampel 303 balita. Data tentang kondisi fisik rumah dikumpulkan melalui pengukuran, variabel lainnya melalui observasi dan interview menggunakan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan bermakna dengan kejadian ISPA pada balita adalah PM10 dalam rumah (OR = 3,1; 95% CI: 1,79-5,20), asap rokok (OR = 2,1; 95% CI: 1,20-3,72), penderita ISPA serumah (OR = 10,9; 95% CI: 4,73-25,01) dan status gizi (OR = 2,6; 95% CI: 1,22-5,56). Disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara PM10 dengan kejadian ISPA pada balita dimana balita yang tinggal dalam rumah dengan kadar PM10 tidakmemenuhi syarat (> 70% μg/m3) berisiko 3,1 kali untuk mengalami ISPA dibanding balita yang tinggal dalam rumah dengan kadar PM10 memenuhi syarat (≤70% μg/m3) setelah dikontrol oleh asap rokok, penderita ISPA serumah dan status gizi.
ARI (Acute Respiratory Infection) is a disease that often occurs in infants. In the area of Citeureup Health Center around the cement factory of PT Indocement, ARI is still occupying the top 10 major diseases of the data in the Sub District of Citeureup. Emissions of dust particles into the air by a cement factory in the production and transportation process is pollution to the environment that need to be watched, aggravated by an increasing number of motor vehicles and factories that secrete waste polluting materials. These pollutants materials get into the house through vents or open doors. This study aims to determine the relationship between levels of particulate matter (PM10) house air for children with ARI occurrence. This study uses cross-sectional study design and sampling technique used is systematic random sampling with a sample of 303 infants. Data of house conditions were collected through measurements and other variables were collected through observations and interview using questionnaires. The results showed that variables significantly associated with the occurrence of ARI among children under five were PM10 in the house (OR = 3.1; 95% CI: 1.79 - 5.20), smoke cigarettes (OR = 2.1; 95% CI: 1.20 - 3.72), patients with ARI household (OR = 10.9; 95% CI: 4.73 - 25.01) and nutritional status (OR = 2.6; 95% CI: 1.22 -5.56). Concluded that significant relationship between PM10 and the occurrence of ARI among children under five where children who live in homes with levels of PM10 are not eligible (> 70% μg/m3) have a risk to experience upper respiratory tract infection 3.1 times compared to children who live in homes with qualified PM10 levels (≤ 70% μg/m3) after being controlled by smoke cigarettes, people with ARI household and nutritional status.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31721
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Setyanti
Abstrak :
Sejarah mencatat telah terjadi empat kali pandemi Influenza dengan penularan besar dan mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Hingga akhir tahun 2016 didapatkan proporsi kasus positif Influenza sebesar 11 di Indonesia. Keparahan Influenza pada pasien Severe Acute Respiratory Infection SARI belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keparahan Influenza berdasarkan data sekunder surveilans Influenza pada pasien Severe Acute Respiratory Infection SARI di 6 enam rumah sakit sentinel Jakarta Timur pada September 2011 hingga Agustus 2014. Responden berasal dari pasien rawat inap di rumah sakit sentinel tersebut yang positif Influenza RT-PCR Influenza. Keparahan dinilai berdasarkan lama rawat inap >4 hari, dirawat di ruang HCU/ICU dan penggunaan ventilator mekanik. Variabel yang diukur adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan, penyakit pernapasan penyerta, penyakit kronis penyerta, kontak anggota serumah demam yang disertai batuk/nyeri tenggorok, waktu mencari pengobatan, status rokok, musim dan tipe Influenza. Analisis yang digunakan adalah Cox Regression yang mengestimasi nilai Prevalence Ratio PR. Terdapat 571 kasus Influenza positif dengan 259 Influenza Berat dan 312 Influenza Sedang. Hasil analisis multivariat yang menggunakan analisis Cox Regression mengungkapkan bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan Influenza Berat: adalah usia ge;65 tahun memiliki Prevalence Ratio 1,63 kali p value= 0,025, CI 95 = 1,065-2,506 mengalami Influenza Berat dibandingkan usia 5-64 tahun. Selain itu faktor risiko lainnya adalah terinfeksi Influenza saat musim hujan PR=1,59, CI 95 = 1,061-2,398 dan waktu berobat le;3 hari PR=1,43; CI 95 =1,121-1,841. Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan antara umur, musim dan waktu berobat dengan keparahan Influenza pada pasien SARI di rumah sakit sentinel Jakarta Timur.
There have been four times of Influenza pandemic with high transmission, high morbidity and mortality in history. Up to the end of 2016 there were 11 positive Influenza cases in Indonesia. Influenza severity in Severe Acute Respiratory Infections SARI is unknown. This study aims to determine the severity of Influenza based on secondary data Influenza surveillance at Sentinel Hospital in East Jakarta 2011 2014 Ministry of Health RI. This study used cross sectional study design using secondary data of Influenza surveillance at 6 six Sentinel hospitals in East Jakarta from September 2011 to August 2014. Respondents coming from inpatients with positive Influenza by RT PCR in sentinel hospital. Severity assessed by length of stay LOS 4 days , admission to HCU ICU and use of mechanical ventilators. Independent variables in this research were age, sex, occupation, respiratory disease, chronic disease, household contact with fever and cough sore throat, time to seek treatment, cigarette status, season and type of Influenza. The analysis used Cox Regression to estimates Prevalence Ratio PR . There were 571 cases of positive Influenza with 259 Severe Influenza and 312 Moderate Influenza. The results of a multivariate analysis using Cox Regression analysis revealed that risk factors associated with severe Influenza ge 65 years had Prevalence Ratio of 1,63 times p value 0,025, 95 CI 1,065 2,506 had Severe Influenza than in 5 64 years. In addition, other risk factors were affected by Influenza during the rainy season PR 1.59, 95 CI 1,061 2,398 and treatment time le 3 days PR 1,43 95 CI 1,121 1,841. This study concluded that factors associated with Influenza severity in SARI patients at Sentinel hospital in East Jakarta were age, season and time to seek treatment.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indria Cahya
Abstrak :
Kejadian penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kesakitan utama pada balita di negara berkembang. Demikian juga di wilayah Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta, kondisi ini terlihat dari prevalensi penyakit ISPA yang selau mengalami kenaikan dan menempati urutan pertama dari sepuluh besar penyakit berdasarkan Laporan Tahunan Puskesmas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kondisi lingkungan fisik rumah yang meliputi kepadatan hunian rumah, ventilasi rumah, dan kelembaban rumah dengan kejadian ISPA. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011 di Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Subyek yang diteliti yaitu seluruh rumah yang didalamnya terdapat balita berusia no sampai lima tahun dengan besar sampel 97 responden.Pengumpulan data melalui wawancara terstruktur, observasi, dan pengukuran. Uji statistik menggunakan uji kai kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kepadatan hunian rumah (OR=8,254 , p=0,000 ), ventilasi rumah (OR=2,625 , p=0,033 ), dan kelembaban rumah (OR=3,010 , p=0,018 ) dengan kejadian ISPA. Berdasarkan Penelitian ini upaya untuk mengurangi kejadian ISPA pada balita adalah dilakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas hunian rumah serta penyebarluasan informasi mengenai kualitas udara dalam rumah yang buruk dapat menimbulkan gangguan ISPA. ......Incidence of Acute Respiratory Infection (ARI) is the one of the main painfulness cause in children under five years old developing countries. It also happen in Area Mergangsan Public health Yogyakarta City, it is shown by increase prevalence of respiratory infection and it was ranked the firts of big ten diseases based on yearly report of community health centre. The aim of this research was to know the relationship between physical environment condition included density of house dwelling, house ventilation and house dampness with the ARI incidence. This research was done in Mei 2011 in Working area of Mergangsan Yogyakarta City. The type of this research with cross sectional approach. The subject were all of the house which have children under five years old with 97 respondents sample. Data were collected throught structured interviews, observation and measurement. The result of this research indicated that there was a relationship between density of house dwelling (OR=8,254 , p=0,000 ),house ventilation (OR= 2,625, p= 0,033), between house dampness (OR= 3,010 ,p= 0,018 ) with ARI insidence. From this research is suggested to passing observation effort and conselling to society to increase the quality of dwelling and also dissemination of information hiting the quality of air in ugly house can generate disturbance of acute respiratory infection.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library