Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Ulfah
Abstrak :
Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian pada bayi dan anak-anak di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas pemberian zink dalam mengatasi diare akut pada balita di Puskesmas Tanjung Satai. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental dengan jenis nonequivalent control group after only design. Jumlah sampel berjumlah 40 orang anak yang dibagi menjadi 2 kelompok. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan frekuensi defekasi dan durasi diare pada kedua kelompok (p-value=0,000). Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian zink efektif untuk menangani diare akut pada balita sehingga dapat digunakan sebagai intervensi keperawatan.
Diarrhea is one of major causes of infant and child death in Indonesia. The purpose of this research was to identify the effectiveness of zinc supplementation for acute diarrhea in under five years children in Puskemas Tanjung Satai. The research was quasi experimental with nonequivalent control group after only design. The samples were 40 participants, devided into two group. The result showed that there was significant difference in defecation frequency and duration of diarrhea in both group (p-value=0,000). The conclusion was zinc supplementation is effective for acute diarrhea in under five years children and can be use as nursing intervention.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T29410
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ulfah
Abstrak :
Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian pada bayi dan anak-anak di Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas pemberian zink dalam mengatasi diare akut pada balita di salah satu puskesmas di Kalimantan Barat. Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimental dengan jenis nonequivalent control group after only design. Jumlah sampel berjumlah 40 anak balita yang dibagi menjadi dua kelompok. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada frekuensi defekasi dan durasi diare pada kedua kelompok (p= 0,000; α= 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa pemberian zink efektif untuk menangani diare akut pada balita sehingga dapat mencegah akibat lanjut dari diare.
AKPER Pemerintahan Kota Tegal ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Sakti Widyaningsih
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko kejadian diare akut dehidrasi ringan/ sedang dan dehidrasi berat pada anak usia 6-24 bulan di RSUD Tugurejo Semarang. Penelitian ini menggunakan studi deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 135 responden. Hasil penelitian menemukan faktor yang berhubungan dengan kejadian diare akut adalah status gizi (p=0,031), kebersihan tangan dan kuku (p=0,000), pendidikan ibu (p=0,009), pengetahuan ibu (p=0,02), kebiasaan ibu mencuci tangan sebelum memberi makan anak (p=0,012), penggunaan sumber air bersih (p=0,004), jarak jamban dengan septitank (p=0,014) dan penghasilan keluarga (p=0,001). Faktor risiko yang paling dominan terhadap kejadian diare akut yaitu imunisasi campak, pendidikan ibu dan penggunaan sumber air bersih.
This study aimed to identify risk factors for acute diarrheal dehydration mild / moderate and severe dehydration in children aged 6-24 months Tugurejo Public Hospital in Semarang. This study used a descriptive study with cross sectional correlation. Sample study was total 135 respondents. The results indicated the factors that related to the incidence of acute diarrhea is nutritional status (p = 0.031), hand hygiene and nail (p = 0.000), maternal education (p = 0.009), knowledge of mothers (p = 0.02), mother's habit of washing hands before feeding children (p = 0.012), use of water resources (p = 0.004), with septitank latrine distance (p = 0.014) and family income (p = 0.001). The dominant risk factors on the incidence of acute diarrhea are immunized against measles, maternal education and the use of water resources.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T31349
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ubaidilah
Abstrak :
Di Propinsi Sumatera Selatan mempunyaj beberapa Kabupaten yang merupakan endemis diare. Demikian juga halnya Kabupaten Ogan Komering Ilir diare masih merupakan permasalahan kronis. Peran serta masyarakat mempunya andil yang besar dalam menurunkan angka kematian dan kesakitan diare, khususnya dalam kegiatan pencegahan teijadinya sakit dan tindakan pengobatan terhadap balita diare. Hal ini menjadi sangat pcnting karena kegiatan tersebut diatas sangat bertumpu pada perilaku masyarakat. Fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas, dokter, bidan, perawat/mantri) di daerah endemis pcnyakit ini merupakan sarana yang tepat unmk menangani masalah penyakit. Namun pada kenyataannya pemanfaatannya oleh masyarakat kumng maksirnal. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai perilaku pencarian pengobatan balita diare, dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhinya pendidikan, pengetahuan, sikap, persepsi kerentanan, biaya transportasi, jarak, biaya berobat, anjuran tokoh masyarakat, kcramahan petugas kesehatan. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Populasi adalah ibu balita yang mempunyai balita diare dalam 1 bulan terakhir, sedangkan sampel diambil secara acak dari populasi yang telah ada (simple random) yang dilakukan pada bulan mei di Kecamatan Sirah Pulau Padang pada 6 desa yang terpilih. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dangan wawancara Iangslmg. Data selanjutnya diolah secara statistik dengan analisis Chi Square dan Multiple Regression Logistic. Dari 9 variabel yang dianalisis yaitu pendidikan, pengetahuan, persepsi kerentanan, sikap, biaya transportasi, jarak, biaya berobat, anjurau tokoh masyarakat, dan keramahan petugas kesehatan. Maka didapat 5 variabel yang ada hubungan bermakna dengan perilaku ibu dalam pencarian pengobatan balita diare, yaitu : variabel pengetahuan, variabel sikap, vaiiabel biaya transportasi, variabel biaya berobat, variabel anjuran tokoh masyarakat. Dari analisis multivariat dengan menggunakan uji logistik Regression terhadap 6 variabel yang masuk sebagai kandidat model yaitu pengetahuan, sikap, biaya transportasi, biaya berobat, anjuran tokoh masyarakat, keramahan petugas kesehatan. Terdapat liga variabel yang berhubungan yaitu variabel pengetahuan, variabel sikap dan variabel anjuran tokoh masyarakat. lbu yang berpengtahuan baik berpeluang 2,385 kali mencari pengobatan balita diarc ke fasilitas kesehatan ke fasilitas kesehatan dibandingkan yang berpcngetahuan kurang., ibu yang mernpunya sikap positif berpeluang 2,500 kali membawa balita diare berobat ke fasilitas kesehatan dibandingkan yang mempunya sikap negatiil Dan ibu yang mendapat anjuran tokoh masyarakat berpeluang 4,172 kzli membawa baiita diare ke fasilitas keschatan dibandingkan dengan yang tidak ada anjuran tokoh masyarakat, yang merupakan veriabcl yang paling besar pengaruh dalam pexilaku pcncarian pengobatn pada penelitian ini. Pemerintah Daerah dan Dinas Kesehatan melalui petugas kesehatan yang berperan di pedesaan perlu menjalin hubungan dan keuja sama lebih harmonis dengan sektor-sektor terkait dan tokoh masyarakat agar mendapat dukungan dalam keberhasilan suatu program kesehatan khususnya program diare. Adanya upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyamkat terutama tokoh masyamkat melalui pelatihan, penyuluhan dengan pengembangan materi dan penggunaan media. ......Anemia is defined as a hemoglobin level lower than nomtal for the group of population. Prevalence of anemia among pregnant women basedon SKRT 1995 was 50.9% at national level anad in Kuningan Disnict the prevalence was 62.5% in 2005. One effort to prevent and to overcome anemia among pregnant women is by providing iron-folate supplementation and multivitamin-mineral supplementation. This study aimed at comparing the effect of iron-folate supplementation and multivitamin-mineral supplementation on hemoglobin level of pregnant women in Kuningan Di strict in the year 2006. This study used experiment with randomization design, implemented in anemic pregnant mothers wim gestational age of sewnd {week i6-week 24) in Kuningan District. Subjects were 138 pregnant women divided into two groups: 70 women received iron-folate supplementation and 68 women received multivitamin-mineral supplementation. Primary data were collected through interview and measurement- Data were tested using paired t-test and independent two means t~test. The study results show that proportion of anemia among pregnant women (trimester Il) in Kuningan District is still high (59.57%). Characteristics of pregnant women (age, parity, birth space, education, occupation, food intake, food pattem, and nutrition status) of the two groups were homogenous. There were signihcant differences of hemoglobin level beibre and after supplementation for both groups. Although no signihcant difference in the hemoglobin increase between two groups of supplementation, there was a a tendmcy that iron-folate group had a higher hemoglobin increase than multivitamin-mineral supplementation. Higher increase was found among mothers with lower hemoglobin level before supplementation. This study concludes that there were significant tiilferences of hemoglobin level before and ailer supplementation for both groups. Although no significant difference in the hemoglobin increase between two groups of supplementation, there was a a tendency that iron-folate group had a higher hemoglobin increase than multivitamin-mineral supplementation. Higher increase was found among mothers with lower hemoglobin level before supplementation due to higher iron absorption. It is suggested to overcome anemia among pregnant women by provision of iron-folate or multivitamin-mineral supplemcntations with consideration on oest-eifectiveness and regularity of supplement consumption. Multivitamin-mineral supplementation users should consider the iron content as to comply with Wl-IO standard (60 mg of iron) and other vitamins to incrmse hemoglobin level during pregnancy, to reduce negative efieet, and to conduct extension and education about iron rich foods.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34476
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Indra Waspada
Abstrak :
Latar Belakang. Cairan rehidrasi oral dan zinc telah menjadi terapi standar dalam tata laksana diare akut pada anak. Probiotik sudah digunakan secara luas pada kasus diare akut pada anak meskipun belum direkomendasikan oleh WHO. Penelitian yang membandingkan penambahan probiotik pada terapi standar masih sangat terbatas. Tujuan. Mengetahui efektivitas pemberian suplementasi probiotik pada terapi standar diare akut. Metode. Penelitian uji klinis acak tersamar ganda dilakukan pada anak usia 6 bulan sampai 36 bulan dengan diare akut tanpa dehidrasi dan dehidrasi ringan sedang, yang dilakukan di kelurahan Kenari, Jakarta Pusat antara bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012. Kelompok perlakuan diberikan terapi standar ditambah probiotik Lactobacillus rhamnosus R0011 1.9 x 109 cfu dan Lactobacillus acidophilus R0052 0.1 x 109 cfu, sedangkan kelompok kontrol diberikan terapi standar dan plasebo. Luaran yang dinilai adalah durasi diare dan frekuensi defekasi. Penelitian ini bersifat intention to treat analysis. Hasil. Total 112 subjek masuk dalam penelitian, terdiri dari 56 subjek mendapat terapi standar ditambah probiotik, dan 56 subjek hanya terapi standar. Median lama durasi diare setelah terapi pada kelompok perlakuan yaitu 68,5 jam sedangkan pada kelompok kontrol 61,5 jam (p=0,596). Median frekuensi defekasi pada kelompok perlakuan yaitu 5 kali, sedangkan pada kelompok kontrol 5,5 kali (p=0,795). Simpulan. Pada penelitian ini tidak ditemukan penurunan durasi diare dengan penambahan probiotik pada terapi standar. Meskipun kelompok perlakuan memiliki frekuensi defekasi yang lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok kontrol, namun perbedaan tersebut tidak bermakna.
Background. Oral rehydration solution and zinc have been used as standard therapy for treating acute diarrhea in children. Probiotics are widely used in treatment of acute diarrhea in children, although it has not been recommended by WHO. Studies comparing supplementation of probiotics to standard therapy are still limited. Objectives. To know the efficacy of probiotic supplementation to standard therapy in acute diarrhea. Methods. A randomized double blind clinical trial was performed in children aged 6-36 months with acute diarrhea without dehydration or mild to moderate dehydration in Kenari sub district, central Jakarta, between October 2011 until Februari 2012. Supplemented group was given standard therapy and probiotics Lactobacillus rhamnosus R0011 1.9 x 109 cfu and Lactobacillus acidophilus R0052 0.1 x 109 cfu, while control group was given standard therapy and placebo. The outcomes were duration of diarrhea and frequency of defecation. Stool frequency was recorded daily until resolution of diarrhea. The analysis was based on intention to treat. Results. A total of 112 subjects were included in the study, consisted of 56 subjects in supplemented group and 56 subjects in control group. Median duration of diarrhea in supplemented group was 68,5 hours while in the control group was 61,5 hours (p=0,596). Median frequency of defecation in supplemented group was 5 times, while in the control group was 5,5 times (p=0,795). Conclusion. This study did not find shorter duration of diarrhea with supplementation of probiotics to standard therapy. Although supplemented group had lower frequency of defecation compared to control group, the difference was not significant.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T31682
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library