Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riski Ari Fitriyani
Abstrak :
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi yang ditularkan melalui paparan udara dan mayoritas menyerang paru-paru. Keluhan utama yang kadang muncul pada pasien dengan TB paru di antaranya adalah dispnea. Dispnea merupakan keluhan subjektif berupa kesulitan dalam bernapas yang seringkali diabaikan petugas kesehatan namun dapat berdampak pada morbiditas dan mortalitas. Standar penanganan dispnea di rumah sakit hingga saat ini belum ditetapkan. Manajemen dispnea yang tersedia dapat diterapkan pada pasien namun hasilnya bervariasi dan belum dapat dibuktikan bahwa manajemen standar merupakan langkah yang memberikan manfaat terbaik. ACBT dapat ditambahkan sebagai penanganan dispnea secara nonfarmakologis. Latihan ACBT diterapkan pada pasien TB paru selama 15 sampai dengan 20 menit selama lima hari berturut-turut dengan tujuan untuk menurunkan keluhan dispnea dan mengeluarkan sputum dari jalan napas. Kriteria keberhasilan intervensi dilihat dari adanya penurunan frekuensi napas dan keluaran sputum setelah intervensi. Hasil penerapan latihan ACBT pada pasien menunjukan adanya dampak positif terhadap penurunan keluhan dispnea namun belum memberikan efektifitas berarti pada pengeluaran sputum. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan terhadap ACBT dengan postural drainage untuk meningkatkan pengeluaran sputum.
Pulmonary tuberculosis is an infectious disease that is transmitted through air exposure and the majority attacks the lungs. The main complaint that sometimes arises in patients with pulmonary TB including dyspnea. Dyspnea is a subjective complaint in the form of breathing difficulties that is often overlooked by health workers but can have an impact on morbidity and mortality. The standard for dyspnea intervention in hospitals has not yet been established. Available dyspnea management can be applied to patients but the results vary and it has not been proven that standard management is the step that provides the best benefits. ACBT can be added as a nonpharmacological treatment of dyspnea. ACBT exercise were applied to pulmonary TB patient for 15 to 20 minutes for five consecutive days with the aim of reducing dyspnea and removing sputum from the airway. The outcome criteria for the intervention are seen from a decrease in the frequency of breath and sputum output after intervention. The results showed a positive impact on decreasing dyspnea but did not provide significant effectiveness on sputum clearance. Further research can be done on ACBT with postural drainage to increase sputum clearance.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Safitri Fadilla Wardhani
Abstrak :
Progresifitas dan persistensi gangguan pernapasan pada pasien dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas jika tidak ditangani dengan tepat. Pursed Lip Breathing adalah tindakan keperawatan untuk memperbaiki kerja pernapasan dengan memperpanjang fase ekspirasi. Pengaturan posisi High Fowler diberikan kepada pasien yang mengalami kesulitan bernapas, pada posisi ini tahanan dinding dada menjadi minimal sehingga fungsi ventilasi dapat lebih optimal. Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis efektifitas pursed lip breathing dan high fowler positioning dalam mengurangi masalah kesulitan bernapas pada pasien PPOK. Analisis efektifitas tindakan tersebut diterapkan selama 4 hari masa rawat pada pasien PPOK. Hasil yang didapat dari evaluasi subjektif dan objektif pada pasien PPOK yang melakukan pursed lip breathing sebanyak 4 kali dalam sehari dengan durasi 5 sampai 10 menit menunjukan adanya perbaikan frekuensi napas, peningkatan saturasi oksigen dan penurunan PCO2 mendekati nilai normal. Keefektifan pursed lip breathing juga didukung dengan pemberian posisi High Fowler yang terbukti memperbaiki fungsi ventilasi, difusi dan perfusi serta meningkatkan kenyamanan pasien.


The progression and persistence of respiratory disorders in patients with chronic obstructive pulmonary disease (COPD) could increase mortality and morbidity if not handled properly. Pursed Lip Breathing is a nursing intervention to improve work of breathing by extending the expiratory phase. High Fowler positioning is given to patients who have breathlessness. In high fowler position, the reseisteance of chest wall decreased so that the ventilation function can be optimized. The purpose of study is to analyze the effectiveness of the pursed lip breathing and the high fowler positioning to solve the breathlessness. Analysis of the effectiveness of this procedure was applied for 4 days in COPD patients. The results obtained from subjective and objective evaluations, patient who have undergone PLB for 4 times a day 5 to 10 minutes for each exercise showed the decreased in respiratory frequency, increased oxygen saturation and decreased PCO2 towards normal result. The effectiveness of PLB supported by the High Fowler positioning which is proven to improve ventilation, diffusion and perfusion function, and increase patient comfort.

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library