Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Adi Ekaputra
"Secara teoritis akuisisi terbagi dalam dua jenis yaltu akuisisi atas saham dan akuisisi atas aktiva. Dalam proses akuisisi perlu diperhatikan status kepemilikan perusahaan target, apakah perusahan tersebut merupakan perusahaan publik atau perusahaan tertutup (di Indonesia biasariya milik keluarga). Hal ini penting diketahui karena akan mempengaruhi cara analisis penilaian dan menentukan tingkat kesulitan proses akuisisi.
PT SA Finance mupakan perusahaan tertutup yang bergerak dalam industri jasa sewa-guna-usaha khusnya jasa pembiayaan barang modal bagi industri lain. Sejak tahun 1990 perusahaan mengalami kesulitan dalam mencari sumber pembiayaan, sehingga mengakibatkan penurunan portofolio dan aktivanya. Keadaan ini mendorong PT.SAF menawarkan 80 persen sahamnya senilal Rp. 6.000.000.000,00 (enam milyar rupiah) kepada pembeli yang berminat.
Analisis penilaian dalam proses akuisisi kali ini dibagi menjadi dua bagian: analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Dalam melakukan analisis kualitatif penulis menggunakan kerangka analisa manajemen strategik yang diajukan oleh Pearce dan Robinson. Sedangkan dalam analisis kuantitatif, penulis melakukan analisis rasio keuangan dan penentuan harga atau nilai akuisisi yang wajar.
Analisis kualitatif bertujuan untuk memberikan gambaran umum industri jasa sewa-guna-usaha dan mengindentifikasi faktor-faktor yang menentukan keberhasilan perusahaan. Untuk memperoleh gambaran umum sebuah industri, Pearce dan Robinson melakukan anailsis terhadap lingkungan ekstemal yang mempengaruhi perusahaan. lingkungan eksternal perusahaan meliputi lingkungan jauh, lingkungan industri, dan lingkungan operasi. Selanjutnya lingkungan jauh dipilah kedalam bidang ekonomi, sosial, politik, teknologi dan ekologi. Lingkungan industri dianalisis menggunakan model 5 gaya kompetitif (live forces mode) dari Porter yang terdiri dari ancaman pendatang baru, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, ancaman produk substitusi, dan persaingan dalam industri. Sedangkan lingkungan operasi meliputl kompetitor, kreditur, tenaga kerja, dan pemasok.
Indikator keberhasilan dan faktor penentu kesuksesan perusahaan yang bergerak dalam bidang sewa-guna usaha terdiri dari pangsa pasar, tingkat suku bunga, rental receivable, tingkat pengembalian investasi, dan tingkat inflasi.
Salah satu bagian dalam analisis kuantitatif adalah mengukur beberapa rasio keuangan PT. SAF antara tahun 1988 sampai 1994. Beberapa raslo yang diukur adalah solvabilitas jangka pendek, activity ratio, financial leverage, dan profitabilitas. Hasil selengkapnya dari pengukuran rasio-rasio tersebut disajikan pada Lampiran 1.
Bagian lain dari analisis kuantitatif, yang merupakan bagian terpenting dari tulisan ini, adalah menentukan harga atau nilai pasar yang wajar saham PT. SAF. Untuk menentukan harga tersebut, penulis menggunakan tiga metode yaitu nilai likuidasi, perbandingan dengan harga pasar perusahaan publik sejenis, dan discounted free cash flow.
Estimasi barga menggunakan metode likuidasi secara sederhana dilakukan dengan menghitung nilal buku perusahaan ditambah dengan penyusutan kumulatif yang sudah dibukukan. Berdasarkan metode ini, nilai pasar yang wajar 80 persen saham PT. SAF mencapai Rp.6.181.993.244,00. Nilai ini sedikit diatas barga penawaran perusahaan (undervalued).
Metode penilaian benikutnya adalah membandingkan harga saham PT. SAF dengan harga pasar perusahaan sejenis yang sudah go public. Cara membanding kannya adalah dengan memilih sebaran (range tersempit dan rasio antara nilai pasar (harga )ual per lembar saham publik dikalikan jumlah total sabam pcrusahaan) tethadap aktiva total, nilal buku atau laba bersih. Berdasarkan metode ini temyata tidak dlperoleh satu rasiopun yang memenuhi persyaratan, sehingga tidak ada nilal yang dapat mewakili nilal pasar PT. SAF.
Metode penilaian terakhir yang dgunakan adalah metode discounted free cash flow. Metode ini merupakan metode yang paling populer dan umum digunakan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat. Dalam metode ini perlu dilakukan proyeksi arus kas bebas perusahaan target, penentuan Weighfed Average Cost of Capital (WACC), dan pembuatan beberapa skeriarlo berdasarkan prediksi tingkat pertumbuhan dan WACC yang berbeda. Berdasarkan simulas! yang dilakukan diperoleh nilai pasar yang wajar 80 persen saham PT.SAF sebesar Rp.9.126.140.000,00 (under&uea, pada tingkat WACC sama dengan 10,38 persen dan pertumbuhan residual sebesar 4 persen.
Dalam pelaksanaan proses akuisisi, terdapat kemungkinan penggunaan hutang (leverage). Dalam kasus ini, asumsi pinjaman dalam US dollar dengan tingkat bunga sebesar 10 persen per tahun. Bila nilai transaksi dapat ditekan menjadi Rp.4,202 milyar, persentase hutang dapat mencapai 33,5 persen. Pada nilai transaksi Rp. 5 milyar, persentase hutang maksimum sebesar 23,7 persen; sedangkan pada nilai transaksi Rp. 6 milyar, persentase hutang maksimum adalah 15 persen dan nilal total transaksi. Namun demikian, nilai-nilai tersebut belum memperhitungkan resiko nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US dollar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Anindita Sochmaningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan mengetahui bagaimana akuisisi mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Dalam mengolah data dan melakukan analisa, digunakan metode statistik non-parametrik Wilcoxon Signed Rank Test yang menganalisa signifikansi perubahan dua buah sampel saling terikat yang memiliki perlakuan berbeda. Sampel penelitian tersebut adalah kinerja keuangan tiga perusahaan dalam industri semen Indonesia yang diukur melalui rasio likuiditas, profitabilitas dan solvabilitas untuk tiga tahun sebelum akuisisi dan lima tahun setelah akusisi.
Hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa kinerja keuangan perusahaan setelah akuisisi tidak berubah secara signifikan, baik berupa kemampuan likuiditas, profitabilitas maupun solvabilitas. Sehingga disimpulkan bahwa akuisisi tidak berpengaruh secara signifikan dan pasca akuisisi kinerja keuangan perusahaan tidak lebih baik dibandingkan dengan sebelum terjadi akuisisi.

This research was aimed to analyze and find how acquisition could influence corporate financial performance. Wilcoxon Signed Rank Test as one of nonparametric statistic methods is chosen due tue its specialty for analyzing two related sample which have a different treatment. The sample of this research are financial performance of three companies in Indonesian cement industry which measured by liquidity, profitability and solvability ratio for three years before and five years after acquisition.
Final result from data processed shows that post-acquistion corporate financial performance is not significantly different from the previous one, neither in liquidity, profitability nor solvability performance. Finally, this research concludes that acquisition is not significantly influence corporate financial performance and post the acquisition it also doesn?t show any better performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yellis Rahmadhanita Dianis
"ABSTRACT
Skripsi ini memberikan gambaran mengenai pertanggungjawaban Direksi dalam menjalankan Peseroan Terbatas. Pertanggungjawaban Direksi terhadap gugatan oleh investor yang berubah menjadi pemegang saham dengan lingkup bahasan Putusan Mahkamah Agung No. 319 PK/PDT Tahun 2004. Kewenangan Direksi dalam aksi korporasi yang dijalankan harus tunduk pada prinsip fiduciary duty yaitu ketika investasi berubah menjadi setoran saham sehingga menimbulkan debt to equity swap dan kewenangan dalam pengelolaan dana investasi yang menjadi modal perseroan. Prosedur pelaksanaan akuisisi dilakukan dengan cara langsung dari pemegang saham/ perseorangan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskripsi analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status investor berubah menjadi pemegang saham ketika investasi berubah menjadi setoran saham dan tidak adanya pertanggungjawaban Direksi dalam prosedur akuisisi yaitu tidak adanya RUPS ketika melakukan rancangan akuisisi.

ABSTRACT
This thesis provides an overview of the responsibilities of Directors in carrying Limited Company. Liability of Directors of the lawsuit by investors who transformed into a shareholder with the scope of the Supreme Court Decision No. 319 PK/ PDT 2004. Authority Board of Directors in corporate actions that must be executed subject to the fiduciary duty principle that when an investment turns into a deposit shares giving rise to the debt-to-equity swap and authority in the management of investment funds into the company's capital. The procedure is done by the implementation of acquisition directly from shareholders / individual. This study is a qualitative research design an analytical description. The results showed that the status of investors turn into shareholders when investment turned into a stock deposit and lack of accountability that the Board of Directors in the absence of the acquisition procedure when doing draft GMS acquisition."
2014
S55552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Everine Jeaquin Lo
"Penelitian ini merupakan analisis mengenai tren dan faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan transaksi mergers and acquisitions (M&A) di Asia Tenggara pada periode 2012-2021 yang kemudian berdampak pada pertumbuhan transaksi dan nilai transaksi M&A di regional tersebut. Sampel yang digunakan adalah total dan nilai transaksi di Singapura, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina pada periode 2012-2021. Kemudian, faktor-faktor tersebut dibandingkan pada periode sebelum COVID-19 yaitu 2012-2019. Data yang dianalisis merupakan data panel dan metode yang digunakan adalah regresi linear berganda dengan teknik common effect model atau pooled least square. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat dua (dua) faktor yang berpengaruh secara signifikan dalam pertumbuhan aktivitas M&A di Asia Tenggara, yaitu tingkat atau tarif pajak perusahaan dan tingkat suku bunga.

This study examines the trends and factors that will drive merger and acquisition (M&A) decision-making in Southeast Asia from 2012 to 2021, which will have an effect on the expansion of M&A activity in the region. From 2012 to 2021, a sample of the total and transaction value in Singapore, Indonesia, Malaysia, Thailand, Vietnam, and Philippines were used. Subsequently, these elements were compared with the time period prior to COVID-19, particularly 2012 to 2019. Panel data was used in the analysis, and multiple linear regression using the common effect model technique or pooled least squares was the methodology applied. The study's findings revealed that interest rates and the level of corporate tax rates were the 2 (two) factors that significantly influenced the expansion of M&A activity in Southeast Asia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metta Yoelandani
"Penelitian ini membahas mengenai disparitas dalam pemberian sanksi administratif pada perkara keterlambatan notifikasi pengambilalihan saham dalam Hukum Persaingan Usaha di Indonesia. Sanksi administratif memiliki peran penting dalam menegakkan kepatuhan pelaku usaha terhadap kewajiban notifikasi yang ditetapkan oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Namun, fakta di lapangan sering kali menjumpai perbedaan pemberian sanksi antar perkara yang disebabkan belum adanya ketentuan yang secara jelas memperinci perhitungan sanksi administratif bagi pelaku usaha yang terlambat melakukan notifikasi. Dalam beberapa perkara, seringkali ditemukan kondisi dimana pelaku usaha yang jangka waktu terlambatnya lebih lama justru diberikan denda yang lebih ringan dibandingkan dengan pelaku usaha yang jangka waktu keterlambatannya lebih singkat, sehingga menimbulkan disparitas dalam penjatuhan saksi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaturan kewajiban notifikasi dan sanksi administratif dalam perkara keterlambatan notifikasi pengambilalihan saham serta menganalisis pertimbangan Majelis Komisi dalam Putusan KPPU No. 07/KPPU-M/2024, Putusan KPPU No. 10/KPPU-M/2024, dan Putusan KPPU No. 12/KPPU-M/2022 terhadap perbedaan sanksi administratif yang diberikan. Selain itu, dalam penelitian ini juga memaparkan pengaturan denda untuk perkara keterlambatan notifikasi pengambilalihan saham di Korea Selatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disparitas dalam pemberian sanksi administratif dapat terjadi antara lain karena adanya faktor-faktor yang dianggap meringankan atau memberatkan suatu denda menurut pertimbangan Majelis Komisi. Adapun, metode penelitian yang digunakan adalah doktrinal yang menekankan pada sumber atau bahan hukum primer, sekunder, dan tersier yang dilengkap dengan wawancara dengan narasumber sebagai sumber referensi penunjang.

This research discusses the disparity in the imposition of administrative sanctions in cases of late notification of share acquisitions within the framework of Competition Law in Indonesia. Administrative sanctions play an important role in enforcing business actors compliance with the notification obligations stipulated by the Business Competition Supervisory Commission (Komisi Pengawas Persaingan Usaha or KPPU). However, in practice, disparities in the imposition of sanctions between cases are frequently encountered, caused by the absence of clear provisions detailing the calculation of administrative sanctions for business actors who are late in submitting notifications. In several cases, it was found that business actors with longer delays were subjected to lighter fines compared to those with shorter delays, thereby creating disparities in the imposition of sanctions. The purpose of this research is to examine the regulation of notification obligations and administrative sanctions in cases of late notification of share acquisitions, as well as to analyze the considerations of the Commission Council in KPPU Decision No. 07/KPPU-M/2024, KPPU Decision No. 10/KPPU-M/2024, and KPPU Decision No. 12/KPPU-M/2022 regarding the differences in administrative sanctions imposed. In addition, this study also describes the regulation of fines for cases of delayed notification of share acquisitions in South Korea. The results of this research indicate that disparities in the imposition of administrative sanctions may occur, among others, due to factors considered to be mitigating or aggravating circumstances according to the Commission Council’s considerations. The research method used is doctrinal, emphasizing primary, secondary, and tertiary legal sources, complemented by interviews with resource persons as supporting reference materials."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Jenny M.B.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S24243
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library