Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Felicia Sesi Herdian
Abstrak :
Acinetobacter baumannii adalah bakteri kokobasil Gram negatif yang sering menjadi penyebab infeksi di rumah sakit. Belum diketahui apakah kasa ber-framycetin yang sering digunakan untuk perawatan luka dapat digunakan pada pencegahan luka yang dirawat di rumah sakit, misalnya luka paska operasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan daya hambat kasa ber-framycetin dengan kasa berparafin terhadap bakteri Acinetobacter baumannii secara in vitro. Penelitian ini menggunakan desain eksperimental secara in vitro dengan mengamati daya hambat kasa yang mengandung framycetin terhadap pertumbuhan bakteri Acinetobacter baumannii dibandingkan dengan kasa berparafin. Penelitian ini dilakukan pada Juli 2014—Juni 2015 di Laboratorium Departemen Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Daya hambat kasa uji dinilai dengan cara melakukan penghitungan koloni yang tumbuh (CFU/mL), selama waktu pemaparan 0, 30 menit, 2, 4, 6, dan 24 jam. Data dianalisis dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows dengan uji Kruskal-Wallis dan uji Mann-Whitney untuk analisis Post Hoc. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kasa ber-framycetin memiliki daya hambat pada waktu pemaparan selama 30 menit, 2 jam, 4 jam, 6 jam dan 24 jam. Secara statistik, daya hambat kasa ber-framycetin bermakna pada waktu pemaparan selama 30 menit. Kasa berparafin memiliki daya hambat pada waktu pemaparan 4 jam, 6 jam, dan 24 jam, yang secara statistik tidak bermakna. Daya hambat kasa ber-framycetin dan daya hambat kasa berparafin tidak berbeda bermakna secara statistik terhadap pertumbuhan koloni bakteri Acinetobacter baumannii secara in vitro pada seluruh waktu pemaparan. ...... Acinetobacter baumannii is a Gram negatif cocobacil bacteria which often cause infection in the hospital. It is not yet known if framycetin gauze dressing, which is usually used in wound care management, can be used to prevent infection of sound in hospital such as post-surgical wound. The aim of this research was to compare the in vitro inhibitory effect of framycetin gauze dressing with paraffin gauze dressing towards Acinetobacter baumannii. This in vitro experimental research was done by observing the comparison of inhibitory effect towards Acinetobacter baumannii growth between framycetin gauze dressing and paraffin gauze dressing. The data were collected from July 2014—June 2015 in Laboratory of Microbiology Department of Faculty of Medicine Universitas Indonesia. The inhibitory effect was measured by counting the growth of Acinetobacter baumannii (CFU/mL), during six exposure times (0, 30 minutes, 2, 4, 6, and 24 hours). All results were statistically analysed by SPSS 20.0 for windows by using Kruskal-Wallis test and Mann-Whitney test for the Post Hoc analysis. The result showed that the inhibitory effect of framycetin gauze dressing was noted at 30 minutes, 2, 4, 6, and 24 hours. Its inhibitory effect was statistically significant at 30 minutes. The inhibitory effect of paraffin gauze dressing was noted at 4, 6, and 24 hours. However, statistically there was no significant inhibitory effect of paraffin gauze dressing noted at all exposure times. It was noted that there was no statistically significant difference in inhibitory effect towards Acinetobacter baumannii growth in vitro between framycetin gauze dressing and paraffin gauze dressing at any exposure time.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Distyayu Sukarja
Abstrak :
Latar belakang: Acinetobacter baumannii Acb merupakan salah satu organisme penyebab infeksi neonatal di ruang rawat perinatologi. Kemampuan Acb menyebabkan resistensi antibiotik dan mampu mempertahankan diri dari desikasi serta desinfeksi berpotensi mengakibatkan kejadian luar biasa infeksi rumah sakit. Infeksi Acb terutama galur resisten dapat memengaruhi keberhasilan terapi, meningkatkan waktu dan biaya perawatan, serta angka mortalitas. Informasi mengenai Acb di Indonesia sangat terbatas. Tujuan: 1 Mengetahui prevalens infeksi Acb. 2 Mengetahui karakteristik neonatus terinfeksi Acb. 3 Mengetahui pola sensitivitas dan resistensi Acb terhadap antibiotik 4 Mengetahui proporsi luaran neonatus terinfeksi Acb. 5 Mengetahui faktor risiko infeksi Acb pada neonatus di perawatan Unit Perinatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM. Metode: Penelitian kohort retrospektif dengan pengambilan data rekam medis pasien neonatus yang dirawat di Unit Perinatologi RSCM sejak 1 Januari 2012 hingga 30 Juni 2016 dengan diagnosis sepsis neonatal awitan lambat. Faktor- faktor yang dianggap berpengaruh dianalisis secara multivariat. Hasil: Pada periode 1 Januari 2012-30 Juni 2016, didapatkan 540 subyek dengan diagnosis sepsis neonatal awitan lambat. Hampir seluruh subyek merupakan bayi prematur. Prevalens infeksi Acb didapatkan sebanyak 35,4 dengan infeksi Acb galur resisten sebanyak 94,8. Mortalitas akibat Acb adalah 65,4. Sensitivitas antibiotik paling baik yaitu polimiksin dan kolistin sebanyak 26,1 dan 20,6. Resistensi antibiotik paling tinggi ditemukan pada golongan sefalosporin 93 dan karbapenem 82 . Pada analisis multivariat didapatkan faktor risiko yang bermakna yaitu penggunaan karbapenem sebelum terinfeksi Acb p
Background Acinetobacter baumannii Acb attributes as pathogen for serious nosocomial infections in Neonatal units. The way it accumulates mechanisms of antimicrobial and desiccation resistance may cause nosocomial outbreaks. It represents a challenge as therapeutic options are limited and associated with an increased length of hospital stay and high mortality. Informations about Acb are not well established in Indonesia. Aim 1 To determine the prevalence of Acb infection. 2 To described the clinical characteristics of acb infections. 3 To identify antimicrobial susceptibility of Acb. 4 To determine the mortality rate of Acb infection. 5 To determine the risk factors associated with Acb infection in Perinatology Unit of Cipto Mangunkusumo Hospital. Method A retrospective, cohort study was conducted in Neonatal Unit of Cipto Mangunkusumo Hospital by reviewing medical records of neonates diagnosed as late onset sepsis from 1st January 2012 to 30th June 2016. Risk factors of infection were compared in multivariable analysis. Result From 1st January 2012 to 30th June 2016, 540 cases of late onset sepsis were indentified. Preterm was noted in most cases. The prevalence of Acb infection were 35.4. Antibiotic resistant Acb was the most predominant strain accounting for 94.8 of cases of Acb infection. Overall mortality was 65.4. Isolates were resistant to cephalosporins 93 and carbapenems 82 , while susceptible to polymyxins 26.1 and colistin 20.6. Statistically significant risk factors were neonates exposed to carbapenems before infection odds ratio OR 1.989 p
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T55648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library