Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eddy Bachri
Abstrak :
Kegiatan di Industri minyak dan gas bumi merupakan industri yang padat modal, berteknologi cukup tinggi namun juga memiliki potensi bahaya yang tinggi pula. Oleh sebab itu pengendalian kecelakaan di industri Migas merupakan hal yang mutlak dilakukan. Di dalam mata rantai usaha untuk mencegah terjadinya kecelakaan maka salah satu faktor yang sangat berperan adalah bagaimana kita mengetahui adanya bahaya yang mengancam sehingga kita dapat melakukan pengendalian terhadap bahaya tersebut. Usaha-usaha untuk mengetahui adanya bahaya disebut sebagai identifikasi bahaya, yang mana saat ini telah tersedia berbagai metoda identifikasi bahaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana penggunaan metoda identifikasi bahaya yang saat ini tersedia, dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan masalah yang dihadapinya dalam kaitan dengan adanya kondisi dan tindakan tidak aman yang ada di perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui jenis metoda identifikasi bahaya yang dapat mengungkap faktor tindakan dan kondisi yang tidak avian yang dominan. Penelitian dilakukan pada 3 buah perusahaan KPS yang mencerminkan perusahaan yang berbasis Eropa / Amerika, Asia dan Indonesia. Data penelitian merupakan data sekunder yang merupakan hasil pelaksanaan identifikasi bahaya yang dilakukan perusahaan dalam kurun waktu tahun 2003 dan wawancara dengan petugas kunci yang menangani identifikasi bahaya di perusahaannya. Metode penelitian adalah metoda deskriftif, semi kualitatif dengan memberikan bobot secara kualitatif pada masing-masing variabel pada pemilihan metoda dan dalam bentuk persentasi untuk menentukan faktor temuan dominan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metoda Inspeksi Keselamatan Kerja, Observasi pada Audit Keselamatan, Analisa Bahaya Awal (PHA) dan Hazops memiliki kecendrungan temuan pada kondisi tidak aman yang dominan sedangkan metoda observasi memiliki kecenderungan temuan pada tindakan yang tidak aman yang lebih dominan. Selain itu terdapat pula kekurang lengkapan penggunaan metoda identifikasi bahaya pada 2 perusahaan karena metoda yang dipergunakan semuanya memiliki kecendrungan temuan kondisi tidak aman yang dominan, sedangkan masalah kecelakan di perusahaan tersebut yang lebih di dominasi oleh adanya tindakan yang tidak aman. Agar pengendalian bahaya dapat dilakukan secara efektif maka perlu dilakukan kajian terhadap penggunaan metoda identifikasi bahaya pada masing-masing perusahaan untuk memastikan kesesuaiannya dengan masalah kecelakaan yang dihadapi perusahaan.
Oil & gas industry is required high investment, modem technology but also has a high potential hazard due to its operation. Therefore to control such accidents is a mandatory requirement in Oil & Gas industry in Indonesia. To prevent an accident, there is one important chain that must be considered, ie hazard, so if we could control a hazard that means we could eliminate the accidents. There are so many hazard identification methodology are available in the market now. This research is intended to explore the implementation of hazard identification methodology that available in the market to looking for unsafe condition and unsafe act. The research is also intended to know of what kind of hazard methodology that has a dominant finding on unsafe conditions or unsafe acts. The research was conducted at 3 PSC's companies in Indonesia that reflected the Europe 1 American, Asia and Indonesia region. The data for the research was taken from secondary data that resulted from the hazard identification implementation of each companies during the period of 2003 and interview with key personnel who were handling the hazard identification processes. The research methodology was descriptive, semi qualitative with allocated a certain number of qualitative variable on selecting hazard identification methods and in the form of percentage to decide the dominant factor. The result of research shown that Safety Inspection, Safety Audit (physical checking) Preliminary Hazard Analysis and Hazops (Hazard Operability Study) have the tendency to have the unsafe condition findings more dominant than unsafe act findings but the observation method (such as STOP) has a tendency to have unsafe act findings more dominant. It is also indicated that the 2 companies were using incomplete methodology since all current methods that were used have a tendency to looking for the unsafe conditions but the accidents in the companies were majority resulted from unsafe acts. To ensure an effective hazard control was implemented, each company should conduct evaluation on the current methods whether it was still adequate and was reflecting the company's problem (in term of the cause of company accidents).
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12648
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Andi Sutrisno Putro
Abstrak :
Faktor manusia merupakan faktor utama penyebab terjadinya kecelakaan kendaraan di hampir seluruh bagian dunia. Meskipun demikian, analisis menganai faktor-faktor lain yang juga menyebabkan kecelakaan menarik untuk diteliti. Analisis mengenai faktor-faktor lain yang juga menyebabkan kecelakaan menarik untuk diteliti. Tesis ini menyajikan analisis ntuk memastikan apakah jumlah kendaraan, kecepatan rata-rata kendaraan dan tingkat utilisasi tempat istirahat berpengaruh terhadap jumlah kecelakaan di ruas Tol Cikopo Palimanan. Penelitian juga dilakukan untuk mengkaji pengaruh jumlah kendaraan terhadap utilisasi tempat istirahat. Penelitian dilakukan terhadap kondisi lalu-lintas di seksi KM130B pada periode tertentu di dini hari (periode sering terjadinya kecelakaan) selama 13 hari selama masa liburan tahun baru 2019 dan menggunakan model regresi untuk analisis hasil data observasi. Seksi ini dianggap salah satu titik rawan kecelakaan oleh operator tol Cipali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat utilisasi tempat istirahat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap jumlah kecelakaan. Kondisi ini menunjukkan perlunya perluasan tempat istirahat untuk menurunkan tingkat utilisasi tempat istirahat untuk menurunkan jumlah kecelakaan kendaraan ......Human error has been considered as the main factor of car accident in most part of the world. However, it is also interesting to analyze the impact of other factors as well. This research presents analysis to confirm whether the number of car traffic, utilization of rest area, and the average car speed affect the number of car accidents in Cikopo-Palimanan Toll Road (Cipali Toll Road) in West Java, Indonesia. The research also analyzes the effect of the number of traffic on rest area utilization at the same toll road. Observation on the traffic in the toll section KM130B is conducted during a certain period in the early morning (where and most accidents happened) for 13 days of the new year holiday season of 2019, and the observation data is analyzed using regression models. This toll section is considered as one of black spots identified by operator of Cipali Toll Road. The results show that the rest area utilization rate has a significant effect on the occurrence of car accident. This implies that bigger rest area may be needed to lower the utilization rate and thus reducing the occurrence of car accidents.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rahma Putri
Abstrak :
Penelitian ini merupakan sebuah studi kasus kecelakaan tertimpa pohon di area Gerbatama Universitas Indonesia, Depok. Kecelakaan yang terjadi tanggal 28 Desember 2014 menyebabkan pengendara motor beserta penumpang yang melintas di zona bahaya penebangan mengalami cidera berat dan ringan pada tubuh. Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mengetahui berbagai penyebab yang melatarbelakangi kecelakaan. Data yang terkumpul didapat dari hasil wawancara dengan 7 orang informan, observasi lokasi kejadian, serta studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan faktor manusia, peralatan, lingkungan, dan organisasi berkontribusi dalam kecelakaan. Berdasarkan Fault Tree Analysis penyebab dasar kejadian ini ada pada faktor organisasi berupa implementasi kebijakan keselamatan yang tidak memadai, kurangnya perencanaan terhadap pekerjaan serta supervisi dari pengawas yang kurang memadai saat pekerjaan. ...... This research is a case study of struck by falling tree accident at Gerbatama area, Universitas Indonesia, Depok. The accident which occurred on December 28, 2014 made the motorcyclist and its passenger who crossed the danger zone of the felling site got major and minor injuries on their bodies. This qualitative research aims to search for the causes of the accident.The data was collected through interviews with 7 informants, observation of the accident location, and also literature study. The results showed that human, equipment, environment, and organizational factors contributed to the accident. The Fault Tree Analysis showed that organizational factors were the basic causes of the accident, such as inadequate safety policies implementation, lack of job planning, and also lack of job supervision.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robiana Modjo
Abstrak :
Usaha peningkatan pemakaian gas terutama Elpiji, selain. untuk tujuan konservasi dan diversifikasi energi serta pelestarian lingkungan. Sebagai bahan bakar untuk rumah tangga, Elpiji dimanfaatkan untuk kompor gas, peralatan oven dan grill, peralatan pressure cooker, lampu penerangan, dan water heater. Disamping efektif dan efisien dalam pemakaiannya namun risiko untuk terjadinya kebakaran dan bahaya serta ledakan cukup tinggi jika pemakaiannya tidak dilakukan dengan cara yang benar dan aman. Kebakaran dapat terjadi oleh karena ketidaktahuan serta perilaku yang salah oleh konsumen dalam mengatasi kebocoran atau keluamya gas dari tabung pada saat sedang digunakan. Untuk itu faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku konsumen dalam penggunaan Elpiji yang aman menjadi penting dan harus mendapat perhatian serius. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran tentang perilaku konsumen rumah tangga dalam penggunaan Elpiji dan faktor-faktor yang berhubungan dengan keselamatan penggunaan Elpiji pada konsumen tingkat rumah tangga. Jenis penelitian adalah deskriptif analitik dengan disain cross sectional. Data diambil dari data yang telah dikumpulkan oleh Pusat Kajian dan Terapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PKTK3) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia yang bekerjasama dengan PERTAMINA. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh konsumen rumah tangga pengguna Elpiji (sebagai unit penelitian), menggunakan purposive sample yakni di lakukan di empat propinsi, sampel yang didapat adalah 330 dari empat propinsi. Dari hasil yang didapatkan berdasar jenis kelamin, perempuan lebih banyak terpilih menjadi responden (hampir 85%) dari pada laki-laki (15,2%). Dari pendidikan responden, maka pengguna Elpiji pada tingkat rumah tangga yang bersekolah sampai SLTA ke atas di atas 50%, yakni mencapai 85,5%, jika dibandingkan dengan SLTP ke bawah hanya 14,5%. Sementara itu dari segi status perkawinan responden paling banyak yang menikah (kawin) 75,8%, bila dibandingkan dengan yang tidak/belum menikah ataupun pernah menikah kemudian cerai hanya sekitar 21,8%. Pendapatan keluarga responden setiap bulannya, ada 80,6% responden yang penghasilannya di bawah Rp. 1.000.000, ada 10 responden tidak teridentifikasi berapa pendapatan keluarganya. Usia responden terbanyak pada golongan umur 26 sampai dengan 45 tahun (kurang lebih 53,6%), dimana usia terendah responden adalah 15 tahun, dan usia tertinggi 75 tahun. Hasil bivariat dan multivariat dari variabel-variabel yang diteliti menunjukkan bahwa variabel umur, persepsi dan petunjuk dari provider merupakan variabel yang berhubungan secara bermakna dengan perilaku keselamatan dalam menggunakan Elpiji di rumah tangga. Saran yang dapat diberikan kepada PERTAMINA antara lain adalah: Diberikannya buku petunjuk secara cuma-cuma kepada pemakai Elpiji, dapat disalurkan lewat agen (delaer) maupun pengecer (retailer). Pada tabung Elpiji diberi label, leaflet ataupun stiker yang berisikan informasi/pedoman safety (keselamatan) penggunaan Elpiji. ......Factors Related to Safety Behavior of the Elpiji's Consumer on the Household Level in Four Provinces Indonesia on the 1997thThe aim of using Elpiji that has been increasing recently is to energy conservation and diversification, furthermore to protect environment from the pollution. In the house hold, Elpiji has been used as a fuel for gasfire, oven and grill, pressure cooker equipment, lights and water heater. Beside the effectiveness and efficiency in using Elpiji, fire and explosion still could be happen as the risk if it does not proper way in using the Elpiji. Fire would be probably happen when people do not act in right way while there was leak come from the tube. In addition, knowing the factors related to the consumer's behavior would be very necessary and must be have serious attention. The aim of this survey is to know the description regarding consumer's behavior while using the Elpiji and factors related to the safety on the household level. This is the analytical descriptive survey with cross sectional design. Secondary data has been analyzed taken from data collection of Pusat Kajian dan Terapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PKTK3) FKMUI in which collaborated with PERTAMINA. The population of this survey was taken from all of the consumer on the household level (as a unit population). Furthermore, using the purposive sample, there were four provinces have been selected to be the target population, in 'which 330 consumers have been sampled to be analyzed to this survey. The result of data was found that based on the sex, women have been selected as a respondent almost 85% compare to men (only 15%). Considering the respondent education, more than 50% they have been passed senior high school (almost 85,5%). Considering the marital status, the respondents have been chosen mostly married (75,8%) compare to unmarriage respondent. Monthly income of the respondent selected were among 300.000-1.000.000 rupiahs. Based on the age, mostly they were on 26-45 year old (53,6%), in which 15 year old minimum and 75 year old maximum. The result of bivariate and multivariate analysis have been known that there were some variables related to the safety behavior. Variables' age, perception and guidance/information from provider have been identified statistically related to safety behavior of the consumer while using Elpiji in household, within 95% confidence interval. Suggestions from those results have been summarized such as giving safety handbook to the consumer on the household level through dealer or retailer for free, also putting interesting sticker, leaflet or label that contain safety information on the tube.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sondy Pandapotan
Abstrak :

Kawasan berbasis transit dengan pengembangan lahan guna campuran yang ditujukan untuk memberi dorongan terhadap penggunaan transportasi transit publik oleh populasinya, seringkali hanya berfokus pada pengaturan tata ruang saja. Sementara utilitas seperti jalur pejalan kaki hanya dianggap sebagai komponen pelengkap. Walaupun sebenarnya bentuk transportasi mendasar dan satu-satunya cara untuk berganti moda transportasi pada area transit adalah dengan berjalan kaki. Salah satu parameter untuk mengukur kesuksesan sebuah kawasan yang dikembangkan dengan berbasis transit adalah adanya aktivitas-aktivitas di dalam lahan guna campuran yang terhubung dengan berjalan kaki. Studi ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara komponen berjalan kaki atau aspek-aspek dari jalur pejalan kaki yang mempengaruhi tingkat penggunaan transportasi transit public. Ruang lingkup penelitian adalah jalur-jalur yang menghubungkan Stasiun Kereta Duren Kalibata dengan Apartemen Kalibata City. Berdasarkan survei yang telah dilakukan, penggunaan kereta komuter pada Stasiun Duren Kalibata memiliki persentase penggunaan 34.02% dari total moda perjalanan non kendaraan pribadi. Dan dengan salah satu analisa dengan menggunakan analisa regresi linear. Hasil analisa merupakan permodelan dengan bentuk persamaan Y=-0.575-0.021(X1)+4.825(X2)-0.164(X3)+2.154(X4) dimana variabel-variabel bebasnya merupakan X1 = jarak perjalanan, X2 = lebar jalur, X3 = hambatan dan X4 = diskontinuitas jalur. Namun dari persamaan ini masih bersifat tidak signifikan dan pada uji t ditemukan bahwa variabel yang memiliki pengaruh terhadap tingkat penggunaan transportasi transit pada kawasan Stasiun Duren Kalibata hanyalah komponen jarak tempuh (X1). Untuk memodelkan representasi yang lebih baik penggunaan komponen jarak tempuh dapat dikombinasikan dengan komponen-komponen jalur pejalan kaki lainya yang masih memerlukan identifikasi lebih lanjut.


Transit development area which supported by the development of mixed-use spatial to encourage the population using transit transportation often focused in spatial arrangement and development. While the transportation utility such as pedestrian way only considered as supporting component. Even though walking is a form of basic transportation and the only way to change mode of transportation in transit area. Multiple actitivities at mixed-use spatial connected by walking distance is one of parameters to a successful transit oriented development area. This study meant to analyze the connection between walking component or aspects of pedestrian way influence the rate of use from public transit transportation. The scope of this study is pedestrian lanes that connecting Duren Kalibata Train Station and Kalibata City Apartment. Survey counting, observation and measurement was used to collect data. Based on survey that has been done, the usage of commuter line at Duren Kalibata Train Station is 34,02% from total of non-private vehicles. Analyzing method being used is multiple linear regression formulate equation Y=-0.575-0.021(X1)+4.825(X2)-0.164(X3)+2.154(X4) as a result for public transit transportation rate of use at Duren Kalibata Train Station with components from pedestrian way from literature study used as independent variable: trip distance (X1), sidewalk width (X2), obstacles (X3) and lane absence (X4). Although this equation model has variables with low significance and from t-stat value test, it shows that only trip distance that has big influence for public transit transportation rate of use at Duren Kalibata Train Station. To formulate a better model that represent the condition on how pedestrian way influence the usage rate of transit transportation, trip distance can be used combined with other pedestrian way`s components that will need to be further identified.

2019
T53333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Normalita Putri
Abstrak :
International Labour Organization (ILO), setiap tahun ada lebih dari 250 juta kecelakaan di tempat kerja dan lebih dari 160 juta pekerja menjadi sakit karena bahaya di tempat kerja. dan 1,2 juta pekerja meninggal akibat kecelakaan dan sakit di tempat kerja. Dampaknya pada ekonomi dunia karena hilangnya hari kerja mendekati 4% dari GDP Global. PT. X merupakan perusahaan konsorsium konstruksi migas yang salah satu aktivitas yang memiliki tingkat kecelakaan kerja tinggi di PT. X hal ini dapat dilihat dari data pendahulu kecelakaan kerja yang dimiliki PT. X pada periode Januari 2023 sampai dengan April 2023 dengan total kasus kecelakaan kerja sebanyak 40 kejadian. Dari uraian diatas maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja pada perusahaan konstruksi migas di PT. X Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan rancangan crossectional. Penelitian ini memiliki sampel berjumlah 106, penelitian dilakukan pada bulan Mei 2023 sampai dengan Juni 2023, berusia rata-rata 28 tahun dan di dominasi usia di atas 28 tahun sebanyak 94 pekerja (88,7%), jenis kelamin di dominasi pekerja laki-laki sebanyak 85 pekerja (80,2%), untuk tingkat pendidikan di dominasi pekerja berpendidikan tingkat tinggi sebanyak 85 pekerja (83%), dan masa kerja di dominasi pekerja yang bekerja di bawah 5 tahun sebanyak 91 pekerja (85.8%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Analisis Bivariat terdapat 3 Faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja yaitu Shift Kerja dengan hasil p value 0,000 < 0,05, Sosialisasi K3 dengan hasil p value 0,008 < 0,05, Pengawasan Manajemen dengan hasil nilai p value 0,032 < 0,05. Dengan hasil Analisis Multivariat yang menunjukkan bahwa faktor yang dominan adalah faktor shift kerja. Kesimpulannya adalah faktor yang paling mendominasi dalam terjadinya kecelakaan kerja adalah shift kerja. ......International Labor Organization (ILO), every year there are more than 250 accidents in the workplace and more than 160 million workers become sick due to hazards in the workplace. and 1.2 million workers died as a result of accidents and illness at work. The impact on the world economy due to lost working days is close to 4% of Global GDP. PT. X is an oil and gas construction consortium company which is one of the activities that has a high work incident and or accident rate at PT. X, this can be seen from the work incident and accident predecessor data owned by PT. X in the period January 2023 to April 2023 with a total of 40 occupational incident and accident cases. From the description above, the authors want to conduct research on the factors that influence occupational incident and or accidents at oil and gas construction companies at PT. X Year 2023. This research uses a descriptive analytic research design with a cross-sectional design. This study has a sample of 106, the study was conducted from May 2023 to June 2023, the average age is 28 years and the predominance is over 28 years of age as many as 94 workers (88.7%), gender is dominated by male workers as many as 85 workers (80.2%), for the level of education dominated by highly educated workers as many as 85 workers (83%), and years of service dominated by workers who worked under 5 years as many as 91 workers (85.8%). The results of this study indicate that in Bivariate Analysis there are 3 factors that influence work accidents, namely Shift Work with a p-value of 0.000 <0.05, OSH Socialization with a p-value of 0.008 <0.05, Management Supervision with a p-value of 0.032 <0.05. With the results of Multivariate Analysis which shows that the dominant factor is the work shift factor. The conclusion is that the most dominating factor in the occurrence of work accidents is shift work.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Murti Tri Putranto
Abstrak :
Kecelakaan kerja seringkali disebabkan oleh perilaku tidak aman. Program Behavior Based Safety memiliki peranan penting dalam menciptakan zero accidents. Implementasi dari program BBS memfokuskan pada observasi dimana dari observasi tersebut akan membentuk suatu kewaspadaan terhadap perilaku tidak aman dan meningkatkan perilaku aman. PT X sudah menerapkan program BBS dari tahun 2008-2016 dan didapatkan hasil evaluasi internal yang cukup baik, akan tetapi setelah ditanyakan secara langsung terhadap observer (karyawan), ditemukan praktik observasi yang tidak sesuai dengan kaidah BBS yang sudah disepakati yang mana hal ini dapat mempengaruhi hasil evaluasi internal PT X, dimana hal ini ditunjukkan ketika reinforcement ditiadakan, jumlah observer mengalami penurunan sebesar 68,2%. Tujuan penelitian ini mengevaluasi program BBS yang ada di PT X. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Evaluasi yang dilakukan menggunakan 3 parameter besar, dengan total 8 sub parameter dengan penyebaran kuesioner terhadap divisi operasional, perawatan, tim pendukung ( Field Engineering Support, Laboratory, Medical dan Facility Management). Hasil analisis data menyebutkan bahwa evaluasi internal yang dilakukan oleh PT X masih kurang dimana terdapat unsur-unsur yang belum dimasukkan dalam evaluasi tersebut, antara lain keterlibatan pekerja dalam penentuan baseline, goal setting dan komitmen pekerja dan manajemen dalam pemberian feedback. Dan ditemukan bahwa reinforcement merupakan faktor penting dalam menjalankan program BBS ini. ......Work accidents are mostly caused by unsafe behavior. Behavior Based Safety (BBS) program plays an important role to create zero accidents. The implementation of behavior-based safety program is focused to observe the behavior which is in observation will create unsafe behavior awareness and improve safe behavior. PT X has implemented BBS program from 2008-2016 and got good internal evaluation results, but after crosscheck directly to observer (employee), found observation practice which is not in accordance with BBS rules which it can influence the results of internal evaluation PT X, indicated when reinforcement is eliminated, the number of observers decreased by 68.2%. The purpose of this study is to evaluate the BBS program in PT X. This research is a descriptive research with quantitative approach. The evaluation was conducted using 3 large parameters, with a total of 8 sub-parameters with questionnaires distributed to the operational, maintenance, support gorup (Field Engineering Support, Laboratory, Medical and Facility Management) divisions. The results of the data analysis indicate that the internal evaluation conducted by PT X is still lacking where there are elements that have not been included in the evaluation, including the involvement of workers in determining the baseline, goal setting and commitment of workers and management in giving feedback. And found that reinforcement is an important factor in implementing BBS program.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabby Andina Ganesdhi
Abstrak :
Pembangunan infrastruktur di Indonesia yang dinilai cukup pesat namun masih diliputi dengan angka kecelakaan kerja yang tinggi. Tercatat setiap tahunnya angka kecelakaan kerja pada sektor industri konstruksi Indonesia mengalami peningkatan, salah satunya pada pekerjaan arsitektur bangunan. Pekerja jatuh dari ketinggian merupakan risiko tertinggi yang sering terjadi sehingga perlu adanya perhatian khusus. Salah satunya adalah dengan tindakan pencegahan melalui desain yang mana mempertimbangkan risiko kecelakaan dan keselamatan pekerja sejak tahap inisiasi proyek melalui analisis bahaya dan risiko dari setiap aktivitas yang mengacu pada sebuah work breakdown structure (WBS). Namun pada praktiknya, kegiatan pengelolaan risiko proyek masih berfokus pada tahap pelaksanaan. Ditambah dengan belum terdapatnya WBS yang terstandardisasi untuk proyek dengan kontrak rancang-bangun yang berkarakteristik tidak pasti dan kerap mengalami perubahan lingkup pekerjaan, menyebabkan analisis bahaya dan risiko menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, dalam meningkatkan kinerja keselamatan kerja konstruksi, perlu dilakukan perencanaan keselamatan kerja dimulai dari tahap perencanaan, salah satunya adalah dengan bantuan work breakdown structure (WBS). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan standar WBS yang berbasis risiko untuk tahap perencanaan dan pembangunan gedung bertingkat tinggi terintegrasi kontrak rancang bangun, dimana dengan WBS setiap detail aktivitas akan terpetakan dan risiko tinggi sehingga dapat dianalisis dan dilakukan Tindakan preventif untuk mencegah kecelakaan konstruksi. Penelitian ini terdari beberapa tahap dengan metode validasi dengan pakar dan analisa risiko kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara risiko yang diidentifikasi dari WBS dengan kinerja keselamatan konstruksi. Pengembangan standar WBS dengan 5 (lima) kategori tambahan persyaratan dapat mempengaruhi peningkatan kinerja keselamatan konstruksi melalui pengelolaan risiko sejak awal. ......The development of infrastructure development in Indonesia is considered quite rapid but is still covered by a high number of work accidents. It is recorded that every year the number of work accidents in the Indonesian construction industry sector has increased, one of which is in architectural work that aims to beautify the appearance of the building. Workers falling from a height is the highest risk that often occurs so that special attention is needed. One of them is preventive action through design which considers the risk of accidents and worker safety since the project initiation stage through hazard and risk analysis of each activity that refers to a work breakdown structure (WBS). But in practice, project risk management activities still focus on the construction implementation stage and focus only from the contractor's point of view as a service provider. Coupled with the absence of a standardized WBS for projects with design-build contracts that are characterized by uncertainty and frequent changes in the scope of work, causing hazard and risk analysis to be less than optimal. Therefore, in improving construction work safety performance, it is necessary to carry out work safety planning starting from the planning stage, one of them is with the help of a work breakdown structure (WBS). This research aims to develop a risk-based WBS standard for the planning and construction stages of an integrated high-rise building design contract, where with the WBS every detail of the activity will be mapped and high risk so that it can be analyzed and preventive action can be taken to prevent construction accidents. This research consists of several stages with validation methods with experts and qualitative risk analysis. The results showed a significant relationship between the risks identified from the WBS and construction safety performance. The development of WBS standards with 5 (five) additional categories of requirements can influence the improvement of construction safety performance through early risk management.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yuliansya Idul Adha
Abstrak :
Proses pekerjaan konstruksi suatu bangunan dalam kegiatan operasionalnya selalu terdapat potensi bahaya yang dapat mengancam tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, kebakaran, bahan kimia, ledakan, wabah penyakit dan penyakit akibat kerja yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Penelitian ini merupakan kajian mengenai upaya pencegahan kecelakaan kerja bidang konstruksi. Penelitian ini dilakukan pada proyek pembangunan Teaching Hospital Universitas Indonesia kampus Depok oleh kontraktor pembangunan PT WIKA pada kurun waktu awal juni 2015. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan di dukung dengan metode kualitatif yang dalam menganalisis mendalam mengenai upaya pencegahan kecelakaan kerja bidang konstruksi menggunakan pendekatan model Human Factor Analysis Classification System (HFACS). Adapun yang menjadi hasil penelitian adalah sebagai berikut: Pelaksanaan resources management, organizational climate dan organizational process pada tingkat organizational influences / pengaruh organisasi sudah tinggi pelaksanaannya oleh pihak manajemen. Pelanggaran pada kegiatan inadequate supervision, planned inappropriate operations, failed to correct problems dan supervisory violations pada tingkat unsafe supervision / pengawasan tidak selamat termasuk dalam kategori rendah. Upaya untuk mencegah terjadi kecelakaan kerja masih terdapat lubang / celah kegagalan yang dapat mempengaruhi risiko terjadi kecelakaan kerja yakni pada condition of operators masih terdapat sebesar 9,3 %, crew resources management sebesar 5,2 % dan personal readiness sebesar 4,1 %. Potensi tinggi terjadi kegagalan upaya pencegahan kecelakaan kerja yang disebabkan oleh tindakan errors di sebesar 8,2 %, tindakan pelanggaran sekitar 5,2 %. Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal antara lain, merealisasikan program K3, menegakkan peraturan, kebijakan dan komitmen perusahaan,mengadakan pelatihan K3, menjaga konsistensi implementasi K3L, melakukan pengadaan APD yang sesuai standard, mengalokasikan pembiayaan K3L, mengadakan pelayanan kesehatan, dan membangun leadership value. ......The process of building construction in the operations always any the potential hazard that can threaten the labor, such as occupational accidents, fire, chemicals, explosion, epidemic and occupational diseases that could occur at any time. This is a research study prevention construction workplace accidents. This study was perform on development projects Teaching Hospital, University of Indonesia campus in Depok by construction contractor PT WIKA during at June 2015. This study used cross sectional design with a quantitative approach and supported by qualitative methods, and for advance analyzing by using the model of Human Factor Analysis Classification System (HFACS). The results of this study are: Implementation of resources management, organizational climate and organizational process at the organizational influences have had implementating correctly by management. Infringement on the activities of inadequate supervision, planned Inappropriate operations, failed to correct problems and supervisory violations at the level of unsafe supervision is in the low category. Defense system for the prevention of occupational accidents is still a gap failures that can affect the risk of workplace accidents that occur on the condition of operators 9.3%, crew resources management 5.2% and 4.1% for personal readiness. High potential failure prevention of defense system for occupational accidents caused by errors 8.2%, and violations about 5.2%. Recommendation are: realize the HSE program, enforce regulations, policies and commitment of the company, HSE training, consistent for implementating HSE activities, procure appropriate PPE standards, HSE funding management, conduct the health services, and build leadership value.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rimba Alifandy Putra
Abstrak :
Kecelakaan kerja yang disebabkan oleh unsafe acts dan unsafe conditions berkaitan erat dengan bagimana budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diterapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan gambaran awal budaya K3 enam SMK di Kota Depok tahun 2023. Metode penelitian yang digunakan analisis deskriptif menggunakan data kualitatif dan kuantitatif untuk memberikan gambaran terkait domain organisasi, teknologi, dan manusia terkait iklim K3 di enam SMK di Kota Depok. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan sampel guru, tenaga kependidikan, dan siswa, instrumen wawancara dengan sampel pihak kepala sekolah atau perwakilan yang ditunjuk, dan instrumen observasi dilakukan peneliti secara langsung di SMK. Hasil gambaran awal budaya K3 antara lain empat SMK memiliki nilai baik dan dua SMK memiliki nilai cukup baik. ......Accidents caused by unsafe acts and unsafe conditions are closely related to how the safety culture is implemented. The purpose of this study is to get an initial overview of the safety culture in six Depok City Vocational Schools in 2023. The research method used is descriptive analysis using qualitative and quantitative data to provide an overview related to organizational, technological, and human domains related to safety climate in six Vocational High Schools in Depok City. The instruments in this study were questionnaires with samples of teachers, educational staff, and students, interview instruments with samples of school principals or designated representatives, and observation instruments carried out by researchers directly at Vocational Schools. The results of the initial overview of the OSH culture included four Vocational Schools having good category and two Vocational Schools having fairly good category.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>