Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ijang Awaludin
Abstrak :
Mahasiswa cenderung memiliki banyak kesibukan, baik kesibukan akademik maupun kesibukan non akademik, sehingga hal tersebut dapat menjadi faktor penyebab terjadinya stres yang dikenal dengan stres akademik. Penelitian ini dilakukan kepada mahasiswa penerima beasiswa Beastudi Etos di wilayah Jakarta (mahasiswa Universitas Indonesia) dan Bogor (mahasiswa Institut Pertanian Bogor) sebanyak 89 orang dengan menggunakan teknik total sampling, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat stres akademik yang terjadi pada mereka dengan menggunakan instrumen penelitian Academic Stress Scale (ASS). Penelitian ini dilakukan dengan analisis penelitian deskriptif dan menggunakan desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian diperoleh mahasiswa rata-rata berusia 19,12 tahun, didominasi oleh perempuan (60,7%) dan mahasiswa tahun ke-1 (64,0%), paling banyak mengikuti 2-3 organisasi (52,8%), sebagian besar memiliki indeks prestasi kategori baik (58,4%), serta teridentifikasi memiliki tingkat stres akademik kategori stres ringan (38,2%), stres sedang (32,6%), dan stres berat (11,2%). Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan stres akademik dengan berbagai faktor lain seperti pola tidur dan pola aktifitas. ...... Students tend to have a lot of bustle, bustle both academic and non-academic, so that it can be factors that cause stress are known with academic stress. This research was conducted to scholarship recipients Beastudi Etos in Jakarta (Universitas Indonesia students) and Bogor (Bogor Agricultural University students) as much as 89 people by using total sampling technique, in order to determine the level of academic stress happens to them using research instruments Academic Stress Scale (ASS). This research was conducted with descriptive and analytical research using cross sectional design. The results obtained by the students with an average age 19.12 years, dominated by women (60.7%) and students of year 1 (64.0%), the most widely followed 2-3 organizations (52.8%), partially great to have a good category of performance index (58.4%), and identified as having mild levels of academic stress (38.2%), moderate levels (32.6%), and high levels (11,2%). Recommendations from this research is necessary to do research on the relationship academic stress with a variety of other factors such as sleep pattern and activity pattern.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
S60076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradiba Jamal
Abstrak :
Tuntutan akademik yang tinggi dan kesulitan integrasi pembelajaran teori dengan praktik membuat mahasiswa keperawatan rentan mengalami stress akademik. Stress akademik mengganggu kondisi fisik, emosi, perilaku, dan kognitif, seperti menurunnya kinerja akademik, depresi, dan keinginan menyakiti diri. Mahasiswa membutuhkan dukungan sosial melalui hubungan pertemanan yang berkualitas sebagai sumber daya koping dalam penanggulan stress yang efektif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan kualitas pertemanan dengan tingkat stress akademik pada mahasiswa keperawatan. Penelitian dengan pendekatan cross-sectional pada 242 mahasiswa keperawatan Universitas Indonesia ini menggunakan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan MFQ dan SLSI dengan uji korelasi Pearson. Penelitian ini telah lolos uji etik fakultas dengan nomor registrasi SK-16/UN2.F12.D1.2.1/ETIK 2021. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan signifikan antara kualitas pertemanan dengan stress akademik mahasiswa keperawatan reguler Universitas Indonesia (p value= 0,702 r= 0,025). Kesimpulan penelitian ini adalah ketidakefektifan kualitas pertemanan sebagai pemberi keamanan emosional dalam penanggulangan stress akademik disebabkan karena penurunan interaksi dan media komunikasi online yang berpotensi pada ketidakpuasan dan kesepian dalam pertemanan. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meninjau faktor kepuasan dalam pertemanan terhadap stress akademik pada populasi lainnya. ......High academic pressure and challenges in integrating theoretical and practical learning lead nursing students vulnerable to academic-related stress. Academic stress interferes with physical, emotional, behavioral, and cognitive conditions, such as decreased academic performance, depression, and self-harm. Nursing students require good quality friendships as a coping resource to have effective stress management. The study’s purpose determined the correlation between friendship quality and academic stress levels in nursing student at Universitas Indonesia. The cross- sectional study of 242 participants used simple random sampling techniques using MFQ and SLSI as data collectors with Pearson correlation test. This study has passed the faculty ethics test with registration number SK-16/UN2.F12.D1.2.1/ETIK 2021. The results showed no significant corellation between the quality of friendship and academic stress of undergraduate nursing students of Universitas Indonesia (p value= 0,702 r= 0,025). This study concludes that the ineffectiveness of the quality of friendship as a provider of emotional security in dealing with academic stress is due to a decrease in online interactions and communication media which have the potential to cause dissatisfaction and loneliness in friendships. Further research could find the satisfaction factor in friendships to academic stress in other populations.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Stress akademik mempengaruhi kesehatan jaringan periodontal dan kadar interleukin-1 beta. Stres merupakan faktor risiko penyakit periodontal yang dapat meningkatkan kadar interleukin-1 dan berperan pada kerusakan jaringan periodontal. Tujuan: menganalisis hubungan antara stres akademik pada mahasiswa program studi spesialis dengan kondisi jaringan periodontal dan kadar interleukin-1 beta dari cairan krevikular gingiva. Metode: Tiga puluh delapan subjek penelitian mengisi kuesioner Graduate Dental Environtmental Stress (GDES), pemeriksaan klinis periodontal, dan pengambilan sampel dari cairan sulkus gingiva dari delapan titik di regio anterior dan posterior serta pemeriksaan kadar interleukin-1 beta dengan Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA). Hasil: Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara tingkatan stres akademik dengan kondisi jaringan periodontal yaitu tingkat kebersihan mulut (p=0,038), indeks perdarahan gingiva (p=0,02), namun tidak pada kedalaman poket dan tingkat perlekatan klinis (p=0,972). Terdapat perbedaan bermakna (p=0,03) antara kadar interleukin-1 beta dengan tingkatan stres akademik. Tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara kadar interleukin-1 beta dengan kondisi jaringan periodontal yaitu tingkat kebersihan mulut (p=0,465), indeks perdarahan gingiva (p=0,826), kedalaman poket (p=0,968), tingkat perlekatan klinis (p=0,968). Simpulan: Stres akademik memiliki pengaruh terhadap risiko penyakit periodontal dengan peningkatan kadar interleukin-1 beta dalam cairan krevikular gingiva.
Stress is a risk factor for periodontal disease, causing increase levels of interleukin-1 beta that involve in periodontal destruction. Objective: To analyze the relationship between academic stress in residency program students conditions and levels of interleukin-1 beta in gingival crevicular fluid. Methods: Thirty eight subjects filled the questionnaire of Graduate Dental Environtmental Stress (GDES), periodontal examination and samples of gingival crevicular fluid were tested for interleukin-1 beta with the Enzyme-linked Immunosorbent Assay (ELISA) test. Results: There were significant differences between academic stress to periodontal tissue in oral hygiene (p=0.038), bleeding on probing index (p=0.02), but no significant differences in pocket depth and loss of attachment (p=0.972). There were significant differences between academic stress to levels of interleukin-1 beta (p=0.03), but no significant differences between levels of interleukin-1 beta to periodontal tissue in oral hygiene (p=0.465), bleeding on probing index (p=0.826), pocket depth (p=0.968), and loss of attachment (p=0.968). Conclusion: Academic stress influences the periodontal risk factor and level of interleukin-1 beta.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library