Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raisha Irwinna
Abstrak :
Limpasan air hujan di perkotaan memiliki kandungan polutan dan logam berat yang tinggi sehingga perlu dilakukan pemurnian agar sesuai baku mutu sebagai alternatif penyediaan air bersih. Bioretensi merupakan solusi yang dapat dilakukan dengan menggunakan media filter dan tanaman air yang efektif untuk meyisihkan polutan dan logam berat dengan salah satu contohnya yaitu tanaman Canna Indica. Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk menganalisis penyerapan nitrogen dan logam berat pada setiap bagian tanaman dan penyisihan nitrogen dan logam beratnya. Penelitian ini menggunakan objek studi Kota Bekasi dengan menggunakan kondisi tanaman yang berbeda yaitu dengan menanam bagian akar, bagian akar dan batang, dan tanaman utuh yang terdiri dari akar, batang, dan tanaman untuk menguji parameter logam besi, kadmium, dan nitrogen. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu untuk efisiensi penyisihan besi dapat mencapai hingga 98,59%, kadmium mencapai 89,59%, dan nitrogen mencapai 65,53%. Penyerapan besi paling tinggi pada tanaman yaitu pada bagian akar, untuk kadmium pada bagian batang, dan nitrogen pada bagian daun. Kombinasi antara media filter dan Canna Indica mampu menyisihkan dan menyerap logam besi, kadmium, dan nitrogen. ......Rainwater runoff in urban areas has a high content of pollutants and heavy metals, so it is necessary to carry out purification to conform to quality standards as an alternative to providing clean water. Bioretention is a solution that can be done using filter media and water plants that are effective for removing pollutants and heavy metals with one example being the Canna Indica plant. This study aims to analyze the uptake of nitrogen and heavy metals in each part of the plant and the removal of nitrogen and heavy metals. The sampling is in Bekasi City by using different plant conditions by planting only the roots, roots and stems, and whole plants consisting of roots, stems, and plants to test iron, kadmium, and nitrogen. The results indicated that the bioretention efficiently removed 98.59% of iron (Fe), 89.59% kadmium (Cd), and 65.53% nitrogen (N). The highest absorption of Fe in plants is in the roots, for Cd in the stems, and N in the leaves. The combination of filter media and Canna Indica is able to remove and absorb Fe, Cd, N.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilik Zulaihah
Abstrak :
Poliaromatik hidrokarbon (PAH) yang dikeluarkan oleh gas buang kendaraan bermotor ada dua fasa, yaitu fasa partikulat dan gas. PAH tersebut berasal dari bahan bakar dan dari hasil pembakaran yang tidak sempurna. Teknik pengambilan contoh yang digunakan adalah teknik filtrasi aerosol dengan menggunakan amberlite XAD-7 dan Florisil sebagai adsorben, dengan tujuan dapat menyerap PAH dari emisi gas buang kendaraan diesel. Untuk mendapatkan kondisi yang baik, pada pengambilan contoh dilakukan variasi laju pembakaran bahan bakar/laju alir gas buang pada 30, 45 dan 60 liter per menit setts waktu pengambilan contoh selama 10, 30 dan 50 menit. Suhu adsorben tidak divariasi, akan tetapi diamati, yaitu pada laju pembakaran/laju alir gas buang pada 30 dan 45 liter per menu suhu adsorben menunjukkan antara 20 sampai 40°C, sedangkan pada laju pembakaran/laju alir gas buang pada 60 liter per menit antara 20 sampai 53°C. Setelah di desorpsi kadar PAH dari emisi gas buang diukur dengan menggunakan alat kromnatografi gas. Hasil penelitian menunjukkan makin tinggi laju pembakaran/laju alir gas buang, makin banyak kadar PAH yang dikeluarkan dan makin lama waktu pengambilan contoh, makin banyak kadar PAH yang terserap oleh adsorben, yaitu 48, 76 dan 153 mg/kg adsorben pada adsorben amberlite XAD-7 dan 4, 13 dan 16 mg/kg adsorben pada Florisil. Jenis PAH yang terserap sebanyak 11 jenis dengan adsorben amberlite XAD-7 dan 6 jenis dengan adsorben Florisil. Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan penyerapan adsorben amberlite XAD-7 (total PAH 153 mg/kg adsorben) lebih tinggi dari pada Florisil (total PAH maksimum 16 mg/kg adsorben). Dengan asumsi bahwa toluen dapat mengadsorpsi PAH secara kuantitatif diperoleh sebanyak 7 jenis PAH untuk laju pembakarau/laju alir gas buang pada 30 dan 45 liter/menit pada waktu 10 menit.
Polyaromatic Hydrocarbon (PAH) which is discharged by vehicle exhaust gas has two phase, there are particulate phase and semi volatile phase. PAH comes from fuel and the unperfect result of combustion. Sampling technique that has been used was Aerosol Filtration Technique using amberlite XAD-7 and Florisil as adsorbent. The aim of this experiment is to adsorb PAH of diesel exhaust gas emission. To reach a good condition, there was a variation of exhaust gas flow rate at 30, 45 and 60 liter per minute and the time of sampling at 10, 30 and 50 minutes. Adsorption temperature was not variated, but it was only observed . The exhaust gas flow rate of 30 and 45 liter per minute showed adsorption temperature value between 20 until 40° C and at exhaust gas flow rate of 60 liter per minute showed adsorption temperature value between 20 until 53° C. After desorption process, the concentration of PAH of exhaust gas emission was measured by using Gas Chromatography. The experiment result showed that the increasing of exhaust gas flow rate mode a lot of PAH concentration discharge and the foyer time of sampling mode PAH concentration was more adsorb there were 48, 76 and 153 mg/kg adsorbent of XAD-7 and 4, 13 and 16 mg/kg adsorbent of florisil. The were is kind of PAH adsorb by amberlite XAD-7 and 6 kind by Florisil. The experiment showed, the total adsorption of amberlite XAD-7 (153 mg/kg adsorbent) was higher than forisil (16 mglkg absorbent). It was assumpted that tolune could adsorb PAH qualitatively and got 7 kinds of PAH at axhaust gas flow rate of 30 and 45 liter/minute on 10 minutes.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Ranaldo
Abstrak :
Pemisahan ion tembaga dengan karbon aktif modifikasi sodium asetat dan asetilaseton sudah dilakukan, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi karbon aktif terhadap ion Cu baik dengan sistem batch dan sistem kolom. Modifikasi dimulai dengan merendam 55 gr karbon aktif dengan 100 ml 0,6M sodium asetat dan 100 ml 0,6M asetilaseton selama 3 hari, setelah 3 hari karbon aktif dipisahkan dan dikeringkan pada suhu 500C selama 24 jam untuk modifikasi dengan sodium asetat sedangkan modifikasi asetilaseton dikeringkan pada suhu kamar selama 1 jam sebelum digunakan sebagai penyerap. Proses dilakukan dengan sistem kolom dengan berat sample 15 gr, debit 2 ml/mnt dan keluaran diambil setiap 7,5 menit, sistem batch dilakukan dengan berat sampel 3 gr dengan volume sampel 50 ml diaduk dengan kecepatan 300 rpm selama 20 menit. Modifikasi sodium asetat sistem kolom terjadi peningkatan kapasitas sebesar 47% dan sistem batch terjadi peningkatan sebesar 234% bila dibandingkan dengan yang tidak dimodifikasi, Modifikasi asetilaseton sistem kolom terjadi penurunan kapasitas sebesar 85% dan sistem batch terjadi peningkatan sebesar 8% bila dibandingkan dengan yang tidak dimodifikasi. Modifikasi sodium asetat sistem batch terjadi peningkatan kapasitas sebesar 209% bila dibandingkan dengan modifikasi asetilaseton, sedangkan pada sistem kolom terjadi peningkatan kapasitas sebesar 878%. ......The adsorption of copper ion by sodium acetate and acetylacetone modified active carbon had been conducted; the purpose of this research is to increase the active carbon?s copper ion adsorption capacity using batch system and column system. Modification is preceded with immersing 55gr active carbon with 100ml 0.6M sodium acetate and 100ml 0.6M acetylacetone for 3 days, after 3 days active carbon is separated and dried at 50oC for 24 hr for modification with sodium acetate; whereas, for modification with acetylacetone, active carbon is dried at room temperature for 1 hr before being used as adsorbent. Process was conducted using column system with sample weighing 15gr, flow rate 2ml/mnt and effluent was obtained every 7.5mnts; whereas, batch system was conducted with sample weighing 3gr, sample volume 50ml mixed with velocity 300rpm for 20mnts. Modification with sodium acetate resulted with increase in adsorption capacity as much as 47% using the column system and 234% using the batch system when comparing to the unmodified active carbon. Modification with acetylacetone resulted with decrease in adsorption capacity as much as 85% using column system and; however, increase in adsorption capacity as much as 8% using batch system when comparing to the unmodified active carbon. Modification with sodium acetate resulted with increase in adsorption capacity as much as 209% using batch system and 878% using column system when comparing to modification with acetylacetone.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Ramadhan
Abstrak :
Tesis ini meneliti mengenai pengaruh pengurangan mineral pengotor pada bentonit menggunakan alat hidrosiklon dan modifikasi pertukaran kation dengan penambahan dosis surfaktan terhadap basal spasi organobentonit yang dihasilkan serta terhadap sifat-sifat dari nanokomposit karet alam/organobentonit. Nanokomposit karet alam/organobentonit dibuat dengan teknik pelelehan kompon. Hasil penelitian menunjukkan proses reduksi mineral pengotor pada bentonit telah mampu mengurangi kandungan senyawa pengotor, seperti Fe2O3, CaO, dan K2O. Sementara itu, peningkatan dosis surfaktan pada bentonit dapat meningkatkan basal spasi pada organobentonit. Organobentonit rendah mineral pengotor ini mampu menghasilkan nanokomposit dengan sifat mekanik yang lebih baik dari nanokomposit berbahan pengisi bentonit alam. ...... This thesis are to studies the effect of the reduction of mineral impurities in the bentonite using hydrocyclone and the effect of cation exchange modification with the addition of surfactant dosage on the basal spacing of organobentonit and the properties of natural rubber/organobentonite nanocomposites Natural rubber/organobentonite nanocomposites made by melting compound technique. The results showed the reduction process of mineral impurities in the bentonite has been able to reduce the content of impurities, such as Fe2O3, CaO, and K2O. Meanwhile, an increase in the dose of surfactant on bentonite may increase the basal spacing of organobentonite. Low mineral impurities organobentonite is capable of producing nanocomposite with better mechanical properties than nanocomposite filled pristine bentonite.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T42181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Marsiska Driptufany
Abstrak :
Peningkatan jumlah keramba jaring apung yang berada di perairan juga dapat memberikan pengaruh pada komponen-komponen yang berada di daratan seperti penggunaan tanah di darat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak budidaya keramba jaring apung Danau Maninjau terhadap perubahan penggunaan tanah di sekitar Danau Maninjau. Metode yang digunakan untuk melihat perubahan penggunaan tanah dilakukan dengan teknik interpretasi citra dan GIS, dan metode Kernel Density serta analisis statistik regresi logistik. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola perubahan sebaran KJA selama jangka waktu 17 tahun menunjukkan bahwa lokasi KJA dengan density perubahan yang tinggi berada di lokasi yang berdekatan dengan akses jalan, sungai dan permukiman. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah KJA berorientasi terhadap keterjangkauan akses untuk kemudahan pengangkutan sarana produksi dan distribusi produksi dari budidaya ikan keramba jaring apung. Sedangkan pola sebaran perubahan penggunaan tanah permukiman mendekati akses jalan dan banyak permukiman yang tumbuh (muncul) di sekitar tepi Danau Maninjau. Berdasarkan analisis regresi logistik dapat disimpulkan bahwa kecenderungan jarak dari danau merupakan faktor yang paling berpengaruh pada perubahan penggunaan tanah yang menunjang budidaya KJA di sekitar Danau Maninjau. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas di Danau Maninjau berdampak pada penggunaan tanah sebagai penopang KJA di kawasan Danau Maninjau. ...... Increasing the number of floating cages in waters that are participates effect to the components of that are in the mainland as landuse on land. Therefore, this study aims to determine the impact of floating net of cultivation Maninjau the conversion of landuse around the Lake Maninjau. The method used to see the changes in land use with image interpretation and GIS techniques, and Kernel Density method and logistic regression statistical analysis. The analysis showed that the pattern of changes in the distribution of KJA for a period of 17 years showed that the KJA locations with a high density changes were in locations adjacent to the access roads, rivers and the settlement. This suggests that the growth of the amount of KJA oriented to the affordability of access for the ease transportation of facilities production and distribution of the cultivation production of fish floating net cages. While the distribution pattern of land use and settlement approach the access road many settlements growing (up) around the edges of Lake Maninjau. Based on logistic regression analysis concluded that the tendency of the distance of the lake is the most influential factor in the conversion of land use that support the cultivation KJA around the Maninjau. This indicates that activity in Maninjau impact on land use in the region for support KJA Maninjau.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T41501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arfie Ikhsan Firmansyah
Abstrak :
Sistem adsorpsi pada padatan atau sistem adsorpsi fisik banyak sekali digunakan dewasa ini. Sistem adsorpsi digunakan pada sistem penjemihan air, penyerapan Iimbah, gas storage (penyimpan gas), sistem pendingin, pemurnian gas (gas purification) dan lain-lain. Pada sistem adsorpsi media penyerapannya biasa disebut sebagai adsorben dan zat yang terserap disebut sebagai adsorbat. adsorben adalah zat atau material yang mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mempertahankan cairan atau gas didalamnya. Efisiensi sistem menggunakan aplikasi adsorpsi ditentukan oleh karakteristik adsorpsi. Di Indonesia alat untuk mendapatkan data karakteristik adsorpsi berupa kapasitas dan laju penyerapan sangat sulit ditemukan. Kebutuhan alat uji untuk mendapatkan data karakteristik adsorpsi sangat dibutuhkan pada penelitian adsorpsi fisik. Informasi karakteristik adsorpsi sangat berguna sebagai dasar memilih pasangan adsorben-adsorbat pada perancangan sistem menggunakan aplikasi adsorpsi fisik, sehingga didapatkan efisiensi yang tinggi (E1-Sharkawy, Ibrahim et al, 2008). Salah satu metode pengukuran karakteristik adsorpsi adalah metode volumetrik, dimana menghitung kapasitas dan laju penyerapan dilakukan dengan menggunakan perubahan tekanan per satuan waktu pada temperatur konstan atau dikenal dengan adsorpsi isotermal (Dawoud dan Aristov, 2003). Alai uji adsorpsi kinetik dirancang dan dibuat dengan metode volumetrik dapat digunakan mengukur tekanan dan temperatur per detik. Perhitungan data unjuk kerja alat uji adsorpsi kinetik mengunakan persarnaan gas ideal untuk menghitung kapasitas dan laju penyerapan. Pengujian unjuk kerja alat uji adsorpsi dilakukan dengan uji repeatibility data dan validasi data menggunakan uji statistik T-berpasangan.
Adsorption in solid surface is used by research and industrial. Adsorption system has used for water purity, gas storage, cooling system, gas purification etc. In adsorption system, Material or physic media is conceiving call adsorbent and the material is permeated call adsorbate. Absorbent is material, which is having ability to fasten and maintain liquid or gas. Efficiency of system is using adsorption system, that is determined by adsorption characteristic In Indonesia, adsorption test rig to get the data of adsorption characteristic in the form of capacity and kinetic of adsorption is difficult found. The test rig is required to get the data of adsorption characteristic by research of adsorption The information of adsorption characteristic is based to found best couples adsorbent-adsorbate, which is used to get high efficiency by design of adsorption system. ( El-Sharkawy, Ibrahim Et al, 2008). One of method of measurement of adsorption characteristic is volumetric method, that is measurement capacity and kinetic of adsorption by using pressure change and constant temperature per time or adsorption isothermal (Dawoud And Aristov, 2003) The designed and manufacturing test rig kinetic of adsorption is used by volumetric method, which can be used to measure pressure and temperature per second. The data processing is using thermodynamics equation of ideal gas (STP), that is calculating capacity and kinetic of adsorption. The performance of test rig examination is using repeatability of data. The conclusion of examination is using statistical paired-samples T-test. Result of repeatability and validation of data is get tung = - 379.177, that is mean the research hypothesis accepted at a = 0.05. The conclusion of research is have a same data between examination 1 and 2 at signification level (real) 95%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24408
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dion Jamal S.
Abstrak :
Mineral liat seperti bentonit dapat dimodifikasi dengan memasukkan hidroksikation ke dalam ruang antar lapisannya membentuk pilar, yang membuat struktur liat tersebut terbuka secara permanen. Pilarisasi dilakukan pada bentonit alam Tapanuli, Sumatera Utara. Agen pemilar adalah polikation Al tipe keggin [Al13O4(OH)24(H2O)12]7+ yang dibuat dengan mencampurkan larutan AlCl3 dengan NaOH hingga mencapai rasio molar OH-/Al3+ sebesar 2,2. Setelah dikalsinasi pada 400oC selama 6 jam, karakteristik bentonit terpilar memperlihatkan terjadinya peningkatan jarak ruang basal dari 7,19 ? (B) menjadi 15,49 ? (B4) dan 16,05 ? (B10). Uji daya serap bentonit terhadap ion Co2+, Ni2+, dan Cd2+ dilakukan pada konsentrasi ion logam 100, 150, dan 200 mg/L., konsentrasi ion yang tersisa diukur dengan alat AAS. Terjadi perbedaan urutan adsorpsi ion logam, dimana pada bentonit alami urutannya adalah Ni2+>Co2+>Cd2+ sedangkan pada bentonit terpilar urutannya Co2+>Cd2+>Ni2+. Dibuat bentonit teraktivasi terpilar, yaitu bentonit terpilar yang proses pemilarannya dilakukan setelah bentonit diaktivasi terlebih dahulu. Aktivasi dilakukan dengan pemanasan pada 200oC (seri BP) dan dengan H2SO4 0,025 M (seri BA). Ternyata, daya serap bentonit teraktivasi terpilar ini lebih baik dari sebelumnya, dan BP10 merupakan bentonit terpilar dengan daya serap paling besar. Uji pengaruh pH terhadap daya serap bentonit terpilar (B4, BP4, dan BA4) dilakukan dengan buffer fosfat pH 4, 5, dan 6. Bentonit terpilar yang diuji menyerap lebih baik pada pH 6. Kata kunci : bentonit, pilarisasi, polikation Al. x + 49 hal ; gbr ; tab ; lamp
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Jeferi
Abstrak :
Bentonit merupakan mineral alimuna siilkat terhidrat dengan beberapa logam alkali dan alkali tanah yang terikat didalamnya. Ion-ion logam tersebut dapat diganti oleh kation lain dan dapt menyerap air secara reversibel. Struktur bentonit sendiri terdiri dari tiga lapis atau berbentuk pebandingan 2 : 1, yaitu tetrahedral-oktahedral-tetrahedral (T-O-T). Secara umum bentonit dibagi atas dua golongan yaitu natrium bentonit dan kalsium bentonit dengan rumus {A\^\ fe^\ Cr®^ Mn^^) (Aly^'+ Si4.y^^) OioCOH; F)2 Xo.ss- Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan bentonit alam Karangnunggal yang diaktivasi dalam rangka untuk menyerap ion logam Ni^"", Co^'^ dan Gd^"^ di dalam air. Untuk mengetahui daya serapnya, bentonit tersebut divariasikan dengan 3 perlakuan 1. Bentonit alam Karangnunggal tanpa aktivasi 2. Bentonit alam Karangnunggal diaktivasi dengan H2SO4 0,025 M; 0,05 M; 0,10 M; 0,25 M; 0.5 M; 1,0 M; 1,5 M; 2,0 M dan 2,5 M. 3. Bentonit alam Karangnunggal diaktivasi dengan pemanasan 150 °C: 200 °C: 250 °C; 300 °C dan 500 °C. Masing-masing bentonit diuji daya serapnya terhadap ion logam Ni^'^, Co^"" dan Cd^"" dengan pengadukan menggunakan shaker selama 120 menit. selanjutnya diukur adsorpsinya dengan menggunakan alat AAS. Selain itu untuk mengetahui adanya perubahan struktur dari bentonit dilakukan dengan MU.IK PEHPUSTfiKAAN menggunakan alat XRD. _____F_MIPA-U I Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil adsorpsi maksimal pada bentonit alam Karangnunggal dengan aktivasi asam sulfat 0,025 M dan aktivasi pemanasan pada suhu 150-200 °C jika dibandingkan dengan bentonit tanpa aktivasi. Ketika Ni^"" 0,1703 mek dicampurkan dengan 0,5 g bentonit aktivasi pemanasan, Ni^"" yang terserap mencapai 0,1360 mek/g (200 °C) dan 0,1549 mek/g (0,025 M), untuk Co^"^ 0,1697 mek/g yang terserap mencapai 0,2111 mek/g (150 °C) dan 0,1844 mek/g (0,025 M) serta untuk Cd^"" 0,0890 mek yang terserap mencapai 0,1218 mek/g (150 °C) dan 0,1159 mek/g (0,025 M). Selanjutnya bentonit yang menyerap maksimal dilakukan varigsi terhadap pH buffer phosfat 4, 5 dan 6. Didapat hasil untuk Ni^" yang terserap 0,1023 mek/g (0,025 M) dan 0,0971 mek/g (150 °C), untuk yang terserap 0,1439 mek/g (0,025 M) dan 0,1575 mek/g (150 °C) serta untuk yang terserap 0,1615 mek/g (0,025 M) dan 0,1615 mek/g (150 °C).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanullang, Guarda
Abstrak :
Bentonit adalah nama dagang untuk lempung monmorilonit (smektit) yang dapat digunakan sebagai adsorben, zat pemutih, katalisator. Bentonit alam karangnunggal merupakan jenis kalsium bentonit mempunyai KTK (Kapasitas Tukar Kation) yang relatif besar (80-140 mek/IOOg). Aktivasi asam dan aktivasi pemanasan dilakukan dengan maksud memperoleh bentonit dengan nilai KTK yang lebih besar. Aktivasi asam divariasikan dari konsentrasi 0,025-2,5 M H2SO4, aktivasi pemanasan divariasikan 100-500°C. KTK yang lebih besar dari bentonit tanpa aktivasi diperoleh pada aktivasi 0,025 M H2SO4 dan aktivasi pemanas'anlOO °C yaitu 47,41 mek/IOOg dan 48,82 mek/100g. Larutan (50 ppm), Zn^^ (50 ppm) diadsorpsi secara optimum oleh bentonit aktivasi 0,025 H2SO4 tetapi Mn^ (50 ppm) diadsorpsi secara optimum oleh bentonit aktivasi 0,25 M H2SO4. Aktivasi diatas 100 °C mengakibatkan adsorpsi bentonit terhadap larutan logam cenderung berkurang. Grafik adsorpsi bentonit terhadap logam yang dibuffer menunjukkan pada pH 5-pH 6 adalah kondisi terbaik penyerapan larutan logam. Analisa XRD memperlihatkan tidak ada perubahan yang berarti terhadap sudut difraksi (0) dan jarak pisah bidang kisi pemantui (d) sehingga dapat dikatakan tidak terjadi kerusakan struktur bentonit
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S50853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>