Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Mulyati
Abstrak :
Di Indonesia proporsi kejadian abortus spontan adalah sebesar 17,75% (Profil Kesehatan , 2000) . Angka terbesar terjadi di Riau yakni 35,96% dan angka terendah di Papua yakni 7,72%. Menurut Affandi (2000) kejadian abortus di Indonesia diperkirakan 2,3 juta per tahun. Sebanyak 600.000 kasus diperkirakan disebabkan oleh kegagalan penggunaan kontrasepsi, sebanyak 720.000 kasus disebabkan oleh masalah ekonomi, dan sebanyak 1.000.000 kasus abortus spontan. Banyak faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus spontan, salah satunya adalah infeksi saluran reproduksi. Telah dilakukan penelitian tentang Hubungan Riwayat Infeksi Saluran Reproduksi serta variable independen lain dengan Kejadian Abortus Spontan di lima Rumah Sakit di Wilayah DKI Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan riwayat infeksi saluran reproduksi dengan kejadian abortus spontan. Disain penelitian yang digunakan adalah kasus kontrol dengan melibatkan 381 orang responden yang terbagi dalam 127 orang kelompok kasus dan 254 orang kelompok kontrol. Analisis data meliputi bivariat, dan multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T4603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hertati
Abstrak :
Dengan analisis deskriptif, studi ini ingin mencoba melihat bagaimana perilaku aborsi di kalangan perempuan menikah. Berdasarkan hasil pengolahan data sekunder dari SDKI 1997 diperoleh gambaran bahwa ternyata aborsi induksi lebih banyak dilakukan oleh perempuan menikah yang tinggal di perkotaan dibandingkan di perdesaan. Tingkat pendidikan dari perempuan menikah yang melakukan aborsi induksi juga relatif tinggi, yaitu dengan tingkat pendidikan lanjutan ke atas. Temuan lain yang menarik adalah bahwa ternyata para perempuan menikah dengan tingkat pendidikan yang relatif tinggi lebih banyak yang melakukan aborsi sendiri, misalnya dengan minum jamu, atau lainnya. Untuk data kualitatif yang digali dari hasil wawancara mendalam dengan 6 perempuan menikah yang melakukan aborsi, yang ditarik dengan cara purposive, memperlihatkan bahwa ke 6 informan tersebut banyak yang mempergunakan metode aborsi tradisional. Meminta pertolongan dokter merupakan langkah terakhir mereka, terutama setelah mereka mengalami masalah kesehatan akibat tindakan aborsi yang mereka lakukan, misalnya pendarahan yang terus menerus, infeksi dan lain-lain. Alasan para informan juga bermacam-macam, mulai dari masalah kesulitan ekonomi, jumlah anak yang banyak, sampai masalah karir hingga trauma pada kelahiran anak sebelumnya. Selain itu, para informan mengakui bahwa tindakan aborsi induksi yang mereka lakukan terus membuat merasa menyesal dan berdosa bahkan mengganggu kehidupan sosial mereka, baik dengan suami, teman maupun tetangga. Temuan studi ini menarik, terutama bagi pembaca yang tertarik mengamati masalah kesehatan reproduksi perempuan. Bahkan dengan mengamati karakteristik perempuan menikah yang melakukan aborsi dapat diperoleh gambaran tentang kelompok perempuan menikah yang mana dari karakteristik tertentu (baik karakteristik sosial, demografi, ekonomi dan budaya) yang memiliki persentase melakukan aborsi lebih tinggi. Dengan kata lain, pola dan perbedaannya dapat diamati. Walaupun studi ini tidak cukup dapat digeneralisasi untuk perempuan menikah di Indonesia, karena keterbatasan data yang tersedia dalam SDKI 1997, tetapi temuan studi ini sedikit banyak dapat memberikan masukan bagi kita semua, terutama para pembuat kebijakan, untuk lebih memperhatikan kebutuhan para perempuan, khususnya perempuan menikah, dalam hal menangani masalah kehamilan yang tidak diinginkan.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2000
T10991
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Supradewi
Abstrak :
Aborsi adalah suatu tindakan untuk menghentikan kehamilan tidak diharapkan. Aborsi tidak aman mempunyai risiko terhadap komplikasi seperti sepsis, perdarahan, traumahobekan alat kandungan atau keracunan yang dapat berakhir dengan kematian. Hal tersebut dapat dicegah melalui peningkatan akses pelayanan kontrasepsi yang aman, pelayanan kegawat daruratan kebidanan esensial termasuk pelayanan aborsi aman, non diskriminatif dan menghormati hak klien. Ketidakpastian hukum di Indonesia tentang aborsi menyebabkan perempuan secara diam-diam, melakukan aborsi dengan caranya sendiri atau meminta bantuan orang lain, tanpa memperdulikan pelayanan tersebut aman dan memenuhi standar medis atau tidak. Demikian pula bahwa ketiadaan perlindungan hukum, justru memberikan peluang bagi pihak-pihak terteniu memanfaatkan keadaan tersebut untuk kepentingan pribadi. Penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam kepada 8 orang informan yaitu perempuan yang meminta layanan aborsi di klinik Raden Saleh pada bulan November - Desember 2004, dengan berbagai variasi karakteristik, dengan teknik penelusuran berantai (snowballing), mencoba memberikan informasi tentang alasan psikososial penggunaan layanan aborsi yang dapat digunakan sebagai lesson learned dalam pengembangan program Keluarga Berencana, upaya advokasi serta memberikan dukungan aborsi aman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua informan mengatakan tempat layanan aborsi aman hanya dapat diperoleh di klinik Raden Saleh, karena dilakukan oleh tenaga kesehatan yang profesional sesuai dengan standar pelayanan kesehatan, rasa aman dan percaya karena status klinik pemerintah dan sebagai bagian dan RSUPN. Dr. Cipto Mangunkusumo. Disamping biaya yang lebih murah, kedekatan emosional dengan tenaga kesehatan di klinik, adanya pengalaman aborsi yang lalu baik oleh diri sendiri maupun orang lain, dirujuk dan pemberian informasi oleh dokter dan bidan menambah keyakinan dan rasa percaya untuk meminta layanan aborsi aman. Semua informan juga mengemukakan telah melakukan aborsi sendiri sebelum meminta bantuan kepada dokter, bidan dan klinik Raden Saleh. Upaya ini yang sering dilakukan adalah dengan minum jamu dan obat yang diperoleh di took/warung obat, Tindakan ini termasuk aborsi tidak aman yang membahayakan keselamatan jiwa. Adanya dukungan, dari berbagai pihak merupakan faktor yang mempermudah informan mencapai akses pelayanan aborsi aman. Dukungan tersebut meliputi ketersediaan biaya tindakan, diantar dan ditemani, penjelasan dan saran dari petugas kesehatan. Berbagai faktor yang menghambat seperti ketidakcukupan biaya, rasa berdosa yang mendalam, depresi, bidan yang tidak bersedia membuat surat rujukan, adanya calo yang di depan klinik Raden Saleh. Kurangnya pengetahuan tentang kehamilan dan aborsi hambatan lain yang cukup banyak menyebabkan keterlambatan penanganan kehamilan tidak diharapkan. Tidak jarang informan yang kurang memiliki informasi jelas dibawa oleh calo ke tempat pelayanan lainnya. Stigma sosial terhadap klinik Raden Saleh sebagai tempat aborsi menimbulkan rasa malu untuk datang ke klinik. Sebagai kesimpulan bahwa untuk mendukung layanan aborsi aman perlu dilakukan pengembangan program peningkatan akses aborsi aman misalnya pendidikan kesehatan reproduksi, penyebaran informasi program pelayanan kesehatan Raden Saleh, peningkatan program konsultasi dan konseling, pengembangan media informasi, penyusunan prosedur tetap penanganan kehamilan yang tidak diharapkan diantaranya kebijakan pemberian ph kontrasepsi darurat yang non diskriminatif sehingga diharapkan dapat menekan terjadinya aborsi. Daftar Pustaka 40: (1995 - 2003)
Psychosocial Reason of Using Safe-abortion Care at Raden Saleh Clinic of Dr. Cipto Mangunkusumo of National General Hospital Center- Jakarta, 2004Abortion is a common procedure for terminating pregnancy when it's unwanted. In Indonesia it is predicted that 2 million cases per year or 30 percent from all pregnancies are unwanted (Utomo et. al., 2001). It is well known that unsafe abortion can lead to severe risk of illness, which can also cause to the death. However, the situation above can be prevented by several conditions, such as: increasing the access on safe contraception services, essential emergency obstetric care -including a non-discriminative on safe abortion care-, and respect the client's reproductive rights. An uncertain on law of abortion in Indonesia leads some women to do clandestine on terminating their pregnancy, whereas its terminating by themselves or asking someone else to do the termination. without any consideration on the guarantee of medical standard procedures. Moreover, without any legal protection on the client makes some people are taking some advantages for the situation. A qualitative study has been conducting by interviewing to 8 women that seeking the abortion care at Raden Saleh Clinic on November [o December 2004. The study was using the snowballing technique in trying to seek the information on how psychosocial reason on using abortion care can be use as lesson learned on developing family planning program, and the advocacy to and support the program on safe abortion care. The study shows that all informants stated that only at Raden Saleh Clinic they can access to safe abortion care, because the clinic is offering a skilled health providers, that assure to carried the abortion procedure with the health service standard. They also said that they feel secure to do abortion at the clinic due to that status of the clinic as government owners and as part of the Dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital. Other reasons that strongly influence them to seek the abortion care at the clinic are due to the low cost, strong emotional bond between them and health providers, past experience on self-abortion or unsafe-abortion, and the information given by doctors or midwives. All informants also affirmed that they do self abortion before they seek for help for treatment to the doctors, midwives, and Raden Saleh Clinic. The usual self-abortion they do was taking traditional herbs or potion that easily bought from drug store or traditional pharmacy This situation can make an unsafe abortion and life threatened. Some supporting factors lead the informant easily to get access to safe abortion care are the availability of expense for the procedure, have someone accompany with, and the information and suggestion given by health providers. Meanwhile, there are factors that hampered to get to safe abortion, such as having no enough money, feeling in deep sinner, depress, have no letter of referral for abortion, and the existence of some people who waiting outside the clinic and will take the advantage from them on being seeking the abortion care. Lack of knowledge on pregnancy and abortion are another hurdles that make some unwanted pregnancy are too late to handle, Lack of information about safe care abortion is also one situation that makes them -the respondent- an easy prey for bad guy to lead them to the illegal abortion services. Social stigma toward Raden Saleh Clinic is also a burden of being ashamed to use the clinic. To summarize, being supportive to the safe abortion care, it is needed to develop a program that increasing the access on having save abortion, such as education on reproductive health, information dissemination on Raden Saleh health services, program on consultation and counseling, to develop information media, and to develop standard operation procedure for caring the unwanted pregnancy, including the non-discriminative policy for emergency contraception pills. It is expected these consideration will reduce the evident of abortion. Reference: 40 (1995 - 2003)
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumondang, Miranda Marsaulina
Abstrak :
Tesis ini membahas konflik antara kelompok liberal dan kelompok konservatif mengenai isu kebebasan aborsi. Tujuan yang ingin dicapai dalam tesis ini adalah memahami suatu proses perjuangan untuk meningkatkan kualitas demokrasi melalui perluasan kebebasan individual dan persamaan hak. Tesis ini memanfaatkan model konflik Dahrendorf, teori demokrasi dan teori konservatisme dalam membangun kerangka teori untuk menganalisa kepentingankepentingan yang mendorong konflik berkelanjutan antara kelompok liberal dan konservatif mengenai isu kebebasan aborsi. Tesis ini menggunakan Pendekatan Kualitatif sebagai metodologi penelitiannya sedangkan metode yang digunakan adalah penelitian kepustakaan. Hasil penelitian tesis ini adalah bahwa kompleksitas aspek-aspek dalam masyarakat majemuk Amerika Serikat, yang membentuk perbedaan paradigma mendasar dalam menafsirkan hak hidup prenatal, menggerakkan konflik antara kelompok liberal dan konservatif mengenai isu kebebasan aborsi berkesinambungan.
This thesis discusses the continuating conflict for abortion liberalization over liberals and conservatives. The aim of this thesis is to comprehend a process of struggle in improving democratic quality through the realization of individual liberties expansion and equality of rights. This thesis takes the patterning of conflict model from Dahrendorf, the theories of democracy and conservatism in constructing-the theoretical framework for analyzing the interests, which generate the continuation of abortion liberalization conflict over liberals and conservatives. This thesis uses a qualitative approach and a library research as its methodology as well as method. The result of this thesis is that the complex aspects of American plural society producing deeply distinctive views of fetus rights interpretation have stimulated the continuation of abortion liberalization conflict.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Wahyu Mulyana
Abstrak :
Latar Belakang : Masalah kesehatan reproduksi di industri padat karya pabrik sepatu dengan sebagian besar pekerja wanita ada bermacam-macam salah satunya adalah abortus, faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus mencakup faktor ibu dan lingkungan sehingga diperlukan identifikasi faktor-taktor risiko abortus untuk upaya pencegahannya. Metode : Penelitian ini menggunakan disain penelitian cross-sectional di PT."Y" sebuah perusahaan pembuat sepatu. Subyek penelitian adalah pekerja wanita yang pernah hamil. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, pengamatan faktor ergonomi pada bulan Mei 2005 sampai Agustus 2005 dan pengukuran lingkungan pada Maret 2004. Hasil : Subyek penelitian berjumlah 274 pekerja wanita yang pernah hamil dan 24 diantaranya mengalami abortus (prevalensi abortus 8,8%) . Faktor resiko yang berhubungan dengan abortus adalah lama menikah sampai kehamilan pertama dan jenis pekerjaan bukan operator. Lama menikah sampai kehamilan pertama yang lebih dari l tahun mempunyai risiko 0,460 kali dibanding yang kurang dari 1 tahun dengan (DR-0,460 95% Cl : 0,159-1,33), pekerja dengan pekerjaan bukan operator mempunyai risiko 3,56 kali pekerja sebagai operator dengan (OR =3,56 95% CI I,452-8,76). Faktor lain seperti siklus menstruasi, menarc, pajanan kimia dan faktor ergonomi tidak berhubungan dengan kejadian abortus. Kesimpulan : Jenis pekerjaan bukan operator dan kehamilan yang terjadi lebih dari setahun setelah menikah berhubungan dengan kejadian abortus. Direkomendasikan untuk menetapkan kebijakan pekerja wanita yang hamil secara administratif untuk menghindarkannya dari risiko terjadinya abortus.
Background : One of reproduction health problem in labor shoes factory with most workers of woman is abortion, factors related to abortion incident is mother factors and environment that needed to related factors identification for preventive effort of women workers. Method : The research design was cross-sectional at P'1'."Y" a company of shoes industry. Subject were women worker who have pregnant in 2004 - 2005. Observation of ergonomic factor with job analysis, interview subject and measurement chemical exposure were conducted in May 2005 - August 2005. Result : Subject of this survey were 274 employee and 24 of them have suffered from abortion (prevalence of abortion as 8.8%). The related factors that affected the occurrence of abortion were non operator work type (OR =3,56 95% CI 1,452-8,76) and workers that pregnant more than one year after married (OR=0,460 95% CI : 0,159-1,33). The others factor such as menstrual cycle, monarch, chemical exposure and ergonomic factors were not correlate to abortion. Conclusion : Non operator work type and pregnancy that happened more than one year after married related to occurrence of abortion. It is recommended to specify policy to pregnant women workers administratively to obviate her from related factor of abortion.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T16194
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erik A. Rahman
Abstrak :
Latar belakang: Setiap tahunnya sekitar 13 78.000 dari kematian ibu terjadi akibat tindakan aborsi yang tidak aman. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN memprediksikan dari 2.5 juta kasus aborsi per tahun, 1.5 juta diantaranya dilakukan oleh remaja. Masalah kesehatan reproduksi remaja dari tahun ke tahun semakin mengkhawatirkan. Perilaku seksual yang cenderung permisif dan berani disertai keterbatasan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi telah meningkatkan risiko aborsi. Metode: Penelitian ini bertujuan untuk menilai gambaran pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap aborsi pada dewasa muda. Desain penelitian berupa deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Sampel yakni perempuan dewasa muda berusia 18-24 tahun, pemilihan sampel berdasarkan metode konsekutif sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel minimal pada penelitian ini adalah 41. Pengetahuan, sikap dan perilaku dinilai dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan program stastistik dan disajikan dalam bentuk tabel univariat dan tabel tabulasi silang. Hasil: Pada penelitian ini, total responden adalah 55. Tingkat pengetahuan baik didapatkan pada 28 50.9 responden dan pengetahuan sedang pada 27 49.1 responden. Sikap sedang pada 29 52.7 responden, sikap baik pada 20 36.4 responden dan sikap kurang pada 6 10.9 responden. Perilaku baik didapatkan pada 30 54.5 responden dan perilaku sedang pada 25 45.5 responden. Kesimpulan: Responden pada penelitian ini dominan memiliki tingkat pengetahuan baik, sikap sedang dan perilaku baik terhadap aborsi. ......Background Approximately 13 78,000 of maternal deaths every year caused by unsafe abortion. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN predicts 2.5 million abortions per year, 1.5 million of them committed by teenagers. Adolescent reproductive health problems is more alarming year by year. Sexual behavior tends to be permissive and bold with limited knowledge of reproductive health has increased the risk of abortion. Methods The aims of this study was to assess the knowledge, attitudes and practice regarding abortion in young adults. This is a descriptive cross sectional study. Samples were young female aged 18 24 years that taken by consecutive methods and selected by inclusion and exclusion criteria. The minimum sample in this study was 41. The knowledge, attitudes and practice was assessed using questionnaires. The results were analyzed using statistical program and presented in tables and cross tabulation table.Results In this study, a total sample was 55. Twenty eight 50.9 of respondents had a good knowledge and 27 49.1 of respondents had a moderate knowledge. Twenty nine 52.7 of respondents had a moderate attitude, 20 36.4 of respondents had a good attitude and 6 10.9 respondents lack of attitude. Thirty 54.5 of respondents had a good practice and 25 45.5 respondent had a moderate practice. Conclusions Dominantly, respondents in this study had a good level of knowledge and moderate attitude toward abortion.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Affan Solihin
Abstrak :
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas penggunaan misoprostol 600 mcg dosis tunggal per oral untuk evakuasi sisa konsepsi pada abortus inkomplit. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode Quasi Eksperimental dengan one group pretest-posttest design. Populasi pada penelitian adalah semua wanita yang terdiagnosa abortus inkomplit pada usia kehamilan < 12 minggu di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan Rs Jejaring pada bulan Juni 2018 sampai dengan Juni 2019 dengan jumlah subjek 31 orang, dan pengambilan sampel secara konsekutif. Evaluasi efektivitas terlihat setelah 7 hari dosis tunggal 600 mcg misoprostol dengan mengukur <15 mm ketebalan endometrium pada USG transvaginal Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektifitas penggunaan misoprostol 600 mcg dosis tunggal per oral pada subjek penelitian adalah sebesar 93,55%, yaitu sebanyak 29 dari total 31 subjek. Efek samping yang dialami subjek setelah diberikan misoprostol adalah perdarahan yang jumlahnya kurang dari hingga sama dengan menstruasi (71,0% dan 9,0%), diare (6,5%), dan menggigil (67,7%), serta tidak ditemukan efek samping muntah. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan uji T berpasangan pada saat sebelum dan 24 jam sesudah pemberian misoprostol, didapatkan adanya perbedaan bermakna antara ketebalan endometrium (nilai p < 0,001). Kesimpulan: efektifitas misoprostol dosis tunggal 600 mcg per oral untuk evakuasi sisa konsepsi akibat abortus inkomplit pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu adalah sebesar 93,55%. Efek samping yang ditemukan adalah perdarahan, diare, dan menggigil. Efek samping dari muntah tidak ditemukan pada penelitian ini. Terdapat juga perbedaan signifikan antara ketebalan endometrium sebelum dan 24 jam setelah pemberian misoprostol. ......Objective This study is aimed to find out the effectiveness of oral 600 mcg single dose misoprostol for the evacuation of conception remnant in cases of incomplete abortion. Method This research is done by quasi experimental method with one group pretest-posttest design. The population of the study is all women who were diagnosed with incomplete abortion in less than 12 weeks of gestation in Cipto Mangunkusumo National general Hospital and affiliations hospital from June 2018 to June 2019. Women who met the study criteria, were treated with oral misoprostol 600 mcg single dose and then undergo conception evacuation evaluation and side effects evaluation. Effectiveness evaluation was seen after 7 days of single dose 600 mcg of misoprostol by measuring <15 mm endometrial thickness on transvaginal ultrasound. Results the effectiveness of using single dose oral misoprostol 600 mcg in the study subjects was 93.55%, which was 29 out of a total of 31 subjects. The side effects experienced after being given misoprostol were bleeding with less than the same amount as menstruation (71.0% and 9.0%), diarrhea (6.5%), and shivering (67.7%), and not found side effects of vomiting. Based on data analysis using paired T test before and 24 hours after administration of misoprostol, there was a significant difference between endometrial thickness (p value <0.001). Conclusion The effectiveness of oral 600 mcg single dose misoprostol for the evacuation of incomplete abortion conception tissue in less than 12 wga is 93,55%. The side effects found were bleeding, diarrhea, and shivering found in this research.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T57632
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Permana
Abstrak :
Aborsi merupakan salah satu penyebab penting kematian ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari determinan sikap permisif terhadap aborsi dikalangan remaja tidak kawin usia 15 -24 tahun di Indonesia. Data penelitian ini adalah SKRRI 2007. Variabel terikat adalah sikap terhadap aborsi ( permisif , tidak permisif ). Variabel bebasnya terbagi dalam tiga komponen, yakni kognitif ( pemahaman tentang kesehatan reproduksi, peran orang tua, peran sekolah dan peran lingkungan jauh sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi ), afektif ( tempat tinggal, pengalaman berpacaran ,kepemilikan pacar, gaya pacaran, perilaku seksual dan kepemilikan teman yang pernah aborsi ) dan konatif ( umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan ). Analisis data dilakukan dengan tabulasi silang antara karakteristik latar belakang dan sikap terhadap aborsi. Analisis determinan sikap terhadap aborsi menggunakan regresi logistik binner. Hasil analisis menunjukkan persentase remaja tidak kawin usia 15 -24 tahun yang permisif terhadap aborsi lebih tinggi pada yang tidak memiliki pemahaman tentang kesehatan reproduksi, tidak mendapatkan peran orang tua, sekolah dan lingkungan jauh sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi, bertempat tinggal di pedesaan, tidak memiliki pengalaman berpacaran, sedang memiliki pacar, melakukan sesuatu saat berpacaran, pernah berhubungan seks, memiliki teman berperilaku aborsi, berada pada kelompok umur 20-24 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan tingkat pendidikan SLTA+. Faktor-faktor yang signifikan secara statistik mempengaruhi sikap permisif terhadap aborsi adalah faktor kognitif ( pemahaman tentang kesehatan reproduksi dan peran lingkungan jauh sebagai sumber informasi kesehatan reproduksi ), faktor afektif ( daerah tempat tinggal, gaya pacaran, perilaku seksual dan kepemilikan teman berperilaku aborsi ), faktor konatif ( usia dan tingkat pendidikan ). ......Abortion is an important cause of maternal mortality. This study aims to investigate the determinants of attitude toward abortion among unmarried adolescents age 15 -24 years in Indonesia. The data used come from the result of SKRRI 2007. The dependent variable is the attitude toward abortion ( permissive , or not permissive ). The independent variable are cognitif factors ( understanding of reproductive health, the parents role, school role and environment role as sources of information about reproductive health ), affective factors ( area of residence, dating experiences, ownership of girlfriend, style of courtship, sexual behavior and possession of a friend who had an abortion ), conative factors ( age, gender and level of education). The data was analyzed use the cross tabulation between the background characteristics and the attitudes toward abortion. The analysis of the determinants of attitudes towards abortion was done by employ the binary logistic regression. The result of study show the percentage of those who are permissive toward abortion was higher among the adolescents aged 15-24 years who have no understanding of reproductive health, not get the role of parents, schools and the environment as a source of reproductive health information, residing in rural areas, have no dating experiences, have a girlfriend, do something when dating, had sex experiences, have friends behave abortion, are in the age group 20-24 years, male sex and level of education are above senior secondary.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29671
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Kurniasih
Abstrak :
Kejadian abortus di Indonesia paling tinggi di Asia Tenggara, yaitu sebesar 2 juta dari 4,2 juta kasus. Abortus juga merupakan penyebab ke 4 tertinggi dari kematian ibu. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus pada pekerja wanita di Perusahaan Garmen PT X Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat tahun 2013. Penelitian ini penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional, menggunakan data primer. Populasi penelitian adalah semua penderita abortus, jumlah sampel 98 dimana semua populasi dijadikan sampel. Analisis hubungan menggunakan uji chi square dengan CI 95% dan α = 0,05. Hasil menunjukan ada hubungan antara jarak kehamilan dengan kejadian abortus (7,500; 0,946-59,438). Sedangkan umur, paritas, jenis pekerjaan dan aktifitas kerja tidak berhubungan dengan kejadian abortus. ......The incidence of abortion in Indonesia is the highest in South East Asia, which is two million from 4.2 million cases all over South East Asia. Abortion is also the fourth highest cause of maternal mortality. This research purposes to determine the factors associated with the incidence of abortion on women workers in the garment company named PT X Sumedang regency of West Java province in 2013. This quantitative research study with cross - sectional research design is using primary data. The study population was all patients with abortion, with the number of sample were 98, where all the population sampled. Analysis of the relationship using the chi square test with 95% CI and α=0.05. Results showed there was association between the incidence of abortion with pregnancy distance (7.500; 0.946 to 59.438). While age, parity, type of work and physical work activities not related to the incidence of abortion.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47077
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ulfah Anshor
Mitra Inti Foundation, 2004
363.46 MAR a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>