Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 248 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nanny Ratna S.
Abstrak :
Ruang lingkup dan metodologi penelitian: Anemia pada tenaga kerja wanita, masih merupakan masalah kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Penelitian ini merupakan studi intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja wanita melalui program penanggulangan anemia dan perbaikan gizi. Sampel berjumlah 44 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, pemeriksaan fisik, dan laboratorium (Hemoglobin dan tinja), penilaian pengetahuan mengenai anemia dan gizi, penilaian pola makan dan asupan makanan (energi, protein, zat besi), pengumpulan data sekunder. Intervensi yang dilakukan adalah; 1. Pemberian tablet besi folat (200 mg ferro sulfat dan 0,25 mg asam folat) seminggu 1 x 1 tablet, selama 16 minggu, pada waktu hid diberikan setiap hari 1 x 1 tablet, 10 hari berturut-turut, 2. Obat cacing (Pyrantel Pamoat 500 mg), dosis tunggal, 3. Penyuluhan mengenai makanan bergizi. Evaluasi hasil intervensi, dilakukan dengan cara membandingkan perubahan dari keluhan subyektif, infestasi cacing, kadar Hb, skor pola makan dan asupan makanan, sebelum dan setelah intervensi. Hasil dan kesimpulan: Dari 44 tenaga kerja wanita ditemukan 12 orang (27,27%) menderita anemia, 7 orang diantaranya dengan infestasi cacing positif. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi anemia pada penelitian ini, adalah, status gizi, pengetahuan, pola makan dan asupan makanan. Setelah intervensi selama 16 minggu, berhasil meningkatkan kadar Hb rata-rata sebesar 1,83 g% (SD ±0,51) dari rata-rata 10,56 g% menjadi 12,36 g%, selain itu terdapat penurunan keluhan subyektif, peningkatan skor pola makan dan asupan makanan secara bermakna p < 0,05.
A Study on the Nutritional Deficiency Anemia of the Production Female Workers of PT.BPB, Jakarta, 2000The scope and methodology of the study Anaemia on female workers is still a health problem that reduces their productivity. This study involves intervention that is aimed to increase the health of the female workers by means of anaemia prevention and nutrition improvement. The approach used to perform data gathering from a sample of 44 person includes, observation, interviews, physical examination, laboratory testing (haemoglobin and feces), measurement of their knowledge level on anaemia and nutrition, examination on the consumed food quality and eating habit, and the use of secondary data pool. Performed interventions include; 1. Providing folat iron tablets (200 mg ferro sulfat and 0,25 mg folat acid), 1 tablet per week for 16 weeks. During menstruation period the dosage is changed to ] tablet daily for 10 days, 2. Providing worm tablets (Pyrantel Pamoat, 500 mg) single dosage, 3. Awareness program on healthy food. The evaluation of interview results is performed by comparing the changes in subjective complaints, worm infestations, haemoglobin level, scoring on consumed food quality and eating habit before and after the intervention. Result and conclusion Out of 44 female workers, 12 persons (27.27 %) were found to suffer from anaemia, 7 of them with worm infestation. Other factors that causes anaemia, based on the study, included nutrition status, awareness of consumed food quality and eating habit. After 16 weeks intervention, haemoglobin was sucessfully increased by 1.83 g% (SD ±0,51) from an average of 10,56 g% to 12,36g%, in addition, decrease in subjective symptoms, improvement of consumed food quality and eating habit were also noted.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T8353
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliawati
Abstrak :
Anemia masih merupakan salah satu masalah gizi utama yang terjadi pada kelompok perempuan masa reproduktif, dimana prevalensi anemia pada kelompok ini antara negara maju dengan negara berkembang terdapat kesenjangannya cukup tinggi. Akseptor KB yang maksud pada penelitian ini adalah khusus akseptor yang menggunakan alat kontrasepsi IUD hormonal dan Suntikan KB DMPA 150 mg. Di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur didapatkan akseptor yang mengalami anemia 70%. Penyebab anemia yang paling sering adalah defisiensi zat gizi besi. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada akseptor keluarga berencana (KB), diantaranya pola perdarahan menstruasi, status gizi dan serta Paritas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara factor-faktor pola perdarahan menstruasi (jumlah darah, lamanya perdarahan dan frekwensi menstruasi), status gizi, paritas, penggunaan kontrasepsi IUD dan Suntikan KB DMPA 150 mg dengan keadaan anemia di Kecamatan Pekalongan Kabupaten Lampung Timur, Propinsi Lampung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, dengan responden 30 orang akseptor IUD hormonal dan Suntikan KB DMPA 150 mg. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan serta pemeriksaan kadar haemoglobin, kemudian diolah dengan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik chi square. Prevalensi anemia pada responden akseptor KB adalah sebesar 33,3 %, hasil uji chi square menyimpulkan adanya hubungan antara jumlah darah menstruasi, frekuensi menstruasi, status gizi, paritas, dan penggunaan kontrasepsi dengan anemia. Berdasarkan hasil penelitian, maka disarankan penanggulangan anemia zat gizi besi pada akseptor KB misalnya melalui KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) tentang pentingnya asupan gizi yang memadai, pemeriksaan kadar Hb secara berkala bagi akseptor sekaligus pemberian tablet Fe dalam kemasan yang menarik dan rasa yang lebih disukai. Daftar bacaan 49 ( 1974 - 2002 ). Relationship Between Menstrual Pattern, Nutritional Status, Parity IUD and Injection Typed Contraception Use with Anemia in Pekalongan Sub District, District of East Lampung 2003Anemia still remains as one of nutrition main problems which happened among women in reproductive age group, where the prevalence in this group between developed and developing countries has a big difference. In sub district Pekalongan, district of East Lampung found 70 % of Family Planning acceptor had anemia. Major cause of anemia is iron deficiency, with some factors such as, menstrual cycle pattern, nutritional status, and parity. The aims of study is to find out relationship between such factors like menstrual cycle pattern (quantity of blood and menstrual frequencies), nutritional status, parity, contraception device with anemia status of family planning acceptors and DMPA 50 mg injection. Study design is cross sectional, with a total respondents of 30 acceptors who used hormonal IUD and DMPA 150mg injection. Data were collected by administering through questionnaire, measuring body weight, height, and hemoglobin quantity. These data processed by univariate, bivariate chi square test analyses. Prevalence of anemia in respondents is 33,3% Chi square test showed that there is relation ship between quantities of menstrual blood, menstrual frequencies, nutritional status, parity, and contraception device use with anemia. Based on the results of this study, it is recommended to deliver more information, communication and education (KIE) about the importance of adequate nutrition intake, to measure blood concentrate regularly and to give tablet of Fe with more attractive packaging and taste. Bibliography: 49 (1974 - 2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 11315
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enny Mulyawati
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Metodologi Penelitian: Anemia pada pekerja wanita, masih merupakan masalah kesehatan yang dapat menurunkan produktivitas kerja. Penelitian ini merupakan studi intervensi yang bertujuan untuk membandingkan efek suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) dengan dan tanpa vitamin C terhadap kadar hemoglobin. Total sampel berjumlah 72 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, pemeriksaan laboratorium (Hemoglobin dan serum ferritin), penilaian pengetahuan tentang gizi dan anemia, penilaian pola makan, asupan makan siang di perusahaan (energi, protein, zat besi), dan pengumpulan data sekunder. Responden dibagi atas dua kelompok, kelompok I (kelompok perlakuan) yang diberikan TTD ditambah 100 mg vitamin C dan kelompok II (kelompok kontrol) yang diberikan hanya TTD . Intervensi yang dilakukan adalah: 1. Pemberian Obat cacing dosis tunggal, 2. Pemberian Tablet Tambah Darah /TTD (200 mg ferro sulfat dan 0.25 mg asam folat) dengan dan tanpa 100 mg vitamin C, satu kapsul perminggu dan satu kapsul selama 10 hari (waktu haid), dalam jangka waktu 16 minggu. Pengawasan dilakukan dengan ketat dan mencatat efek dari pemberian suplemen tersebut. Evaluasi hasil intervensi, dilakukan dengan cara membandingkan perubahan dari kadar hemoglobin, serum ferritin, dan indeks masa tubuh, sebelum dan sesudah intervensi. Hasil dan Kesimpulan: Dari 72 pekerja wanita ditemukan 56 orang (77.77%) menderita anemia. Faktor lain yang mempengaruhi anemia pada penelitian ini, adalah asupan makanan. Setelah intervensi selama 16 minggu, berhasil meningkatkan kadar hemoglobin, serum ferritin secara bermakna p < 0.05 pada kelompok I dan kelompok II. Untuk melihat efektivitas antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol dianalisa efektivitasnya, memberikan hasil terjadi peningkatan kadar hemoglobin, serum ferritin, dan indeks masa tubuh lebih tinggi pada kelompok perlakuan dibandingkan kelompok kontrol, walaupun secara statistik tidak bermakna. Peningkatan kadar hemoglobin rata-rata bagi kelompok I sebesar 2.51 ± 1.54 g/dl, dan kelompok II rata-rata 2.19 ± 1.62 g/dl. Peningkatan kadar serum ferritin pada kelompok I rata-rata 36.03 ± 21.83 ug/l, sedangkan kelompok II 28.64 ± 34.46 ug/l.
The Scope and Methodology: At present, Anemia on female workers is still a health problem that reduces their productivity at work. This research is an intervention study that aims in comparing the effect of FIT supplement with and without vitamin C toward hemoglobin level. The study collected from a total of 72 samples, by observation, interview, laboratory testing (hemoglobin and ferritin serum), anemia and nutrition level of knowledge, evaluation of eating pattern, on-site food consumption at lunch (energy, protein, iron), and secondary data collection. Respondents are divided into two groups, group I (treatment group) are given FIT and 100 mg vitamin C, and group II (control group) that are given only FIT. Performed interventions include: 1.Providing single dosage of anthelmintic. 2. Providing FIT (200 mg Ferro-sulfate and 0.25 mg folat acid) with and without 100 mg vitamin C, one capsule per week, and one capsule per day for 10 days during menstruation, within the period of 16 weeks. The procedure was strictly controlled and every effect was collected as research data Evaluations of intervention effect were performed by comparing the difference of hemoglobin level, ferritin serum and body mass index, before and after intervention. Result and Conclusion: 56 out of 72 (77.77%) female workers have anemia. After 16 weeks of intervention, hemoglobin and serum ferritin level were successfully increased. By analyzing the collected data of the given FIT in the treatment group and the control group, we can see that the treatment group have higher level of hemoglobin, ferritin serum and body mass index, compared to the control group, even though statically the result is not significant. The increase of hemoglobin level on average for group I is about 2.51 ± 1.54 g/dl, and for group II the average of 2.19 ± 1.62 g/dl. The increase of serum ferritin level on average for group I is about 36.03 ± 21.83 ug/l, and for group II the average of 28.64 ± 34.46 ug/l.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T11309
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman
Abstrak :
ABSTRAK Akhir-akhir ini beberapa penelitian menunjukkan tingginya anemia pada remaja puteri murid SMU, sehingga memerlukan penanggulangan yang serius karena akan mempengaruhi kualitas generasi yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara pengetahuan mengenai anemia gizi dengan status anemia gizi di 6 daerah tingkat II di Jawa Barat, tahun 1997, sebelum dan sesudah dikontrol oleh faktor-faktor yang diduga berpengaruh yaitu, jumlah konsumsi makanan sumber protein, jumlah konsumsi makanan sumber zat besi, frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein hewani, frekuensi konsumsi bahan makanan sumber protein nabati, kebiasaan makan pagi, kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan, tingkat pendidikan ibu dan status pekerjaan ibu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan disain penelitian cross sectional. Pengolahan data menggunakan program Stata 5. Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat dan stratifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan responden dengan pengetahuan mengenai anemia gizi rendah akan mempunyai proteksi sebesar 0,61 kali lebih tinggi untuk menderita anemia dibandingkan dengan responden berpengetahuan mengenai anemia gizi tinggi. Hubungan pengetahuan mengenai anemia gizi dengan status anemia ini menurun menjadi 0,54 pada tingkat pendidikan ibu katagori rendah dan 0,65 pada tingkat pendidikan ibu tinggi. Nampaknya tingkat pendidikan ibu ini berpengaruh terhadap hubungan antara pengetahuan mengenai anemia gizi dengan status anemia. Faktor-faktor lain yang sebelumnya diduga berpengaruh pada hubungan antara pengetahuan mengenai anemia gizi dengan status anemia, ternyata tidak terbukti.
ABSTRACT Recently, many studies show that high prevalence of anemia on senior high school female student, is so serious that will influence the next generation quality. This study has a main purpose to investigate the connection between knowledge of anemia and its anemic status in 6 districts in West Java in 1997, controlled by protein source food consumption, iron source food consumption, frequencies of animal protein food source and plant protein food consumption, breakfast, junkfood consumption habits, mother education level and job status. The study approach is quantitative with a cross sectional design. Data analysis has been done with Stata 5 program, generating univariate, bivariate and stratification analyses. The result of this study is that lower knowledge protects on anemia has a probability of giving anemia 39% lower compared to the higher one. Relationship between nutrition anemia knowledge with anemia status decreases to become 0,54 time on lower education mother and 0,65 time on higher education mother.
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rismala Kesuma
Abstrak :
Sumber pencemaran udara saat ini makin bertambah, hal ini dikarenakan makin bertambahnya jumlah kendaraan bermotor dan tidak bertambahnya ruas jalan. Emisi dari sumber-sumber tersebut akan meningkat selaras dengan meningkatnya jumlah penduduk. Jumlah kendaraan bermotor itu yang bertambah dan bahan bakar yang dipakai banyak menggunakan Bahan Bakar Minyak mengandung timah hitam sangat berkontribusi sebagai penyumbang kendaraan bermotor. Dampak timah hitam yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor sangat mempengaruhi kesehatan terutama para kelompok risiko yang sering berada di jalan raya. Penelitian ini dilaksanakan di 12 pos polisi lalu lintas di wilayah kota Palembang, dengan unit analisis polisi lalu lintas yang berada di jalan raya pada Poltabes kota Palembang dengan sampel seluruh populasi sebanyak 40 orang, dengan tujuan untuk mengetahui latar belakang keterpaparan timah hitam di dalam darah polisi lalu lintas dan dampak kesehatannya. Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan pendekatan "cross sectional" menggunakan analisis data kuantitatif. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran Pb udara serta pengambilan sampel darah pada polisi lalu lintas di kota Palembang. Data yang diperoleh kemudian diolah secara statistik menggunakan teknik analisis distribusi frekuensi, uji chi squre serta fisher's exact. Dari hasil penelitian ini diperoleh 15 % responden memiliki kadar Pb lebih dari 40 µg/100 ml. Berdasarkan analisis bivariat ternyata ada hubungan antara masa kerja dan pemakaian masker dengan kadar Pb darah pada polisi lalu lintas, sedangkan variabel jam kerja dan kebiasaan merokok tidak ada hubungan dengan kadar Pb darah pada polisi lalu lintas. Dengan menggunanakan analisis regresi logistik variabel jam kerja dan kebiasaan merokok tidak ada hubungan dengan kadar Pb darah pada polisi lalu lintas sedangkan masa kerja dan pemakaian masker dengan nilai p masing - masing untuk masa kerja (p=0,005), pemakaian masker (p= 0,026). Dari analisis ini pula dapat diketahui variabel yang mempunyai pengaruh pada kadar Pb dan Hb yaitu pemakaian masker. Dengan melihat hasil penelitian tersebut penggunaan masker pada polisi lalu lintas harus dilaksanakan dengan baik, terutama pada saat bertugas dijalan raya dalam mengatur lalu lintas kendaraan, terutama peraturan yang jelas untuk pergantian masa berugas di tiap bagian dengan dibuatnya rotasi kerja, hal ini untuk menjaga jangan sampai polisi lalu lintas terlalu lama terpapar dengan pencemaran.
Pb Concentration Influence in the Air Ambient on Pb of Blood Degree with Traffic Police Anemia Cases at Palembang City 2004Air pollution?s sources increasingly accrue currently, this condition was caused by accretion of the number of vehicles and the roadway was not increase. Emission of the source will increase as long as the accretion of human population. The amount of vehicles, which keep growing, and the fuel that consumed, use much of oil fuel which contain the valuable lead as motor vehicles contributor. The lead impact of motor vehicles was significantly affects especially on the risk group, that is the one who often been on the avenue. This research took place at 12 posts of traffic police in Palembang district, with traffic police analysis unit was located on highway at Palembang City's Poltabes by all of population of 40 persons, with objective is to find out the background of the lead contamination in traffic police's blood and the health impacts. This research is observation with "cross sectional" approach, uses quantitative data analysis. The data picked by interview using questioner and measuring Pb of air, also picking blood samples on Palembang traffic police. Then, the results of data maintain statistically using the frequency distribution analysis technical, chi square and fisher's exact test. From the results of this research get 15% respondent which contains Pb degree more than 40 µg/100 ml. Based on bivariate analysis, apparently, there was correlation of job period and mask employing with Pb blood degree on traffic police, meanwhile, job period variables and smoking habit was not have correlation with Pb blood degree of traffic police. Using logistic regression analysis of job period variable and smoking habit there was not have correlation with Pb blood degree on traffic police, whereas job period and mask employing have p value, both for job period (p=x.005), mask employing (p-0.026). From this analysis too, we can learn the variables that have influence to Pb and Hb degree, that is mask employer. Having perception regarding the result of research, mask utilization on traffic police have to well maintain, especially when works on the road for organizing traffic, and overt regulation for turning job period over at every segments by making job rotation, those are for avoiding contamination of traffic police.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amran Buana
Abstrak :
Anemia gizi merupakan salah satu dari empat masalah gizi utama yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Prevalensi anemia gizi pada ibu hamil masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang berat sampai saat ini yaitu sebesar 40% (SKRT, 2001). Sembilan puluh persen anemia gizi pada ibu hamil disebabkan oleh kekurangan zat besi. Sementara upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil sudah diperioritaskan sejak tahun tujuh puluhan namun belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran prevalensi dan perbedaan proporsi anemia gizi ibu hamil dan mengetahui faktor-faktor yang dominan berhubungan dengan kadar Hb pada ibu hamil di Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung. Disain penelitian menggunakan metode Cross Sectional dan pengambilan sampel dengan simple random sampling. Populasi penelitian adalah seluruh ibu hamil yang ada di Kecamatan Abung Surakarta Tabun 2004. Sampel penelitian sebanyak 120 orang ibu hamil yang terdiri dari 60 orang ibu hamil yang anemia dan 60 orang ibu hamil yang tidak anemia. Penelitian dilakukan di Kecamatan Abung Surakarta Kabupaten Lampung Utara Provinsi Lampung pada Bulan Maret sampai Mei 2004. Variabel penelitian yang berhubungan dengan kadar Hb adalah umur, usia kehamilan, paritas, jarak kelahiran, LILA, pendidikan, ANC, suplementasi tablet besi, konsumsi hem, non hem, enhancer, inhibitor, dan pengetahuan. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner, pemeriksaan fisik dan laboratorium. Pemeriksaan kadar Hb memakai metode Siamnethemoglobin yang diperiksa dengan menggunakan spektrofotometer. Batasan anemia bila kadar haemoglobin lebih kecil dari 11 gr/dl dan tidak anemia bila 11 gr/dl. Analisa data yang dilakukan univariat, bivariat, dan multivariat Hasil penelitian didapatkan prevalensi anemia sebesar 64,1% yang terdiri dari anemia ringan 7,3%, anemia sedang 37,6% dan anemia berat 19,2%. Pada uji bivariat dengan menggunakan uji chi square didapatkan variabel yang berhubungan bermakna dengan anemia adalah variabel umur, LILA, pendidikan, ANC, suplementasi tablet besi, hem, dan pengetahuan (p 0,05). Pada uji regresi logistik dengan memasukkan variabel yang mempunyai nilai (p < 0,25), maka variabel yang diikutkan pada uji ini adalah umur, usia kehamilan, LILA, pendidikan, ANC, suplementasi tablet besi, hem, enhancer, inhibitor dan pengetahuan. Dan seluruh variabel yang dimasukkan dalam pemodelan, umur, usia kehamilan, LILA, pendidikan dan ANC yang dominan berhubungan dengan terjadinya anemia pads ibu hamil dan variabel yang paling dominan berhubungan dengan status anemia adalah pemeriksaan kehamilan (ANC). Disarankan kepada pelaksana gizi puskesmas di wilayah Kecamatan Abung Surakarta untuk dapat mengintensifkan distribusi tablet besi atau tablet tambah darah kepada ibu-ibu hamil melalui kunjungan atau pemeriksaan ibu hamil (ANC), baik di puskesmas maupun di posyandu-posyandu di wilayah kecamatan tersebut. Daftar Pustaka (81, 1981- 2002)
Nutritional Anemia and Its Related Factors Among Pregnant Mothers in Abung Surakarta Sub-district, North Lampung District, Lampung Province Year 2004Nutritional anemia is one of four major nutrition problems in Indonesia. Prevalence of nutritional anemia is very high, i.e. 40% and thus it is considered as severe public health problem (SKRT, 2001). Ninety percent of nutritional anemia is caused by iron deficiency. Although intervention to eradicate nutritional anemia have been prioritized since 1970s, satisfied result is not yet achieved. The study aimed at describing the prevalence and related factors of nutritional anemia among pregnant mothers in Abung Surakarta Sub-district, North Lampung District, Lampung Province year 2004. Design of the study is cross-sectional with 120 pregnant mothers as subjects taken randomly using simple random sampling from all pregnant mothers in the sub-district as population. The study was conducted during March to May 2004. Variables conceptualized to be related to Hb level were age, age of pregnancy, parity, distance between pregnancies, MUAC, education, ANC, iron supplementation, consumption of heme, non heme iron, enhancer, and inhibitor, and knowledge. Data were collected using questionnaire and physical and laboratory examination. Hb level was determined using cyanmeth method checked by spectrophotometer. Anemia was defined as Hb level <11 gr/dl. Data were analyzed in univariate, bivariate, and multivariate ways. The univariate analysis showed that the prevalence of anemia was 64.1% consisted of mild anemia of 7.3%, moderate anemia of 37.6%, and severe anemia of 19.2%. The bivariate analysis using chi-square test showed that variables with significant relationship to Hb level were age, MUAC, education, ANC, iron supplementation, consumption of heme iron sources, and knowledge (p<0.05). Logistic regression showed that the most dominant factor was ANC. It is recommended to nutrition worker in public health centers in Abung Surakarta sub-district to intensify the distribution of iron pills to pregnant mothers by visiting and conducting ANC in all public health centers and integrated health posts in the area. References: 81 (1981-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Basuki Dwi Lestari
Abstrak :
Anemia gizi merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia yang harus ditanggulangi secara serius. Terjadinya anemia gizi biasanya disebabkan karena jumlah zat besi yang dikonsumsi tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Di samping itu berbagai faktor juga dapat mempengaruhi terjadinya anemia gizi antara lain kebiasaan makan, kurangnya konsumsi zat gizi lain misalnya vitamin A, vitamin C, protein, infeksi, sanitasi lingkungan, investasi cacing, dan sosial ekonomi. Konsekuensi yang timbul akibat terjadinya anemia gizi adalah produktivitas rendah, terhambatnya perkembangan mental dan kecerdasan, menurunnya kekebalan terhadap penyakit infeksi, morbiditas dll. Prevalensi anemia gizi remaja putri berdasarkan beberapa hasil penelitian ternyata cukup tinggi, sementara upaya penanggulangan anemia belum mengarah kepada sasaran remaja ini. Penelitian ini merupakan suatu studi analisis yang menggunakan data sekunder dari Pusat Penelitian dan' Pengembangan Gizi, Departemen Kesehatan RI. Jenis penelitian ini termasuk penelitian observasional tipe potong lintang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia gizi remaja putri. Variabel dependen penelitian ini adalah status anemia remaja putri, sedangkan variabel independen meliputi investasi cacing, tingkat konsumsi energi, protein, vitamin A, vitamin C dan zat besi, status Cu, pendidikan ayah, pendidikan ibu, dan kebiasaan minum teh. Analisa data meliputi univariat dengan distribusi frekuensi, bivariat dengan uji kai kuadrat, dan multivariat dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi anemia gizi remaja putri sebesar 41.54 %, Disamping itu variabel yang berhubungan berrnakna secara statistik (p < 0.05) dengan kejadian anemia gizi remaja putri adalah variabel investasi cacing, tingkat konsumsi energi, protein, dan vitamin C. Dan variabel yang paling berhubungan secara bersama-sama terhadap kejadian anemia gizi adalah variabel tingkat konsumsi vitamin C (p < 0.0383, OR = 2.71, CI 95 % = 1.76614 - 3.65i 66). Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, disarankan agar penangguulangan anemia gizi pada remaja putri sudah harus mulai diprioritaskan sehingga perlu adanya program khusus penanggulangan anemia gizi pada remaja putri ini. Disarankan pula dilaksanakannya penyuluhan kepada ibu-ibu mengenai pengetahuan tentang anemia sebab dan akibatnya serta perlunya makanan seimbang kepada remaja putri. Disamping itu perlu adanya penelitian lain mengenai anemia gizi remaja putri sehingga informasi yang didapat bisa saling melengkapi.
Nutritional anemia is one of the major nutritional problems in Indonesia that must be seriously tackled. Nutritional anemia normally occurs when the amount of the iron consumed does not equal to the requirements. Besides, several other factors also contribute to the incidence of nutritional anemia such as, among other things, eating habits, lack of consumption of other nutrients including vitamins A and C, a lack of protein, infection, environmental sanitation, worms infestation, social economic conditions, etc. The consequences arising from nutritional anemia include low productivity, disturbance in mental and intelligence development, decreasing immunity against infectious diseases, morbidity, etc. According to the results of the research, the prevalence of nutritional anemia among female adolescence is relatively high, whereas the efforts taken to combat anemia have not been directed to' this specific target population. This research is an analytical study using secondary data from Nutritional Research and Development Centre, Department of Health of the Republic of Indonesia. This is an observational research of a cross-sectional type. The objective of the research is to study the factors relating to the incidence of the nutritional anemia among female adolescence. The dependent variable of the research is the status of anemia among female adolescence, while the independent variables include worms investation, the level of energy, protein, vitamin A, vitamin C and iron consumptions, the status of Cu, educational background of the girls' parents and the habits of tea drinking. Analysis of the data is carried out using univariate method by frequency distribution, bivariate method by chi square test, and multivariate method by logistical regression. The results of the research have demonstrated that the prevalence of nutritional anemia among female adolescence reaches as high as 41.54 %. In addition, the variables having statistically significant relationship (p < 0.05) with the incidence of nutritional anemia among female adolescence include the investation of worms, and the level of energy, protein, and vitamin C consumptions. And the variable having the closest bearing to the incidence of nutritional anemia is the level of vitamin C consumption (p = 0.0383, OR = 2.71, 95 % CI = 1.76614 - 3.65166). Based on the results of the research, it is recommended that the handling of nutritional anemia among female adolescence should be prioritized by commencing a special improvement program. Another recommendation is given for the implementation of guidance and education campaign to the mothers on the causes and consequences of anaemia, and the need of providing a balanced diet for their daughters. Further researches and studies on nutritional anemia among female adolescence are deemed necessary, so that all the information obtained will complement each other.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mieke Savitri
Abstrak :
ABSTRAK Anemia semasa hamil dan perdarahan masa nifas yang merupakan masalah kesehatan maternal di Indonesia karena prevalensinya yang masih cukup tinggi menarik minat peneliti untuk melihat hubungan antara keduanya. Penelitian dilakukan dengan menganalisa data sekunder dari Puska UI dengan metode Case Control. Ternyata hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa ada hubungan antara anemia semasa hamil dengan perdarahan masa nifas setelah dikontrol oleh variabel-variabel umur ibu, paritas, jarak kelahiran, pelayanan antenatal, penolong persalinan dan lama partus tidak terbukti. Walaupun demikian, dari perhitungan Atributable Risk % dan Population Atributable Risk % didapatkan angka yang cukup tinggi, kecuali untuk variabel pelayanan antenatal, sehingga hipotesis peneliti tersebut perlu diperhatilcan untuk kepentingan program. Selain itu ditemukan bahwa partus lama memperbesar resiko untuk terjadinya perdarahan masa nifas dan secara statistik hal tersebut bermakna. Dari hasil yang didapat tersebut penulis berharap agar pada masa mendatang pengumpulan data Modul Keharnilan yang dilakukan di wilayah tersebut diperlengkap dan dibuat lebih baik lagi agar dapat dilakukan analisa data yang juga lebih baik. Penulis juga menyarankan agar program Kesehatan Ibu dan Anak di wilayah penelitian tersebut ditingkatkan agar prevalensi anemia dan kejadian perdarahan masa nifas dapat diturunkan. Salah satu cara adalah dengan pelatihan dukun bayi agar lebih trampil dalam menolong persalinan dan peningkatan kemampuan bidan desa dalam menangani persalinan dan mendeteksi kelainan komplikasi yang terjadi sedini mungkin untuk segera merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
ABSTRACT Anemia during pregnancy and postpartum hemorrhage are maternal problems in Indonesia because the prevalence?s are still high, so the author was interested to study the relationship between that two variables. The study was done by using data from The Center for Child Survival, University of Indonesia with Case Control method. The author can not prove the hypothesis that said there is relationship between anemia during pregnancy and postpartum hemorrhage after controlled by the mother's age, parity, space of births , antenatal care, birth attendant and delivery time. However, from the Attributable Risk Percentage and Population Attributable Risk Percentage values, except for antenatal care, health providers should pay attention to the author's hypothesis for increasing the health program's quality. The study also find that if delivery time is more than 18 hours, the risk for having postpartum hemorrhage will increase, and it is significant statistically. From the results of the study, the author hopes that in the future, Mother Care data collection at the area should be done better. The author also suggests that Mother and Child Program at the area of the study should be increased to decrease the prevalence?s of anemia and postpartum hemorrhage. It can be done by training the traditional birth attendant to increase their skill in helping mothers during delivery. It can also be done by increasing the quality of the midwives ( their capability to help delivery and to detect complication during delivery as soon as possible and refers the patients immediately to a higher health services ).
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Tigor
Abstrak :
Salah satu masalah gizi utama di Indonesia adalah anemia gizi, termasuk didalamnya adalah anemia ibu hamil. SKRT 1992 mendapatkan proporsi anemia ibu hamil sebesar 63,5% sedangkan sasaran yang akan dicapai adalah menurunkan persentase anemia ibu hamil menjadi 40% pada akhir Repelita VI. Banyak faktor ibu yang mempengaruhi terjadinya anemia ibu hamil. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui proporsi anemia ibu hamil trimester III dan hubungannya dengan beberapa faktor ibu. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Studi Prospektif Keluarga Berencana dan Kesehatan di kecamatan Sliyeg dan Kecamatan Gabus Wetan modul rather dare. Jumlah sampel penelitian adalah 788 ibu hamil trimester III dengan disain cross-sectional. Faktor ibu yang diteliti adalah umur ibu, paritas, jarak kelahiran, tinggi badan, lingkar lengan atas, penyakit ibu, kadar Hb sebelum trimester III, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, status kekayaan, jumlah anak hidup, peneriksaan kehamilan, makanan ibu, konsumsi tablet besi, dan kebiasaan minum teh. Proporsi anemia ibu hamil trimester III adalah sebesar 58,1%, proporsi anemia ringan sebesar 53% dan proporsi anemia berat sebesar 5,1% . Terdapat hubungan antara anemia ibu hamil trimester III dengan faktor kadar Hb sebelum trimester III, kebiasaan minum teh, jumlah anak hidup, pendidikan ibu, konsumsi tablet besi, dan status kekayaan. Resiko terjadinya anemia pada ibu hamil trimester III dengan keadaan tidak minum tablet besi, minum teh teratur, jumlah anak hidup lebih dari dua, dan status kekayaan kurang adalah 3,1 kali. Disarankan agar tablet besi harus tetap diberikan kepada ibu hamil sejak seawal mungkin kehamilannya dan pemantauan agar tablet besi benar-benar diminum oleh ibu hamil.
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani A. Armyn
Abstrak :
ABSTRACT A study of 60 infants and children from 6 to 18 months of age, the relationship of iron status to psychomotor development was assessed. Their iron status was diagnosed based on hemoglobin and serum ferritin level. While their psychomotor development was assessed using the motor scale of Bayley Scale Infant Development test. Nineteen infants were normal, 6 were non anemic iron deficient, and 35 were anemic iron deficient. Anemic iron deficient infants/children had significantly lower psychomotor development indices than did the normal or non anemic iron deficient group. Normal and non anemic iron deficient infants/children performed comparably. The study concluded that there was a relationship between iron status and psychomotor development of infants/children 6-18 months of age, the normal group had the highest and the anemic the lowest PDI scores, also that home environment is an important i nf1uenci ng factor. Di etary i ron i ntake seemed to be the mai n causal factor in the occurance of anemia among infants/children. Further investigation using a better controlled method/study design was suggested to scrutinize the influence of iron status on psychomotor development of infants/children.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>