Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amir Fauzan
"Latar Belakang
Jumlah penderita HIV pada pengguna narkoba suntikan saat ini semakin meningkat. Demikian juga dengan infeksi yang menyertainya (misalnya hepatitis C dan tuberkulosis paru). Sejak tahun 1996 ARV dinyatakan bermanfaat sebagai salah satu terapi yang efektif pada penderita HIV, karena dapat menurunkan mobiditas dart mortalitas, sehingga perhatian terhadap pengobatan ARV pads penderita HIV semakin ditingkatkan. Sampai saat ini belum ada dilaporkan penelitian mengenai respon pengobatan ARV pada penderita HIV di Indonesia.
Tujuan
Mengetahui respon pengobatan ARV selama enam bulan pada penderita HIV dan faktor-faktor yang berpengaruh.
Metodologi
Studi cross sectional retrospektif dengan besar sampel 139 orang penderita HIV yang memenuhi kriteria inklusi yang datang berobat RSCM dan RS Kanker Dharmais Jakarta antara bulan Januari 2004 sampai Maret 2005. SampeI dikumpulkan dari data rekam medik.
Hasil
Pada penelitian ini didapatkan hasil gambaran demografi jenis kelamin laki-laki 95% dan wanita hanya 5%. Kelompok umur terbanyak usia kurang dari 30 tahun sebanyak 81,3%. Infeksi yang menyertainya didapatkan infeksi hepatitis C sebanyak 64,0% dan tuberkulosis paru 44,6%. Respon pengobatan positif 91,4%, respon pengobatan komplit 70,5%, respon Minis 1,4%, respon imunologis 20,1%, dan tidak respon pengobatan 8,6%. Efek samping pengobatan ARV didapatkan sebanyak 93,5% dan status hidup sesudah pengobatan ARV 6 bulan sebanyak 97,1%, sedangkan mortalitas hanya 2,9%. Selanjutnya dilakukan analisis bivariat didapatkan faktorfaktor yang mempengaruhi respon pengobatan ARV pada penderita HIV secara dominan adalali hitung limfosit CD4 > 50/rnm3 dengan OR sebesar 0,13 (p),003 dengan IK 95% 0,03-0,60).
Simpulan
Respon pengobatan ARV pada penelitian ini tinggi (91,4%). Hanya faktor hitung limfosit CD4 >50/mm secara dominan berpengaruh dan secara statistik terdapat hubungan bermakna dengan respon pengobatan ARV.

Background
Recently, the number of HIV patients and IVDU are increasing. As well as other confounding infections (eg.hepatitis C and pulmonary tuberculosis). Since 1996, ARV has been declared as one of the most effective treatment in HIV patients, reduce morbidity and mortality_ Therefore treatment using antretroviral has caught much attention to developed. Until now there has not been reports any study about the response to ARV treatment in HIV patients in Indonesia
Objective
To investigate proportion of response to antiretroviral treatment for six month in HIV patients and risk factors that influence.
Methodology
Study design was cross sectional retrospective study on 139 HIV patients who fullfiled inclusion criteria were conducted in RSCM and RSK Dharmais Jakarta from January 2004 to March 2005. We collected data from medical records of patients.
Result
From this study we found the demographic characteristic male (95%) more prevalent than female (5,0%). Majority age group less than 30 years old (81,3%). Confounding infection were hepatitis C (64%) and pulmonary tuberculosis (44.6%). The positive response to treatment (91.4%), complete response (70.5%), clinical response (1.4%), immunological response (20,1%), and no-response to treatment (8.6%). Adverse reaction led by ARV are found 93.5%. The mortality after 6 months ARV treatment only 2.9% cases end up with death. After bivariat analysis, we found the predominant influencing factors response to ARV treatment in HIV patients, which is the lymphocyte count CD4 > 50/mm with OR= 0.13 (p=0.003, CI 95% 0.03-0.60).
Conclusion
The response to ARV treatment in this study is high 91,4%. The lymphocyte count CD4 501mm3 is only the dominant influencing factors and showed statistically significant relation with response to ARV treatment in HIV patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Ayuwati Waluyo
"Tat HIV 1 merupakan suatu protein regulator dari HIV 1 yang mempunyai potensi untuk digunakan sebagai vaksin HIV Protein Tat yang diioslasi dari wanita hamil yang menderita HIV di Gabon disebut juga sebagai Tat Oyi mempunyai potensi untuk dijadikan sebagai vaksin dan sistem penghantaran peptida karena sifatnya yang tidak toksik Protein Tat Oyi didapatkan dari hasil Gen Tat Oyi yang telah diekspresikan Ekspresi protein Tat Oyi dapat dilakukan dengan mengekspresikan gen Tat Oyi ke dalam suatu vektor ekspresi Ekspresi Protein membutuhkan Gen Tat Oyi dalam jumlah banyak dan konsentrasi tinggi Pengklonaan gen sintetik Tat Oyi ini dilakukan dalam suatu vektor klona pBluescript KS II Pengklonaan gen sintetik Tat Oyi dilakukan dengan menggunakan pengklonaan dengan ujung blunt pBluescript KS II yang berfungsi sebagai vektor dipotong terlebih dahulu dengan enzim yang memotong dengan ujung blunt EcoRV Plasmid rekombinan Tat Oyi diperbanyak dalam sel inang E coli TOP10 Hasil yang diperoleh dari pengklonaan ini adalah klona gen Tat Oyi dalam plasmid pBluescript KS II Tujuan dilakukan pengklonaan adalah untuk memperbanyak gen Tat Oyi yang akan dibutuhkan dalam proses ekspresi protein Tat Oyi.

Tat is an regulatory protein of HIV 1 virus that has potential to be used as HIV vaccine Tat Protein from a strain of HIV 1 isolated from Gabon pregnant women that has AIDS also called as Tat Oyi has the potential to be used as vaccine and delivery peptide due to its non toxic property Tat Oyi protein is derived from expressed Tat Oyi gene Tat Oyi protein is expressed by expressing Tat Oyi gene into a expression vector Protein expression into a expression vector will need a lot of high concentration Tat Oyi gene Cloning of this gene is done by clone it into a cloning vector pBluescript KS II This cloning is done with blunt end cloning pBluescript KS II as a vector is restricted with restriction enzim that cut wiht blunt end EcoRV Recombinant Tat Oyi plasmids is cloned into a host cell E coli TOP10 This study resulting Tat Oyi synthetic gene cloned into a plasmid pBluesript KS II The purpose of cloning Tat Oyi gene is to produce a lot of Tat Oyi that will be needed at Tat Oyi protein expression."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S52414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library