Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Fungsi dari sensor pH adalah untuk menentukan derajat keasaman atau kebasaan dari suatu larutan. Pengukuran dan pengendalian nilai pH adalah sangat penting untuk berbagai studi dalam bidang kimia dan biologi di laboratorium dan berbagai bidang industri. Metode pengukuran pH dapat dilakukan secara konvensional yaitu dengan menggunakan kertas lakmus dan elektroda gelas, namun hal ini memiliki tingkat akurasi hasil pengukuran yang rendah, mudah pecah dan tidak kompatibel dengan alat ukur/sensor lain. Seiring dengan perkembangan teknologi microfabrication, saat ini dimungkinkan untuk membuat sebuah sistem alat ukur yang dapat mendeteksi berbagai parameter secara simultan, akurat, dan berukuran kecil. Dalam tulisan ini dibahas proses pembuatan sensor pH menggunakan teknologi thick film (screen priting). Elektroda referensi yang digunakan adalah perak-perak klorida (Ag|AgCl) sedangkan untuk elektroda indikator digunakan bahan antimoni (Sb). Hasil percobaan terhadap pH buffer 2, 4, 7, dan 9 menunjukkan elektroda antimoni sensitif terhadap perubahan pH dengan response -57,2 mV/pH.
621 ELIT 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Alvin Ariesta
Abstrak :
Overdosis parasetamol menyebabkan kerusakan pada hati dan ginjal. Analisis kandungan parasetamol sederhana, cepat, dan berbiaya rendah dengan akurasi sesuai diperlukan. Modifikasi elektroda glassy carbon (GCE) sebagai sensor elektrokimia parasetamol dengan molecular imprinted polymer (MIP) berbasis anilin dan/atau fenol dilakukan dengan elektropolimerisasi. Elektropolimerisasi MIP dibandingkan dengan elektropolimerisasi anilin dan/atau fenol dengan atau tanpa molekul cetakan. Elektroda termodifikasi digunakan untuk membuat kurva kalibrasi parasetamol (50 s.d. 1000 ppm) dengan sensitivitas oleh GCE-MIP anilin 0,022 (R2=0,997); GCE-MIP fenol 0,001 (R2=0,950); GCE-MIP anilin dan fenol 0,006 (R2=0,991). Aplikasi pengukuran pada obat pasaran mengandung parasetamol dan kafein menunjukan bahwa parasetamol terkandung dalam satu kaplet obat sebesar 513 mg dengan kesalahan sebesar 2,6% relatif terhadap nilai yang dicantumkan kemasan obat. ...... Paracetamol overdose could lead to heart and kidney damage. Simple, fast, low- cost with suitable accuracy analytical sensor of paracetamol is needed. Modification of glassy carbon electrode with molecular imprinted polymer (MIP) based on aniline and/or phenol has been succesfully done through electropolymerization. It is then compared with electropolymerization of each monomers, aniline and/or phenol, with or without the molecular template. Modified electrodes are used to make standard curves of paracetamol 50 to 1000 ppm with sensitivity by GCE-MIP aniline: 0,022 (R2=0,997); GCE-MIP phenol: 0,001 (R2=0,950); GCE-MIP aniline and phenol: 0,006 (R2=0,991). Application for measuring a drug containing paracetamol and caffeine results that there is 513 mg paracetamol in a tablet with 2.6% error relative to the value listed in drug's packaging.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evan Fairuz Hadi
Abstrak :
SARS-CoV-2 merupakan virus RNA penyebab COVID-19 yang telah menjadi pandemi dunia selama dua tahun terakhir. Hingga saat ini, metode deteksi RT-PCR menjadi metode terbaik dalam deteksi COVID-19. Namun mahalnya biaya reagen dan instrumentasi menyebabkan diperlukannya metode lain yang lebih murah dan praktis. Sementara itu Umifenovir (arbidol) merupakan senyawa elektroaktif yang dapat berinteraksi dengan spike glikoprotein SARS-CoV-2. Pada penelitian ini interaksi umifenovir dan glikoprotein S2 dipelajari dengan studi elektrokimia di permukaan elektroda boron-doped diamond (BDD). Sebelum dilakukan studi elektrokimia, dilakukan studi penambatan molekul dengan Homology Modelling dan Molecular Docking menggunakan umifenovir. Studi interaksi umivenofir terhadap glikoprotein S2 SARS CoV-2 menghasilkan affinity binding sebesar -6,1 kcal/mol. Sedangkan studi elektrokimia umifenovir menggunakan elektroda BDD pada rentang potensial dari (-0,8 V) hingga (+0,8 V) dan scan rate 50 mV/s menunjukkan korelasi linear pada rentang konsentrasi 10- 100 μM. Selanjutnya deteksi spike glikoprotein S2 SARS CoV-2 menggunakan kondisi optimum dengan 100 μM umifenovir dan 0,0025 μg/mL spike glikoprotein melalui perbandingan 20:1 menunjukkan nilai limit deteksi (LoD) dan limit kuantifikasi (LoQ) berturut-turut sebesar 0,001497 μg/mL dan 0,004991 μg/mL. Hasil studi menunjukkan bahwa ode deteksi yang dikembangkan dengan elektroda BDD dapat digunakan untuk sampel klinis SARS-CoV-2. ......SARS-CoV-2 is RNA virus causing Covid-19 which has become the global pandemic in the last two years. To date, RT-PCR is the best method for Covid-19 detection. However, the costly chemical reagents and instruments for this method suggesting another cheaper and practical method is necessary. Meanwhile, umifenovir (arbidol) is an electroactive compound which can interact with the SARS-CoV-2 glicoprotein spike. In this research, umifenovir interaction with glicoprotein S2 is investigated through the electrochemical study on the electrode surface of boron-doped diamond (BDD). Prior to the electrochemical study, computational study using Homology Modelling dan Molecular Docking was performed for umifenovir. Affinity binding of -6.1 kcal/mol was obtained from the umivenofir against glicoprotein S2 SARS CoV-2. On the other hand, the electrochemical study on umifenovir using BDD electrode in the potential range of -0.8 V to +0.8 Vand scan rate of 50 mV/s shows a linear correltaion in the concentration range of 10-100 μM. Moreover, the detection of S2 SARS CoV-2 glicoprotein spike using the optimum condition of 100 μM umifenovir and 0.0025 μg/mL glicoprotein spike with 20:1 ratio shows the limit of detection (LoD) and limit of quantification (LoQ) are 0.001497 μg/mL and 0.004991 μg/mL, respectively. The results of this study reveal that the detection method developed with BDD electorde can be applied for the real samples of SARS-CoV-2.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Puti Rahmi Arief
Abstrak :
Nanopartikel merupakan material berskala nano yang dewasa ini banyak digunakan untuk berbagai macam aplikasi. Metode sintesis nanopartikel pada umumnya menggunakan senyawa anorganik yang berbahaya bagi lingkungan. Pada penelitian ini, telah dilakukan sintesis nanopartikel NiO dengan menggunakan metode green synthesis yang ramah lingkungan. Ekstrak dari daun lampes Ocimum sanctum digunakan untuk mensintesis nanopartikel NiO karena mengandung senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid, flavoniod, polifenol, dan saponin sebagai sumber basa dan capping agent. Nanopartikel NiO disintesis dengan membuat gel Ni OH 2 yang kemudian dikalsinasi sehingga membentuk nanopartikel NiO. Karakterisasi nanopartikel NiO dengan menggunakan PSA menunjukkan ukuran partikel dari nanopartikel NiO sebesar 52,42 nm. Dilakukan pula karakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis, FTIR, dan XRD. Kemudian nanopartikel NiO tersebut di modifikasi pada permukaan Glassy Carbon GC. Modifikasi elektroda GC dengan nanopartikel NiO dilakukan secara besamaan dengan pembentukan nanopartikel NiO. Setelah itu, GC-NiO NP dikarakterisasi dengan menggunakan cyclic voltammetry CV dan SEM-EDX. Elektroda tersebut kemudian digunakan untuk studi pendahuluan sensor urea. Hasil penelitian menunjukan bahwa elektroda GC-NiO NP dapat digunakan untuk mendeteksi urea dengan nilai Limit of Detection LOD sebesar 0,12904 mM dan linearitas R2= 0,9787. Pengulangan studi sensor urea dengan elektroda GC-NiO NP menunjukan RSD 2,854 dan kestabilannya menunjukkan RSD 7,90 selama 3 hari. ...... Nanoparticles is a nano scale materials that are useful for many applications. Methods of nanoparticles synthesis generally use inorganic compounds that are harmful to the environment. In this study, NiO nanoparticles have been carried out using green synthesis method. Lampes leaf extract Ocimum sanctum was used to synthesis NiO nanoparticles because it contains secondary metabolite compounds such as alkaloids, flavoniods, polyphenols, and saponins as a base source and capping agent. NiO nanoparticles had been synthesis by forming Ni OH 2 gel first and then calcined to be NiO nanoparticles. Characterization of NiO nanoparticles using PSA showed a particle size of NiO nanoparticles is about 52.42 nm. The other characterizations were using UV Vis spectrophotometer, FTIR, and XRD. Then, NiO nanoparticles were modified on Glassy Carbon GC surface. The modification of GC electrodes with NiO nanoparticles was carried out together with the formation of NiO nanoparticles. After that, GC NiO NPs was characterized using cyclic voltammetry CV and SEM EDX. Then, that electrode was used for preliminary studies of urea sensor. The results showed that GC NiO NPs electrode was used to detect urea with Limit of Detection LOD values 0.12904 mM and linearity R2 0.9787. Repeatability of urea sensor studies with GC NiO NPs electrode shows RSD 2.854 and its stability showed that RSD 7,90 for 3 day.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Saputra
Abstrak :
Mangan dioksida (MnO2) merupakan salah satu bahan baku yang memiliki potensi untuk dijadikan katoda pada baterai ion lithium yang bersifat rechargeable. Mangan dioksida memiliki kapasitas penyimpanan mencapai 615 mAh/g. MnO2 dapat diperoleh dengan cara elektrolisis dari larutan mangan sulfat (MnSO4). Proses elektrolisis dilakukan dengan variasi arus yaitu 0,5 A dan 1 A, pH sebesar 1 dan 3, temperatur sebesar 70 °C, 80 °C, 90 °C dan 95 °C serta variasi waktu selama 3 jam, 5 jam, 7 jam dan 9 jam untuk mengetahui pengaruh arus, pH, temperatur dan waktu terhadap perolehan massa, kandungan kimia, struktur kimia serta morfologi MnO2 yang terbentuk. Dari hasil percobaan, perolehan massa MnO2 tertinggi didapatkan pada arus 1 A, pH 3, temperatur 90 °C dan waktu elektrolisis selama 9 jam yaitu sebesar 13,57 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan peningkatan temperatur dan bertambahnya waktu elektrolisis akan didapatkan endapan MnO2 yang semakin tinggi. Hasil dari proses elektrolisis kemudian dilakukan karakterisasi XRD, XRF dan SEM. Dari pengujian XRD diketahui bahwa senyawa yang terbentuk pada endapan hasil elektrolisis merupakan senyawa akhtenskite MnO2 (ε-MnO2) yang memiliki sistem kristal hexagonal. Hasil karakterisasi XRF diketahui bahwa endapan yang diperoleh dari proses elektrolisis memiliki kadar MnO sebesar 92,40 %. Dari hasil pengamatan SEM, diketahui bahwa produk MnO2 yang dihasilkan memiliki morfologi partikel yang membulat yang memiliki ukuran diameter dengan rentang 0,1-0,9 μm. ......Manganese dioxide (MnO2) is a material that has the potential to be used as a cathode in rechargeable lithium-ion batteries. Manganese dioxide has a storage capacity of up to 615 mAh/g. MnO2 can be obtained by electrolysis of a solution of manganese sulfate (MnSO4). The electrolysis process was carried out with variations in currents of 0.5 A and 1 A, pH of 1 and 3, temperatures of 70 °C, 80 °C, 90 °C and 95 °C and time variations for 3 hours, 5 hours, 7 hours and 9 hours to determine the effect of current, pH, temperature and time on mass gain, chemical content, chemical structure and morphology of MnO2 formed. From the experimental results, the highest mass gain of MnO2 was obtained at a current of 1 A, pH 3, a temperature of 90 °C and an electrolysis time of 9 hours, which was 13.57 grams. The results showed that with increasing temperature and increasing electrolysis time, higher MnO2 precipitates were obtained. The results of the electrolysis process were then characterized by XRD, XRF and SEM. The XRD test shows that the compound formed in the electrolysis precipitate is an akhtenskite MnO2 (ε-MnO2) compound which has a hexagonal crystal system. The results of XRF characterization showed that the precipitate obtained from the electrolysis process had a MnO content of 92,40 %. The SEM image shows that the MnO2 sample has a spherical shape with particle diameters in the range 0,1-0,9 μm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahya Mega Panji Santosa
Abstrak :
Elektroda selektif ion (ISE) Kalium merupakan salah satu sensor kimia yang banyak dikembangkan karena penting dan praktis dalam aplikasi biomedis. Prinsip kerja ISE yaitu dengan mengukur aktivitas ionik menggunakan metode potensiometri. ISE yang digunakan dalam penelitian ini adalah Screen Printed Electrode (SPE) , dengan menggunakan voltametri siklik (CV), lapisan polianilin diendapkan pada elektroda karbon, dengan pemindaian mikroskop elektron. Polianilin (PANI) digunakan sebagai transduser karena memiliki konduktivitas yang tinggi di dalam air dan mudah disintesis. Polimetil metakrilat – Butil Akrilat digunakan sebagai ion selektif membran (ISM) dan valinomisin digunakan sebagai ionofor selektif. Modifikasi dilakukan dengan metode potensiometri melalui voltametri siklik. Hasil modifikasi ISE dikarakterisasi menggunakan Fourier-TransformInfraRed Spectroscopy (FTIR) dan Scanning Electron Microscopy (SEM). Uji performma analisis terhadap ion kalium dilakukan dengan pengukuran linearitas, Limit of Detection (LOD), selektivitas, presisi dan akurasi. Persamaan yang didapat dari uji linearitas ,dengan y = - 61,119x + 407,46 dengan nilai R2 sebesar 0,9924, yang menunjukkan bahwa nilai sensitivitas yang didapat dari ISE termodifikasi yaitu sebesar 58,175 mV, dan limit of detection (LOD) pada penelitian ini sebesar 10-5,4866 dimana ion Kalium dapat terdeteksi.ISE memmiliki selektifitas yang baik dengan nilai koefisien selektifitas masing- masing terhadap ion Na sebesar 3,659 x 10-4 ,Mg sebesar 1,719 x 10-10, dan Ca sebesar 2,351 x 10-9 ......Potassium ion selective electrode (ISE) is one of the chemical sensors that has been widely developed because it is important and practical in biomedical applications. The working principle of ISE is to measure ionic activity using the potentiometric method. The ISE used in this study is a Screen Printed Electrode (SPE), using cyclic voltammetry (CV), a polyaniline layer is deposited on a carbon electrode, by scanning electron microscopy. Polyaniline (PANI) is used as a transducer because it has high conductivity in water and is easy to synthesize. Polymethyl methacrylate – Butyl Acrylate was used as an ion selective membrane (ISM) and valinomycin was used as a selective ionophore. Modification is done by potentiometric method through cyclic voltammetry. The modified ISE was characterized using Fourier-Transform InfraRed Spectroscopy (FTIR) and Scanning Electron Microscopy (SEM). The analysis performance test of potassium ion was carried out by measuring linearity, Limit of Detection (LOD), selectivity, precision and accuracy. The equation obtained from the linearity test, with y = -61.119x + 407.46 with an R2 value of 0.9924, which indicates that the sensitivity value obtained from the modified ISE is 58.175 mV, and the limit of detection (LOD) in this study of 10-5.4866 where Potassium ions can be detected. ISE has a good selectivity with a selectivity coefficient of 3.659 x 10-4 for Na ions, 1.719 x 10-10 for Mg, and 2.351 x 10- 9 for Ca.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Armadanie
Abstrak :
Meningkatnya pembangunan industri seperti industri manufaktur, baterai, dan pertambangan memiliki dampak besar bagi pencemaran logam berat yang merupakan produk samping dari proses industri. Untuk menganalisa keberadaan logam berat di lingkungan membutuhkan suatu instrumen yang memiliki ukuran kecil, dapat digunakan berulang kali, dan memiliki biaya yang murah. Screen Printed Electrode (SPE) digunakan karena memiliki beberapa kelebihan antara lain ukuran yang cukup kecil, ekonomis, dan dapat dilakukan untuk Analisa in-situ. SPE dimodifikasi dengan garam 4-carboxyphenyl diazonium menggunakan metode elektrodeposisi voltametri siklik pada rentang potensial -1,0 V s.d +1,0 V sebanyak 3 siklik. Garam diazonium dipilih untuk modifikasi pada permukaan SPE karena memiliki sifat yang stabil untuk dimodifikasi pada permukaan yang memiliki sifat konduktif maupun semikonduktif. Untuk melihat morfologi dari permukaan elektroda yang telah termodifikasi garam 4-CPD menggunakan instrumen SEM-EDS. Elektroda 4-CPD/SPE yang telah berhasil di grafting selanjutnya akan digunakan untuk analisis ion logam Cd (II). Pengukuran yang digunakan yaitu voltametri siklik dengan rentang potensial -1,5 V s/d +1,0 V dengan scan rate 100 mV/s dan rentang konsentrasi 0,01 sampai 0,05 ppm menggunakan elektroda SPE termodifikasi garam 4-CPD.
The increased development of industries such as battery industry, and mining has a big impact for heavy metal pollution which is a by product of industrial processes. To analyze heavy metals in the environment requires a small size instrument that can be used repeatedly, and has low cost. Screen Printed Electrode (SPE) is used because it has advantages including a fairly small size, economical, and can be done for in-situ analysis. SPE modified with 4-Carboxyphenyl Diazonium salt using cyclic voltammetry electrodeposition method with a potential range between +1,0 V to -1,0 V in 3 cycles. Diazonium salt was chosen for modification on the SPE surface because it has stable properties for the top layer which has conductive and semiconductive properties. To see the morphology of the electrode surface that has been modified with 4-CPD salt using SEM-EDS instruments. The 4-CPD/SPE electrodes that have been successful in grafting will then be used to analysis of Cd metal ions. The measurement was used cyclic voltammetry with a potential range between -1,5 V to +1,0 V with a scan rate of 100 mV/s and a concentration range 0,01 to 0,05 ppm using SPE modified with 4-CPD salt.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Auliya’u Darojatin
Abstrak :
Studi elektrokimia berupa voltametri siklik dan kronoamperometri pada asam askorbat telah berhasil dilakukan pada screen printed carbon electrode (SPCE) dan SPCE termodifikasi multi-walled carbon nanotubes (SPCE-MWCNT) yang masing-masing memiliki luas permukaan aktif sebesar 0,138 cm2 dan 0,126 cm2. Pengaruh laju pemindaian dan konsentrasi asam askorbat yang dilarutkan dengan phosphate buffered saline (PBS) 0,1 M pH 7,4 terhadap arus dipelajari dengan menggunakan voltametri siklik dimana hubungan keduanya berlangsung linear, sama seperti pengaruh arus terhadap waktu yang dipelajari dengan menggunakan kronoamperometri. Elektroda SPCE dan SPCE-MWCNT teroksidasi masing-masing pada 0,2237 V dan 0,2756 V saat diberikan asam askorbat 10 mM dengan siklus potensial rentang -1 V hingga 1 V. Reaksi yang terjadi pada permukaan kedua elektroda tersebut merupakan reaksi yang dikontrol difusi dikarenakan hubungan antara log puncak arus anodik dan log laju pemindaian menunjukkan hasil yang linier dengan nilai kemiringan mendekati 0,5, yaitu sebesar 0,220 dan 0,222 untuk masing-masing SPCE dan SPCE-MWCNT. Batas deteksi dan batas kuantifikasi pada SPCE ditemukan masing-masing sebesar 1,2588 mM dan 3,8145 mM untuk pengujian menggunakan voltametri siklik, serta 2,8393 mM dan 8,6040 mM untuk pengujian menggunakan kronoamperometri. Sedangkan batas deteksi dan batas kuantifikasi pada SPCE-MWCNT ditemukan masing-masing sebesar 0,5197 mM dan 1,5748 mM untuk pengujian menggunakan voltametri siklik, serta 1,1486 mM dan 3,4805 mM untuk pengujian menggunakan kronoamperometri. Pada pengujian kronoamperometri menggunakan SPCE dan SPCE-MWCNT, dihasilkan juga persamaan linear masing-masing sebesar y=0,008x+0,07774 dan y=0,0091x+0,04781. Hal ini menunjukkan bahwa SPCE dan SPCE-MWCNT memiliki aktivitas katalitik yang baik terhadap oksidasi asam askorbat. ......Electrochemical study through cyclic voltammetry and chronoamperometry on ascorbic acid was successfully accomplished on screen printed carbon electrode (SPCE) and SPCE modified with multi-walled carbon nanotubes (SPCE-MWCNT) with an active surface area of 0.138 cm2 dan 0.126 cm2, respectively. The effect of scan rate and concentration of dissolved ascorbic acid in phosphate buffered saline (PBS) 0.1 M pH 7.4 on the current were studied using cyclic voltammetry, where the relationship between them was linear. Similarly, the effect of current on time when studied using chronoamperometry also resulted in a linear relationship. The SPCE and SPCE-MWCNT electrodes were oxidized at 0.2237 V and 0.2756 V, respectively, when given 10 mM ascorbic acid with the range of cyclic potential -1 V to 1 V. The reaction which occurs on both the electrode surfaces are diffusion-controlled reaction, since the relationship between the log of peak anodic current and the log of the scan rate shows linear results with both slope values approximated to 0.5, which are 0.220 and 0.222 to be exact for SPCE and SPCE-MWCNT, respectively. The limit of detection (LOD) and the limit of quantification (LOQ) in SPCE were found to be 1.2588 mM dan 3.8145 mM, respectively, when tested using cyclic voltammetry, as well as 2.8393 mM and 8.6040 mM when tested using chronoamperometry. Meanwhile, LOD and LOQ in the SPCE-MWCNT were found to be 0.5197 mM and 1.5748 mM, respectively, when tested using cyclic voltammetry, as well as 1.1486 mM and 3.4805 mM when tested using chronoamperometry. In the chronoamperometric test using SPCE and SPCE-MWCNT, the resulting linear equations were y=0.008x+0.07774 and y=0.0091x+0.04781, respectively. These phenomena indicated that both SPCE and SPCE-MWCNT had a significant catalytic activity towards ascorbic acid oxidation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library