Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 435 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yayat Sudaryat
Bandung: Geger Sunten, , 1991
499.28 YAY p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Anwarudin
"Suku sunda adalah suku yang intensitas migrasinya rendah namun saat ini terjadi peningkatan migrasi suku sunda ke wilayah pinggiran Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola migrasi suku Sunda berdasarkan siklus hidupnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk dapat menjabarkan pengaruh variable - variabel dalam siklus hidup seperti karakteristik keluarga, pertumbuhan karir hidup serta karakteristik daerah tujuan mempengaruhi pola migrasi suku Sunda. Hasil menunjukkan bahwa generasi pertama dan generasi kedua suku Sunda memilih daerah tujuan migrasi dikarenakan adanya sanak saudara. Faktor pendorong yang menyebabkan generasi pertama bermigrasi adalah faktor pernikahan sedangkan faktor pendorong yang menyebabkan generasi kedua bermigrasi adalah hubungan kekerabatan, pernikahan dan pekerjaan.
The Sundanese is an ethnic which has low migration intensity, however lately there is an increase of Migration of Sundanese to suburban area of Jakarta. The purpose of this study is to find out how the Sundanese’s pattern of migration based on their life cycle. This study is used a descriptive qualitative method in order to describe the influence of variables in life cycle such as the characteristic of family, the growth of career and also characteristic of destination which affecting to the Sundanese’s pattern of migration. The result of this study is shown that the first generation’s and the second generation’s choose the destination of their migration due to their family. Push factor that caused the first generation’s migration is marriage and push factor that causes the second generation’s migration is job vacancies, marriage and the linkages to live with parents."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S57794
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Sudiarti
"ABSTRAK
Bahasa sebagai salah satu unsur kebudayaan berfungsi sebagai alat komunikasi di antara anggota masyarakat yang memakai bahasa itu. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, kita pikirkan, dan kita ketahui kepada orang lain. Dengan bahasa pula kita dapat memper_satukan anggota-anggota dalam suatu masyarakat (Keraf, 1980:4).
Salah satu akibat pemakaian bahasa yang berbagai macam itu adalah timbulnya bahasa campuran. Hal ini pula_lah yang menimbulkan kecemasan pada para ahli bahasa dan tampak jelas di mana-mana (Fishman, 1977:_61).
Studi tentang variabel-variabel dalam bahasa sebagai cermin struktur sosial adalah bidang sosiolinguistik. Pengetahuan tentang beberapa fakta yang diungkapkan oleh sosiolinguistik sangat membantu memahami masalah-masalah bahasa dan, membuka jalan guna memandang bahasa sebagai fenomena sosial secara lebih jelas dan cermat (Krida_laksana, 1978:12).

"
1984
S11041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margasoelaksana
Weltevreden: Bale Poestaka, 1930.
899.223 2 MAR d I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bandung: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, 2004
959.8 BEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ahid Hidayat
"Penelitian ini menelaah enam cerpen karya Godi Suwarna, seorang sastrawan yang dianggap menempati posisi penting dalam dunia sastra Sunda. Penilaian kritikus terhadap karyanya pun beragam: ada yang menilai absurd, surealis atau eksperimental. Masalah penelitian ini adalah: (a) apakah karya-karya cerpen Godi Suwarna mempunyai struktur yang sama, (b) apakah makna yang tersirat di balik karya-karya cerpen tersebut, dan (c) benarkah, seperti dikatakan oleh kritikus sastra, karya-karya cerpen Godi Suwarna bersifat absurd atau surealis.
Dari hasil penelaahan, dapat dikemukakan bahwa struktur enam cerpen karya Godi Suwarna mempunyai pengaluran cerita yang sederhana. Keenam cerpen yang ditelaah mempunyai fungsi-fungsi utama yang memiliki hubungan sebab-akibat yang sebagian benar hadir secara implisit dalam bentuk metaforis. Hubungan antarfungsi utama setiap cerpen yang beragam dan umumnya rumit. Banyak sekuen merupakan peristiwa yang menjauhi realitas fiktif, serta penggunaan nama tokoh yang berasal dari cerita lain dengan karakter yang berbeda dari cerita sumbernya. Akan tetapi, keenam cerpen tidak dapat digolongkan sebagai karya surealis.
Berdasarkan motif yang membangunnya, keenam cerpen memiliki tema yang beragam, namun menyoroti satu persoalan, yakni kondisi manusia. Pada dua cerpen ditemukan motif yang umum terdapat dalam karya-karya absurd, yakni motif perasaan terasing dan motif rutinitas. Artinya, memang benar bahwa ada cerpen Godi Suwarna yang bersifat absurd, namun tidak semua cerpennya bisa disebut absurd.
Cerpen Godi Suwarna menunjukkan adanya hubungan yang beragam dengan konteks zaman. Telaah yang dilakukan juga menunjukkan banyaknya penggunaan metafora. Karena itu, cerpen-cerpen Godi Suwarna dapat dianggap sebagai dongeng-dongeng metaforis. Peristiwa-peristiwa yang dipandang ajaib, tidak masuk akal, atau menyimpang dari realitas fiktif, secara metaforis mempunyai makna yang bersifat tersirat dan berhubungan dengan konteks zaman. Inilah yang melahirkan anggapan bahwa cerpen Godi Suwarna tergolong surealis atau absurd."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T2962
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudentia Maria Purenti Sri Suniarti Karnadi
"Untuk memperkaya khasanah kesusastraan Indonesia, beberapa cara dilakukan, antara lain dengan menerjemahkan atau menampilkan kembali karya dari khasanah kesusastraan daerah. Di antara sekian banyak sastrawan yang menulis dan memperkenalkan karya sastra daerah dalam bahasa Indonesia, nama Ajip Rosidi pantas dicatat kehadirannya. H.B. Jassin memasukkannya ke dalam Angkatan 66 (Jassin, 1985:95) dan Teeuw menyebutnya sebagai salah seorang pengarang Indonesia terpenting pada abad ini (Teeuw, 1979;.105). Ajip Rosidi tidak hanya terkenal sebagai seorang sastrawan, tetapi juga sebagai seorang penelaah sastra yang banyak memberi perhatian pada bidang sejarah dan kritik sastra. Selain menulis dalam bahasa Indonesia, ia pun banyak menulis dalam bahasa Sunda. Perhatiannya terhadap sastra daerah ini amat besar seperti yang tampak dalam usahanya menghidupkan kembali pemberian hadiah karya sastra Sunda "Rancage". Selain itu, ia pun aktif menampilkan karya sastra daerah Jawa, seperti Candra Kirana (1962) dan Roro Mendut (1961,1977)serta dari khasanah sastra Sunda, antara lain Mundinglaya Ai Kusumah {1961), Ciung Wanara (1961, 1985), Sangkuriang Kesiangan {1961), dan Jalan Ke Surga (1964).
Karyanya yang paling menarik untuk diteliti adalah yang berjudul Lutung Kasarung (untuk selanjutnya disingkat LKA). Cerita ini memiliki banyak kemungkinan terjadinya transformasi kesastraan yang belum pernah diteliti orang sampai sekarang. LKA terbit pertama kali pada tahun 1958 dan kemudian pada tahun 1962 dan 1986 diterbitkan kembali dengan judul Purba Sari Ayu Wangi (untuk selanjutnya disingkat PSAW).
Pada bagian awal LKA dan PSAW, Ajip Rosidi menyebutkan bahwa cerita yang digubahnya itu berasal dari versi lisan juru pantun yang kemudian diciptakannya kembali sesuai dengan pemahaman dan penafsirannya sendiri (Rosidi, 1958:7-18; 1986:5-18). Salah satu versi lisan yang tertua yang sempat direkam dalam bentuk tulisan dapat dilihat pada naskah bernomor SD 113 yang ditulis oleh Argasasmita, mantri gudang kopi di Kawunglarang, Cirebon atas perintah K.F. Halle. Naskah ini pernah tersimpan di ruang naskah Museum Pusat Jakarta, tetapi sekarang dinyatakan hilang. Edisi teks yang pertama atas cerita "Lutung Kasarung" dan yang mendasarkan diri pada naskah tersebut adalah edisi yang dibuat oleh C.M. Pleyte pada tahun 1911 (Kern, 1940: 473).
Di samping Pleyte yang menerbitkan Cerita Pantun (batasan mengenai Cerita Pantun ada pada bab 2) dari teks "Lutung Kasarung", ada dua orang lain yang juga melakukan hal yang sama, yaitu Eringa (1949) dan Achmad Sakti (1976). Selain itu, masih ada penulis lain yang menerbitkan cerita "Lutung Kasarung" dalam bentuk Wawacan (yaitu narasi panjang yang digubah menjadi puisi yang dinyanyikan) dan dalam bentuk Tembang Cianjuran (yaitu sejenis drama yang dinyanyikan dengan iringan musik khas daerah Cianjur). Engka Widjaja, misalnya, memilih bentuk Wawacan; Saleh Danasasmita dan Ade Kosmaya memilih bentuk Tembang Cianjuran. Dari kesemua penulis di atas, hanya Ade Kosmaya yang memakai bahasa Indonesia sebagai media penyampaian cerita. Yang lainnya memakai bahasa Sunda. Selain dalam bahasa Sunda, Pleyte dan Eringa memberikan juga ringkasan dan terjemahan cerita dalam bahasa Belanda.
Cerita "Lutung Kasarung" di antara cerita rakyat yang ada di Indonesia memang menarik untuk diteliti. Cerita ini bermula dari versi lisan dan mempunyai kedudukan yang khusus dalam kesusastraan Sunda. Dari sejarah resepsi teksnya tampak bahwa "Lutung Kasarung" mempunyai banyak kemungkinan terjadinya transformasi yang tidak hanya berupa lintas budaya {Sunda ke Belanda, Indonesia, dan Jawa), tetapi juga yang berupa lintas bentuk (dari bentuk Cerita Pantun lisan ke bentuk tertulisnya dan dari bentuk Cerita Pantun tertulis ke bentuk prosa, puisi, drama, opera, novel, dongeng, dan film). Kenyataan ini menimbulkan pertanyaan apa keistimewaan cerita "Lutung Kasarung" sehingga dari zaman ke zaman orang menaruh perhatian pada cerita ini. Seakan-akan cerita ini muncul kembali dalam bentuk-bentuk yang baru dengan penampilan yang baru. Dari masa ke masa orang memberikan perhatian kepada cerita tersebut baik dalam bentuk penciptaan kembali seperti yang telah disebutkan di atas maupun dalam bentuk pembicaraan kritis. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1990
T6892
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Suhardi Ekadjati
"ABSTRAK
Karangan ini merupakan studi tentang Ceritera Dipati Ukur (CDU) yang termaktub dalam naskah-naskah, catatan-catatan tertulis lainnya, dan buku-buku tercetak. CDU melukiskan peristiwa yang bertalian dengan tokoh Dipati Ukur, daerah dan rakyat Ukur yang hidup sekitar awal abad ke-17 Masehi. Peristiwa itu dilukiskan oleh beberapa orang pengarang yang berasal dari beberapa daerah, terutama dari wilayah Priangan, pada waktu serta dengan cara maksud, bahasa, dan huruf yang berlainan. Peristiwa itu juga diabadikan oleh sejumlah orang Belanda dalam catatan mereka. Adalah suatu kenyataan bahwa naskah-naskah yang mengandung CDU cukup banyak jumlahnya. Begitu Pula CDU yang terdapat dalam penerbitan dan catatan tertulis lainnya. Naskah-naskah yang berasal dari wilayah Sunda (Jawa Barat) jumlahnya tidak sedikit, walaupun tidak sebanyak naskah yang berasal dari wilayah Jawa, terutama dari Jawa Tengah. Koleksi naskah Sunda yang paling banyak jumlahnya terdapat di Universiteit Bibliotheek Leiden (U-BL) dan Museum Pusat Jakarta. Dari sekian banyak naskah yang berasal dari wilayah Jawa Barat itu, beberapa buah naskah diantaranya telah dipublikasikan "
1979
D124
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika
"Tesis ini membahas perubahan kosakata Sunda di Kabupaten Bogor. Perubahan yang diteliti adalah perubahan pada tataran leksikal dalam rentang 28 tahun. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara terhadap dua puluh satu informan di dua puluh satu titik pengamatan. Pengolahan data melalui perbandingan berkas isoglos dan perbandingan penghitungan dialektometri. Kosakata yang diteliti sebanyak 169 kosakata Sunda dari penelitian Suriamiharja di Kabupaten Bogor tahun 1981 dan 169 kosakata Sunda yang dikumpulkan tahun 2009.
Penelitian ini menunjukkan perubahan kosakata Sunda berdasarkan perubahan leksikal, pengelompokan medan makna dan jumlah etimon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis perubahan yang dominan adalah perubahan leksikal yang disertai perubahan sebaran geografis. Titik pengamatan yang paling banyak berubah berada di sebelah utara dan titik pengamatan yang paling sedikit perubahannya berada di sebelah selatan.

This thesis studies the type of change in Sundanese vocabulary in Bogor Regency. The changes observed are changes in the lexical level within range of 28 years. The data required are collected by interviewing twenty-one informants in twentyone research areas. Collected data are analyzed by comparing dialectometric and bundles of isogloss. Research objects are 169 Sundanese vocabularies collected by Suriamiharja in 1981 and 169 Sundanese vocabularies collected in 2009. This study shows the analysis of Sundanese vocabulary changes based on grouping of areas of meaning and the number of etymon.
The study reveals that the dominant type of change in Sundanese vocabulary of Bogor is lexical change accompanied by the change of geographical distribution. The most changes take place in northern research area and the least changes take place in the southern research area."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
T27746
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>