Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Triyono Rakhmadi
Abstrak :
ABSTRAK
Minyak & gas bumi merupakan salah satu penentu neraca devisa negara indonesia. Pertingkatan produksi migas selalu tidak seimbang dengan peningkatan konsumsinya balk untuk penggunaan langsung maupun produk turunannya dalam berbagai sektor industri. Premier Oil Indonesia (POI) adalah salah satu KPS (Kontraktor Production Sharing) minyak dan gas bumi yang ada di Indonesia yang dalam operasinya menggunakan teknologi tinggi dengan investasi yang cukup besar dan kecelakaan kerja yang terjadi pasti akan menimbulkan kerugian bagi pekerja, perusahaan dan lingkungan. Di POI, Occupational Health and Safoty Management System (OHSMS) menjadi bagian dari keseluruhan sistem manajemen. Tujuan dan sasaran KJ terintegrasi dalam ~tiap rencana, langkah kerja dan target spesitlk yang harus dicapai. Selarna kuron waktu 6 (enam) tabun dari 2001 - 2006, ada sekitar 380 kasus kecelakaan keija yang terjadi dan dilaporkan. Mulai awal tabun 2007 POI ingin lebih meningkatkan kinerja KJLH-nya dengan memasukan kasus Higb Risk (High Potential) Incident menjadi salah satu indikator K3LH seiain Incident Rate da1am KPI-nya (Key Performance Indicator). Hal inilah yang memotivasi dan menarik untuk perlunya dilakukan penelitian ini, guna menganalisa ABSTRACT
Product increase Oil and gas always incommensurate to make-up of its consumption to direct usage and also its generation product in so many industrial sector. Premier Oil Indonesia ( POI) is one of the CPS ( Contractor Production Sharing) gas and oil exist in Indonesia which in its operation use high technology with big enough investment, and accident work that happened surely win generate Joss to worker, environment and company. In POI, Occupational Health Safety Management System and ( OHSMS) become the part of the overall of management system. And HSE target integrated in each plan. work activity and specific goals which must reach. During range of 6 year from 2001 -2006, there is about 380 work accident that happened and reported. Start early year 2007 POI wish more is improving of HSE performance with High Risk ( High Potential) Incident become one of the HSE indicator besides Incident Rate in KPI ( Key Perfomance Indicator). This matter motivate and draw to the importance of done by this research, analyze work accident data which have high risk criterion ( HiPo Incident) that happened during year 2001 - 2006 to know the performance result of effort HSE specially in level of accident . This research character is analytic descriptive of comparability, to study accident that happened (accident analysis) and assessment of risk by use risk assessment matrix ( RAM) to know accident of job which categorize High Risk I High Potential ( HiPo Incident) and comparing it v.ith annual accident report data of POI and also result of former research. The research data used secondary data from acddent data which noted in HSE Department POI from year 200 l ( quarter four in year 2000 representing early usage of online database in POI) up to year 2006. Because this research use secondary data, accident data validity only pursuant to work accident report data. Quality of accident report existing very determining result of analysis at this research. From result of this research indicate that: 1. Incident that happened during period the last 6 year very fluctuate specially from severity level. but from amount of hence at the last two year is make-up of which is significant. Percentage of HiPo case in year 2005 resulted at total height of accident work in year 2006, but do not significant in year 2002 ~ 2003. Pursuant to analysis from time and location the happening of highest accident~ conclude that increasing activity relate to number of accident. 2. Primary Cause which most dominant is Equipment that is failure of lifting equipment and unsafe equipment due to defect, then human that is Lack of attention I care, fur the root of cause dominant is Failure to foliow known job procedure, inadequate training I poor training standard. inadequate supervision. 3. HiPo Incident that happened in POI majority ( 41 %) representing near miss and nothing that represent security case. From awareness side to do reporting, this matter represent that its high enough on awareness, accident reported not merely because wounded victim or its severity of injury. 4. From HiPo inciden data during 6 year almost 90% of similar case v.-ill " POSSIBLE" happened again ( in this case include 41% of case very possible happened again and 14% most certainly happened accident again). Expected with result of this research hence company suggested to alert to statistica1 performance of existing accident, making Hi Po Incident as KPI in year 2007 representing a step in the right direction so long as with improvement of knowledge all its employees. Investigation of accident have to identify cause till get root cause and fOllow-up from accident recommendation for the action of prevention and correction have to really is replying of existing causa11 because most of all case accident reported HiPo have potency to recurred again happened: and generate more serious loss or effect, this matter if condition stili is: equal to 6 years period or mean POI management do not make a significant change from existing situation specially in the Jast 2 year having data most significant. Compulsion follow existing working procedure. efficient and effective training according to each employees competence requirement, the importance of improving of supervisory function to its subordinate performance, direct observe and inspection at work and also give suggestion if there is mistake in or possibility of potential hazard. Intensification aH effort which have there are ; HSE Meeting. Safety Inspection, PASS, Hazard Report, STOP and others for support focus in the accident prevention. HSE Manual, Procedure, Task Instruction which have there is and available have to be assured by implementation maximally and correctness, trained to all employees which must involve to be have competence to and supervised by its by related/relevant Supervisor to lessen implementation diffraction is and also done by periodical review to assure according to risk and hazard expanding.
2007
T32494
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budi Aguswidjaja
Abstrak :
Metode-metode akuntansi dalam industri minyak dan gas bumi belum memberikan keseragaman perlakuan akuntansi atas biaya-biaya perolehan, eksplorasi, dan pengembangan. Skripsi ini bertujuan untuk memahami metode-metode akuntansi yang paling umum digunakan dalam industri minyak dan gas bumi, yakni metode successful efforts dan full costing serta membandingkannya dengan prosedur akuntansi Kontrak Bagi Hasil yang digunakan pada sebuah perusahaan minyak asing di Indonesia. Penulisan dilakukan dengan telaah kepustakaan dan survei langsung atas prosedur akuntansi Kontrak Bagi Hasil yang diterapkan pada sebuah perusahaan minyak asing yang beroperasi sebagai Kontraktor Pertamina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode-metode akuntansi yang ada ternyata belum dapat sepenuhnya menyajikan informasi-informasi yang merupakan karakteristik khusus industri minyak dan gas bumi serta sangat dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan. Prosedur akuntansi Kontrak Bagi Hasil disusun dengan landasan saling menguntungkan pihak Pertamina maupun Kontraktor dan pada prakteknya banyak berbeda dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Untuk menyeragamkan perlakuan akuntansi dalam industri minyak dan gas bumi di Indonesia, sebaiknya Ikatan Akuntan Indonesia merinci kembali standar Khusus Akuntansi Industri Minyak dan Gas Bumi. Pertamina sebagai pengelola sumberdaya minyak dan gas bumi Indonesia seharusnya berusaha pula untuk menerapkan prosedur akuntansi yang memberikan keuntungan sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18418
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okla: PennWell Publishing , 1990
R 690 INT
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Tehupuring, Dan
Abstrak :
Pertamina adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara yang dibentuk berdasarkan UU No. 81 1971, bergerak dibidang usaha pertambangan minyak dan gas bumi di Indonesia. Dalam menjalankan kegiatan usaha disektor hilir yang berupa kegiatan eksplorasi, eksploitasi dan produksi dari minyak dan gas bumi pada suatu wilayah kerja pertambangan tertentu, Pertamina mengadakan kerjasama dengan mitra usaha baik asing maupun nasional (Kontraktor Production Sharing 1 KPS) dalam bentuk Production Sharing Contract (PSC). Semua biaya pengembangan lapangan migas (investasi maupun operasi) oleh KPS yang telah mendapat persetujuan Pertamina, selalu dibebankan sebagai cost recovery sesuai ketentuan PSC yang telah disepakati bersama. Dalam menjalankan kegiatan operasinya, pengadaan dan pengelolaan material memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan operasi perusahaan. Kondisi saat ini memberikan indikasi adanya material surplus yang cukup signifikan baik dalam jumlah item maupun dalam jumlah nilai US $, sehingga diperlukan terobosan-terobosan baru untuk penghematan dan pemanfaatannya. Penelitian dilakukan untuk 5 KPS yang mewakili 27 KPS yang kini beroperasi di Indonesia dengan dasar Surplus Ratio yang tinggi dan kelengkapan data material surplus yang dimiliki. Data-data dikumpulkan berdasarkan data historis selama 5 tahun terakhir dibantu dengan kuesioner yang dirancang untuk keperluan ini. Analisa diadakan atas data-data yang ada dengan mempergunakan diagram sebab-akibat dikaitkan dengan teori pengendalian persediaan (inventory control). Peninjauan dilakukan atas aspek Metode, Material, Peralatan, Sumber Daya Manusia, Finansial, dan Lingkungan. Hasil kajian, menghasilkan usulan strategi dalam pengelolaan material surplus yang secara garis besarnya meliputi perbaikan dari sistem pengadaan dengan memperkenalkan beberapa metode pemesanan baru dalam menghadapi era persaingan global, menggalakkan pemanfaatan material surplus dengan menggunakan transfer material antar KPS, pembuatan data base material surplus, dan substitusi. Disamping itu mengusulkan percepatan serta penyederhanaan prosedur dari proses penghapusan dan penyisihan material surplus.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Daniel Syahputra
Abstrak :
Sebelum suatu produk akan dipasarkan maka diperlukan suatu penelitian pamasaran agar kegiatan pamasaran yang akan dilakukan menjadi terarah dan efisien serta sejalan dengan peraturan dan etika yang berlaku pada segmen pasar tersebut. Tulisan ini berupa penelitian pemasaran minyak mentah yang baru akan diproduksikan (minyak mentah OSEIL) serta proses penentuan formula harga dengan melakukan analisa menyeluruh terhadap aspek-aspek yang berkaitan dengan pemasaran minyak mentah tersebut. Aspek-aspek tersebut menyangkut kualitas minyak mentah, perspektif konsumen, situasi Pasar minyak (domestik, regional, dan internasional), permasalahan lingkungan hidup, serta peraturan Pemerintah. Dari penelitian yang dilakukan dicermati bahwa target Pasar minyak mentah OSEIL diprioritaskan pada negara-negara yang memiliki unit proses asphalt dan Tube base serta unit residue desulfurization. China, Korea Selatan dan Jepang merupakan target pasar yang potensial di regional Asia Pasifik. Untuk pasar dalam negeri, dari 8 kilang minyak Indonesia, kilang minyak Cilacap (Unit Pengolahan IV PERTAMINA) adalah kilang minyak yang paling tepat untuk memproses minyak mentah OSEIL. Memperhatikan kebijakan Pemerintah dalam penetapan harga minyak mentah Indonesia (ICP-Indonesian Crude Price) disimpulkan bahwa formula harga minyak mentah OSEIL (jenis minyak mentah heavy) menggunakan ICP minyak mentah DURI (ICP/DURI) sebagai referensi. Dari analisa perhitungan GPW (Gross Product Worth) minyak mentah OSEIL didapatkan bahwa formula harga minyak mentah OSEIL adalah ICPIOSEIL = ICP/DURI - US$ 1.85/barrel. Formula harga tersebut direkomendasikan sebagai introductory price formula minyak mentah OSEIL kepada manajemen Santos Asia Pacific yang selanjutnya diajukan kepada Pemerintah Indonesia untuk diberlakukan sebagai harga resmi. Pengamatan reaksi pasar terhadap minyak mentah OSEIL disarankan agar dilaksanakan secara intensif sehingga introductory price formula tersebut dapat dievaluasi kembali setelah melewati periode pengamatan tertentu dalam mengupayakan formula harga yang mencerminkan harga Pasar (market reflected price formula).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setya Adji Wardhana
Abstrak :
ABSTRAK
Tulisan ini menyelesaikan masalah pemilihan salah satu diantara dua sistem produksi minyak untuk Lapangan Minyak X. Sistem produksi dengan menggunakan sucker-rod pump dan sistem produksi dengan menggunakan electric submersible pump (ESP) sebagai metoda pengangkatan dievaluasi melalui prosedur evaluasi ekonomi berdasar data dan informasi tentang Lapangan Minyak X. Net Present Value (NPV) sebagai angka profitabilitas digunakan sebagai kriteria pemilihan salah satu sistem produksi yang tersedia. Resiko dan Ketidakpasitan (Risk and Uncertainty) di nilai melalui Analisa Sensitifitas (Sensitivity Analyasis) dan prosedur khusus untuk membuat distribusi probabilitas. Bentuk umum perjanjian Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contract) dugunakan untuk menghitung NPV. Hasil analisa menunjukkan bahwa sistem produksi dengan menggunakan ESP Iebih menguntungkan dari pada sistem produksi dengan menggunakan sucker-rod Pump.
ABSTRACT
This paper addresses the problem of selecting one of two production system for the onshore X oil field. Production system uses sucker-rod pump and production system uses electric submersible pump (ESP) as lifting methods are evaluated using the economic evaluation procedure on the basis of data and information gathered from the X oil field. The Net Present Value NPV that provides profitability information is used as the criterion in selecting one of the production systems. The risk and uncertainty is assessed through sensitivity analysis and special cumulative probability distribution procedures. Indonesia's general production sharing contract agreement is used in the calculation of the NPV. The results indicate that the production system using electric submersible pump gives more benefits than the production system using sucker-rod pump.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Widodo
Abstrak :
Tesis ini berupaya untuk mengetahui secara lebih rinci tentang batasan-batasan mekanisme persaingan usaha yang sehat, wajar dan transparan dalam industri hilir migas di Indonesia dengan menggunakan pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP) yang memanfaatkan input primer (kuesioner) dari kelompok-kelompok terkait. Penelitian dilakukan terhadap tiga kelompok utama, yang masing-masing terdiri dari 3 orang responden, dalam industri hilir migas ini, yaitu 1) Badan Pengatur Hilir Migas (BPH Migas) sebagai perwakilan dari pemerintah, 2) Himpunan Wiraswasta Nasional Migas (Hiswana Migas) sebagai perwakilan dari produsen, dan 3) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sebagai perwakilan dari konsumen. Pendekatan AHP bertujuan untuk menentukan tingkat kepentingan antar kriteria (konsentrasi pasar rendah, tidak ada hambatan untuk masuk dan keluar industri, tidak ada kolusi, informasi tersebat merata, dan harga bergerak dengan mudah) terhadap tujuan utamanya yaitu mekanisme persaingan usaha yang sehat, wajar dan transparan. Berdasarkan tingkat kepentingan ini, kemudian diukur prioritas aiternatif strategi yang terpilih. Berdasarkan hasil kuesioner, terlihat bahwa : 1) kelompok BPH Migas menilai kriteria tidak adanya kolusi sebagai kriteria yang paling penting dan alternatif strategi untuk mencapai tujuan umumnya adalah dengan menyerahkan sepenuhnya pengawasan kegiatan hilir migas kepada BPH Migas. 2) Kelompok Hiswana Minas juga menilai tidak adanya kolusi sebagai kriteria utama dan pengawasan sepenuhnya kegiatan hilir oleh BPH Migas merupakan alternatif strategi terpilih. 3) Kelompok YLKI menilai kriteria informasi yang tersebar secara merata merupakan kriteria yang paling penting, dan untuk mencapai tujuan umum dari model hirarki, memberdayakan peran serta dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan hilir migas merupakan alternatif strategi terpilih.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13206
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Nurhudoyo
Abstrak :
Cara paling sederhana memproyeksikan kebutuhan energi adalah menghubungkan tingkat konsumsi energi saat ini dengan aktivitas dan tingkat pertumbuhan ekonomi. Namun GDP bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi permintaan energi. Untuk keperluan perencanaan dan pengaturan dalam penyediaan den pemanfaatan energi minyak dan gas bumi nasional secara optimal, maka dapat digunakan suatu model dinamik (Model INDSYD) untuk energi minyak dan gas bumi nasional yang dapat memproyeksikan kebutuhan energi primer dan energi final serta kapasitas dan biaya investasi infrastruktur energi serta harga energi migas. Besar investasi yang harus disediakan untuk memenuhi permintaan energi migas berdasarkan pengaruh GDP yang dominan mencapai 35,5 milyar USD sampai tahun 2020 (akumulatif), 25,2 Milyar USD untuk minyak dan 10,3 milyar USD untuk gas. Sampai tahun 2020 diperlukan penambahan kapasitas infrastruktur kilang minyak sebesar 1,2 juta BPD (sekitar 8 kilang ukuran nominal 150 MBCD), tangki timbun BBM sebesar 3,11 Alta KL, kilang LNG 18,6 juta ton/tahun.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14970
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
Abstrak :
Tesis ini dilatarbelakangi oleh pentingnya analisis permintaan energi bagi pengambil kebijakan (policy makers). Hal ini disebabkan shock harga minyak dunia memiliki pengaruh yang signifikan bagi perekonomian. Ditambah Iagi, status negara yang menjadi objek Studi (Indonesia, Filipina dan Thailand) pada periode 1973-2003 adalah net oil exporter (kecuali Indonesia); dan selanjutnya Indonesia menjadi net oil importer sejak tahun 2004.

Tesis ini meneliti kepekaan permintaan minyak terhadap perubahan harga dan pendapatan dalam jangka pendek dan jangka panjang. Permintaan minyak secara spesifik mengacu pada mogas, kerosene, dan diesel. Hipotesis awal adalah permintaan minyak tidak peka terhadap perubahan harga dan peka terhadap penambahan pendapatan. Untuk menjawab pertanyaan tersebut digunakan teknik kointegrasi Pesaran-Sims dan Model ARDL (Autoregressive Distributed Lag).

Berdasarkan hasil studi dapat disimpulkan permintaan minyak tidak peka terhadap perubahan harga dan pendapatan kecuali permintaan mogas di Filipina dan permintaan kerosene di Thailand. Beberapa faktor yang bisa menjelaskan hasil studi tersebut adalah: (i) kebijakan harga minyak yang ditetapkan di setiap negara, (ii) dampak pembebanan pajak atau subsidi pada harga minyak, (iii) struktur harga minyak sebelum dan sesudah regulusi, (iv) status awal (initial condition) di setiap negara (net oil importer vs net oil exporter), (v) posisi minyak dalam keuangan negara, dan (vi) diversifikasi energi.

lmplikasi kebijakan bagi Indonesia adalah: (i) harga minyak harus dinaikkan setinggi mungkin untuk mempengaruhi poia pemlintaan minyak (akan tetapi, pilihan kebijakun ini tidak feasible), (ii) diversifikasi energi dari mogas ke gas bagi sektor rumah tangga dan transponasi, (iii) diversifikasi energi dari diesel ke biofuel bagi sektor Industri, dan (iv) pembenahan di sektor transportasi untuk menurunkan permintaan mogas. Sedangkan di Filipina dan Thailand, implikasi kebijakannya adalah keleluasaan dalam penetapan harga karena penetapan harga mengacu pada automatic price mechanism.

Saran yang diajukan untuk studi lebih lanjut adalah cakupan objek studi yang lebih luas, tidak hanya tiga negara tetapi mencakup permintaan minyak di ASEAN ataupun ASIA PASIFIK. Selain itu, cakupan studi mencakup energi alternatif (seperti: gas, batubara, dll) untuk menggali upaya alih energi antar negara dalam region.

Studi terkait adalah: (i) studi kointegrasi antara harga minyak domestik di masing-masing negara dengan harga minyak dunia untuk melihat apakah pergerakan harga minyak domestik "seirama? dengan harga minyak dunia dalam jangka panjang; (ii) potensi pengembangan LPG sebagai energi substitusi; (iii) dampak fluktuasi harga minyak internasional terhadap variabel-variabel makroekonomi karena hampir seluruh negara di ASEAN ataupun ASIA PASIFIC berstatus sebagai net oil imporier, artinya ketergantungan terhadap minyak yang besar akan berdampak secara langsung atau tidak langsung terhadap perekonomian.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17177
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>