Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdul Chaer, 1942-
Jakarta: Rineka Cipta, 2002
412 ABD p (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ullmann, Stephen
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007
412 ULL st
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Supraptiwi
Abstrak :
[Skripsi ini membahas komponen makna ?memisahkan? dalam bahasa Jawa. Batasan memisahkan dalam skripsi ini adalah tindakan memisahkan objek dari induknya. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari majalah Panjebar Semangat edisi tahun 2014 sebagai data primer, dan masukan responden, serta dosen penguji skripsi sebagai data sekunder. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kata-kata yang bermakna ?memisahkan? dalam bahasa Jawa, serta komponen makna umum dan komponen makna khusus dari kata-kata tersebut. Penelitian ini menggunakan teori medan makna dan teori komponen makna oleh Nida (1979). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada 39 kata-kata yang bermakna ?memisahkan? dalam bahasa Jawa, dan dari ketiga puluh sembilan kata tersebut ditemukan 4 komponen makna umum dan 57 komponen makna khusus. ;This undergraduate thesis discusses semantic features of 'separating' in Javanese. Data that are used in this study come from Panjebar Semangat magazine 2014 edition as primary data, and respondents? as well as thesis examiners? input as secondary data. This research aims to find Javanese words which have meanings of 'separating' and also its semantic features (common components and distinctive components) . This research uses a theory of semantic field and a theory of semantic features by Nida (1979). The method that is used in this research is descriptive analysis. The results from this study show that: (1) there are thirty-nine words that have 'separating' meaning in Javanese and (2) from those thirty-nine words, this research found 4 common components and 57 distinctive components of ?separating? meaning. ;This undergraduate thesis discusses semantic features of 'separating' in Javanese. Data that are used in this study come from Panjebar Semangat magazine 2014 edition as primary data, and respondents? as well as thesis examiners? input as secondary data. This research aims to find Javanese words which have meanings of 'separating' and also its semantic features (common components and distinctive components) . This research uses a theory of semantic field and a theory of semantic features by Nida (1979). The method that is used in this research is descriptive analysis. The results from this study show that: (1) there are thirty-nine words that have 'separating' meaning in Javanese and (2) from those thirty-nine words, this research found 4 common components and 57 distinctive components of ?separating? meaning. , This undergraduate thesis discusses semantic features of 'separating' in Javanese. Data that are used in this study come from Panjebar Semangat magazine 2014 edition as primary data, and respondents’ as well as thesis examiners’ input as secondary data. This research aims to find Javanese words which have meanings of 'separating' and also its semantic features (common components and distinctive components) . This research uses a theory of semantic field and a theory of semantic features by Nida (1979). The method that is used in this research is descriptive analysis. The results from this study show that: (1) there are thirty-nine words that have 'separating' meaning in Javanese and (2) from those thirty-nine words, this research found 4 common components and 57 distinctive components of ‘separating’ meaning. ]
2015
S60999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suenobu, Toshio
Abstrak :
Ini adalah studi frasa preposisional temporal (FPrT) bahasa Indonesia. Sampai saat ini, frasa preposisional dianggap sebagai struktur yang sangat sederhana, yaitu preposisi dan nomina atau frasa nominal. Akan tetapi, sejak tahun 1970-an anggapan itu ditepis banyak pakar sehingga mulailah banyak dilakukan penelitian tentang frasa preposisional, baik dari aspek sintaktis maupun semantis. Penelitian ini berkaitan dengan aspek sintaktis dan semantis FPrT. Aspek sintaktis yang dibahas adalah preposisi dan kategori pelengkap preposisi, pola FPrT, pelesapan preposisi, distribusi FPrT, dan fungsi sintaktis FPrT. Sementara itu, aspek semantis yang diteliti berkaitan dengan peran semantis FPrT dan perbedaan makna antara satu preposisi dengan preposisi lain dalam konstruksi FPrT. Sumber data penelitian ini adalah buku kumpulan cerpen Derabat, buku sejarah Zaman Peralihan dan Penakluk Rezim Orde Baru, majalah Tempo, dan surat kabar Kompas. Pemilihan itu didasari oleh pemikiran perlunya keterwakilan dari berbagai ragam pemakaian bahasa untuk mendapatkan data yang variatif. Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada 31 preposisi yang dapat menjadi unsur FPrT. Kategori pelengkap preposisi pada FPrT bahasa Indonesia ternyata tidak hanya berupa nomina atau frasa nominal, tetapi juga dapat berupa adjektiva, demonstrativa, numeralia, dan frasa preposisional. Berkaitan dengan analisis pelesapan, preposisi yang dapat dilesapkan adalah preposisi pada, di, dan selama. Pelesapan itu bersifat kecenderungan saja dan opsional. FPrT bahasa Indonesia dalam konstruksi sintaktis dapat berada pada posisi awal, tengah, dan akhir jika FPrT berfungsi sebagai keterangan. Jika FPrT tersebut menjadi pewatas belakang pada frasa nominal, tentu posisi FPrT selalu di belakang nomina. FPrT dapat menduduki fungsi predikat dan keterangan dalam kalimat. Jika dianalisis dari sudut struktur topik-komen, FPrT dapat menjadi topik. FPrT bahasa Indonesia memiliki peran semantis titik waktu, jangka waktu, arah kewaktuan, frekuensi, dan kebersamaan waktu. Hal itu masih dapat dibagi lagi ke dalam subperan semantis lainnya.
This is a study of temporal prepositional phrases (TPPs) in the Indonesian language. Until recently, temporal prepositional phrases have been considered as simple structures consisting of a preposition and a noun or noun phrase. Since the 1970s, however, this view has been criticized by many linguists. Since then, prepositional phrases have been analysed from both syntactic and semantic points of view. The research reported here deals with both syntactic and semantic aspects of TPPs. The syntactic aspect discussed covers the category of preposition complements, the distribution of TPPs, their syntactic function, and the deletion of prepositions in the use of TPPs. The semantic aspect studies the semantic role of TPPs and the differences in meaning among prepositions in TPPs constructions. Data are taken from a short story collection entitled Derabat, from the history books 2aman Peralihan and Penakluk Rezim Orde Baru, from Tempo magazine; and from the daily newspaper Kompas. These sources were chosen as representative of the wide variety of current language forms and uses in order to collect as many diverse data items as possible. The analysis found that there are 31 prepositions that can be associated with TPPs. The results also showed that the category of preposition complement does not only consist of a noun or noun phrase, but also adjectives, demonstratives, and prepositional phrases. Using deletion analysis, it has been thought that only pada, .di, and selama could be deleted without affecting meaning. However, it was discovered that this type of deletion is only one of the options in TPPs. TPPs as adverbials in syntactic constructions can be in either the initial, middle, or final positions. As back modifiers of noun phrases, TPPs always follow nouns. They also function as predicates and adverbials. In topic-comment structures, TPPs can function as topic sentences. TPPs have semantics roles as points of time, spans of time, time directions, time frequencies, and time simultaneity, which can be divided into other semantic sub-roles.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
T8097
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitanggang, Sihar
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irzanti Sutanto
Abstrak :
Berdasarkan penelitiannya dalam berbagai bahasa, (termasuk bahasa Perancis), Cowrie (1976:51) berpendapat bahwa bila sebuah verba yang bercorak peristiwa telis mendapat keaspekan imperfektif maka makna keseluruhan verba tersebut tidak mengimplikasikan tercapainya titik akhir alamiah yang merupakan syarat corak peristiwa telis. Carl Bache (1982:68) sependapat dengan Comrie Maingueneau (1981:48) mempunyai pandangan yang lebih tegas daripada kedua linguis di atas: Dengan mengambil contoh dari bahasa Perancis, ia menyatakan bahwa sebuah verba hanya dapat dikatakan bercorak peristiwa telis apabila berkeaspekan Pfk. Pemikiran-pemikiran tersebut patut dikaji kembali kebenarannya secara empiris. Dengan demikian dapat dipertanyakan, khususnya dalam bahasa Perancis, apa yang terjadi secara semantis pada sebuah verba dengan corak peristiwa telis bila verba itu berkeaspekan imperfektif. Apakah keaspekan imperfektif lebih dominan daripada corak peristiwa telis? Apa sebabnya? Penelitian ini bertujuan memerikan ada tidaknya pengaruh imperfektif terhadap corak peristiwa telis dalam bahasa Perancis dan peranti pengungkap corak peristiwa telis dalam bahasa tersebut. Penelitian dilakukan dengan mengubah keaspekan Pfk menjadi Ipf untuk menguji ketelisan yang dikandung verba (dan konstituen lain), serta menggunakan kuesioner mengenai 114 buah data tulis dan penutur asli sebagai informan yang menjawab kuesioner tersebut. Unit analisis adalah kalimat yang mengandung verba bercorak peristiwa telis dan berkeaspekan imperfektif dan perfektif. Pertanyaan didasarkan pada tes yang dibuat oleh Howard Garey (Brinton 198B: 26). Tes Garey adalah tes yang bertujuan menguji ketelisan peristiwa yang terkandung dalam makna sebuah verba. Caranya.secara garis besar adalah dengan mengajukan pertanyaan berikut: Apakah berlangsungnya suatu peristiwa dapat dikatakan telah selesai apabila terjadi penyelaan? Apabila jawaban adalah ya, verba yang bersangkutan bercorak peristiwa atelis; apabila jawaban adalah tidak, verba yang bersangkutan bercorak peristiwa telis. Jawaban informan atas kuesioner memperlihatkan bahwa keaspekan imperfektif tidak mempengaruhi corak peristiwa telis. Peristiwa tetap dianggap bercorak telis oleh informan meskipun verba berkeaspekan imperfektif. Corak peristiwa telis terdapat inheren di dalam verba-verba tertentu atau ditentukan oleh konstituen lain, yaitu artikula takrif untuk frasa nominal berfungsi objek, keterangan ukuran takrif, ciri semantic 'insan' atau acuan insan dari frasa nominal berfungsi subjek, dan ciri semantic 'konkret' dari nomina yang berfungsi objek. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebutan makna inheren verba yang mengenai corak peristiwa telis tidak tepat. Hasil analisis memperlihatkan bahwa dalam bahasa Perancis penggunaan keaspekan imperfektif ditentukan oleh konstituen lain, yaitu konstituen yang tidak mengandung makna 'besaran waktu skalar atau limitatif. Padahal, konstituen tersebut adalah salah satu unsur pembentuk corak peristiwa telis.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muzainah Nurazijah
Abstrak :
Emosi sebagai pengungkap perasaan dalam bahasa dapat dideksripsikan dengan lebih terukur. Pengekspresian emosi ke dalam sebuah kata di dalam Bahasa Sunda belum banyak diteliti, terutama pada ranah emosi senang. Emosi senang sebagai emosi positif di dalam Bahasa Sunda diungkapkan melalui pelbagai kata. Penelitian dalam tesis ini bertujuan menyusun alat ukur penentu kosakata emosi senang sehingga dapat diketahui perbedaan makna dari kata-kata emosi senang tersebut. Tujuan berikutnya adalah mengetahui perbedaan penggunaan kosakata ranah emosi senang oleh pria dan wanita. Data penelitian dikumpulkan melalui pencarian kata emosi senang di dalam Kamus Basa Sunda karya Danadibrata 2006 . Kata tersebut diverifikasi penggunaannya melalui kalimat yang mengandung kata emosi senang di dalam rubrik cerpen majalah Mangl Online 2013-2017 . Setelah itu dilakukan analisis terhadap kata emosi senang dan konteks yang menyertainya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan hasil penelitian disajikan secara deskriptif. Seperti yang telah dikatakan di atas, tahapan analisis pertama dilakukan dengan mengeluarkan kata emosi dari Kamus Basa Sunda tahun 2006 berdasarkan pada Teori Emosi Santangelo 2001 . Tahapan berikutnya adalah mencari komponen makna pembentuk kata emosi senang dalam Bahasa Sunda dengan melalui kalimat-kalimat pada Rubrik Carpon Mangl Online. Pencarian tersebut didasarkan pada Teori Komponen Makna Nida 1979 . Untuk memudahkan pencarian kalimat yang terdapat kata emosi senang, peneliti menggunakan aplikasi AntCon 3.4.4w 2014 sebagai alat bantu pencarian. Oleh karena itu, setiap cerpen yang ada pada Majalah Mangl Online 2013-2017 disalin dan disimpan dalam bentuk txt. Dengan tersusunnya alat ukur penentu kata emosi senang, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis komponen makna terhadap data. Penelitian ini juga mengkaji penggunaan kosakata emosi senang pada pria dan wanita. Hasil penelitian menunjukkan adanya 1 ragam kosakata ranah emosi senang dalam Bahasa Sunda 2 susunan komponen makna pembentuk kata emosi senang 3 ragam pengungkapan penggunaan kata emosi senang oleh pria dan wanita.
Emotions as the expression of feelings in language can be more easily quantified. The expression of emotion into a word in Sundanese has not been much studied, especially in joy emotional domains. Joy emotions as positive emotion in Sundanese through various words. The research in this thesis is intended to measure vocabulary easily. The next goal is to know the use of words of joy emotion words by men and women. Research data collected through joy emotion words in Danadibrata 39 s Basa Sunda Dictionary 2006 . Those words use the use of words that are suitable for in the short story of Mangl Online Magazine 2013 2017 . Afterwards an analysis of the joy emotion words and context that accompanied them. This research uses qualitative methods and the results of the research are presented descriptively. As mentioned above, performing the first analysis is done by removing words from the Sundanese Dictionary of 2006 based on Santangelo 39 s Emotional Theory 2001 . The next step is to find the component of meaning forming words in Sundanese by using sentences in short story Mangl Online Rubric. Things found in Theory of Meaning Component Nida 1979 . To find comfortable words, researchers use the AntCon 3.4.4w 2014 , this application as a words searching tool. Therefore, every short story contained in Mangl Online Magazine 2013 2017 is copied and stored in txt form. With the compilation of the measurement tool of the word with pleasure, then the next component analysis of the meaning of the data. This study also examines the use of joy emotional vocabulary in men and women. The result of the research shows the existence of 1 the vocabulary of joy words domain in Sundanese language 2 the core composition of the word forming meaning of joy by man and woman.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T49817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Wahyu Berlian
Abstrak :
Dalam skripsi ini yang dibahas adalah konsep metafora, klasifikasi metafora, dan telaah makna metafora dalam ktab Amsal. Dalam skripsi ini yang dianalisis adalah metafora yang terdapat pada bab pertama, kedua, dan ketiga dalam Kitab Amsal. Hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam skripsi ini adalah penafsiran yang memiliki makna lebih dan satu karena Kitab Amsal berisi larangan, perintah, dan himbauan yang disampaikan melalui metafora, peribahasa, kata mutiara, dan sebagainya. Kita sering kali melakukan penafsiran Kitab Amsal dengan cara yang salah. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan metafora yang terdapat dalam Kitab Amsal melalui klasifikasi secara semantis dan menentukan konsep yang ada. Penelitian ini memberikan sumbangan pada bidang linguistik, secara khusus memberi sumbangan pada semantik gramatikal, berupa gambaran klasifikasi metafora dan cara menafsirkan bentuk-bentuk metafora yang terdapat dalam Kitab Amsal. Dalam penelitian ini, penulis menganalisis metafora yang terdapat dalam Kitab Amsal dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh George Lakoff dan Mark Johnson dalam bukunya Metaphors We Live dan memberikan penafsiran makna menurut tafsir secara filosofis sebagaimana dikemukakan oleh Searle
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
S10769
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Agus Erinita
Abstrak :

ABSTRAK
Penelitian mengenai metafora seputar Liga Dunhil dilakukan dengan tujuan menemukan metafora yang ada di dalam bidang persepakbolaan dan mencari ranah metafora apa saja yang digunakan di dalam olehraga tersebut.

Selain digunakan dalam bidang sastra, metafora juga ditemukan dalam bidang olahraga. Kuhusus dalam penelitian ini menggunakan data siaran langsung sepak bola. Berbeda dengan siaran langsung di televisi, siaran langsung di radio cenderung lebih lengkap dan variatif. Oleh karena itulah sering muncul kata-kata yang semula digunakan dalam kehidupan sehari-hari ternyata dalam siaran sepak bola tersebut --secara spontan--juga digunakan penyiar untuk mendeskripsikan situasi pertandingan sepak bola yang sedang dibawakannya. Dari gejala itu, maka muncullah berbagai kata yang metaforis dan ranah metafora yang sering digunakan penyiar dalam siarannya tersebut.

Dengan berpedoman pada pendapat Susan S. Beans (1981) dan beberapa pendapat lain untuk metafora, kombinasi pendapat Spradley (!980) dan Lakoff (1980) untuk penentuan ranah metafora serta data pertandingan sepak bola Liga Dunhill 1996, menghasilkan beberapa kesimpulan yang merupakan pembuktian dari tujuan penelitian, ini. Beberapa bentuk dan ranah metafora yang ditemukan, dibahas dan diuraikan berdasarkan landasan pendapat yang ilmiah.
1997
S11136
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. M. Mahendra
Abstrak :

ABSTRAK Masa pendudukan Jepang di Indonesia yang berlangsung antara tahun 1942 sampai dengan 1945 membawa perubahan besar pada tatanan sosial budaya dan ekonomi-politik masyarakat Indonesia. Pada bahasa, masa itu merupakan salah satu tonggak penting perkembangan bahasa Indonesia. Pada masa itulah bahasa Indonesia didorong penggunaannya secara lebih intensif dan ekstensif oleh pemerintah pendudukan Jepang. Bagi Jepang, tujuannya tak lain hanya untuk memperlancar proses pendudukan dan mengambil hati bangsa Indonesia. Selain upaya intensifikasi dan ekstensifikasi bahasa Indonesia, salah satu ciri yang menonjol dalam bahasa Indonesia adalah pemakaian kosa kata dan metafora yang khas masa itu. Kekhasan yang terjadi bisa dikaitkan dengan perubahan tatanan sosial-budaya dan ekonomi-politik dari masa kolonial Belanda ke masa pendudukan Jepang. Skripsi ini mendeskripsikam kemunculan kata-kata kunci dan penggunaan metafora yang khas pada teks Sumera Mitami yang dimuat pada koran Asia Raya yang terbit pada bulan Maret 1942. Kata-kata kunci yang muncul dan perluasan makna metaforisnya dapat diinterpretasikan sebagai pencerminan ideologi yang dibawa pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia melalui bahasa. Pada skripsi ini pembaca dapat melihat bagaimana kata-kata kunci dan metafora telah digunakan untuk menyampaikan ideologi masa itu.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S10981
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>