Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hermawan Yulianto
Abstrak :
[ABSTRAK
Kacang kedelai merupakan komoditas pangan yang utama di Indonesia setelah padi dan jagung. Tren penurunan produksi kedelai dari tahun 1997-2006 merupakan persoalan sekaligus ancaman terhadap ketahanan pangan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran spasial lahan pertanian tanaman kedelai di Kabupaten Grobogan, karakteristik wilayah lahan pertanian tanaman kedelai, serta pola hubungan spasial antara lahan pertanian tanaman kedelai dan karakteristik wilayahnya. Analisis pola persebaran spasial dilakukan dengan menggunakan metode Rerata Tetangga Terdekat atau ANN (Average Nearest Neighboard) dan pembuatan model spasial menggunakan metode Analisis Pemetaan Komposit (Composite Mapping Analysis/CMA). Dalam penelitian ini ditunjukkan pola persebaran spasial lahan pertanian tanaman kedelai di Kabupaten Grobogan yang cenderung mengelompok (clustered). Pola tersebut dipengaruhi oleh faktor penggunaan lahan, iklim, topografi, geologi, geomorfologi, jenis tanah, dan jarak (dari pusat kota, permukiman, dan jalan). Di Kabupaten Grobogan, sebaran spasial lahan tanaman kedelai hanya dijumpai pada lahan pertanian ?kelas dua?, yaitu sawah tadah hujan dan tegalan serta hanya dibudidayakan sekali dalam setahun, yaitu selama musim hujan. Persebaran lahan pertanian tanaman kedelai berada pada karakteristik wilayah yang kurang mendukung bagi pertumbuhannya secara optimal.
ABSTRACT
Soybeans are the main food commodities in Indonesia after rice and maize. The downward trend of the 1997-2006 soybean production is an issue as well as a threat to national food security. This study aims to determine the spatial distribution of soybean farms in Grobogan, regional characteristics soybean crop farms, as well as the pattern of spatial relationship between soybean crop farms and characteristics of territory. Analysis of the spatial distribution patterns were calculated using ANN (Average Nearest Neighboard) and spatial modeling using Composite Mapping Analysis. In the present study demonstrated the spatial distribution patterns of soybean crop farms in Grobogan which tend to clustered. The pattern is influenced by land use, climate, topography, geology, geomorphology, soil type, and distances (from the center of town, settlements, and roads). In Grobogan, the spatial distribution of soybean crops on agricultural land is found only "second class", ie rainfed and upland and cultivated only once a year, that is during the rainy season. Distribution of soybean crop farms located in areas unfavorable characteristics for optimal growth., Soybeans are the main food commodities in Indonesia after rice and maize. The downward trend of the 1997-2006 soybean production is an issue as well as a threat to national food security. This study aims to determine the spatial distribution of soybean farms in Grobogan, regional characteristics soybean crop farms, as well as the pattern of spatial relationship between soybean crop farms and characteristics of territory. Analysis of the spatial distribution patterns were calculated using ANN (Average Nearest Neighboard) and spatial modeling using Composite Mapping Analysis. In the present study demonstrated the spatial distribution patterns of soybean crop farms in Grobogan which tend to clustered. The pattern is influenced by land use, climate, topography, geology, geomorphology, soil type, and distances (from the center of town, settlements, and roads). In Grobogan, the spatial distribution of soybean crops on agricultural land is found only "second class", ie rainfed and upland and cultivated only once a year, that is during the rainy season. Distribution of soybean crop farms located in areas unfavorable characteristics for optimal growth.]
2015
T43755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masganti
Abstrak :
Upaya peningkatan produksi pangan bersifat mutlak mengingat kebutuhan pangan terus meningkat sejalan dengan pertam-bahan jumlah penduduk. Masalah utama peningkatan produksi pangan di Indonesia adalah penurunan kapasitas produksi akibat alih fungsi lahan subur, degradasi kesuburan dan produktivitas lahan, serta ancaman variabilitas dan perubahan iklim. Sebagian besar lahan yang tersedia untuk perluasan area tanaman pangan adalah lahan suboptimal, seperti lahan gambut dan lahan sulfat masam. Upaya peningkatan produksi pangan pada lahan gambut dan lahan sulfat masam memerlukan pende-katan dan teknologi spesifik dan inovatif, yang dicirikan oleh peningkatan produktivitas dan nilai ekonomi serta perbaikan lingkungan dan sosial budaya. Pemanfaatan lahan gambut dan lahan sulfat masam berpotensi besar mendukung peningkatan produksi pangan nasional. Arah pemanfaatannya adalah opti-malisasi lahan yang ada (eksisting) sebagai prioritas pertama serta lahan terdegradasi dan yang belum dimanfaatkan sebagai prioritas berikutnya, yang dikelola dalam sistem pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan berbasis inovasi. Peman-faatan lahan terdegradasi dapat melalui tiga alternatif, yakni dihutankan, ditanami tanaman hutan industri, dan digunakan untuk perkebunan atau tanaman pangan. Strategi pemanfaatan-nya meliputi redesain pengembangan dan kebutuhan teknologi, pemetaan kinerja kelembagaan pertanian dan aksesibilitas, percepatan mekanisasi pertanian dan model perencanaan pem-bangunan pertanian ramah lingkungan (m-P3RL), serta refo-kusing penelitian, pengkajian, pengembangan, dan penerapan.
Kementerian Pertanian RI, 2013
630 PIP 6:4 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library