Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Beti Hapsarie
Abstrak :
Industri fashion memiliki berbagai dampak negatif pada keadaan lingkungan, dan ketimpangan sosial, dan ekonomi, terutama terkait model bisnis fast fashion. Karenanya, muncul gerakan fashion berkelanjutan (sustainable fashion) yang berusaha menyediakan solusi bagi permasalahan ini. Penelitian terdahulu menunjukkan 50% konsumen tertarik dengan produk fashion berkelanjutan, namun pangsa pasar akhir hanya berjumlah 1%. Sehingga, fashion berkelanjutan masih dilihat sebagai ceruk pasar (niche market). Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi dari kelompok konsumen ceruk pasar akan fashion berkelanjutan, serta pengemasan informasi fashion berkelanjutan yang disajikan kepada kelompok konsumen dalam membentuk persepsi tersebut. Riset ini menggunakan adaptasi model persepsi konsumen Wells & Prensky (1996), dengan melibatkan konsep persepsi, stimuli, dan kelompok referensi. Beranjak dari paradigma konstruktivisme, penelitian ini mengumpulkan data menggunakan metode wawancara mendalam terhadap 5 orang perempuan yang secara sadar telah mengkonsumsi produk fashion berkelanjutan dan atau mempraktikkan pola konsumsi yang sesuai kaidah fashion berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen melihat fashion berkelanjutan sebagai lebih dari sebuah produk yang bisa dibeli, melainkan sebuah praktik sebagai bagian dari gaya hidup. Pemahaman dan praktik fashion berkelanjutan yang mengakar perlu dimiliki oleh konsumen dan publik untuk menghindari persepsi fashion berkelanjutan hanya sekedar tren. Jika tidak, akan berlawanan dengan filosofi ‘berkelanjutan’ itu sendiri. ......The fashion industry has various negative impacts on environmental conditions, and social and economic inequality, especially related to the fast fashion business model. Because of this, Sustainable Fashion movement has emerged to provide a solution to this problem. Previous research shows that 50% of consumers are interested in sustainable fashion products, but the final market share is only 1%. Thus, Sustainable Fashion is still seen as niche market. This study aims to explore the perceptions of niche market consumer groups for Sustainable Fashion, as well as the packaging of Sustainable Fashion information presented in shaping these perceptions. This research uses an adaptation of Wells & Prensky's (1996) consumer perception model, involving the concepts of perception, stimuli, and reference groups. Using the constructivism paradigm, this study collects data using in-depth interviews with 5 women who have consciously consumed sustainable fashion products and or practiced consumption patterns according to sustainable fashion philosophy. The results show that consumers see sustainable fashion as more than products to be bought, but a practice as part of their lifestyle. A deep-rooted understanding and practice of sustainable fashion needs to be shared by consumers and the public. Otherwise, it would be against the philosophy of 'sustainability' itself.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S26406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Roy Andy
Abstrak :
Perkembangan media film telah mengalami banyak perubahan dari sejak pertama kali film dibuat. Film bukan saja menjadi salah satu bentuk jasa hiburan alternatif bagi masyarakat di kota, tapi telah bertumbuh menjadi industri hiburan raksasa. Di Indonesia, perkembangan industri film telah dimulai sejak tahun 1940-an sampai sekarang. Akan tetapi, perkembangan industri film di Indonesia belum mengalami kemajuan seperti halnya di negara barat. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya sistem pemasaran yang ada dan rendahnya kualitas dari film Indonesia itu sendiri. Miles Productions sebagai salah satu rumah produksi film di Indonesia telah memberikan sumbangan yang berarti bagi perkembangan industri film di Indonesia dengan menghasilkan karya-karya yang cukup fenomenal yang berhasil menjaring jumlah penonton yang sangat banyak untuk datang ke bioskop; di antaranya adalah film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Cinta?". Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa Miles Productions berada di tempat teratas dalam benak responden (top of mind) dalam keberadaannya sebagai rumah produksi film Indonesia di antara rumah produksi film lainnya. Sementara itu, film-film produksi Miles Productions juga merupakan film yang paling banyak ditonton oleh responden; yaitu film "Ada Apa dengan Cinta?" diikuti oleh "Petualangan Sherina". Untuk dapat mengetahui lebih dalam mengenai persepsi responden terhadap kualitas film produksi Miles Productions, maka dilakukan analisis penilaian responden terhadap kualitas dari setiap atribut yang ada pada sebuah film dan daya tarik dari bauran promosi di benak responden terlebilt dahulu. Kemudian setelah itu dilakukan analisis peranan dari bauran promosi dalam membentuk persepsi responden terhadap kualitas film produksi Miles Productions (- Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan CintaT.). Dalam penelitian ini, terdapat empat atribut yang dipakai sebagai kriteria penilaian responden terhadap kualitas film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Chita?", yaitu atribut tema cerita, akting dari aktor/aktris, sinematografi dan soundtrack. Berdasarkan hasil analisis persepsi responden terhadap perbandingan kualitas di antara kedua film tersebut, diketahui bahwa film yang memiliki kualitas yang lebih baik adalah film "Ada Apa dengan Cinta?". Hal ini terutama disebabkan oleh kualitas dari atribut soundtrack yang sangat menonjol pada film "Ada Apa dengan Cinta?" yang memberikan kepuasan tersendiri kepada responden dalam menikmati film tersebut. Untuk inengetahui persepsi responden mengenai daya tank bauran promosi, dilakukan pemilihan alat bauran promosi yang dianggap signifikan dari sekian atribut bauran promosi yang ada. Atribut bauran promosi yang dipilih adalah iklan televisi, iklan surat kabar, iklan majalah, iklan poster, merchandise soundtrack, resensi, wawancara dan word-of-mouth. Hasil analisis persepsi responden terhadap daya tank bauran promosi pada film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Cinta?" menunjukkan bahwa alat dalam bauran promosi yang memiliki daya tank terbesar di benak responden adalah word-pf-mouth; yaitu inisiatif Miles Productions untuk menimbulkan perbincangan dan kehebohan di masyarakat dalam menyambut peredaran film-filmnva. Berdasarkan analisis juga didapat hasil bahwa bauran alat promosi yang digunakan pada film "Ada Apa dengan Cinta?" lebih menonjol dalam menarik perhatian responden terhadap film tersebut dibandingkan dengan bauran alat promosi pada film "Petualangan Sherina". Bauran alat promosi yang sangat menarik perhatian responden terhadap film "Ada Apa dengan Chita?" adalah iklan televisi, wawancara dengan pemain film/sutradara, merchandise soundtrack, dan woni-pf-mouth. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa alat promosi resensi dari kedua film dalam persepsi responden memiliki tingkat daya tarik yang sama tingginya. Setelah mengetahui persepsi responden terhadap atribut pada kedua film dan daya tank dari bauran promosi yang digunakan pada kedua film, maka dilakukan analisis peranan bauran promosi dalam pembentukan persepsi responden terhadap kualitas film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Cinta?" berdasarkan atribut yang ada pada kedua film tersebut. Analisis ini menggunakan metode korelasi dengan bantuan tabulasi silang. Hasil analisis menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap kualitas film produksi Miles Productions (film "Petualangan Sherina" dan "Ada Apa dengan Cinta?") dipengaruhi oleh daya tank dari bauran promosi yang ada. Alat-alat dalam bauran promosi yang memiliki peranan terbesar dalam membentuk persepsi responden terhadap kualitas film Miles Productions adalah : iklan televisi, iklan surat kabar, soundtrack, resensi, dan word-of-mouth. Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, terdapat lima hal yang perlu diperhatikan oleh rumah produksi film Indonesia; dalam hal ini khususnya oleh Miles Productions (Miles), yaitu agar sebaiknya lebih kreatif dalam melakukan promosi terhadap produksi berikutnya lewat bauran alat-alat promosi yang lebih menarik. Miles juga sebaiknya lebih memperhatikan unsur-unsur lainnya dalam pemasaran dalam membangun citra dari produknya sendiri, seperti produk, harga, dan distribusi . Miles juga sebaiknya lebih menargetkan pangsa pasarnya di kalangan remaja dan pasca remaja raja; dan Miles sebaiknya lebih memperhatikan kualitas dari atribut film lainnya, seperti tema cerita, akting dan sinematografi yang kurang menonjol kualitasnya dibandingkan atribut soundtrack yang sudah teruji kualitasnya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
S19423
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdian C.S.
Abstrak :
Semakin kompetitifnya dunia bisnis, menuntut pebisnis untuk lebih jeli dalam menangkap peluang dalam mengoptimalkan keuntungan. Pemberlakuan diskon menjadi salah satu strategi yang kerap digunakan pebisnis dalam upaya menarik konsumen. Pemberlakukan diskon perlu dipertimbangkan secara matang, karena di satu sisi dapat membentuk sikap dan pandangan positif terhadap produk, dan bukan tidak mungkin justru membentuk sikap dan pandangan sebaliknya. Dalam penelitian ini, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa diskon cenderung ditanggapi positif, berupa evaluasi yang semakin baik terhadap produk melalui atribut aesthetic value (nilai estetika), usefulness (kegunaan) dan quality (kualitas), serta meningkatkan keinginan konsumen untuk membeli, jika konsumen memiliki ketertarikan sebelumnya terhadap produk. Adapun bagi konsumen yang sebelumnya tidak memiliki ketertarikan pada produk akan cenderung beranggapan bahwa alasan di balik pemberlakuan diskon sebagai sesuatu yang negatif, seperti terdapat masalah pada produk tersebut, sehingga pemberlakuan diskon akan menjadi tidak efektif. Metode penelitian yang digunakan oleh penulis adalah interview dan survey dengan mengambil sampel sebanyak 160 responden yang diberi perlakuan berbeda berdasarkan lima tingkat diskon. Penulis menggunakan dua tipe penelitian dengan dua objek penelitian yang berbeda yaitu tas laptop sebagai objek penelitian pertama dan bedak padat pada penelitian kedua. Secara umum, penelitian ini menerima teori Amir dan Dawson (2007) serta Peter dan Olson (2005).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prasti Nidya Putri
Abstrak :
Tren globalisasi meningkatkan arus lalu lintas barang dan jasa antar negara di dunia, menjadikan tingkat ketersediaan produk asing dalam sebagian besar pasar nasional semakin bertambah, hal tersebut menjadikan isyarat mengenai consumer ethnocentrism dan country-oforigin menjadi semakin penting untuk dipahami pemasar. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui tinggi atau rendahnya tingkat ethnocentrism konsumen Indonesia, serta pengaruhnya terhadap pembentukan perceived quality, perceived price, perceived value, dan purchase intention konsumen terhadap produk bermerek lokal. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan: a) analisis reliabilitas untuk menguji internal consistency reliability dari skala pengukuran; b) analisis validitas untuk menemukan factor score dari masing-masing variabel penelitian; c) analisis deskriptif untuk mengetahui profil responden serta tingkat consumer ethnocentrism mereka; dan d) analisis regresi untuk menguji adanya pengaruh positif dari variabel independen terhadap variabel dependen pada model penelitian. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan. Pertama, responden, secara umum, merupakan moderate-to-highly ethnocentric consumers untuk kategori produk pembersih wajah bermerek lokal. Kedua, telah dibuktikan adanya pengaruh positif dari variabel consumer ethnocentrism terhadap variabel perceived quality dan perceived price, kemudian dari variabel perceived quality dan perceived price terhadap variabel perceived value, serta dari variabel perceived value terhadap variabel purchase intention.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang peranan dari persepsi konsumen atas merek jasa dalam proses pembentukan nilai pelanggan. Tiga faktor yang mewakili persepsi konsumen terhadap merek jasa dipilih sebagai variable bebas, yaitu: imej merek, imej perusahaan dan kepercayaan terhadap pegawai. Dua variable bebas lainnya adalah biaya dan kualitas jasa. Melalui analisis regesi berganda, penelitian cross section ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi proses pembentukan nilai pelanggan adalah biaya dan imej perusahaan. Hasil ini menyarankan perusahaan untuk memperbaiki komponen-komponen biaya dan imej perusahaan untuk meningkatkan nilai pelanggannya.
The focus of this research is the role of customer?s perception of service brand on the customer value creation process. Three factors which represent the customer?s perception of service brand are chosen as the independent variables, they are: brand image, company image and employee trust. The other two independent variables are: cost and service quality. Through multiple regression analysis, the research shows that the influential factors to create customer value are cost and company image. The result suggest company to improve its costs components and its company image in order to increase their customer?s customer value.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Bernardus Wishman Simbora
Abstrak :
Model berbelanja masyarakat dewasa ini menuntut adanya perubahan kualitas agar lebih baik dalam layanan berbelanja terutama di pasar tradisional. Namun saat ini, masih banyak pasar tradisional yang pada umumnya memiliki kelemahan mendasar yaitu kurang tersedianya sarana infrastruktur yang memadai.Tesis ini membahas mengenai bagaimana strategi pasar tradisional khususnya Pasar Perumnas Klender dalam memperbaiki sarana infrastruktur sesuai dengan persepsi masyarakat sebagai konsumen. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil dari penelitian ini menyarankan agar pihak PD Pasar Jaya Area 19 selaku pengelola Pasar Perumnas Klender bersedia untuk menjalankan strategi-strategi perbaikan infrastruktur yang menjadi temuan dalam penelitian ini sehingga Pasar Perumnas Klender dapat menjadi pilihan utama masyarakat di sekitarnya. ......The way the community do the trading or shopping recently has demanded the changes of better quality of the service included traditional market. Plenty of traditional market nowadays that still has poor quality in their basic services for example poor infrastructure. The topic of this Thesis to explore the the strategy how the traditional market, especially Pasar Perummas Klender, fix their infrastructure that will be acceptable in community perspective as the consumer. The type of research is qualitative and descriptive research. The result of this research is to recommend PD Paasr Jaya Area 19 as the management of Pasar Perumnas Klender is willing to apply the improvement strategy in infrastructure that has classified as the major finding in this research so that Pasar Perumnas can be the main shopping center especially for the communities in neighborhood area.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T28753
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Hidayati
Abstrak :
PT PLN (Persero) mengeluarkan produk listrik prabayar sejak 6 tahun yang lalu dan saat ini sudah dipakai oleh 3,36% pelanggan. Untuk mempercepat diterimanya inovasi tersebut sehingga pelanggan mempunyai keinginan beralih dari pasca ke prabayar, diperlukan sejumlah upaya komunikasi dengan menggunakan pesan-pesan kunci (key messages) yang membentuk persepsi positif. Untuk membangun key message yang sesuai, perlu dilakukan kajian mengenai persepsi pelanggan terhadap listrik prabayar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemakaian listrik prabayar membuat pelanggan dapat mengontrol pemakain listrik sehingga tidak boros; dapat mengatur pengeluaran rumah tangga karena voucher bisa dibeli sesuai kebutuhan dan kemampuan; dapat pindah dari pasca ke prabayar dengan biaya yang terjangkau; mudah mendapat voucher untuk isi ulang strum, dan mendapat meter listrik dengan kualitas baik.
PT PLN (Persero) has launched prepaid electricity since six years ago and had been used by 3,36% customer as March 2011. To expedite diffusion of prepaid method by persuading customer to switch from postpaid to prepaid, PLN need to do some communication activities which uses key messages that has ability to create positive perception. Studying on customer perception about prepaid electricity shows that using prepaid electricity makes customer has ability to control their electricity usage, can manage their household expenses because they can buy the voucher based on their need and ability, they also can switch from postpaid to prepaid with affordable cost, can easily buy the voucher and get the electricity in good quality.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T21774
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yosi Marhayati
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh positif persepsi pelanggan terhadap kualitas dan nilai jasa travel online serta pengaruh moderasi tingkat kepercayaan dan kegunaan travel online menurut pelanggan terhadap pengaruh kualitas dan nilai jasa pada kepuasan pelanggan travel online studi kasus Tiket com Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif Pengujian dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode Structural Equation Modelling SEM dengan pendekatan Partial Least Square PLS menggunakan software SmartPLS 2 dan SmartPLS 3 dengan 97 data responden yang dapat diolah Hasil dari penelitian menunjukkan hasil bahwa Tingkat persepsi pelanggan mengenai kualitas e service Tiket com secara positif mempengaruhi nilai penerimaan layanan oleh pelanggan dan tingkat peresepsi pelanggan mengenai kualitas e service Tiket com secara positif mempengaruhi kepuasan jasa pelanggannya
ABSTRACT
This research is aimed to analyze the effect of customer rsquo s perception and relationship marketing towards customer rsquo s loyalty in online travel agent with Tiket com as the case study This research use quantitative research with data collection survey and respondents are 110 people who are online travel agent from Tiket com The research is using Structural Equation Modeling SEM approaches Partial Least Square method using SmartPLS software version 2 and 3 The result illustrate that customers rsquo perception of e service quality positively effect on customers rsquo perceive service value of Tiket com following the customers rsquo perception e service quality towards perceived service value e service quality also has positively effect on customers rsquo service satisfaction perceived trust has a strong moderating impact on the relationship between e service quality ndash including efficiency service availability fulfillment and privacy ndash and customers rsquo service satisfaction
2015
S61348
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>